Anda di halaman 1dari 62

ASESMEN

KETERGANTUNGAN
NARKOTIKA
MI - 3
Tujuan pembelajaran
Umum:
 Peserta mampu: melakukan asesmen, menetapkan
diagnosis gangguan penggunaan napza  

Khusus: peserta mampu:


 Menjelaskan pengertian, tujuan & komponen asesmen
klinis
 Menjelaskan komponen yang penting dalam asesmen klinis
 Menjelaskan langkah-langkah asesmen
 Menjelaskan prosedur pengisian formulir
 Melakukan wawancara & melakukan pengisian sesuai
pertanyaan dlm formulir
 Menjelaskan prinsip penegakan diagnosis (bagi semua) &
menegakkan diagnosis (bagi dokter)
Pokok Bahasan
1. Pengertian dan Tujuan Asesmen Klinis

2. Komponen Klinis dalam Asesmen dan Kaitannya dengan


Rencana Terapi

3. Persiapan dalam Melaksanakan Asesmen Gangguan


Penggunaan Napza

4. Prosedur Pengisian FAWL

5. Teknik Wawancara dan Pengisian FAWL

6. Prinsip Penegakan Diagnosis


Pokok Bahasan 1:
Pengertian & Tujuan
Asesmen Klinis
Identifikasi Kasus

• Populasi
Skrining umum

Asesme • Populasi
dengan
n indikasi
Perbandingan antara Skrining dan
Asesmen
  Skrining Asesmen
Subjek Populasi umum, orang yang belum Populasi dengan indikasi, orang
diketahui riwayat penggunaan dengan masalah akibat napza
napzanya

Inisiatif Fasyankes, sekolah, atau yang Pasien dengan keluhan


mempunyai kepentingan lainnya

Hasil Sewaktu dan final Tidak final, hasil dapat


dimodifikasi dengan adanya bukti
baru
Kesimpulan Berdasarkan satu kriteria Berdasarkan sejumlah kriteria

Akurasi Kurang Lebih baik


Biaya Lebih murah Lebih mahal
Dasar pengobatan Tidak Ya
Contoh instrumen ASSIST, CRAFFT, AUDIT ASI, Formulir Asesmen Wajib
Lapor
Tujuan asesmen klinis
1. Memperoleh gambaran pasien beserta kondisinya
secara utuh (komprehensif)
 Identifikasi semua masalah & kebutuhan pasien

2. Menjadi alat bantu u/ menegakkan diagnosis & dasar


penyusunan rencana terapi
3. Memonitor keberhasilan terapi rehab pasien
4. menyediakan dokumen autentik
Komponen penting dlm asesmen
Riwayat penggunaan narkotika / Napza

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan status mental

Pemeriksaan penunjang / laboratorium


Pokok Bahasan 2
Komponen Klinis dalam Asesmen
& Kaitannya dengan Rencana Terapi
Pendahuluan
Formulir yg digunakan adalah modifikasi dari Addiction
Severity Index (ASI)

ASI dikembangkan oleh Thomas McLellan dkk (1981) dari


Univ of Pennsylvania, US

Diterjemahkan, diadaptasi & digunakan pd lebih dr 30


negara

Versi yg dimodifikasi utk wajib lapor adl versi 3.1


Addiction Severity Index (ASI)
ASI adalah instrumen asesmen semi terstruktur yang
menggali informasi 7 domain sebagai berikut:
 Riwayat medis
 Status dukungan hidup
 Riwayat penggunaan alkohol
 Riwayat penggunaan Napza lainnya
 Informasi legal
 Riwayat keluarga / sosial
 Riwayat psikiatris
Komponen Klinis Asesmen (FAWL)
1. Medis umum

2. Pekerjaan & Dukungan Hidup

3. Penggunaan Alkohol dan Zat Adiktif Lainnya

4. Hukum

5. Sosial & Keluarga

6. Psikiatrik
Serupa dengan praktik dokter
sehari2
Riwayat medis umum (Auto- & allo-anamnesis)

Pemeriksaan status mental (auto- & allo-anamnesis)


 Riwayat penggunaan zat psikoaktif/adiktif

Pemeriksaan fisik/sistem-organ

Pemeriksaan penunjang
Hubungan antara Asesmen &
Rencana Terapi
Salah satu kesimpulan dari asesmen berupa diagnosis

Diagnosis meliputi
 Gangguan mental & perilaku akibat penggunaan zat
psikoaktif
 Psikiatrik penyerta
 Medis umum penyerta

Diagnosis merupakan dasar dari rencana terapi


Pokok Bahasan 3
Persiapan Pelaksanaan Asesmen Gangguan Penggunaan Napza
Pastikan..
Pasien baru/lama

Asesmen kali ke berapa


Pasien
Baru Lama
 Asesmen pertama? Tanyakan!  Dapatkan hasil2 asesmen
 Bila YA, lakukan asesmen lengkap terdahulu, hasil terakhir
paling bermakna
 Bila pasien sudah menyelesaikan
 Daftar masalah terakhir
asesmen sebelumnya, dapatkan
hasilnya & konfirmasi info secara
yang dihadapi
cepat  Terapi-rehabilitasi yang
 Bila ditemukan ketidaksesuaian, dijalani beserta hasilnya
klarifikasikan
 Mulai asesmen baru
 Bila pasien baru menyelesaikan
sebagian, konfirmasi info yang ada
kemudian lanjutkan sampai
lengkap
Langkah-langkah asesmen klinis
1. Membangun hubungan baik / rapport

2. Melakukan asesmen awal

3. Menyusun rencana terapi

4. Melakukan asesmen lanjutan


Pokok Bahasan 4
Prosedur Pengisian FAWL
a. Memulai wawancara
Perkenalkan diri sendiri

Jelaskan tujuan asesmen:


 Terkait program wajib lapor
 Memperoleh informasi yg menyeluruh
 Menyusun rencana terapi
 Berlaku asas kerahasiaan
 Fungsi kartu pasien / kartu wajib lapor
 Menjelaskan aturan umum dlm pengisian formulir
1.Anda akan menerima pertanyaan-pertanyaan menggunakan
instrumen yang terstandarisasi

2.Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan terkait dengan 7 aspek atau


domain utama dalam kehidupan anda, yaitu riwayat medis anda yang
tidak terkait dengan penggunaan Napza anda, status dukungan hidup
Aturan umum pengisian formulir (1)
yang anda terima hingga saat ini, riwayat penggunaan Napza termasuk
alkohol anda, riwayat keterlibatan anda dalam masalah legal, kondisi
keluarga dan sosial anda, serta riwayat psikiatris yang mungkin pernah
anda alami.

3.Waktu yang akan kita habiskan sekitar 45 hingga 60 menit


Aturan umum pengisian formulir (2)
4.Setiap satu aspek atau domain selesai diisi, saya akan bertanya
pada anda tentang seberapa besar anda terganggu karena masalah
tersebut dan seberapa perlu anda menerima intervensi atau
pertolongan dalam domain tersebut, yang diterjemahkan dalam
skala sebagai berikut:
0 tidak perlu pertolongan sama sekali
1 ringan (sedikit memerlukan pertolongan)
2 sedang
3 berat
4 sangat berat (sangat memerlukan pertolongan)

5.Seluruh informasi yang diperoleh bersifat rahasia


Aturan umum pengisian formulir (3)
6.Anda memiliki hak untuk menolak menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang anda rasakan tidak nyaman atau merasa sangat
pribadi atau terlalu menyakitkan. Beritahu saja saya, seperti
misalnya, “saya tidak ingin menjawab pertanyaan tersebut”. Lebih
baik kita kosongkan daripada kami memperoleh jawaban yang tidak
akurat.

7.Ada dua periode waktu yang akan ditanyakan pada diri anda, pada
berbagai pertanyaan dalam instrumen ini, yaitu:

a. Dalam 30 hari terakhir (atau sebulan terakhir)

b. Sepanjang hidup anda


Lakukan klarifikasi atas
respons / jawaban klien
Bila terdapat klien mengalami kesulitan memahami banyak
pertanyaan, HENTIKAN/TUNDA wawancara
Penilaian pewawancara
Dilakukan setelah seluruh domain selesai terisi

Penilaian tiap domain didasarkan atas respons


pertanyaan dan penilaian klien yg bersifat subyektif

Tentukan 2 hingga 3 skor berdasarkan data obyektif:


 Jika klien menganggap masalah sungguh-sungguh dan
merasa terapi adalah penting, pilih poin yang lebih tinggi
di dalam rentang itu.
 Jika klien menganggap masalah kurang serius dan
menganggap kebutuhan untuk terapi kurang penting,
pilihlah penilaian yang tengah atau lebih rendah.
Petunjuk umum penilaian pewawancara

0 – 1 Tidak ada masalah nyata, terapi tidak diusulkan

2 – 3 Masalah ringan, terapi mungkin tidak diusulkan

4 – 5 Masalah sedang, beberapa terapi diusulkan

6 – 7 Masalah sungguh-sungguh ada, terapi diperlukan

8 – 9 Masalah ekstrim, terapi mutlak diperlukan


Pokok Bahasan 5
Teknik Wawancara
& Pengisian FAWL
Teknik wawancara yg dianjurkan
Gunakan pertanyaan terbuka

Ajukan dg cara yg langsung

Tidak konfrontatif

Menggunakan bahasa yg mudah dipahami klien


Ajukan pertanyaan tambahan
Daftar pertanyaan dalam formulir hanya bersifat panduan,
apabila ada hal-hal yang penting, sangat dimungkinkan untuk
mengajukan pertanyaan tambahan
Tanggal asesmen
Jangan lupa untuk selalu menulis tanggal asesmen setiap selesai
mengisi domain. Tanggal asesmen tidak selalu sama dengan
tanggal kedatangan awal klien
Bagian kepala kuesioner
Tanggal Kedatangan:
Nomor rekam medik:
Nama: (sesuai KTP / identitias lainnya)
Alamat tempat tinggal: alamat terakhir/ alamat tujuan/
alamat dimana pasien paling sering tinggal
Telepon/HP: rumah / HP / telpon tetangga / keluarga /
teman dekat
Usia:
Jenis kelamin:
Informasi Demografis

1. Status perkawinan.
2 Riwayat pendidikan: cantumkan kode pendidikan
terakhir
Riwayat medis
1. Riwayat rawat inap yang tidak terkait masalah
Narkotika:
2. Riwayat penyakit kronis:
3. Saat ini sedang menjalani terapi medis?
Cantumkan bila pasien saat ini dalam program terapi
tertentu, terkait kondisi medis apa dan jenis terapi
medis yang dijalani saat ini, misalnya pengobatan
insulin karena kondisi diabetis.
4. Status kesehatan:
Apabila pasien tidak keberatan, tanyakan bagaimana
hasil tes-tes tersebut
Status dukungan hidup
1. Status pekerjaan:
2. Bila tidak ada pekerjaan/kegiatan, langsung ke nomor 4.
3. Bila bekerja, pola pekerjaan:
• Penuh waktu ≥ 35 jam/minggu.
• Paruh waktu ≤ 35 jam /minggu, tapi teratur dan terus
menerus
• . Pekerjaan tidak tentu < 35 jam/mingu, tetapi tidak memiliki
jadwal tetap.
3. Kode pekerjaan: kategori Holingshead.
4. Ketrampilan teknis yang dimiliki:
5. Adakah yang memberi dukungan hidup bagi anda?
6. Bila ya, siapakah?
7. Dalam bentuk apakah?
Kategori Hollingstead
1. Manajer biEksekutif pengambil keputusan tertinggi, profesional utama,
pemilik perusahaan besar
2. snis ukurang menengah; profesi (mis. dokter, perawat, apoteker, pekerja sosial
profesional, guru, psikolog, dll
3. Tenaga administratif, penyelia (supervisor, pemilik perusahaan kecil (mis.
perusahaan roti, show room mobil kecil, dll), dekorator, aktor, agen
perjalanan, dll
4. Klerk, sales, teknisi, bisnis kecil (kasir bank/teller, petugas pembukuan, juru
gambar, pencatat waktu, sekretaris)
5. Manual terlatih (biasanya dalam menjalankan tugas, perlu menerima
pelatihan), misalnya tukang roti, tukang cukur, montir, juru masak, montir,
tukang cat, penjahit, dll)
6. Semi-terlatih, mis. pembantu rumah sakit, tukang cat, pelayan, pelayan, supir,
dll
7. Tidak terlatih (pembantu, penjaga, buruh, tukang parkir, dll)
Daftar zat yg umum digunakan
Alkohol : Bir, anggur (wine), liquor, sopi, tomi, dll
Heroin : Smack,H, Horse, Brown Sugar
Metadon: Dolophine, LAAM
Opiat: Heroin, Putaw, Candu, Morfin, Kodein, dll
Bufrenorfin: Subutex, subokson, dll.
Barbiturat: Nembutal, Seconal, , Pentobarbital, dll
Sedatif/hipnotik: Alprazolam, Calmlet, Valium, Rivotril, dll
Kokain: Kristal Kokain, Free-Base Cocaine, Crack,
Amfetamin: Metamfetamin, Shabu, Khat, Ritalin,
Kanabis: Marijuana, Hashish, Bhang, Ganja
Halusinogen: LSD (Acid), Meskalin, Psilocybin , PCP
MDMA, Ekstasi, dll
Inhalan: Nitrous Oxide (Whippits), lem aica aibon,
Bensin, dll

Asesor perlu bertanya atas kemungkinan zat2 lain yg tdk masuk dlm
golongan di atas, tetapi lbh sebagai prekursor spt dekstro, triheksipenidil,
katinona
Cara pakai

Oral (kode 1);

Nasal/suppositoria/sublingual (kode 2);

Dirokok (kode 3);

Suntik intra muskular (kode 4);

Suntik intravena (kode 5)


Bila terdapat 2 atau lebih
cara penggunaan suatu zat:
Pilih yg risikonya lebih tinggi atau cara yg paling lama
digunakan
Penggunaan 30 hari terakhir
Berapa hari dalam sebulan terakhir klien menggunakan
zat yang dimaksud

Yang ditanyakan adalah jumlah hari, bukan dosis harian


Penggunaan sepanjang hidup

Ditulis dlm satuan tahun

Penggunaan 6 bulan ke atas dibulatkan jd 1 tahun

Mencatat periode penggunaan tetap zat tertentu


• Frekuensi 3 X atau lebih / minggu
• Hanya 2 hari / minggu atau tdk tentu tapi selalu
problematik
• Binge drinking in one sitting
Riwayat penggunaan napza
Jenis zat utama yg disalahgunakan

Berdasarkan lama penggunaan (tahun)

Seringnya menjalani terapi terkait zat tsb

Riwayat konsekuensi problematik setiap


menggunakan zat tsb

Bila tdk ada indikasi jelas, biarkan klien


menentukan zat utamanya
Pertanyaan lanjutan riwayat napza

14. Pernahkah menjalani terapi rehabilitasi?

15. Jenis terapi rehabilitasi yang dijalani

16. Pernahkah mengalami overdosis?

17. Waktu overdosis

18. Cara penanggulangan overdosis:


Ingat semua kondisi klinis
GMPAPZP!
Di akhir asesmen harus membuat kesimpulan —> diagnosis
GMPAPZP

“Gangguan mental & perilaku akibat penggunaan ...” bukan


diagnosis!

Diagnosis = kondisi klinis dari GMPAPZP

Setiap kondisi klinis mempunyai pedoman/kriteria diagnostik

Pahami setiap kondisi klinis dari GMPAPZP

Info dr FAWL tak cukup u/ menegakkan diagnosis —> tanyakan


gejala, perilaku, dsb u/ menegakkan diagnosis GMPAPZP-nya!
Riwayat Legal
Riwayat Keluarga

Situasi tempat tinggal 3 thn belakangan


• Bila terdapat beberapa situasi, pilih yg paling
lama;
• Bila lamanya kurang lebih sama, pilih situasi yg
paling akhir
• Lingkungan terkontrol: secara teoritis sulit
diperoleh napza
• Kondisi tdk stabil: berpindah-pindah tanpa wkt yg
jelas, dpt pula tinggal di fasum (masjid, GOR, dll)
Catatan periode waktu
30 hari terakhir dan sepanjang hidup dalam konteks
riwayat keluarga/sosial dan psikiatris adalah dua
periode waktu yang berbeda

Apa yg dialami di masa yang lalu masuk pada periode


sepanjang hidup

Apa yang dialami 30 hari terakhir dianggap sebagai


masalah terkini

30 hr Sepanjang hidup
terakhir
Konflik serius dlm hub sosial
Riwayat Psikiatris
Pengisian data lainnya
Pemeriksaan fisik

Kesimpulan

Diagnosis Kerja (ICD X)

Rencana Terapi

Persetujuan Klien dan Dokter


Kesimpulan derajat keparahan
Contoh pengisian
Deskripsi singkat: Zat utama yang disalahgunakan
adalah Ganja (digunakan selama 10 tahun), saat ini
sudah berhenti selama 6 bulan. Terdapat ronkhi
kasar di paru kanan. Dalam 6 bulan belakangan ini
kadangkala minum alkohol ketika menemani
tamunya.
Diagnosa Napza Ketergantungan ganja
Diagnosa Lainnya Suspek bronkhitis kronis
Contoh pengisian
Resume masalah:
Nick memiliki riwayat ketergantungan ganja yang saat
ini berada pada tahap remisi awal. Sudah 6 bulan tidak
menggunakan ganja, namun sesekali minum alkohol.
Kondisi fisik tiga bulan terakhir ini batuk-batuk.
Pemeriksaan fisik ditemui ronkhi kasar di paru kanan.
Tidak mengalami masalah psikiatris bermakna, belum
pernah dihukum, namun pernah ditangkap krn pemilikan
1 linting ganja. Saat ini masih hidup dengan pasangan,
belum menikah. Pekerjaan tidak tetap, sebagai tour
guide
Contoh pengisian
Rencana Terapi:
 Pemeriksaan radiologi & konsultasi penyakit paru
 Konseling adiksi Napza
 Informasi pengurangan dampak buruk alkohol
 Informasi tentang perilaku seks yang aman
Pokok Bahasan 6
Prinsip Penegakan Diagnosis Gangguan Penggunaan Napza
Prinsip Penegakkan Diagnosis
Diagnosis tidak selalu dapat diperoleh pada asesmen
awal

Diperlukan informasi tambahan dari kelg atau org yg


mengantar

Yakinkan klien dalam kondisi sadar penuh, tidak


dibawah pengaruh Napza, sehingga tidak mengacaukan
informasi yg diperoleh

Diagnosis bisa saja berubah setelah dilakukan


pemeriksaan atau asesmen ulang
Diagnosis u/ Gangguan Mental & Perilaku
Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif
Diagnosis = kondisi klinis

Kondisi klinis menurut ICD-10 at PDGJ III


 Intoksikasi ... akut
 Penggunaan ... yang merugikan
 Sindrom ketergantungan ...
 Keadaan putus ...
 Keadaan putus ... dengan delirium
 Gangguan psikotik (akibat ...)
 Sindrom amnesik (akibat ...)
 Gangguan residual & psikotik awitan lambat (akibat ...)
 GMP lainnya akibat penggunaan ...
 GMP YTT akibat penggunaan ...
Kriteria diagnosis intoksikasi
(DSM-IV)
Perkembangan gejala intoksikasi Napza yg spesifik
yg seringkali disebabkan krn penggunaan zat yg
baru
Adanya perubahan perilaku & psikologis yg
maladaptif krn efek zat thd sistem saraf pusat &
berkembang selama atau segera sesudah
penggunaan zat tsb
Gejala-gejala tersebut diatas bukan disebabkan
oleh karena suatu kondisi medis umum atau
gangguan mental lainnya
Kriteria diagnosis untuk putus zat
(DSM-IV)
Perkembangan sindrom zat spesifik yang
disebabkan karena penghentian (atau pengurangan)
penggunaan zat yang telah lama digunakan;
Sindrom zat spesifik secara klinis menyebabkan
masalah atau gangguan yang signifikan dalam fungsi
sosial, pekerjaan, atau area penting lainnya;
Gejala-gejala tersebut bukan disebabkan oleh
karena suatu kondisi medis umum dan atau
gangguan mental lainnya
Kriteria diagnosis ketergantungan
zat (DSM-IV)
Pola penggunaan zat yg maladaptif

Secara klinis mengarah pd gangguan signifikan dlm


kurun waktu 12 bln terakhir & diperlihatkan dgn 3 atau
lebih aitem di bawah ini:
1. Toleransi
2. Putus zat
3. Zat sering digunakan dlm Σ besar / periode lama
4. Keinginan yg kuat / tdk berhasil mengontrol penggunaan
5. Waktu habis utk mencari & menggunakan zat
6. Meninggalkan aktivitas sosial, pekerjaan, rekreasional
7. Tetap menggunakan sekalipun tahu dampak negatif
Kriteria diagnosis ketergantungan
zat (DSM-IV)..lanjt…
Tentukan apakah kondisi klien:
 Dengan ketergantungan fisiologis
 Tanpa ketergantungan fisiologis

Tentukan perjalanan penyakitnya:


 Remisi total awal (1 – 12 bulan) tanpa kriteria
ketergantungan
 Remisi parsial awal (1 – 12 bulan) dg satu / lebih kriteria
ketergantungan
 Remisi total berkelanjutan: tanpa kriteria ketergantungan
selama 12 bln atau lebih
 Dan lain-lain
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai