Akta Otentik
Akta
Surat Akta di bawah
tangan
Bukan Akta
Surat
Akta;
• Dibuat untuk ditujukan sebagai alat bukti.
• Dibagi menjadi akta otentik dan akta
bawah tangan.
Bukan akta.
• Dibuat tidak ditujukan untuk menjadi alat
bukti di pengadilan, Ct: memo, undangan
dll.
Akta otentik
Definisi:
Pasal 1868 BW. Suatu akta otentik ialah suatu
akta yang dibuat dalam bentuk yang ditentukan
undang-undang oleh atau dihadapan pejabat umum
yang berwenang untuk itu di tempat akta itu
dibuat. (165 HIR atau pasal 285 Rbg)
• Kekuatan hukum akta otentik merupakan
bukti yg sempurna bagi para pihak dan ahli
warisnya. (Pasal 165 HIR )
• Terhadap pihak ketiga akta tersebut
merupakan alat bukti bebas.
• TEGENBEWIJS
Akta otentik
• Akta otentik mempunyai kekuatan
pembuktian yg sempurna, mengikat,
formil dan materil.
• Ct : surat-surat yang dibuat oleh
notaris, pegawai catatan sipil,
panitera pengadilan.
Akta di bawah tangan:
Definisi:
Pasal 1874. Yang dianggap sebagai tulisan di
bawah tangan adalah akta yang ditandatangani di
bawah tangan, surat, daftar, surat urusan rumah
tangga dan tulisan-tulisan yang lain yang dibuat
tanpa perantaraan seorang pejabat umum.
• Apabila akta tsb sudah diakui oleh para
pihak akan memberikan kekuatan
pembuktian yang sempurna bagi akta
tersebut (ordonansi 1867/29 pasal 6,
pasal 2)
Kekuatan akta di bawah tangan
Pasal 1875 BW :
Suatu tulisan di bawah tangan yang diakui kebenarannya
oleh orang yang dihadapkan kepadanya atau secara
hukum dianggap telah dibenarkan olehnya, menimbulkan
bukti lengkap seperti suatu akta otentik bagi orang-
orang yang menandatanganinya, ahli warisnya serta
orang-orang yang mendapat hak dari mereka; ketentuan
Pasal 1871 berlaku terhadap tulisan itu
Keterangan saksi
• Yang dapat diterangkan oleh saksi adalah
apa yang saksi lihat, dengar dan alami
sendiri
• Pasal 1907 /171 HIR:
• Tiap kesaksian harus disertai keterangan tentang
bagaimana saksi mengetahui kesaksiannya.
• Pendapat maupun dugaan khusus, yang diperoleh
dengan memakai pikiran, bukanlah suatu kesaksian.
• TESTIMONIUM DE AUDITU
Saksi
• Pasal 1905 /169 HIR:
Keterangan seorang saksi saja dengan
tidak ada sesuatu alat bukti lainnya
tidak dapat dianggap sebagai bukti
yg cukup.
Unus testis, Nullus testis (satu saksi
bukan saksi).
Wajib disumpah
Pasal 1911:
Tiap saksi wajib bersumpah
menurut agamanya, atau berjanji
akan menerangkan apa yang
sebenarnya.
Saksi
Persangkaan:
• Kesimpulan yg oleh UU atau oleh hakim ditarik
dari suatu peristiwa yang terang dan nyata
kearah peristiwa lain yg belum terang dan
nyata.
Persangkaaan ada dua macam:
• persangkaan hakim
Ct: dalam hal perkara gugatan perceraian atas dasar
perzinahan
• persangkaan UU
• 1916. Persangkaan yang berdasarkan undang-undang
ialah persangkaan yang dihubungkan dengan perbuatan
tertentu atau peristiwa tertentu berdasarkan
ketentuan undang-undang.
Ct: Pasal 1394 BW yg menentukan bahwa tiga
kwitansi terakhir sudah dapat membuktikan suatu
perbuatan hukum kecuali jika dapat dibuktikan
sebaliknya;
Pengakuan
• Pengakuan sebagai alat bukti adalah
pengakuan yg diberikan oleh salah
satu pihak yang berperkara yang
dilakukan di depan persidangan atau
di luar sidang pengadilan.
• Pengakuan di dalam sidang
pengadilan mempunyai kekuatan bukti
yg sempurna (pasal 174 HIR).
Pasal 1925.
•Pengakuan yang diberikan di hadapan Hakim,
merupakan suatu bukti yang sempurna terhadap
orang yang telah memberikannya, baik sendiri
maupun dengan perantaraan seseorang yang diberi
kuasa khusus untuk itu.
Pasal 1926.
Suatu pengakuan yang diberikan dihadapan Hakim
tidak dapat dicabut kecuali bila dibuktikan bahwa
pengakuan itu diberikan akibat suatu kekeliruan
mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi.
Pengakuan
• Pengakuan di dalam sidang
pengadilan oleh salah satu pihak yg
berperkara dapat bersifat :
– suatu pernyataan kehendak,
– suatu perbuatan dan
– suatu perbuatan penguasaan.
Pengakuan
Pengakuan dibedakan:
• Pengakuan murni;
• Pengakuan dengan suatu kualifikasi;
• Pengakuan dengan suatu klausula.
Sumpah
Sumpah sebagai alat bukti berbeda
dengan sumpah yang sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari.