PERTEMUAN #9
PEMBUKTIAN
Definisi dan Arti Penting
Bukti dalam kosa kata bahasa inggris terdiri dari dua kata yakni :
- Evidence → Informasi yang memberikan dasar-dasar yang mendukung suatu
keyakinan bahwa beberapa bagian atau keseluruhan fakta itu benar → alat bukti
- Proof → Hasil suatu proses evaluasi dan menarik kesimpulan terhadap evidence
→ pembuktian (proses)
Bukti → Dalam bahasa belanda disebut bewijs, artinya segala sesuatu yang menyatakan
kebenaran peristiwa
Membuktikan → memperlihatkan bukti
Pembuktian → Proses, perbuatan, atau cara membuktikan
Dengan demikian, hukum pembuktian perdata adalah?
Arti penting pembuktian :
- R. Soepomo : pembuktian diperlukan apabila ada bantahan dari pihak lawan
(arti terbatas), pembuktian membenarkan hubungan hukum (arti luas)
- Sudikno : memberikan kepastian yang bersifat mutlak karena berlaku bagi setiap
orang dan tidak memungkinkan adanya bukti lawan (logis), memberikan
kepastian yang bersifat nisbi atau relatif: conviction intime dan conviction
raisonance (konvensional), memberi dasar-dasar yang cukup kepada hakim
yang memeriksa perkara yang bersangkutan guna memberi kepastian tentang
kebenaran peristiwa (yuridis)
HAPID HAPER
Quoderat Demonstratum
1. Hak
2. Peristiwa
a. Ratio Decidendi/peristiwa relevan
b. Obiter Dictum/peristiwa irelevan
- Peristiwa prosesuil : murni & tidak murni
- Peristiwa notoir
- Peristiwa pengetahuan umum
- Peristiwa yang UU tentukan tidak perlu dibuktikan
Saksi
Batasan saksi : orang yang melihat, mendengar, mengalami sendiri
1. Larangan absolut → tidak cakap hukum
2. Larangan relatif → punya hak untuk menolak kehadiran saksi (hubungan darah
dan perkawinan : ayah, ibu, istri, anak, saudara)
Saksi → kekuatan pembuktian bebas
Yurisprudensi tentang saksi → putusan No 3428.K/Pdt/1985 → persamaan antara
kesaksian yang satu dengan kesaksian lainnya
Hal yang dilihat untuk menentukan pembuktian saksi : pasal 1902 KUHperdata
- Kualitas pribadi saksi
- Hal yang diterangkan saksi
- Penyebab saksi dapat mengetahui kesaksiannya
- Kewajiban sumpah
- Hubungan keterangan saksi
3 kewajiban saksi :
- Wajib hadir ke persidangan jika dipanggil
- Wajib untuk disumpah
- Wajib memberikan keterangan (penyanderaan, tidak sesuai asas kemanusiaan
karena gabisa dibawah paksaan)
Unus testis nullus testis → satu saksi bukan saksi
Parameter satu alat bukti itu bisa dilhat dari kualitas dan kuantitasnya.
Sumpah
Promissoir : orang yang akan melakukan perbuatan hukum dia sumpah dulu (ijab
qabul, saksi yang disumpah sebelum memberikan keterangan)
Confirmatori : Sumpah yang dimaksudkan sebagai AB
- Suppletoir →Sumpah pelengkap ketika P dan T melakukan pembuktian dan AB
kurang atau lemah maka para pihak sumpah untuk menguatkan. Inisiatif dari
hakim (nawarin T/P). kekuatan pembuktiannya bebas. Praktiknya dibatasi
(SEMA)
- Aximatoir → Sumpah yang digunakan para pihak ketika tidak tau secara pasti
nilai dari objek sengketanya. Praktiknya tidak dilakukan karena sekarang yang
menilai hal itu ahli. Kekuatannya pembuktiannya bebas, inisiatif dari hakim
- Decisoir → Sumpah pemutus. Para pihak tidak mampu mengajukan AB, jadi
tidak ada AB sama sekali. Inisiatifnya dari para pihak. Peristiwa melibatkan T
dan P ketika T disuruh sumpah, sumpah dapat dibalikkan ke P. misal T meminta
P untuk sumpah kalo P berani sumpah maka P menang, kalo P gaberani T yang
menang. Kekuatan pembuktian sempurna dan menentukan.
Kalo kedua pihak berani sumpah gimana? Ada 2 istilah deferent (orang yang meminta
agar pihak lain untuk sumpah) dan delaat (pihak yang diminta sumpah), nah misal di
delaat ini uda berani sumpah maka deferent gabisa sumpah soalnya seharusnya dia uda
tau konsekuensinya ketika dia minta delaat sumpah)
PUTUSAN
Definisi
- Sudikno : Suatu pernyataan yang oleh hakim, selaku pejabat negara yang diberi
wewenang untuk itu, diucapkan di persidangan yang bertujuan untuk mengakhiri
atau menyelesaikan perkara/sengketa antara para pihak
- Lilik Mulyadi : Putusan yang diucapkan oleh hakim karena jabatannya dalam
persidangan perkara perdata yang terbuka untuk umum setelah melalui proses
dan prosedural hukum acara perdata yang pada umumnya dibuat dalam bentuk
tertulis dengan tujuan menyelesaikan/mengakhiri suatu perkara
- Riduan Syahrani : Pernyataan yang diucapkan hakim pada sidang pengadilan
terbuka untuk umum untuk menyelesaikan/mengakhiri perkara perdata
Lady justice (mata terbuka, arah kepala ke pedang, pedang mengarah ke atas) →
menyindir pemerintah yang diskriminatif, membela penguasa
Pertanggungjawaban atas putusan :
● Tuhan YME (sesuai bunyi kepala putusan) → irah-irahan putusan
● Para pihak → kalo tidak puas masih ada upaya hukum
● Masyarakat → impactnya, misal yurisprudensi yang digunakan untuk
pertimbangan hukum, dll
● Pengadilan yang lebih tinggi → memeriksa apakah putusan sudah benar atau
tidak
● Ilmu pengetahuan → source penelitian (studi putusan)
Kemungkinan faktor diajukannya banding → salah menerapkan hukum, punya
kewenangan atau tidak, ada aturan formil yang dilanggar
Sistematika Putusan
1. Kepala putusan → kalo lupa dibaca batal demi hukum, menunjukkan
pertanggungjawaban hakim, ini yang bikin putusan mengikat
Akta2 di jaminan kebendaan (fidusia, hak tanggungan, hak gadai, hipotik) →
akta otentik → bisa langsung dieksekusi tanpa digugat ke pengadilan (karena ada
kepala putusan ini di aktanya)
2. Identitas para pihak (nama, umur, alamat, nama PH (serta domisili))
3. Pertimbangan → paling penting, fakta/peristiwa/cerita yang disengketakan,
dasar hukum yang akan digunakan. Versi 1 (gugatan dari penggugat, petitum
penggugat, AB yang dihadirkan, jawaban tergugat (alasan diajukan eksepsi,
rekonvensi), petitum tergugat, pertimbangan hukum hakim (menimbang fakta
dengan dasar hukum)), versi 2 ???
a. Duduknya perkara (peristiwa) → pasal 184 HIR
b. Dasar putusan (hukumnya) → pasal 50 (1) UU 48/2009
Yang dicantumkan itu fakta dan dasar hukum yang relevan, better ambil intisarinya gak
nyalin ambil yang relevan
Parameter pertimbangan hakim itu sudah “cukup” → para pihak diberikan beban
pembuktian yang seimbang, menganalisis/memepertimbangkan AB para pihak
4. Amar/diktum → ultra petitum partium, ultra petita → yang menentukan gugatan
diterima/ditolak
- Dispositive : putusan yang ada penghukumannya. Sifatnya monetary
(menghukum sejumlah uang), non (penghukumannya melakukan
perbuatan tertentu (menyerahkan sebidang tanah))
- Declarative : determination of the legal relationship to which the dispute
is subject.
5. Ttd → kapan dijatuhkan, setelah ttd kalo ada dissenting. Yang TTD MH sama
panitera (pasal 184 (3) HIR dan pasal 50 (2) UU 48/2009)
Jenis Putusan
1. Isinya
a. Dikabulkan → gugatan penggugat terbukti
b. Ditolak → gugatan penggugat tidak terbukti (gagal melakukan
pembuktian)
c. NO/tidak dapat diterima → Eksepsi dasar hukum tidak jelas/obscuur libel
(cacat formil, gak nebis in idem karena belum menyentuh pokok perkara)
2. Sifatnya
a. Condemnatoir (ada penghukuman) → untuk berbuat sesuatu, tidak
berbuat sesuatu, menyerahkan sesuatu
b. Constitutief → menciptakan hubungan baru para pihak (Pemutusan
perkawinan; Pengangkatan wali; Pengampuan; Pernyataan pailit;
Pemutusan perjanjian)
c. Declaratoir → keduanya tidak ada penghukuman, tapi menciptakan
status/hubungan para pihak → menegaskan apa yang sudah ada
(Pengangkatan anak; Akta kelahiran; Perubahan nama)
3. Hadir/tidaknya pihak
a. Gugur → penggugat tidak hadir
b. Verstek → tergugat tidak hadir pada sidang pertama, putusan verzet,
upaya hukum banding
c. Contradictoir → penggugat vs tergugat
4. Waktu putusan
a. Putusan Sela
- Preparatoir (pasal 48 RV) → Mempersiapkan jalannya persidangan
(jadwal sidang)
- Interlocutoir (pasal 48 RV) → Berkaitan dengan pembuktian (misal
perintah sumpah pemutus, perintah untuk melakukan pemeriksaan
setempat)
- Insidentil (pasal 332 RV) → Pihak ketiga ingin masuk ke perkara
- Provisionil (pasal 332 RV) → Hal-hal yang mendesak yang tidak
terduga yang mempengaruhi jalannya sidang (penundaan sidang
karena tergugat serangan jantung misal)
b. Putusan → akhir dari sidang (mengakhiri perkara)
Kekuatan Putusan
1. Mengikat → pasal 1917 BW : putusan mengikat para pihak, AW, & orang-orang
yang memperoleh hak dari padanya → harus dilaksanakan kalo gamau ada upaya
paksa
2. Pembuktian → Putusan adalah Akta Otentik, yaitu dengan putusan telah
diperoleh kepastian mengenai sesuatu perkara → sudah melakukan pembuktian
putusan dianggap benar
3. Eksekutorial → sebagai daya pemaksa bagi pihak lawan untuk menjalankan
putusan → tidak mampu dilaksanakan, ada upaya paksa nanti memerintahkan
juru sita, panitera, dll untuk mengeksekusi
PELAKSANAAN PUTUSAN (eksekusi)
2 kemungkinan:
- Melaksanakan putusan secara sukarela → perkara selesai
- Melaksanakan putusan secara tidak sukarela → pakai cara kohersif/paksaan
Jenis Putusan (pasal 185 (1) HIR, pasal 196 (1) Rbg)
1. Putusan Akhir
a. Putusan deklaratoir
b. Putusan kondemnatoir (ini yang hanya bisa dijalankan eksekusi)
c. Putusan konstitutif
d. Putusan kontradiktoir
e. Putusan verstek
2. Putusan Bukan Akhir
a. Putusan preparatoir
b. Putusan interlokutor
c. Putusan provisionil
d. Putusan insidentil
Prosedur Eksekusi
Diinisiasi oleh pihak yang menang
1. Permohonan dan pembayaran biaya eksekusi ke Ketua Panitera Perdata PN
2. Dicatat dalam buku permohonan eksekusi (Buku Induk Keuangan Biaya
Eksekusi)
3. Diajukan ke Ketua PN untuk mendapat Fiat Eksekusi (penetapan mengenai
eksekusi)
4. Ketua PN mengeluarkan penetapan berisi tentang:
a. Perintah kepada jurusita memanggil pihak yang dikalahkan/kedua belah
pihak
b. Bila pihak yang dikalahkan tidak hadir maka akan diberikan waktu 8 hari
(sejak tanggal teguran (untuk memenuhi prestasi/isi putusan
c. Bila tetap tidak mengindahkan maka ketua PN akan memerintahkan
Panitera/Jurusita untuk melaksanakan putusan (melakukan sita
eksekusi).
UPAYA HUKUM
Alasan pihak tidak puas thd putusan? Bisa menjadi putusan menanggung error
sehingga perlu dilakukan koreksi. Atau mungkin, sudah memenuhi ketentuan tapi tidak
sesuai dengan ketentuan misalnya melebihi apa yang dituntut.
Makna → "Suatu upaya atau alat untuk mencegah atau memperbaiki kekeliruan
dalam putusan"
Upaya Hukum :
1. Biasa → Asasnya terbuka untuk setiap putusan selama tenggang waktu yang
ditentukan undang-undang. Sifatnya: menghentikan putusan untuk sementara.
a. Verzet (perlawanan)
b. Banding
c. Kasasi
Ditujukan thd putusan yang sifatnya belum inkracht (masa untuk mengajukan upaya
hukum masih ada, yaitu 14 hari)
Sifatnya akan menghentikan putusan untuk sementara sampai ada putusan
pengadilan lebih tinggi yang inkracht.
2. Luar biasa → Inkracht. Tidak menghentikan pelaksanaan putusan.
a. Peninjauan Kembali
b. Derden verzet
Hanya ditujukan kepada putusan yang sifatnya sudah inkracht. Semisal ditemukan
adanya alat bukti baru, itu bisa menjadi alasan untuk dilakukan PK
Upaya hukum luar biasa juga tidak menghentikan pelaksanaan putusan sebelumnya
Perlawanan (verzet)
→ upaya hukum terhadap putusan yang dijatuhkan diluar hadirnya tergugat (verstek)
- Kalau penggugat tidak puas thd verstek, maka ia melanjutkan banding. Kalau
tergugat tidak puas, maka ia melakukan verzet
- Kalau tergugat tidak hadir bukan berarti hakim langsung selalu memenangkan
penggugat, ketika penggugat tidak bisa membuktikan maka bisa saja hakim tidak
memenangkan penggugat, makannya P juga punya hak untuk mengajukan
banding.
- Kalau putusan verstek sudah ada tp tergugat tidak puas, maka tergugat akan
melakukan verzet dan mengirimkan berkas dokumen yang serupa dengan
jawaban. Kalau verzet dikabulkan, putusan verzet itu levelnya akan sama dengan
putusan di pengadilan tingkat pertama dan putusan sebelumnya dianggap tidak
pernah ada
- Dalam praktiknya, sidang tanpa tergugat itu sulit terjadi tanpa adanya kejadian
luar biasa. Karena sebenernya dia perlu hadir untuk melindungi kepentingannya
Banding
→ upaya hukum dimana salah satu pihak dalam suatu perkara perdata tidak menerima
putusan pengadilan negeri karena:
a. merasa hak-haknya terserang oleh adanya putusan itu atau
b. Menganggap putusan itu kurang benar atau kurang adil
Peradilan tingkat II → judex factie (tingkat I juga)
Dasar dari peradilan 2 tingkat : gk dibahas sm mas umar
- bahwa putusan pengadilan tingkat I itu belum tentu tepat/benar
- dimungkinkan pemeriksaan ulangan oleh pengadilan yang lebih tinggi
Yang dapat mengajukan banding :
- Asas: idealnya untuk yang dikalahkan
Praktek: yang dimenangkan juga mengajukan (dengan dalih yuridis atau non
yuridis
- Perkara yang nilai gugatannya > 100 rupiah. Alasanya: supaya perkara tidak
menumpuk
Praktek: batasan tersebut tidak berarti Biaya memasukan perkara sudah lebih
dari itu
Permohonan banding :
- ke panitera
- 14 hari terhitung sejak diputuskan
- Jika > 14 hari tetap harus diterima/tidak boleh ditolak
- Yang berhak menolak adalah pengadilan tinggi (Put MA RI No. 988/SIP/1973)
Yang dapat dimohonkan banding :
a. Putusan akhir
b. Putusan sela (dapat bersama dengan putusan akhir)
Tata cara administrasi permohonan banding :
1. Diajukan 14 hari setelah putusan diucapkan atau setelah diberitahukan (dalam
hal verstek) → Bagaimana bila diajukan lebih dari 14 hari?
2. Pemohon menyerahkan ke Panitera PN
3. Pembanding menandatangani akta pernyataan banding
4. Pengadilan mencatat dalam register induk perkara perdata dan Register banding
perkara perdata (panitera perkara perdata)
5. Pembanding membayar biaya banding
Dalam menaksir biaya banding PN akan memperhitungkan dengan:
a. Besarnya biaya banding yang ditentukan oleh ketua PT
b. Ongkos klaim uang ke PT
c. Ditambah biaya pemberitahuan
Alasan mengajukan banding (revisi)
A. Yang bersifat formil
1. Surat kuasa khusus untuk banding tidak memenuhi syarat sebagaimana
ditentukan undang-undang
Bedanya SKU sama SKK → perintah, SKU tidak ada peralihan
hak/kewajiban hanya melakukan perbuatan tertentu saja, kalau SKK ada
(misal hak retensi, advokat litigasi)
2. Ketidakwenangan pengadilan (kompetensi) mengadili perkara perdata
tersebut
Contoh: Putusan PT Pekanbaru No. 18/Pdt/1977/PTR tgl. 20 Juli 1984
- Gugatan kepada pemerintah cq departemen
Pertambangan/Pertamina yang diajukan ke PN Dumai
- Harus di PN tergugat (PN Jakarta Pusat)
3. Surat gugatan obscuur libel (gugatan tidak jelas: kontradiksi argumentasi,
error in persona/salah pihak, dll)
Contoh: Gugatan tidak menyebut dengan jelas apa yang dituntut (Putusan
MA RI No. 412K/SIP/1978 tgl. 21 Nopember 1978 )
4. Putusan PN mengabulkan gugatan dimana subjek tergugat tidak lengkap
digugat. (kurang pihak, misal menggugat AW tapi yg digugat cm A padahal
harusnya tanggung renteng)
- Dimana subjek tergugat seharusnya digugat tetapi tidak digugat
dan putusan PN malah mengabulkan gugatan
B. Yang bersifat materiil
1. Putusan PN didasarkan pada pertimbangan yang kurang mantap
(onvoedoende gemotiveerd) → tidak seimbang > audi et alteram partem
2. Putusan PN salah menetapkan hukum pembuktian dan hukum acara pada
umumnya → misal affidavit nah itu gaboleh di HAPER
3. Putusan PN melebihi dari tuntutan atau memutus yang tidak dituntut →
ultra petita
Alasan-alasan di atas sifatnya alternatif
Kasasi
- Pembatalan atas putusan pengadilan lain dalam tingkat peradilan terakhir.
- Alasan hukum permohonan kasasi
1. Lalai, memenuhi syarat yang diwajibkan oleh peraturan
perundang-undangan
2. Melampaui batas wewenang
3. Salah menerapkan atau karena melanggar peraturan hukum yang berlaku