Anda di halaman 1dari 21

Kamis, 27 April 2023

PERTEMUAN #9
PEMBUKTIAN
Definisi dan Arti Penting
Bukti dalam kosa kata bahasa inggris terdiri dari dua kata yakni :
- Evidence → Informasi yang memberikan dasar-dasar yang mendukung suatu
keyakinan bahwa beberapa bagian atau keseluruhan fakta itu benar → alat bukti
- Proof → Hasil suatu proses evaluasi dan menarik kesimpulan terhadap evidence
→ pembuktian (proses)
Bukti → Dalam bahasa belanda disebut bewijs, artinya segala sesuatu yang menyatakan
kebenaran peristiwa
Membuktikan → memperlihatkan bukti
Pembuktian → Proses, perbuatan, atau cara membuktikan
Dengan demikian, hukum pembuktian perdata adalah?
Arti penting pembuktian :
- R. Soepomo : pembuktian diperlukan apabila ada bantahan dari pihak lawan
(arti terbatas), pembuktian membenarkan hubungan hukum (arti luas)
- Sudikno : memberikan kepastian yang bersifat mutlak karena berlaku bagi setiap
orang dan tidak memungkinkan adanya bukti lawan (logis), memberikan
kepastian yang bersifat nisbi atau relatif: conviction intime dan conviction
raisonance (konvensional), memberi dasar-dasar yang cukup kepada hakim
yang memeriksa perkara yang bersangkutan guna memberi kepastian tentang
kebenaran peristiwa (yuridis)

Parameter Hukum Pembuktian


1. Bewijstheorie → Teori pembuktian yang dipakai sebagai dasar pembuktian oleh
hakim di pengadilan: positief wettelijk bewijstheorie; conviction intime;
conviction raisonee; negatief wettelijk bewijstheorie
2. Bewijsmiddelen → Alat-alat bukti yang dipergunakan untuk membuktikan telah
terjadinya suatu peristiwa hukum
3. Bewijsvoering → Cara untuk menyampaikan alat-alat bukti kepada hakim di
pengadilan.
4. Bewijslast → Pembagian beban pembuktian yang dijawabkan oleh
undang-undang untuk membuktikan suatu peristiwa hukum. (Ps. 163 HIR)
5. Bewijskracht → kekuatan pembuktian masing-masing AB
6. Bewijs Minimum → bukti minimum yang diperlukan dalam pembuktian untuk
mengikat kebebasan hakim

Sifat Kebenaran Dalam Hukum Acara Perdata

HAPID HAPER

Sistem pembuktian negatif (negatief Sistem pembuktian positif (positief


wettelijk bewijstheorie) : hakim dilarang wettelijk bewijstheorie) : Hakim terikat
menjatuhkan putusan tanpa 2 minimum secara positif kepada alat bukti menurut
AB yang sah menurut UU ditambah UU, artinya jika suatu perbuatan telah
keyakinan hakim terbukti sesuai dengan alat bukti yang
ditentukan oleh UU, tanpa diperlukan
keyakinan maka hakim dapat
menjatuhkan putusan.

Kebenaran material (materiel waarheid) : Kebenaran formil (formeel waarheid) : :


tidak boleh menimbulkan hakim memeriksa perkara hanya sebatas
keraguan-raguan, harus meyakinkan alat bukti yang diajukan para pihak

Beyond reasonable doubt Preponderance of evidence

Karakter Hukum Pembutkian


1. Unsur material: apa saja alat bukti yang dapat diajukan dan diterima
(admissibility of evidencea)
- Bukti harus relevan dengan sengketa yang sedang diproses
- Bukti harus dapat diterima atau admissible: primafactie dan
pertimbangan hakim
2. Unsur Formal: bagaimana cara membuktikan dengan alat-alat bukti tersebut.
- Exclusionary rules
- Bukti yang relevan dan dapat diterima harus dapat dievaluasi oleh hakim
(weight of evidence)
Dasar hukum → pasal 162-177 HIR/282-314 Rbg (unsur material dan formal), pasal
1865-1845 KUHPer/BW (unsur material), dan berbagai UU lex specialis misal UU ITE
Siapa yang harus membuktikan?
Actori in cumbit probatio : bahwa yang diembani kewajiban untuk membuktikan
adalah pihak yang mendalilkan bahwa ia mempunyai sesuatu hak atau untuk
mengukuhkan haknya sendiri maupun membantah suatu hak orang lain yang menunjuk
pada suatu peristiwa → Para Pihak (pasal 163 HIR/283 Rbg & 1865 KUHPer) → beban
pembuktian sesuai asas audi et alteram partem → alat bukti yang diajukan hanya sah
jika diajukan dengan kehadiran lawannya dan lawannya telah diberi kesempatan untuk
memberikan tanggapan.
Notes :
- Ingat asas Ius Curia Novit [P.10 UU 48/2009]. Para pihak tidak membuktikan
aturan hukumnya,
- Penemuan hukum dan penerapan hukum adalah tugas hakim.

Quoderat Demonstratum
1. Hak
2. Peristiwa
a. Ratio Decidendi/peristiwa relevan
b. Obiter Dictum/peristiwa irelevan
- Peristiwa prosesuil : murni & tidak murni
- Peristiwa notoir
- Peristiwa pengetahuan umum
- Peristiwa yang UU tentukan tidak perlu dibuktikan

Tugas Hakim dalam Pembuktian


1. Menetapkan beban pembuktian (bewijslast)
- Ketentuan beban pembuktian umum (Pasal 163 HIR)
- Ketentuan beban pembuktian Khusus.
- Ketentuan beban pembuktian menurut yurisprudensi
2. Menilai dapat diterima/tidaknya suatu AB → admissibility of evidences
3. Menilai kekuatan pembuktian dari AB yang diajukan
Kamis, 4 Mei 2023
PERTEMUAN #10
Alat-alat Bukti dalam Perkara Perdata II - Hukum Pembuktian Perdata
→ pasal 848 Rbg, pasal 164 HIR, pasal 1866 BW
1. Surat → akta otentik
2. Keterangan saksi
3. Persangkaan
4. Pengakuan
5. Sumpah
→ pengembangan
6. Keterangan ahli
7. Pemeriksaan setempat (desente)
8. AB elektronik (UU ITE)
Yang digunakan indonesia itu sistem pembuktian positif artinya hakim terikat dengan
alat bukti yang diatur diatas

Alat bukti tertulis (surat)


Suatu hubungan hukum yang dibentuk dalam dokumen tertulis memang ditujukan
untuk pembuktian jika terjadi sengketa → akta
Jika ada surat yang semua dibuatnya tidak dimaksudkan untuk pembuktian →
kekuatan pembuktian bebas (bukan akta)
Syarat surat dikatakan akta : Mengandung tanda-tanda baca, berisi buah pikiran, dan
sengaja dibuat dalam rangka alat bukti (ktp, kwitansi)
Akta → kekuatan pembuktian sempurna dan mengikat (syarat untuk menyatakan
adanya suatu perbuatan hukum, sebagai alat pembuktian)
Bukan akta → kekuatan pembuktian bebas (semua AB tertulis yang memenuhi unsur
untuk adanya bukti tertulis, tetapi tidak memenuhi unsur akta)
Jenis akta :
- Akta otentik → dibuat oleh (relaas acte→ inisiatif pembuatan akta dari pejabat
yang berwenang) atau dihadapan (partij acte → inisiatif dari para pihak,
notaris hanya mengesahkan) pejabat yang berwenang (PPAT, BAP) pasal 1860
KUHPerdata
- Akta di bawah tangan → tanpa ada pejabat yang berwenang dan para pihak
menandatangani kontrak/perjanjian (ada materai untuk mendapat kedudukan
sebagai AB) kalo penggugat ngajuin akta ini tergugat juga bisa, kekuatan AB
sempurna
- Akta sepihak → dibuat sepihak pada umumnya berkaitan dengan pengakuan atas
perbuatan hukum tertentu, misal surat pengakuan utang (ada irah-irahan kaya
putusan) kedudukannya disamakan dengan putusan jadi bisa langsung ada
pelaksanaan putusan (eksekusi) mintanya ke notaris

Saksi
Batasan saksi : orang yang melihat, mendengar, mengalami sendiri
1. Larangan absolut → tidak cakap hukum
2. Larangan relatif → punya hak untuk menolak kehadiran saksi (hubungan darah
dan perkawinan : ayah, ibu, istri, anak, saudara)
Saksi → kekuatan pembuktian bebas
Yurisprudensi tentang saksi → putusan No 3428.K/Pdt/1985 → persamaan antara
kesaksian yang satu dengan kesaksian lainnya
Hal yang dilihat untuk menentukan pembuktian saksi : pasal 1902 KUHperdata
- Kualitas pribadi saksi
- Hal yang diterangkan saksi
- Penyebab saksi dapat mengetahui kesaksiannya
- Kewajiban sumpah
- Hubungan keterangan saksi
3 kewajiban saksi :
- Wajib hadir ke persidangan jika dipanggil
- Wajib untuk disumpah
- Wajib memberikan keterangan (penyanderaan, tidak sesuai asas kemanusiaan
karena gabisa dibawah paksaan)
Unus testis nullus testis → satu saksi bukan saksi
Parameter satu alat bukti itu bisa dilhat dari kualitas dan kuantitasnya.

Kamis, 11 Mei 2023


PERTEMUAN #11
Persangkaan → kesimpulan yang ditarik hakim dari fakta hukum/peristiwa/alat bukti
yang dibawa di persidangan. Sifat pembuktian bebas.
1. Presumptio juris → kesimpulan dari UU, jenis/bentuk :
- Salah seorang yang tidak berhak mendapat waris menurut KUHPerdata adalah
anak yang berusaha membunuh atau membunuh orang tuanya
- Pasal 1394 KUHPerdata : hak milik atau pembebasan utang dapat disimpulkan
dari keadaan-keadaan tertentu
- Putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
- Kekuatan yang oleh UU diberikan kepada pengakuan atau sumpah → hakim
akan menyangka dengan dilakukannya pengakuan atau sumpah maka hakim
tidak perlu melihat lagi apakah benar seperti itu atau bukan, langsung diputus
2. Presumptio factie → berdasarkan pertimbangan dan kebijaksanaan hakim

Pengakuan → pernyataan dari para pihak mengenai tuntutan/gugatan yang ada


- Murni : mengakui seluruh gugatan, hakim bisa langsung mutus (kekuatan
pembuktian sempurna (memungkinkan ada AB lawan) dan menentukan
(seketika bisa diputuskan tanpa melihat AB lain/tidak memungkinkan ada AB
lawan) perkara selesai)
- Kualifikasi : mengakui tapi mengajukan bantahan, misal aku utang 300 bukan
500, akibatnya masih harus dibuktikan mana nilai yang benar, kekuatan
pembuktian bebas
- Klausul : mengakui tapi ada informasi tambahan, misal benar aku utang 500 tapi
aku uda bayar 100 (perlu pembuktian lebih lanjut, kekuatan pembuktian bebas)
Pengakuan diluar persidangan :
- Lisan : ketika mau dibawa ke sidang harus disertai dengan saksi-saksi artis yang
konferensi pers tentang perceraian dia
- Tertulis : menulis mengenai pengakuan, kekuatan pembuktian bebas
Pengakuan bisa diucapkan tapi tidak bisa ditarik kembali
Pengakuan tidak boleh diambil sebagian-sebagian → prinsip onsplitsbar aveu

Sumpah
Promissoir : orang yang akan melakukan perbuatan hukum dia sumpah dulu (ijab
qabul, saksi yang disumpah sebelum memberikan keterangan)
Confirmatori : Sumpah yang dimaksudkan sebagai AB
- Suppletoir →Sumpah pelengkap ketika P dan T melakukan pembuktian dan AB
kurang atau lemah maka para pihak sumpah untuk menguatkan. Inisiatif dari
hakim (nawarin T/P). kekuatan pembuktiannya bebas. Praktiknya dibatasi
(SEMA)
- Aximatoir → Sumpah yang digunakan para pihak ketika tidak tau secara pasti
nilai dari objek sengketanya. Praktiknya tidak dilakukan karena sekarang yang
menilai hal itu ahli. Kekuatannya pembuktiannya bebas, inisiatif dari hakim
- Decisoir → Sumpah pemutus. Para pihak tidak mampu mengajukan AB, jadi
tidak ada AB sama sekali. Inisiatifnya dari para pihak. Peristiwa melibatkan T
dan P ketika T disuruh sumpah, sumpah dapat dibalikkan ke P. misal T meminta
P untuk sumpah kalo P berani sumpah maka P menang, kalo P gaberani T yang
menang. Kekuatan pembuktian sempurna dan menentukan.
Kalo kedua pihak berani sumpah gimana? Ada 2 istilah deferent (orang yang meminta
agar pihak lain untuk sumpah) dan delaat (pihak yang diminta sumpah), nah misal di
delaat ini uda berani sumpah maka deferent gabisa sumpah soalnya seharusnya dia uda
tau konsekuensinya ketika dia minta delaat sumpah)

Keterangan ahli → Informasi yang disampaikan oleh seorang ahli berdasarkan


pengetahuan yang didapatkan dari pendidikan formal atau pengalamannya. Dia
menyampaikan pendapat/opini yang objektif. Kekuatan pembuktian bebas. Jumlah ahli
yang diajukan dapat diganti-ganti tidak seperti saksi harus tetap dari awal. Dasar
hukumnya pasal 154 HIR. keterangan ahli bisa dijadikan bahan penemuan hukum.
Ius curia novit → asas fiktif, idealnya seperti itu. Jadi keterangan ahli hukum itu tidak
bertentangan karena sifatnya bebas dan pendapat untuk membantu pertimbangan
hakim
Keterangan ahli berkorelasi dengan :
- AB elektronik
- Penelitian ilmiah

Descente → pemeriksaan setempat (Dasar hukumnya pasal 153 HIR)


Berita acara pemeriksaan (BAP) yang jadi AB dari descente. Inisiatif dari hakim atau
para pihak yang nanggung biaya yang kalah. Batasannya ketika lokasi sulit ditempuh
dan kebenaran dari objek sudah jelas maka gaperlu ada descente. Kekuatan pembuktian
bebas

PUTUSAN
Definisi
- Sudikno : Suatu pernyataan yang oleh hakim, selaku pejabat negara yang diberi
wewenang untuk itu, diucapkan di persidangan yang bertujuan untuk mengakhiri
atau menyelesaikan perkara/sengketa antara para pihak
- Lilik Mulyadi : Putusan yang diucapkan oleh hakim karena jabatannya dalam
persidangan perkara perdata yang terbuka untuk umum setelah melalui proses
dan prosedural hukum acara perdata yang pada umumnya dibuat dalam bentuk
tertulis dengan tujuan menyelesaikan/mengakhiri suatu perkara
- Riduan Syahrani : Pernyataan yang diucapkan hakim pada sidang pengadilan
terbuka untuk umum untuk menyelesaikan/mengakhiri perkara perdata

Karakteristik putusan (key word definisi putusan) :


● Wewenang hakim dari negara untuk mengakhiri perkara perdata
● Wajib dibacakan di persidangan yang terbuka untuk umum (pengecualian
kesusilaan nanti pake inisial pas baca putusan) → untuk mempunyai kekuatan
yang sah dan mengikat (pasal 13 ayat (1,2,3) UU 48/2009)
● Tertulis (bisa berbeda apa yang dibaca dengan ditulis, yang dipegang yang
dibaca) → uitspraak (putusan yang diucapkan) tidak boleh berbeda dengan vonis
(yang tertulis)
● Lahir SEMA 5/1959 dan SEMA 1/1962 → pada saat putusan diucapkan, konsep
putusan (tertulis) harus sudah selesai

Lady justice (mata terbuka, arah kepala ke pedang, pedang mengarah ke atas) →
menyindir pemerintah yang diskriminatif, membela penguasa
Pertanggungjawaban atas putusan :
● Tuhan YME (sesuai bunyi kepala putusan) → irah-irahan putusan
● Para pihak → kalo tidak puas masih ada upaya hukum
● Masyarakat → impactnya, misal yurisprudensi yang digunakan untuk
pertimbangan hukum, dll
● Pengadilan yang lebih tinggi → memeriksa apakah putusan sudah benar atau
tidak
● Ilmu pengetahuan → source penelitian (studi putusan)
Kemungkinan faktor diajukannya banding → salah menerapkan hukum, punya
kewenangan atau tidak, ada aturan formil yang dilanggar

Sistematika Putusan
1. Kepala putusan → kalo lupa dibaca batal demi hukum, menunjukkan
pertanggungjawaban hakim, ini yang bikin putusan mengikat
Akta2 di jaminan kebendaan (fidusia, hak tanggungan, hak gadai, hipotik) →
akta otentik → bisa langsung dieksekusi tanpa digugat ke pengadilan (karena ada
kepala putusan ini di aktanya)
2. Identitas para pihak (nama, umur, alamat, nama PH (serta domisili))
3. Pertimbangan → paling penting, fakta/peristiwa/cerita yang disengketakan,
dasar hukum yang akan digunakan. Versi 1 (gugatan dari penggugat, petitum
penggugat, AB yang dihadirkan, jawaban tergugat (alasan diajukan eksepsi,
rekonvensi), petitum tergugat, pertimbangan hukum hakim (menimbang fakta
dengan dasar hukum)), versi 2 ???
a. Duduknya perkara (peristiwa) → pasal 184 HIR
b. Dasar putusan (hukumnya) → pasal 50 (1) UU 48/2009
Yang dicantumkan itu fakta dan dasar hukum yang relevan, better ambil intisarinya gak
nyalin ambil yang relevan
Parameter pertimbangan hakim itu sudah “cukup” → para pihak diberikan beban
pembuktian yang seimbang, menganalisis/memepertimbangkan AB para pihak
4. Amar/diktum → ultra petitum partium, ultra petita → yang menentukan gugatan
diterima/ditolak
- Dispositive : putusan yang ada penghukumannya. Sifatnya monetary
(menghukum sejumlah uang), non (penghukumannya melakukan
perbuatan tertentu (menyerahkan sebidang tanah))
- Declarative : determination of the legal relationship to which the dispute
is subject.
5. Ttd → kapan dijatuhkan, setelah ttd kalo ada dissenting. Yang TTD MH sama
panitera (pasal 184 (3) HIR dan pasal 50 (2) UU 48/2009)

Jenis Putusan
1. Isinya
a. Dikabulkan → gugatan penggugat terbukti
b. Ditolak → gugatan penggugat tidak terbukti (gagal melakukan
pembuktian)
c. NO/tidak dapat diterima → Eksepsi dasar hukum tidak jelas/obscuur libel
(cacat formil, gak nebis in idem karena belum menyentuh pokok perkara)
2. Sifatnya
a. Condemnatoir (ada penghukuman) → untuk berbuat sesuatu, tidak
berbuat sesuatu, menyerahkan sesuatu
b. Constitutief → menciptakan hubungan baru para pihak (Pemutusan
perkawinan; Pengangkatan wali; Pengampuan; Pernyataan pailit;
Pemutusan perjanjian)
c. Declaratoir → keduanya tidak ada penghukuman, tapi menciptakan
status/hubungan para pihak → menegaskan apa yang sudah ada
(Pengangkatan anak; Akta kelahiran; Perubahan nama)
3. Hadir/tidaknya pihak
a. Gugur → penggugat tidak hadir
b. Verstek → tergugat tidak hadir pada sidang pertama, putusan verzet,
upaya hukum banding
c. Contradictoir → penggugat vs tergugat
4. Waktu putusan
a. Putusan Sela
- Preparatoir (pasal 48 RV) → Mempersiapkan jalannya persidangan
(jadwal sidang)
- Interlocutoir (pasal 48 RV) → Berkaitan dengan pembuktian (misal
perintah sumpah pemutus, perintah untuk melakukan pemeriksaan
setempat)
- Insidentil (pasal 332 RV) → Pihak ketiga ingin masuk ke perkara
- Provisionil (pasal 332 RV) → Hal-hal yang mendesak yang tidak
terduga yang mempengaruhi jalannya sidang (penundaan sidang
karena tergugat serangan jantung misal)
b. Putusan → akhir dari sidang (mengakhiri perkara)

Kekuatan Putusan
1. Mengikat → pasal 1917 BW : putusan mengikat para pihak, AW, & orang-orang
yang memperoleh hak dari padanya → harus dilaksanakan kalo gamau ada upaya
paksa
2. Pembuktian → Putusan adalah Akta Otentik, yaitu dengan putusan telah
diperoleh kepastian mengenai sesuatu perkara → sudah melakukan pembuktian
putusan dianggap benar
3. Eksekutorial → sebagai daya pemaksa bagi pihak lawan untuk menjalankan
putusan → tidak mampu dilaksanakan, ada upaya paksa nanti memerintahkan
juru sita, panitera, dll untuk mengeksekusi
PELAKSANAAN PUTUSAN (eksekusi)
2 kemungkinan:
- Melaksanakan putusan secara sukarela → perkara selesai
- Melaksanakan putusan secara tidak sukarela → pakai cara kohersif/paksaan

Jenis Putusan (pasal 185 (1) HIR, pasal 196 (1) Rbg)
1. Putusan Akhir
a. Putusan deklaratoir
b. Putusan kondemnatoir (ini yang hanya bisa dijalankan eksekusi)
c. Putusan konstitutif
d. Putusan kontradiktoir
e. Putusan verstek
2. Putusan Bukan Akhir
a. Putusan preparatoir
b. Putusan interlokutor
c. Putusan provisionil
d. Putusan insidentil

Eksekusi → terpenting & puncak perkara perdata


- Bukan dijatuhkannya putusan
- Putusan yang inkracht & dapat dilaksanakan
1. Putusan inkracht perlu eksekusi (Putusan Condemnatoir)
- Amar berisi penghukuman yang dapat dieksekusi
- Contoh : Penghukuman berisi penyerahan suatu barang, Pengosongan
sebidang tanah, Membayar sejumlah uang, Melakukan suatu perbuatan.
2. Putusan inkracht tidak perlu dieksekusi (Putusan Declaratoir dan Konstitutif)
- Putusan tersebut mengandung sifat dan keadaan dinyatakan sah serta
keadaan baru telah mulai berlaku/tercipta sejak putusan tersebut
diucapkan dalam persidangan terbuka untuk umum.

Hakekat eksekusi : Realisasi daripada kewajiban pihak yang bersangkutan untuk


memenuhi prestasi yang tercantum dalam putusan tersebut. Secara konkrit →
Menguangkan bagian tertentu dari harta kekayaan pihak yang dikalahkan (debitur)
dengan tujuan untuk memenuhi putusan guna kepentingan pihak yang dimenangkan
(kreditur).

Jenis Eksekusi → Dasar Hukum: Ps 195-208 HIR; Ps 209-222 HIR


1. Eksekusi yang diatur dalam pasal 196 HIR/208 Rbg
- Eksekusi yang menghukum pihak yang dikalahkan untuk membayar
sejumlah uang
- Dalam hal ini jika :
1. Sebelum putusan dijatuhkan TELAH dilakukan sita jaminan →
Maka setelah dinyatakan sah dan berharga secara otomatis menjadi
sita eksekutorial
2. Sebelum dijatuhkan BELUM dilakukan sita jaminan → Eksekusi
dimulai dengan menyita barang-barang bergerak. Jika belum cukup
barang tidak bergerak
- Terdapat 2 macam sita eksekutorial dalam HAPER :
1. Sita eksekutorial sebagai kelanjutan sita jaminan
2. Sita eksekutorial yang dilaksanakan sehubungan dengan eksekusi
karena sebelumnya tidak ada sita jaminan
2. Eksekusi yang diatur dalam pasal 225 HIR/259 Rbg
- Eksekusi yang MENGHUKUM orang melakukan suatu PERBUATAN
- Contoh : Memperbaiki pagar dan saluran air yang dirusak olehnya,
Memasang kembali pipa gas, dsb.
- Pemenuhan prestasi tidak dapat dipaksakan tetapi dapat dihukum dengan
membayar sejumlah uang sebagai gantinya (yang menilai adalah ketua
pengadilan Negeri)
3. Eksekusi riil (pasal 1033 Rv)
- Merupakan pelaksanaan prestasi yang dibebankan kepada pihak yang
dikalahkan secara langsung
- Sama dengan pelaksanaan putusan secara sukarela
- Contoh: Yang harus meninggalkan barang tidak bergerak (yang
dikosongkan) → Pihak yang dikalahkan, dengan Sanak keluarganya
4. Parate executie/eksekusi langsung (pasal 1155 (2) KUHPer) → Terjadi jika
kreditur menjual barang-barang tertentu milik debitur tanpa mempunyai titel
eksekutoria

Prosedur Eksekusi
Diinisiasi oleh pihak yang menang
1. Permohonan dan pembayaran biaya eksekusi ke Ketua Panitera Perdata PN
2. Dicatat dalam buku permohonan eksekusi (Buku Induk Keuangan Biaya
Eksekusi)
3. Diajukan ke Ketua PN untuk mendapat Fiat Eksekusi (penetapan mengenai
eksekusi)
4. Ketua PN mengeluarkan penetapan berisi tentang:
a. Perintah kepada jurusita memanggil pihak yang dikalahkan/kedua belah
pihak
b. Bila pihak yang dikalahkan tidak hadir maka akan diberikan waktu 8 hari
(sejak tanggal teguran (untuk memenuhi prestasi/isi putusan
c. Bila tetap tidak mengindahkan maka ketua PN akan memerintahkan
Panitera/Jurusita untuk melaksanakan putusan (melakukan sita
eksekusi).

Yang Harus Diperhatikan


1. Tempat/barang yang akan dikosongkan harus sesuai isi penetapan KPN baik
tentang ukuran dan batas-batasnya sehingga dapat dihindari salah eksekusi
2. Lokasi tempat yang akan dilakukan eksekusi harus diperhatikan secara seksama
3. Kepada pemohon harus dijelaskan dan diberi pengertian tentang makna dan asas
eksekusi yang harus menjunjung tinggi nilai perikemanusiaan dan keadilan
4. Pemohon harus menyediakan segala sesuatu demi kemanusiaan (contoh: tempat
penampungan barang, tempat sementara untuk penghuni, dll)
5. Setelah selesai eksekusi tempat tersebut harus dijaga sebelum diserahkan kepada
pemohon

Faktor Penghambat Eksekusi


1. Putusan Non Eksekutorial
- Karena dictum putusan tidak jelas untuk dilaksanakan
- Contoh:
a. Penyerahan tanah yang tidak jelas batas dan luasnya
b. Objek perkara telah musnah karena keadaan alam
c. Objek perkara telah berubah, dsb
2. Putusan Executable tetapi ada perlawanan (derden verzet)
- Karena ada perlawanan meski putusan eksekutable tetapi tetap tidak
dapat dilaksanakan
3. Putusan Executable tetapi tidak ada perlawanan
- Asas: putusan serta merta harus dilaksanakan meski ada upaya hukum
perlawanan/banding/kasasi
- Dalam praktik → tidak dapat dilaksanakan
- SEMA 3/1978 tanggal 1 April 1978

Apa saja yang dapat dilaksanakan (eksekusi)


- Salinan putusan yang dijatuhkan di Indonesia (pasal 435 Rv. 224 HIR, 258 Rbg)
- Salinan/grose akta hipotik
- Salinan/grose akta pengakuan hutang

Apa saja yang dapat disita


1. Barang bergerak
- Baik yang ada di tangan pihak yang dikalahkan atau di tangan orang lain,
termasuk:
a. Uang
b. Surat berharga
c. Barang bergerak yang bertubuh
- Kecuali: Hewan dan alat untuk mencari nafkah
2. Barang tidak bergerak
- Tanah, rumah, dsb
- Harus diberitahukan kepada lurah untuk diumumkan
- Panitera PN wajib mendaftarkan ke kantor BPN
Penyanderaan (gijzeling) → pasal 209-222 HIR → *Dibekukan dengan: SEMA
2/1964 tgl. 22 Januari 1964 jo SEMA 4/1975 TGL. 1 Desember 1975
Memasukan orang yang telah dihukum oleh pengadilan untuk membayar sejumlah
uang tetapi tidak juga memenuhi putusan tersebut dan tidak pula mempunyai
barang-barang yang dapat disita ke dalam penjara.
- Bila tidak ada barang → dapat disander (Ps 209 HIR)
- Orang dapat disander 3 tahun (Ps 210 HIR)
- Beaya tersandera ditanggung (Ps 216 ayat (1) HIR)
- Dapat mengajukan perlawanan (Ps 213 ayat (1) HIR)
- Dapat banding (Ps 218 ayat (6) HIR)

Lembaga Paksa Badan (Perma RI No. 1 tahun 2000)


- Paksa Badan adalah upaya paksa tidak langsung dengan memasukkan seseorang
debitur yang beritikad tidak baik ke dalam Rumah Tahanan Negara yang
ditetapkan oleh Pengadilan, untuk memaksa yang bersangkutan memenuhi
kewajibannya;
- Debitur yang beritikad tidak baik adalah debitur, penanggung atau penjamin
hutang yang mampu tetapi tidak mau memenuhi kewajibannya untuk membayar
hutang-hutangnya.

Penjualan Barang Sitaan


1. Dengan perantaraan kantor lelang (Ps 200 ayat (1) HIR, 215 ayat (1) RBg)
2. Oleh orang yang ditetapkan secara khusus oleh ketua PN (Ps 200 ayat (2) HIR,
215 ayat (2) RBg)
3. Oleh orang yang melakukan penyitaan (Ps 200 ayat (2) HIR, 215 ayat (2) RBg)

UPAYA HUKUM
Alasan pihak tidak puas thd putusan? Bisa menjadi putusan menanggung error
sehingga perlu dilakukan koreksi. Atau mungkin, sudah memenuhi ketentuan tapi tidak
sesuai dengan ketentuan misalnya melebihi apa yang dituntut.
Makna → "Suatu upaya atau alat untuk mencegah atau memperbaiki kekeliruan
dalam putusan"

Upaya Hukum :
1. Biasa → Asasnya terbuka untuk setiap putusan selama tenggang waktu yang
ditentukan undang-undang. Sifatnya: menghentikan putusan untuk sementara.
a. Verzet (perlawanan)
b. Banding
c. Kasasi
Ditujukan thd putusan yang sifatnya belum inkracht (masa untuk mengajukan upaya
hukum masih ada, yaitu 14 hari)
Sifatnya akan menghentikan putusan untuk sementara sampai ada putusan
pengadilan lebih tinggi yang inkracht.
2. Luar biasa → Inkracht. Tidak menghentikan pelaksanaan putusan.
a. Peninjauan Kembali
b. Derden verzet
Hanya ditujukan kepada putusan yang sifatnya sudah inkracht. Semisal ditemukan
adanya alat bukti baru, itu bisa menjadi alasan untuk dilakukan PK
Upaya hukum luar biasa juga tidak menghentikan pelaksanaan putusan sebelumnya

Perlawanan (verzet)
→ upaya hukum terhadap putusan yang dijatuhkan diluar hadirnya tergugat (verstek)
- Kalau penggugat tidak puas thd verstek, maka ia melanjutkan banding. Kalau
tergugat tidak puas, maka ia melakukan verzet
- Kalau tergugat tidak hadir bukan berarti hakim langsung selalu memenangkan
penggugat, ketika penggugat tidak bisa membuktikan maka bisa saja hakim tidak
memenangkan penggugat, makannya P juga punya hak untuk mengajukan
banding.
- Kalau putusan verstek sudah ada tp tergugat tidak puas, maka tergugat akan
melakukan verzet dan mengirimkan berkas dokumen yang serupa dengan
jawaban. Kalau verzet dikabulkan, putusan verzet itu levelnya akan sama dengan
putusan di pengadilan tingkat pertama dan putusan sebelumnya dianggap tidak
pernah ada
- Dalam praktiknya, sidang tanpa tergugat itu sulit terjadi tanpa adanya kejadian
luar biasa. Karena sebenernya dia perlu hadir untuk melindungi kepentingannya

Banding
→ upaya hukum dimana salah satu pihak dalam suatu perkara perdata tidak menerima
putusan pengadilan negeri karena:
a. merasa hak-haknya terserang oleh adanya putusan itu atau
b. Menganggap putusan itu kurang benar atau kurang adil
Peradilan tingkat II → judex factie (tingkat I juga)
Dasar dari peradilan 2 tingkat : gk dibahas sm mas umar
- bahwa putusan pengadilan tingkat I itu belum tentu tepat/benar
- dimungkinkan pemeriksaan ulangan oleh pengadilan yang lebih tinggi
Yang dapat mengajukan banding :
- Asas: idealnya untuk yang dikalahkan
Praktek: yang dimenangkan juga mengajukan (dengan dalih yuridis atau non
yuridis
- Perkara yang nilai gugatannya > 100 rupiah. Alasanya: supaya perkara tidak
menumpuk
Praktek: batasan tersebut tidak berarti Biaya memasukan perkara sudah lebih
dari itu
Permohonan banding :
- ke panitera
- 14 hari terhitung sejak diputuskan
- Jika > 14 hari tetap harus diterima/tidak boleh ditolak
- Yang berhak menolak adalah pengadilan tinggi (Put MA RI No. 988/SIP/1973)
Yang dapat dimohonkan banding :
a. Putusan akhir
b. Putusan sela (dapat bersama dengan putusan akhir)
Tata cara administrasi permohonan banding :
1. Diajukan 14 hari setelah putusan diucapkan atau setelah diberitahukan (dalam
hal verstek) → Bagaimana bila diajukan lebih dari 14 hari?
2. Pemohon menyerahkan ke Panitera PN
3. Pembanding menandatangani akta pernyataan banding
4. Pengadilan mencatat dalam register induk perkara perdata dan Register banding
perkara perdata (panitera perkara perdata)
5. Pembanding membayar biaya banding
Dalam menaksir biaya banding PN akan memperhitungkan dengan:
a. Besarnya biaya banding yang ditentukan oleh ketua PT
b. Ongkos klaim uang ke PT
c. Ditambah biaya pemberitahuan
Alasan mengajukan banding (revisi)
A. Yang bersifat formil
1. Surat kuasa khusus untuk banding tidak memenuhi syarat sebagaimana
ditentukan undang-undang
Bedanya SKU sama SKK → perintah, SKU tidak ada peralihan
hak/kewajiban hanya melakukan perbuatan tertentu saja, kalau SKK ada
(misal hak retensi, advokat litigasi)
2. Ketidakwenangan pengadilan (kompetensi) mengadili perkara perdata
tersebut
Contoh: Putusan PT Pekanbaru No. 18/Pdt/1977/PTR tgl. 20 Juli 1984
- Gugatan kepada pemerintah cq departemen
Pertambangan/Pertamina yang diajukan ke PN Dumai
- Harus di PN tergugat (PN Jakarta Pusat)
3. Surat gugatan obscuur libel (gugatan tidak jelas: kontradiksi argumentasi,
error in persona/salah pihak, dll)
Contoh: Gugatan tidak menyebut dengan jelas apa yang dituntut (Putusan
MA RI No. 412K/SIP/1978 tgl. 21 Nopember 1978 )
4. Putusan PN mengabulkan gugatan dimana subjek tergugat tidak lengkap
digugat. (kurang pihak, misal menggugat AW tapi yg digugat cm A padahal
harusnya tanggung renteng)
- Dimana subjek tergugat seharusnya digugat tetapi tidak digugat
dan putusan PN malah mengabulkan gugatan
B. Yang bersifat materiil
1. Putusan PN didasarkan pada pertimbangan yang kurang mantap
(onvoedoende gemotiveerd) → tidak seimbang > audi et alteram partem
2. Putusan PN salah menetapkan hukum pembuktian dan hukum acara pada
umumnya → misal affidavit nah itu gaboleh di HAPER
3. Putusan PN melebihi dari tuntutan atau memutus yang tidak dituntut →
ultra petita
Alasan-alasan di atas sifatnya alternatif

Kasasi
- Pembatalan atas putusan pengadilan lain dalam tingkat peradilan terakhir.
- Alasan hukum permohonan kasasi
1. Lalai, memenuhi syarat yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan
2. Melampaui batas wewenang
3. Salah menerapkan atau karena melanggar peraturan hukum yang berlaku

Upaya Hukum Istimewa


- Diperuntukan bagi putusan yang telah inkracht
- Hanya boleh dalam hal-hal tertentu yang disebut undang-undang
- Meliputi:
1. Request Civil (PK), tidak ada batasan waktu tapi maksimal 1 kali
a. PK suatu putusan yang telah inkracht
b. Alasannya :
- Adanya penipuan/tipu muslihat/sumpah palsu
- Dijatuhkannya putusan terhadap hal-hal yang tidak dituntut
- Dikabulkannya lebih dari yang dituntut
- Adanya bagian putusan yang tidak diputus
2. Derden Verzet (perlawanan pihak ketiga)
- Asasnya suatu putusan hanya mengikat pihak-pihak yang
berperkara dan tidak mengikat pihak III (Ps 1917 KUHPerd)
- Apabila ada pihak III hak-haknya dirugikan oleh suatu putusan
maka ia dapat ajukan perlawanan terhadap putusan tersebut
- Putusan dikabulkan sepanjang yang merugikan pihak III

Anda mungkin juga menyukai