Anda di halaman 1dari 55

PRESENTASI KASUS POLI

CARPAL TUNNEL SYNDROME

Oleh : dr. Dwi Bintariana


Moderator : dr. Hexanto Muhartomo Sp.S (K) MKes

s
DEFINISI

Neuropati akibat tekanan terhadap nervus medianus


di dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan,
tepatnya di bawah fleksor retinakulum  gangguan fungsional
umum

Trauma berulang yang menyebabkan adanya tekanan pada


saraf mengakibatkan kerusakan kecil hingga besar yang
menimbulkan rasa nyeri, kesemutan, baal (mati rasa), dan
terkadang terdapat rasa panas (burning sensation) pada
telapak tangan dan jemari, sehingga menyebabkan terjadinya
pembengkakan.
Indonesia PDSS. Panduan Praktik Klinis Neurologi. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2016.
Gillig JD, White SD, Rachel JN. Acute carpal tunnel syndrome: a review of current literature. Orthopedic Clinics. 2016;47(3):599-607.
Katz JN, Simmons BP. Carpal tunnel syndrome. New England Journal of Medicine. 2002;346(23):1807-12.
EPIDEMIOLOGI
• National Health Interview Study (NHIS) memperkirakan bahwa prevalensi
CTS yang dilaporkan pada populasi dewasa adalah sebesar 1,55% (2,6
juta).

• CTS lebih sering mengenai wanita daripada pria dengan usia


berkisar 25 – 64 tahun, prevalensi tertinggi pada wanita usia >
55 tahun, biasanya antara 40 – 60 tahun.

• Prevalensi CTS dalam populasi umum telah diperkirakan 5%


untuk wanita dan 0,6% untuk laki – laki.

Bahrudin M. Carpal tunnel syndrome (CTS). Saintika Medika. Januari 2011;Vol 7(14):78-87.
ANATOMI
Persarafan tangan diinervasi oleh nervus
radialis, nervus ulnaris, dan nervus medianus.
Dari ketiga saraf ini hanya nervus medianus
yang melewati terowongan karpal
Terowongan karpal terdapat di bagian sentral
dari pergelangan tangan di mana tulang dan
ligamentum membentuk suatu terowongan
sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan
nervus medianus.
Pada orang dewasa ukuran terowongan ini
dapat dilalui satu jari. Luas penampang
tersempit lebih kurang 2,5 cm dan
panjangnya lebih kurang 9–16 mm.
Dalam terowongan karpal, terdapat n.
medianus yang menghantarkan impuls
sensorik dari kulit telapak tangan serta kulit
bagian volar yang menutupi jari telunjuk, jari
tengah, dan setengah sisi radial jari manis
ETIOLOGI
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian CTS :
1. Herediter
2. Trauma: dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah
3. Pekerjaan : gerakan fleksi - ekstensi pergelangan berulang
4. Infeksi: tenosinovitis, tuberkulosis, sarkoidosis.
5. Metabolik: amiloidosis, gout
6. Endokrin : akromegali, diabetes mellitus,
7. Neoplasma: kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase.
8. Penyakit kolagen vaskular : artritis reumatoid, SLE.
9. Degeneratif: osteoartritis.
10. Iatrogenik : punksi arteri radialis, pemasangan shunt dialisis.
11. Faktor stress
12. Inflamasi
FAKTOR RISIKO
PEKERJAA KOMORBI
INDIVIDU
N D
GERAKAN BERULANG JENIS KELAMIN ARTRITIS REMATOID

GOUT
GETARAN LOKAL USIA

DIABETES MELITUS,
TEKANAN MEKANIK GENETIK
RIWAYAT TRAUMA PADA TANGAN DAN
PERGELANGAN TANGAN
DURASI KERJA OBESITAS
HIPOTIROIDISME

LAMA KERJA AKTIVITAS DI LUAR KERJA AKROMEGALI

Aboonq MS. Pathophysiology of carpal tunnel syndrome. Neurosciences. 2015;20(1):4.


Duncan SF, Bhate O, Mustaly H. Pathophysiology of carpal tunnel syndrome. Carpal Tunnel Syndrome and Related Median Neuropathies: Springer; 2017. p. 13-29.
Motomiya M, Funakoshi T, Ishizaka K, Nishida M, Matsui Y, Iwasaki N. Blood Flow Changes in Subsynovial Connective Tissue on Contrast‐Enhanced Ultrasonography in Patients With Carpal Tunnel Syndrome Before and After Surgical Decompression. Journal of Ultrasound in Medicine.
2018;37(7):1597-604.
House RA. Hand-Arm Vibration Syndrome: An Overview For Occupational Health Care Practitioners. Journal: The Official Publication of the Ontario Occupational Health Nurses Association. 2017;36(2):8-12.
El-Helaly M, Balkhy HH, Vallenius L. Carpal tunnel syndrome among laboratory technicians in relation to personal and ergonomic factors at work. Journal of occupational health. 2017:16-0279-OA.
Pourmemari MH, Heliövaara M, Viikari‐Juntura E, Shiri R. Carpal tunnel release: Lifetime prevalence, annual incidence, and risk factors. Muscle & nerve. 2018;58(4):497-502.
Hakim AJ, Cherkas L, El Zayat S, MacGregor AJ, Spector TD. The genetic contribution to carpal tunnel syndrome in women: a twin study. Arthritis Care & Research. 2002;47(3):275-9
Becker J, Nora DB, Gomes I, Stringari FF, Seitensus R, Panosso JS, et al. An evaluation of gender, obesity, age and diabetes mellitus as risk factors for carpal tunnel syndrome. Clinical Neurophysiology. 2002;113(9):1429-34.
Tseng CH, Liao CC, Kuo CM, Sung FC, Hsieh D, Tsai CH. Medical and non‐medical correlates of carpal tunnel syndrome in a Taiwan cohort of one million. European journal of neurology. 2012;19(1):91-7.
PATOFISIOLOGI
• Tekanan berulang dan lama tekanan intrafasikuler →
nutrisi intrafasikuler terganggu →anoksia → endotel
Kompresi
mekanis rusak→kebocoran protein →edema epineural.

• kurangnya pasokan darah →penipisan nutrisi dan


insufisiensi oksigen ke saraf → hilangnya kemampuan mengirimkan
mikro -
vaskular
impuls saraf.

• efek dari penggunaan jangka panjang alat yang bergetar


getaran
pada saraf median pada terowongan karpal
MANIFESTASI KLINIS
Rasa nyeri di tangan Rasa kebas, kesemutan, baal
pada malam atau pagi atau seperti terkena aliran
hari listrik pada jari-jari.

Bengkak, sembab dan kaku pada


Rasa nyeri kadang dapat jari-jari, tangan dan pergelangan
terasa sampai ke lengan terutama pada pagi hari dan
atas bahkan leher terdapat perbaikan setelah
beraktifitas

Gerakan jari - jemari kurang


Otot telapak tangan yang
terampil misalnya waktu
makin lama semakin menciut
menyulam, menulis atau
juga sering dikeluhkan
memungut benda kecil

Kanaan N, Sawaya RA. Carpal tunnel syndrome modern diagnostic and management techniques. Br J Gen Pract. 2001;51:311-314.
De Jong, R.N. 1992. The Neurologic Examination 5th ed. Revised by A.F. Haerer.Philadelphia. J.B. Lippincott
Diagnosis
A. Pemeriksaan Fisik:
1. Phalen's test
2. Tinel's sign
3. Flick's sign
4. Torniquet test
5. Thenar wasting
6. Wrist extension test
7. Pressure test
8. Luthy's sign (bottle's sign)
9. Pemeriksaan sensibilitas
10. Pemeriksaan fungsi otonom
PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan
m.abductor pollicis brevis Atrofi otot-otot thenar
Tes Tinel
 Perkusi di atas n.medianus sepanjang perjalanannya di
lengan bawah sampai pergelangan.
 Tes ini positif bila timbul paresthesia di daerah distribusi
n.medianus.
 Validitas diagnostiknya berkisar antara 58-67% pada kasus-
kasus dengan hasil EMG positif; tetapi, pada 20% kasus, tes
Tinel positif walaupun tidak ada kompresi n.medianus (false
positif).
 Jadi, tes Tinel saja tidak cukup untuk menegakkan diagnosis
CTS.
Tes Phalen
• Dengan cara memegang
pergelangan tangan dalam posisi
fleksi maksimal selama beberapa
detik; bila timbul rasa baal dan
paresthesia di tiga jari pertama
dalam 60 detik maka dianggap
positif.
• Tes Phalen positif pada 66-88%
pasien dengan CTS, dengan false
positif mencapai 20%.
• Bila hasil tes Tinel dan Phalen
dikombinasikan, hasil yang positif
penting secara diagnostik karena
dapat mengidentifikasi sampai
dengan 90% pasien dengan CTS.
B. Elektrodiagnostik
EMG
 Kriteria diagnostik untuk CTS
– Adanya bukti kompresi serabut saraf sensorik
• Hilang atau menurunnya SAP saraf motorik (>3,4ms)
• Peningkatan selisih latensi median ke ulnar pada SAP jari ke IV
( >0,5ms )
– Adanya bukti kompresi serabut saraf motorik
• Peningkatan latensi distal (>4,2ms)
• Tanda denervasi pada m.abductor pollicis brevis
 Menegakkan diagnosis CTS hanya berdasarkan hasil EMG harus dihindari.
 Banyak dilaporkan insidens false negatif
C. Radiologi
X ray
CT Scan
MRI

D. Laboratorium
Bila etiologi CTS belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa
adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa
pemeriksaan seperti kadar gula darah, kadar hormon tiroid, ataupun darah
lengkap
KRITERIA DIAGNOSIS - National Institute of
Occupational Safety and Health (NIOSH)
Gejala sugestif: parestesia, hipoestesia, nyeri atau rasa tebal yang mengenai paling tidak
sebagian dari distribusi saraf medianus pada tangan

Ditemukan satu atau lebih hasil pemeriksaan tanda Tinel, tanda Phalen atau penurunan
atau hilangnya sensasi terhadap pin prick pada distribusi saraf medianus ditangan, atau
pada hasil elektrodiagnostik didapatkan disfungsi saraf medianus saat melalui terowongan
karpal

Adanya riwayat pekerjaan seperti melakukan pekerjaan berulang atau repetitive, pekerjaan
yang disertai kekakuan tangan, fleksi-ekstensi, dan deviasi gerakan pergelangan dan jari
tangan, menggunakan alat dengan getaran tinggi serta terjadi tekanan pada pergelangan
tangan atau telapak tangan.

Hegmann KT, Merryweather A, Thiese MS, Kendall R, Garg A, Kapellusch J, et al. Median Nerve Symptoms, Signs, and Electrodiagnostic Abnormalities Among Working
Adults. JAAOS-Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2018;26(16):576-84.
DIAGNOSA BANDING
- Biasanya keluhannya berkurang bila leher diistirahatkan
Cervical dan bertambah bila leher bergerak.
- Distribusi gangguan sensorik sesuai dermatomnya.
radiculopathy

Thoracic • Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-otot


thenar.
outlet • Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan
dan lengan bawah.
syndrome
Pronator • Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak

teres tangan daripada CTS karena cabang nervus medianus ke


kulit telapak tangan tidak melalui terowongan karpal.

syndrome
• Tenosinovitis dari tendon m. abductor pollicis longus dan
de Quervain's ekstensor pollicis brevis,
• Finkelstein's test : palpasi otot abduktor ibu jari pada saat
syndrome abduksi pasif ibu jari, positif bila nyeri bertambah
TERAPI

Konservat
if Pembedaha
n
Terapi Konservatif
• Modifikasi lifestyle
– Menghindari gerakan berulang, menggunakan peralatan yang
ergonomis saat bekerja, beristirahat secara berkala, dan beralih
pekerjaan
• Terapi oral
– Pemberian kortikosteroid oral dapat memberikan perbaikan gejala
pada jangka pendek, dengan efek yang mulai berkurang setelah
sekitar 8 minggu setelah obat dihentikan.
– Pemberian obat-obatan seperti NSAID, diuretik, dan pyridoxin (B6)
telah terbukti tidak lebih efektif dari plasebo
Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai / splint dapat
dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu.
Fisioterapi
Injeksi Kortikosteroid

• Prosedur ini dilakukan dengan


memasukkan kortikosteroid
bolus kecil di bawah flexor
retinaculum di dalam
terowongan karpal.
• Biasanya digunakan
triamcinolon 20 mg,
diinjeksikan menggunakan
spuit 1cc dengan jarum 25G.
Terapi Operatif
• Tindakan operasi mutlak dilakukan
bila terapi konservatif gagal atau bila
ada atrofi otot-otot thenar
• Indikasi relatif tindakan operasi
adalah hilangnya sensibilitas yang
persisten
Pembedahan
• Biasanya tindakan operasi CTS dilakukan secara terbuka
dengan anestesi lokal, tetapi sekarang telah
dikembangkan teknik operasi secara endoskopik.
• Operasi endoskopik memungkinkan mobilisasi penderita
secara dini dengan jaringan parut yang minimal, tetapi
karena terbatasnya lapangan operasi tindakan ini lebih
sering menimbulkan komplikasi operasi seperti cedera
pada saraf.
PROGNOSIS

 Pada kasus CTS ringan, dengan terapi konservatif umumnya


prognosa baik.
 Bila keadaan tidak membaik dengan terapi konservatif maka
tindakan operasi harus dilakukan.
 Secara umum prognosa operasi juga baik, tetapi karena operasi
hanya dilakukan pada penderita yang sudah lama menderita CTS
penyembuhan post operatifnya bertahap
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. T
Umur : 54 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Kawin/tidak kawin: Kawin
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Guru SD
Alamat : Kendal
Tanggal periksa: 2 Juli 2020
No CM : C762821

2
DAFTAR MASALAH

NO MASALAH AKTIF TANGGAL

1 NYERI PADA PERGELANGAN TANGAN KANAN 2 Juli 2020

2 PARASTHESIA PADA NERVUS MEDIANUS DEXTRA 2 Juli 2020

3 CTS DEXTRA 2 Juli 2020

2
DATA SUBJEKTIF

2
Riwayat Penyakit Sekarang

KeluhanUtama : Nyeri di pergelangan tangan kanan


Onset : ± 1 bulan sebelum periksa ke poli Saraf
Lokasi : pergelangan tangan kanan
Kualitas : seperti tersetrum, nyeri menjalar ke telapak tangan
dan jari-jari terutama jempol sampai jari tengah
Kuantitas : Mengganggu aktivitas sehari-hari, namun masih
bisa mandiri

3
Kronologis
Sejak ± 1 bulan sebelum periksa ke poli Saraf, pasien mengeluh nyeri
pada pergelangan tangan kanan, nyeri dirasakan terutama saat setelah
mengendarai sepeda motor, menulis lama dan mencuci. Nyeri dirasakan
seperti kesetrum, disertai rasa kesemutan yang menjalar ke telapak tangan
sampai jari-jari terutama jempol sampai jari tengah. Nyeri makin lama
dirasakan semakin memberat, terutama malam hari.
Bila nyeri pasien mengibas-ngibaskan tangan baru nyeri bekurang, kadang
menghilang. Pasien kemudian periksa ke dokter keluarga, diberi obat
minum, keluhan berkurang tapi tidak menghilang. Kemudian dirujuk ke
poli saraf RSUD Kendal, diberi obat keluhan masih timbul. Pasien
dianjurkan ke RS Kariadi untuk periksa hantaran listrik saraf lengan
kanan.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 3
Faktor memperberat : mengendarai sepeda motor, menulis,
mencuci
Faktor memperingan : mengibaskan tangan, minum obat
Gejala penyerta : kesemutan.

3
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat jatuh bertumpu pada tangan/trauma disangkal
• Riwayat kelemahan/kesemutan/kebas anggota gerak lainnya disangkal
• Riwayat naik sepeda motor tiap hari selama ± 20 menit untuk kerja sekitar 25
tahun
• Riwayat mencuci sendiri, baru pake mesin cuci 2 tahun.
• Riwayat Hipertensi dan Sakit Jantung disangkal
• Riwayat DM, kolesterol dan asam urat disangkal
• Riwayat obat yang diminum sebelumnya Na Diclofenak 2 x 50 mg,
Amitriptilin 1 x 12,5 mg, Ranitidin 2 x 150mg

3
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat penyakit serupa

Riwayat Sosial Ekonomi


Pasien adalah seorang guru SD, suami seorang PNS. Memiliki 2 orang anak, sudah
mandiri. Biaya pengobatan ditanggung BPJS.
Kesan : sosial ekonomi cukup

3
DATA OBJEKTIF

3
Status Presens
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
Tanda Vital :TD : 120 / 70 mmHg HR : 80 x/menit
RR : 20 x/ menit Suhu : 36,7o C
VAS : 4-5
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 57 kg
BMI : 23,17 kg/m² (normoweight)

3
Status Internus
Kepala : mesosefal
Mata : kongjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe (-), JVP tidak meningkat
Dada
- Jantung : bunyi jantung I, II normal; bising (-), gallop (-)
- Paru : sonor, suara dasar : vesikuler, suara tambahan : ronkhi -/-,
wheezing -/-
Perut : supel, bising usus (+) normal, hepar/lien tidak teraba
Ekstremitas : edema (-), turgor cukup

3
Status Psikikus

• Cara berpikir : realistis


• Perasaan hati : eutimik
• Tingkah laku : normoaktif
• Ingatan : kesan cukup
• Kecerdasan : kesan cukup

3
Status Neurologis
Kesadaran : GCS E4 M6 V5 = 15
Kepala : Mesosefal, nyeri tekan (-), simetris (+)
Mata : Pupil bulat isokor, Ø 3 mm / 3 mm, refleks cahaya
+/+
Nervi kraniales : Dalam Batas Normal
Leher : Sikap lurus, pergerakan bebas, kaku kuduk (-),
nyeri tekan (-)
Motorik : Dalam Batas Normal

3
MOTORIK SUPERIOR INFERIOR
Gerak +/+ +/+
Kekuatan 555/555 555/555
Tonus Normotonus/Normotonus Normotonus/Normotonus
Trofi Eutrofi/Eutrofi Eutrofi/Eutrofi
Refleks Fisiologis +2/+2 +2/+2
Refleks Patologis -/- -/-
Klonus    
Parestesia di pergelangan tangan kanan
Sensibilitas
sampai dengan jari I, II,III kanan
Vegetatif BAK dan BAB dalam batas normal
4
Status Lokalis R Mannus Dextra Sinistra
Atrofi Thenar - -
Simetris +
Inspeksi
Deformitas - -
Tanda Radang, Edema, Eritema - -

Palpasi Nyeri tekan di tengah pergelangan tangan kanan

4
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
REGIO MANNUS DEXTRA SINISTRA
TINNEL + -
PHALEN + -
FLICK + (nyeri berkurang) -

4
Koordinasi, Gait dan Keseimbangan Gerakan-gerakan abnormal
 Cara Berjalan : dalam batas
normal
 Tremor: (-)
 Tes Romberg : tidak dilakukan
 Athetose : (-)
 Ataksia : tidak dilakukan
 Disdiadokokinesis : tidak dilakukan
 Mioklonik : (-)
 Fenomena Rebound : tidak dilakukan  Khorea: (-)
   

4
Ringkasan
Subyektif :
Seorang wanita usia 54 tahun datang ke poli saraf dengan keluhan nyeri pada pergelangan tangan kanan sejak 1
bulan sebelumnya, disertai kesemutan menjalar ke jari terutama jempol sampai jari tengah. Nyeri dirasakan,
terutama setelah naik sepeda motor lama, menulis lama dan mencuci, berkurang bila pasien mengibaskan
tangan. Pasien berobat ke dokter keluarga dan RSUD, lalu dirujuk ke poli saraf RSDK.
DATA OBJEKTIF

STATUS NEUROLOGIS PEMERIKSAAN TAMBAHAN


• Mata: PBI, diameter 3 mm/3mm, RC • Palpasi: Nyeri Tekan di
STATUS GENERALIS (+/+) Pergelangan Tangan
Kesadaran : • Leher: Kaku Kuduk (-) Kanan (+)
GCS :E4M6V5 = 15; • Nervus Craniales: dalam batas normal
• Pemeriksaan Tinnel +/-
Vital Sign Dalam Batas • Motorik : dalam batas normal
• Sensibilitas: Parestesia pada pergelangan • Pemeriksaan Phalen +/-
Normal
tangan kanan sampai dengan jari I-II-III • Flick test + (nyeri
VAS : 4-5 berkurang pada
kanan
• Vegetatif: BAK dan BAB dbn pergelangan tangan kanan)

4
Diagnosis
Diagnosis Klinis :
Nyeri pergelangan tangan kanan
Paresthesia pada daerah n.medianus dextra menjalar ke jari 1-3
Diagnosis Topis : susp n. Medianus Dextra di canalis carpi
Diagnosis Etiologis : Suspek Carpal Tunnel Syndrome Manus
Dekstra

4
Prognosis

 Ad vitam : bonam
 Ad sanam : bonam
 Ad fungsionam : bonam

4
RENCANA AWAL

4
SUSPEK CARPAL TUNNEL SYNDROME MANUS DEXTRA
• Px : EMG KHST Superior
• Tx :
-Natrium Diklofenat 2 x 50 mg (po)
-Ranitidin 2 x 150 mg (po)
-Metilprednisolon 2 x 8 mg (po)
-Gabapentin 2 x 100 mg (po)
-Vitamin B1B6B12 3 x 1 tab (po)
• Mx : Motorik, Sensorik, VAS
• Ex : Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita, rencana
penatalaksanaan selanjutnya dan prognosis, mengurangi aktivitas yang
memperberat nyeri

 
4
CATATAN PERKEMBANGAN

4
Hasil EMG KHST ekstrimitas superior 02/07/2020

Add Image
KONTROL PERTAMA (09/07/2020)
S Nyeri pergelangan tangan (+) hilang timbul, kesemutan agak berkurang

CM, GCS  Pupil bulat isokor, Φ 3 mm/3 mm, Pemeriksaan Tambahan


E4M6V5 reflex cahaya (+/+),  Tinnel Test : (+/-)
T 130/80  Kaku kuduk (-)  Phalen Test : (+/-)
HR 82  Nn Cranialis: dalam batas normal  Flick Test : (+/-)
RR 18  Motorik: dalam batas normal Hasil EMG KHST Superior02/07/2020
O S 36.8  Sensibilitas: Parestesia di pergelangan tangan kanan  Kesan:
SpO2 99 sampai dengan jari I, II dan III kanan Hasil EMG: Kesan mononeuropati motorik
NPRS 3-4  Vegetatif: BAK dan BAB dbn n. Medianus dextra lesi demielinisasi,
neuropati sensorik n. medianus dextra,
mendukung CTS dextra

A Carpal Tunnel Syndrome Manus Dextra


Px -
Injeksi Triamcinolon 20 mg intraartikuler, Gabapentin 100 mg/ 8 jam po, Na diklofenak 50 mg/12 jam po,
Tx Metylprednisolon 8mg/12 jam po, Ranitidin 150 mg/12 jam po, Vit B1B6B12 1 tab/8 jam po

M
Motorik, Sensorik, VAS
x
Ex Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita, rencana penatalaksanaan selanjutnya dan
KONTROL KEDUA (23/07/2020)
S Nyeri pergelangan tangan kanan berkurang, kesemutan berkurang

CM, GCS  Pupil bulat isokor, Φ 3 mm/3 mm, Pemeriksaan Tambahan


E4M6V5 reflex cahaya (+/+),  Tinnel Test : (+/-)
T 120/80  Kaku kuduk (-)  Phalen Test : (+/-)
HR 76  Nn Cranialis: dalam batas normal  Flick Test : (+/-)
o RR 18  Motorik: dalam batas normal
S 36.5  Sensibilitas: Parestesia di pergelangan tangan kanan
SpO2 99 sampai dengan jari I, II dan III kanan
NPRS 2-3  Vegetatif: BAK dan BAB dbn

A Carpal Tunnel Syndrome Manus Dextra


Px Konsul TS rehabilitasi medik
Gabapentin 100 mg/ 8 jam po, Na diklofenak 50 mg/12 jam po jika nyeri, Metylprednisolon 4mg/12 jam
Tx
po, Ranitidin 150 mg/12 jam po, Vit B1B6B12 1 tab/8 jam po
M
Motorik, Sensorik, VAS
x
Ex Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita, rencana penatalaksanaan selanjutnya dan prognosis,
mengurangi aktivitas yang memperberat nyeri
BAGAN ALUR
DECISION MAKING
Mohon Arahan dan
Bimbingannya Dokter
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai