Anda di halaman 1dari 30

PENGKAJIAN BAYI

BARU LAHIR
Afiyah Sri Harnany, Akep, M.Si
A. MENILAI APAKAH BBL MENGALAMI ASFEKSI
ATAU TIDAK DENGAN MENGGUNAKAN APGAR
SCORE
APGAR yang dinilai adalah:
 Appearance (warna kulit)
 Pulse (denyut jantung)
 Grimace (respon refleks)
 Activity (tonus otot)
 Respiration (pernafasan)
Skor Apgar 0 1 2

Frekuensi Tidak ada < 100 > 100


jantung X/menit X/menit
Usaha nafas Tidak ada Lambat tidak Menangis
teratur kuat
Tonus Otot lumpuh Ekstremitas Gerakan aktif
fleksi
Reflek Tidak ada Gerak sedikit Gerakan
kuat/melawa
n
Warna Biru/pucat Tubuh Seluruh
kemerahan tubuh
ekstremitas kemerahan
Interprestasi Nilai APGAR

 7-10 : Bayi mengalami Asfeksia ringan atau


dikatakan bayi dalam keadaan
normal
 4-6 : Bayi mengalami Asfeksia sedang
 0-3 : Bayi mengalami Asfeksia berat
B. Pemeriksaan Fisik Pada Bayi
Baru Lahir
KESAN UMUM.
 Tonus otot yang aktif maupun pasif dan setiap postur yang tidak biasa
harus dicatat. Gerakan kasar, gerakan tremor, dengan pergelangan kaki
dan rahang yang mioklonus adalah lazim dan kurang berarti pada bayi
baru lahir dari pada bila terjadi pada umur- umur lainnya. Gerakan
demikian cenderung terjadi ketika bayi aktif, sedangkan gerakan konfulsif
berkejat- kejat biasanya terjadi pada keadaan diam.
 Edema dapat menampakan keadaan nutrisi yang baik. Cekungan
(pitting) sesudah penekanan bisa ada atau tidak ada, tetapi kulit pada
jari- jari tangan dan kaki akan kehilangan kerutan halus normalnya bila
kulit itu dikembungkan dengan cairan. Edema pada kelopak mata
biasanya akibat iritasi yang disebabkan oleh pemberian perak nitrat.
Edema menyeluruh dapat terjadi pada prematuritas, poproteinemia
akibat eritroblastosis foetalis berat, hidropsnoninum, nefrosis kongenital,
sindrom hurler, atau penyebab yang belum diketahui. Edema lokal
memberikesan malformasi kongenital sistem limfe; jika terbatas pada
satu atau lebih ekstremitas bayi wanita, edema ini mungkin merupakan
tanda sindrom Turner.
KULIT

 warna merah tua atau biru keunguan. Pada bayi yang menangis, yang warnanya dapat
sangat gelap bila penutupan glotis mendahului tangisan yang kuat; dan sianosis yang
tidak berbahaya (akrosianosis) pada tangan dan kaki, terutama bils tangan dan kaki dingin.bintik-
bintik adalah contoh lain ketidakstabilan sirkulasi umum, Sianosis yang punya arti mungkin
tertutup oleh kepucatan akibat kegagalan sirkulasi atau anemia; sebaliknya, kadar hemoglobin
yang relatif tinggi selama beberapa hari pertama dan kulit yang tipis., mungkin secara bersama-
sama akan menampakkan sianosis PaO2 yang tinggi pada anak lain yang umrnya lebih tua.
Sianosis dibedakan dari ekimosis oleh adanya pemucatan sementara (pada sianosis) yang terjadi
pasca- penekanan. Manuver yang sama juga membantu dalam menunjukan ikterus,mugkin
mempunyai arti, tetapi tidak terlihat jika kulit tertutup dengan darah. Pucat mungkin
menggambarkan asfiksia, anemia, syok, atau edema. Pengenalan anemia secara dini dapat
menuntun pada diagnosis eritroblastosis foetalis, hmatoma subkapsuler hati atau limfa,
perdarahan subdural, atau tranfusi ibu- janin atau antara kembarannya. Tanpa menjadi anemia,
bayi pascamatur cenderung lebih pucat berkulit lebih tebal dari pada bayi cukup bulan atau bayi
prematur. Penampaan merah segar atau plethora terlihat bersama- sama dengan polisitemia.

 Verniks dan hemangioma kapiler makular sementara yang lazim yang terjadi pada
kelopak mata dan leher di uraikan pada Bab 597. Hemangioma kavernosa adalah
massa biru yang letaknya lebih dalam ,dan bila ukurannya besar, dapat menjadi
perangkap bagi trombosit dan menimbulkan koagulasi intravaskuler diseminata
atau dapat menganggu fungsi organ lokal. Petekie yang tersebar mungkin
ditemukan pada kulit kepala atau muka sesudah persalinan sukar. Gambaran warna
biru , daerah pigmentasi yang berbatas tegas ditemukan pada pantat, punggung, dan
kadang- kadang dibagian lain tubuh terjadi pada lebih dari 50% bayi kulit hitam
asli Amerika, atau kadang- kadang pada bayi kulit putih. Gambaran ini tidak
mempunyai arti antroplogi walaupu namanya , bercak mongolia; gambaran ini
cenderung menghilang pada tahun pertama. Verniks, kulit dan terutama tali pusat
dapat berwarna kuning kecoklatan jika cairan amnion telah diwarnai oleh
mekonium selama atau sebelum bayi lahir, hal ini sering terjadi akibat anoksia
intrauteri.
 Kulit bayi prematur tipis, sangat halus, dan cenderung berwarna merah tua; bayi
yang sangat prematur, kulitnya tampak seperti gelantinosa, mudah berdarah, serta
mudah mengalami luka memar. Rambutnya halus, lunak, dan imatur- rambut
lanugo- sering kali menutupi kepala dan alis; dan pada bayi prematur , rambut juga
dapat menutup mukanya. Pada bayi cukup bulan, rambut lanugo biasanya hilang
atau di gantikan dengan rambut velus. Sekelomppk rambut pada spina lumbosakral
memberi kesan dasar suatu kelainan, misalnya spina bifida tersembunyi. Saluran
sinus, atau tumor. Kuku dapat rudimenter pada bayi prematur muda, tetapi kuku
dapat melewati ujung jari pada bayi yang di lahirkan lewat bulan. Bayi lewat bulan
dapat mempunyai kulit yang terkelupas.
 Banyak neonatus yang pada kulitnya timbul papula putih,
kecil,kadang- kadang vesikulopustular di atas dasar yang
eritematosa, 1-3 hari sesudah lahir. Ruam benigna ini, eritema
toksikum, menetap selama 1 minggu,mengandung eosionofil,
dan biasanya tersebar pada muka, batang tubuh, dan tungkai.
Melanosis pustular, suatu lesi benigna yang terutama
ditemukan pada neonatus berkulit hitam, mengandung
neutrofil dan dijumpai pada saat lahir berupa erupsi vesikulo
pustular di sekitar dagu, leher, punggung, ekstremitas, dan
telapak tangan dan kaki; berakhir 3-4 hari. Kedua lesi ini prlu
dibedakan dari erupsi vesikular yanglebih berbahaya., seprti
herpes simpleks danpenyakit stafilokokus kulit.
 Pita- pita amnion dapat menganggu kulit, tungkai
(amputasi, cincin konstriksi, sindaktili), muka (celah) atau
badan 9 cacat dinding perut atau dinding dada). Etiologinya
belum diketahui, tetapi mungkin berkaitan dengan robekan
ketuban, atau gangguan vaskular dengan pembentukan pita
fibrosa. Fragilitas dan ekstensibilitas kulit yang berlebihan
disertai dengan hipermobilitas sendi memberi kesan sindrom
Ehlers- Danlos, sindrom Marfan, arakhdaktili kontraktur
kongenital, atau gangguan sintesis kolagen lain.
 mungkin ditemukan molage  terutama pada anak pertama .
Tulang parietal cenderung menumpagi tulang oksipital dan
frontal.
 Kadang ditemukan Caput Succedenium  partus lama,
 atau ditemukan Cephal hematom  partus yang terlalu
cepat
 Kelahiran dg seksio atau dengan presentasi bokong 
kepalanya bulat.
 Variasi yang besar pada ukuran fontanela saat lahir; jika
fontanela anterior kecil biasanya cenderung membesar
selama usia beberapa bulan pertama. Fontanela anterior
( normal; 20± 10 mm) dan posterior yang besarnya berlebihan
dan menetap, di hubungkan dengan beberapa
gangguan( Tabel 79-1).
 Daerah lunak (kraniotabes) kadang- kadang ditemukan pada
verteks tulang parietal dekat sutura sagitalis; lebih sering pada
bayi prematur dan pada bayi yang mengalami kompresi
uterus. Walaupun, biasanya tidak bermakna, kemungkinan
untuk menjadi patologis harus diselidiki jika kelainan itu
menetap.
 Daerah lunak pada oksipital memberi kesan
klasifikasi tak teratur dan pembentukan tulang
wormian yang disertai dengan osteogenesis
imperfekta, disostosis kleidokranial, tengkorak
laktunar, kretinisme dan kadang- kadang
sindrom Down.
 Kepala yang sangat besar (megaensefali)
memberi kesan hidrosefali, akondroplasia
gigantisme serebral, sindrom neurukutaneus,
kesalahan metabolisme bawaan,
 Tengkorak bayi prematur mungkin memberi
kesan hidrosefali karena tingkat pertumbuhan
otak relatif lbih besar di banding dengan
pertumbuhan organ lainnya. Depresi tengkorak (
lekukan, fraktur, deformitas bola ping- pong)
biasanya terjadi pada masa pranatal akibat
tekanan setempat yang lama oleh tulang pelvis.
MUKA
1. Kesan umum harus dicatat berkenaan dengan tanda-
tanda dismorfik, seperti lipatan epikantus, jarak mata
yang lebar, mikroftalmia, filtrum yang panjang, dan
telingga yang rendah, sering disertai sindrom
kongenital.
2. Muka mungkin asiimetri karena palsi saraf V11, karena
kelainan postur janin (Ban 86); bila selama masa
intrauteri mandibula tertahan oleh bahu atau tungkai,
mandibula dapat sangat menyimpan (berdeviasi) dari
garis tengah.
3. Palsi muka yang simetris memberi kesan akan tidak
adanya atau hipoplasiainti saraf V11( sindrom Mobius).
MATA
 Apabila bayi diangkat dan dimiringkan secara perlahan ke
depan dan ke belakangmatanya sering membuka secara
spontan. Manuver ini terjadi akibat refleks labirin dan leher,
usaha untuk menginspeksi mata dengan cara demikian
lebih berhasil dari pada dengan paksa membuka mata.
 Perdarahan kunjungtiva dan retina tidak dengan sendirinya
berarti serius.
 Refleks pupil timbul sesudah 28- 30 minggu kehamilan.
 Iris harus diinspeksi untuk mencari koloboma heterokromia.
 Kornea yang berdiameter lebih besar dari 1 cm pada bayi
cukup bulan memberi kesan glaukoma kongenital dan
memerlukan konsultasi oftalmolgis yang segera.
 Adanya refleks merah bilateral memberi kesan tidak
adanya katarak atau kelainan intraokuler.
TELINGA.
1. Kadang- kadang ditemukan deformitas daun
telinga.
2. Kelainan yaitu adanya ujung kulit
preaurikular unilateral atau bilateral jika
bertangkai, ujung ini dapat diikat kuat pada
dasarnya; akan terjadi gangren kering dan
pengelupasan.
3. Membrana timpani dengan mudah dapat dilihat
dengan otoskopi melalui kanalis auditorius
eksterna yang pendek dan lurus, normalnya
membran ini tampak abu- abu suram.
HIDUNG.

1. Hidung dapat sedikit tersumbat oleh


mukus yang terkumpul dalam lubang
hidung yang sempit.
2. Cuping hidung seharusnya simetris.
MULUT.
 Mulut yang normal jarang menunjukkan perkembangan
gigi yang lebih cepat, dengan gigi natal atau neonatus pada
insisivus bawah atau ditempat yang menyimpang; gigi ini
terlepas sebelum gigi susu tumbuh.
 Alternatif lainnya adalah; gigi neonatus timbul pada
sindrom Ellis- van Creveld, Hallermann- Streiff, dan
sindrom lain.
 Pertumbuhan gigi susu prematur bahkan lebih jarang.
 Palatum lunak dan keras harus di inspeksi utuk
menemukan celah komplit atau celah submukosa, dan
memperhatikan konturnya jika lengkungan palatum sangat
tinggi atau uvulanya bifida.
Lidah
 relatif tampak besar; frenulum mungkin
pendek , tetapi jarang di temukan.
1. Jika ditemukan merupakan suatu alasan
untuk memotongnya.
2. Kadang- kadang membran mukosa
sublingual membentuk lipatan yang
mencolok.
Pipi

1. Pada sisi bukal maupun sisi eksternal


tampak penuh karena adanya akumulasi
lemak, dan menciptakan bantalan
pengisap.
2. Bantalan ini sama seperti tuberkel labialis
pada bibir atas ( kalus[ kulit tebal]
pengisapan) menghilang ketika berhenti
menyusu.
3. Massa bukal sebesar kelereng biasanya
disebabkan karena nekrosis lemak
Tenggorokan
 Tenggorokan bayi sukar dilihat karena
faktor lengkungan palatum; namun
tenggorok ini seharusnya terlihat dengan
jelas karena mungkin mudah dikelirukan
dengan celah palatum atau uvula
posterior. Tonsil kecil.
LEHER.
1. Leher relatif tampak pendek.
2. Kelainan leher tidak lazim terjadi; kelainan itu meliputi
gondokhigroma kistik, sisa celah brankial, dan lesi otot
sternokleidomastoideus yang agaknya terjadi akibat
trauma atau akibat fiksasi posisi bayi sewaktu berada
didalam uterus yang masing- masing dapat
menimbulkan hematom atau fibrosis.
3. Tortikolis kongenital menyebabkan kepala berputar
kearah sisi yang terkena; dan muka bayi berputar
menjauhi sisi yang terkena.
4. Plagiosefali, asimetri muka, dan hemihipoplasia dapat
terjadi jika tidak diobati
5. Kulit atau jaringan yang berlebihan pada bayi wanita
memberi kesan sindrom Turner
6. Kedua klavikula harus diraba untuk mencari adanya
fraktur.
Dada

1. Hipertrofi buah dada sering ditemukan,


damungkin pengeluaran air susu dapat
dijumpai.
2. Buah dada yang asimetri, eritema, indurasi, dan
lembek harus dicurigai sebagai abses buah
dada.
3. Carilah puting tambahan atau puting yang
melebar dengan dada bentuk –perisai  tanda
sindrom Turner.
PARU- PARU
PernafasanAdanya variasi frekuensi dan irama pada bayi adlah khas,
berfluktuasi sesuai dengan aktivitas fisik., keadaan terjaga,atau menangis.
Karena fluktuasi yang cepat frekuensi respirasi bayi harus dihitung selama
satu menit penuh dalam keadaan istirahat, lebih baik pada saat tidur.
Pada keadaan tidur frekuensi normal untuk bayi normal yang cukp bulan adalah
30- 40/menit; untuk bayi prmatur frekuensinya lebih tinggi dan berfluktuasi lebih
ebar.
Frekuensi yang memenetap lebih dari60/menitpada pernapasan yang teratur
biasanya menunjukkan penyakit jantung atau paru- paru.
Bayi prematur mungkin bernapas dengan irama Cheyne- Stokes, dikenal
sebagai respirasi periodik, atau dengan ketidakteraturan total. Napas terengah-
engah yang tidak teratur, kadang- kadang disertai dengan gerakan spasmodik
pada mulut dan dagu., merupakan indikasi kuat adanya gangguan pusat
pernapasan yang serius.
 Pernapasn bayi baru lahir hampir seluruhnya diafragmatis,
sehingga selama inspirasi bagian depan dada yang lunak
biasanya tertarik ke dalam, sementara perutnya
menggembung.
 Jika bayi tenang,rileks, dan warnanya normal , “ gerakan
paradoks” ini tidak perlu diartikan bahwa bahwa ventilasi
tidak cukup.
 Sebaliknya pernapasan yang lambat dan dalam
merupakanbukti penting adanya sindrom kegawat
prnapasan,pneumonia, anomali, atau gangguan mekanis
pada paru. Tangisanmerintih yang lemah, atau
mendengkur selama ekspirasi berarti ada penyakit
kardiopulmonal potensial yang serius. Pelebaran cuping
hidung dan retraksi otot interkostal dan sternum
merupakan tanda yang lazim adanya kelainan pada paru.
 Pada keadaan normal, suara pernapasan bayi adalah
bronkonvesikular. Adanya kelainan paru yang dicurigai
yaitu dengan pernapasan yang berkurang,ronki, atau
perkusi yang redup harus selalu ditindak- lanjuti dengan
pemriksaan roentgen dada.
JANTUNG
 Ukuran janting sukar diperkirakan , bergantung pada variasi normal,
ukuran dan bentuk dada. Lokasi jantung harus ditentukanuntuk
mendeteksi adanya dekstrokardia. Bisa ada bising sementara. Pada
mulanya, penyakit jantung kongenital dapat tidak menimbulkan bising;
dan bising baru akan muncul kemudian; hanya pada peluang besar 1: 12
bahwabising jantung yang terdengar saat lahir menggambarkan penyakit
jantung kongenital. Evaluasi jantung secara
roetgenografis,ekokardiografis, dan elektrokardiografis sangat penting
bila diperkirakan pada lesi ysng berarti. Denyut jantung mungkin
bervariasi normal dari 90/menit pada saat tidur rileks sampai 180/menit
selama melakukan aktivitas. Frekuensi takikardia supraventikular yang
masih tinggi lebih baik dihitung pada elektrokardiogram dari pada
dengan telinga. Bayi prematiur yang biasanya frekuansi jantung waktu
istirahatnya 140- 150/menit, dapay mengalami serangan mendadak
bradikardiasinus. Denyut nadi harus dipalpasi pada tungkai atas dan
bawah untuk mendeteksi adanya koarktasio aorta pada waktu bayi
masuk ataupun keluar dari ruang perawat.

Tekanan Darah
 Pengukuran tekanan darah mungkin merupakan pembantu diagnostik
yang bermanfaat pada bayi yang sakit( Bab 380). Metode auskultasi
sering memuaskan asalkancorong stetoskop kecil. Metode Doppler
menggunakan transduser dalam manset , memancarkan dan menerima
gelombang suara ultra. Dengan mendeteksi gerakan dinding arteri ,
pengukuran tekanan sistolik dan diastolik dapat dilakukan lebih
tepat.Saat ini , metode ossilometrik merupakan metode noninvasif,yang
paling muda dan tepat.Pada metode palpasi , tekanan darah sistolik
diketahui pada saat dimana sebelah distal manset menjadi teraba
selama pengosongan (deflasi); pada metode flush, tungkai mula- mula
dikompresi, hal ini membuat daerah ( distal) manset relatif pucat,
kemudian sementara manset dikosongkan , tekanan rata- rata terekam
pada tempat dimana kemerahan (flush) muncul pada lengan dan tangan
di bagian bawah manset. Baik metode palpasi maupun metode flush ini
memiliki kelemahan yaitu tekanan nadi tidak diperoleh, dan pembacaan
tekanan yang dilakukan melaluikedua metode ini terletak diantara
tekanan sistolik dan diastolik. Yang diperoleh melalui metode auskultasi.
Pengukuran langsung tekanan darah secara teru- menerus atau
intermiten dengan menggunakan kateter arteri umbilikalis mungkin
diindikasikan pada keadaan khusus yaitu untuk bayi-bayi yang berada di
bawah pengamatan ketat dalam unit prawatan intensif
ABDOMEN.
 jarang bisa diraba. Prakiraan ukuran dan lokasi masing- masing ginjal biasanya dapat
ditentukan dengan melakukan palpasi dalam. Variasi yang besar pada jumlah udara dalam
saluran cerna tidak dijumpai pada pada periode lain dalam kehidupan,yang biasanya dalam
keadaan normal tidak begitu besar. Normalnya, gas harus ada didalam rektum sewaktu
dilakukan pemeriksaan roentgen pada umur 24 jam. Dinding perut pada keadaan normal
lemah(terutama pada bayi prematur) , dan diasttasis rekti serta hernia umbilikalis lazim
dijumpai, terutama pada bayi- bayi kulit hitam.
 Massa yang seharusnya tidak dijumpai harus segera diamati dengan ultra sonografi.Massa
kistik pada abdomen meliputi hidronefrosis, ginjal multikistik- diplastik, perdarahan adrenal,
hidrometrokolpos, duplikasi usus, dan kista koledokus, ovarium, omentum atau pankreas,
Massa padat meliputi neuro- blastoma , nefroma mesoblastik kongenital, hepatoblastoma, dan
teratoma. Massa padat panggul dapat diakibatkan oleh trombosis vena renalis, yang
kemudian bermaifestasi dengan hematuria, hipertensi dan trombositopenia. Trombosis vena
renalis pada bayi dihubungkan dengan polisitemia, dehidrasi, ibu menderita diabetes, asfiksia,
sepsis, dan kougulopati seperti defisiensi antitrombin 111 atau protein C.

 Kembung pada waktu atau segera sesudah lahir memberi kesan adanya obstruksi atau
perforasi saluran cerna, sering diakibatkan ileus mekonium; kembung perut yang lebih lambat
memberi kesan obstruksi usus bagian bawah, sepsis atau peritonitis. Perut yang cekung
(scaphoid) pada bayi baru lahir memberi kesan hernia diafragmatika. Defek pada dinding
perut yang terjadi melalui umbilikus menyebabkan omfalokel ( Bab 91) dan bila defek itu
terjadi disebelah lateral linea mediana disebut gastroskisis (celah lambung) . Omfalokel
dihubungkan dengan anomali dan sindrom dan sindrom lain seperti sindrom Beckwith-
Wiedemann, kembar siam, trisomi 18, meningomielokel,anus tidak berlubang (imperforata).
Omfalitis adalah radang akut jaringan periumbilikus yang dapat meluas kedalam vena porta,
menimbulkan pioflebitis, akut dan lebih lanjut dapat terjadi hippertensi portal kronik.
GENETALIA.
 Pada keadaan normal genetalia dan kelenjar payudara
memberi respons terhadap hormon yang diperoleh dari ibu
secara transplasental; hormon ini menimbulkan pembesaran
dan sekresi buah dada pada kedua jenis kelamin, dan
penonjolan genetalia wanita yang sering disertai dengan
pengeluaran cairan nonpurulen yang banyak. Manifestasi
transisi ini memerlukan pengamatan, dan bukan tindakan.
 Himen yang tidak berlubang (imperforata) dpat
mengakibatkan hidrometrokolpus dan suatu massa pada
perut bagian bawah. Ukuran skrotum normal relatif besar;
ukuranya bisa bertambah pada trauma persalinan letak
bokong atau pada hidrokel sementara,yang dibedakan
hernia melalui palpasi dan transiluminasi. Testis harus
berada pada dalam skrotum atau dap[at diraba dalam
kanalnya. Bayi laki- laki kulit hitam biasanya mempunyai
pigmentasi skrotum yang gelap sebelum kulit yang lain
mendapatkan warna permanenya.

 Prepusium normal pada bayi baru lahir ketat dan
melekat. Hipospadia atau epispadia yang berat
harusselalu menuntun kita untuk mencurigai
apakah ada kelainan kromosom seks atau
apakah bayi tersebut sebenarnya wanita yang
mengalami maskulinasi denganklitoris yang
membesar, karena hal ini dapat membuktikan
adanya sindom adrnogenital(Bab 529).ereksi
penis biasa terjadi dan tidak memberi arti
apapun. Urin biasanya keluar selama atau
segera sesudah lahir; dan secara normal dapat
disertai suatu masa tanpa pengeluaran kencing.
Namun kira- kira 95% bayi pre- term dan cukup
bulan sudah kencing dalam 24 jam.
ANUS.

1. Pada beberapa bayi, pengeluaran mekonium biasanya terjadi


dalam 12 jam pertama sesudah lahir; 99% bayi cukup bulan dan
95% bayi prematur mengeluarkan mekonium dalam 48 jam dari
lahir.
2. Anus imperforata tidak selalu dapat dilihat dan mungkin
memerlukan bukti yang diperoleh dengan memasukan jari kecil
atau pipa rektum secara perlahan .
3. Diperlukan pemeriksaan rontgenografi.
4. Normalnya lesung pipit atau ketidak teraturan lipatan kulit
sering dijumpai pada linea media sakrokoksigeus yang dapat
terkelirukan dengan sinus neuro- kutan yang sebenarnya atau
yang potensial.
TUNGKAI.
 Pada pemeriksaan tungkai postur tubuh janin
harus diperhatikan sehingga penyebab, dan sifat
sementara yang bersifat alami, dapat dijelaskan
pada ibunya. Hal ini penting dilakukan terutama
sesudah presentasi bokong.
 Kecurigaan fraktur atau jejas syaraf yang
berkaitan dengan proses persalinan lebih lazim
di dapatkan dengan pengamatan tungkai pada
waktu bayi beraktivitas spontan atau dirangsang
dari pada dengan cara lain apapun. Tangan dan
kaki harus diperiksa untuk melihat adanya
polidaktili, sindaktili dan pola kelainan
dermatoglifik seperti lipatan simian.
 Pangkal paha semua bayi harus diperiksa untuk
mengesampingkan dislokasi kongenital( Bab
627.1).
PEMERIKSAAN NEUROLOGI

1. Penyakit neuromuskular dalam rahim dihubungkan


dengan gerakan janin yang terbatas, menghasilkan
susunan tanda-tanda dan gejala-gejala yang tidak
tergantung penyakit spesifik.
2. Deformasi posisi dan kontraktur yang berat
menyebabkan artrogriposis.
3. Manifestasi lain penyakit neuromuskular janin adalah
presentase bokong, gagal bernafas saat lahir,
hipoplasia paru, dislokasi panggal paha, testis yang
tidak turun kosta tipis, dan cacat kaki (clubfoot).

Anda mungkin juga menyukai