PPT Cts Dwi
PPT Cts Dwi
s
DEFINISI
Bahrudin M. Carpal tunnel syndrome (CTS). Saintika Medika. Januari 2011;Vol 7(14):78-87.
ANATOMI
Persarafan tangan diinervasi oleh nervus
radialis, nervus ulnaris, dan nervus medianus.
Dari ketiga saraf ini hanya nervus medianus
yang melewati terowongan karpal
Terowongan karpal terdapat di bagian sentral
dari pergelangan tangan di mana tulang dan
ligamentum membentuk suatu terowongan
sempit yang dilalui oleh beberapa tendon dan
nervus medianus.
Pada orang dewasa ukuran terowongan ini
dapat dilalui satu jari. Luas penampang
tersempit lebih kurang 2,5 cm dan
panjangnya lebih kurang 9–16 mm.
Dalam terowongan karpal, terdapat n.
medianus yang menghantarkan impuls
sensorik dari kulit telapak tangan serta kulit
bagian volar yang menutupi jari telunjuk, jari
tengah, dan setengah sisi radial jari manis
ETIOLOGI
Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian CTS :
1. Herediter
2. Trauma: dislokasi, fraktur atau hematom pada lengan bawah
3. Pekerjaan : gerakan fleksi - ekstensi pergelangan berulang
4. Infeksi: tenosinovitis, tuberkulosis, sarkoidosis.
5. Metabolik: amiloidosis, gout
6. Endokrin : akromegali, diabetes mellitus,
7. Neoplasma: kista ganglion, lipoma, infiltrasi metastase.
8. Penyakit kolagen vaskular : artritis reumatoid, SLE.
9. Degeneratif: osteoartritis.
10. Iatrogenik : punksi arteri radialis, pemasangan shunt dialisis.
11. Faktor stress
12. Inflamasi
FAKTOR RISIKO
PEKERJAA KOMORBI
INDIVIDU
N D
GERAKAN BERULANG JENIS KELAMIN ARTRITIS REMATOID
GOUT
GETARAN LOKAL USIA
DIABETES MELITUS,
TEKANAN MEKANIK GENETIK
RIWAYAT TRAUMA PADA TANGAN DAN
PERGELANGAN TANGAN
DURASI KERJA OBESITAS
HIPOTIROIDISME
Kanaan N, Sawaya RA. Carpal tunnel syndrome modern diagnostic and management techniques. Br J Gen Pract. 2001;51:311-314.
De Jong, R.N. 1992. The Neurologic Examination 5th ed. Revised by A.F. Haerer.Philadelphia. J.B. Lippincott
Diagnosis
A. Pemeriksaan Fisik:
1. Phalen's test
2. Tinel's sign
3. Flick's sign
4. Torniquet test
5. Thenar wasting
6. Wrist extension test
7. Pressure test
8. Luthy's sign (bottle's sign)
9. Pemeriksaan sensibilitas
10. Pemeriksaan fungsi otonom
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan
m.abductor pollicis brevis Atrofi otot-otot thenar
Tes Tinel
Perkusi di atas n.medianus sepanjang perjalanannya di
lengan bawah sampai pergelangan.
Tes ini positif bila timbul paresthesia di daerah distribusi
n.medianus.
Validitas diagnostiknya berkisar antara 58-67% pada kasus-
kasus dengan hasil EMG positif; tetapi, pada 20% kasus, tes
Tinel positif walaupun tidak ada kompresi n.medianus (false
positif).
Jadi, tes Tinel saja tidak cukup untuk menegakkan diagnosis
CTS.
Tes Phalen
• Dengan cara memegang
pergelangan tangan dalam posisi
fleksi maksimal selama beberapa
detik; bila timbul rasa baal dan
paresthesia di tiga jari pertama
dalam 60 detik maka dianggap
positif.
• Tes Phalen positif pada 66-88%
pasien dengan CTS, dengan false
positif mencapai 20%.
• Bila hasil tes Tinel dan Phalen
dikombinasikan, hasil yang positif
penting secara diagnostik karena
dapat mengidentifikasi sampai
dengan 90% pasien dengan CTS.
B. Elektrodiagnostik
EMG
Kriteria diagnostik untuk CTS
– Adanya bukti kompresi serabut saraf sensorik
• Hilang atau menurunnya SAP saraf motorik (>3,4ms)
• Peningkatan selisih latensi median ke ulnar pada SAP jari ke IV
( >0,5ms )
– Adanya bukti kompresi serabut saraf motorik
• Peningkatan latensi distal (>4,2ms)
• Tanda denervasi pada m.abductor pollicis brevis
Menegakkan diagnosis CTS hanya berdasarkan hasil EMG harus dihindari.
Banyak dilaporkan insidens false negatif
C. Radiologi
X ray
CT Scan
MRI
D. Laboratorium
Bila etiologi CTS belum jelas, misalnya pada penderita usia muda tanpa
adanya gerakan tangan yang repetitif, dapat dilakukan beberapa
pemeriksaan seperti kadar gula darah, kadar hormon tiroid, ataupun darah
lengkap
KRITERIA DIAGNOSIS - National Institute of
Occupational Safety and Health (NIOSH)
Gejala sugestif: parestesia, hipoestesia, nyeri atau rasa tebal yang mengenai paling tidak
sebagian dari distribusi saraf medianus pada tangan
Ditemukan satu atau lebih hasil pemeriksaan tanda Tinel, tanda Phalen atau penurunan
atau hilangnya sensasi terhadap pin prick pada distribusi saraf medianus ditangan, atau
pada hasil elektrodiagnostik didapatkan disfungsi saraf medianus saat melalui terowongan
karpal
Adanya riwayat pekerjaan seperti melakukan pekerjaan berulang atau repetitive, pekerjaan
yang disertai kekakuan tangan, fleksi-ekstensi, dan deviasi gerakan pergelangan dan jari
tangan, menggunakan alat dengan getaran tinggi serta terjadi tekanan pada pergelangan
tangan atau telapak tangan.
Hegmann KT, Merryweather A, Thiese MS, Kendall R, Garg A, Kapellusch J, et al. Median Nerve Symptoms, Signs, and Electrodiagnostic Abnormalities Among Working
Adults. JAAOS-Journal of the American Academy of Orthopaedic Surgeons. 2018;26(16):576-84.
DIAGNOSA BANDING
- Biasanya keluhannya berkurang bila leher diistirahatkan
Cervical dan bertambah bila leher bergerak.
- Distribusi gangguan sensorik sesuai dermatomnya.
radiculopathy
syndrome
• Tenosinovitis dari tendon m. abductor pollicis longus dan
de Quervain's ekstensor pollicis brevis,
• Finkelstein's test : palpasi otot abduktor ibu jari pada saat
syndrome abduksi pasif ibu jari, positif bila nyeri bertambah
TERAPI
Konservat
if Pembedaha
n
Terapi Konservatif
• Modifikasi lifestyle
– Menghindari gerakan berulang, menggunakan peralatan yang
ergonomis saat bekerja, beristirahat secara berkala, dan beralih
pekerjaan
• Terapi oral
– Pemberian kortikosteroid oral dapat memberikan perbaikan gejala
pada jangka pendek, dengan efek yang mulai berkurang setelah
sekitar 8 minggu setelah obat dihentikan.
– Pemberian obat-obatan seperti NSAID, diuretik, dan pyridoxin (B6)
telah terbukti tidak lebih efektif dari plasebo
Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan. Bidai / splint dapat
dipasang terus-menerus atau hanya pada malam hari selama 2-3 minggu.
Fisioterapi
Injeksi Kortikosteroid
2
DAFTAR MASALAH
2
DATA SUBJEKTIF
2
Riwayat Penyakit Sekarang
3
Kronologis
Sejak ± 1 bulan sebelum periksa ke poli Saraf, pasien mengeluh nyeri
pada pergelangan tangan kanan, nyeri dirasakan terutama saat setelah
mengendarai sepeda motor, menulis lama dan mencuci. Nyeri dirasakan
seperti kesetrum, disertai rasa kesemutan yang menjalar ke telapak tangan
sampai jari-jari terutama jempol sampai jari tengah. Nyeri makin lama
dirasakan semakin memberat, terutama malam hari.
Bila nyeri pasien mengibas-ngibaskan tangan baru nyeri bekurang, kadang
menghilang. Pasien kemudian periksa ke dokter keluarga, diberi obat
minum, keluhan berkurang tapi tidak menghilang. Kemudian dirujuk ke
poli saraf RSUD Kendal, diberi obat keluhan masih timbul. Pasien
dianjurkan ke RS Kariadi untuk periksa hantaran listrik saraf lengan
kanan.
The Power of PowerPoint | thepopp.com 3
Faktor memperberat : mengendarai sepeda motor, menulis,
mencuci
Faktor memperingan : mengibaskan tangan, minum obat
Gejala penyerta : kesemutan.
3
Riwayat Penyakit Dahulu
• Riwayat jatuh bertumpu pada tangan/trauma disangkal
• Riwayat kelemahan/kesemutan/kebas anggota gerak lainnya disangkal
• Riwayat naik sepeda motor tiap hari selama ± 20 menit untuk kerja sekitar 25
tahun
• Riwayat mencuci sendiri, baru pake mesin cuci 2 tahun.
• Riwayat Hipertensi dan Sakit Jantung disangkal
• Riwayat DM, kolesterol dan asam urat disangkal
• Riwayat obat yang diminum sebelumnya Na Diclofenak 2 x 50 mg,
Amitriptilin 1 x 12,5 mg, Ranitidin 2 x 150mg
3
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga dengan riwayat penyakit serupa
3
DATA OBJEKTIF
3
Status Presens
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis, GCS E4M6V5 = 15
Tanda Vital :TD : 120 / 70 mmHg HR : 80 x/menit
RR : 20 x/ menit Suhu : 36,7o C
VAS : 4-5
Tinggi badan : 158 cm
Berat badan : 57 kg
BMI : 23,17 kg/m² (normoweight)
3
Status Internus
Kepala : mesosefal
Mata : kongjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher : simetris, pembesaran kelenjar limfe (-), JVP tidak meningkat
Dada
- Jantung : bunyi jantung I, II normal; bising (-), gallop (-)
- Paru : sonor, suara dasar : vesikuler, suara tambahan : ronkhi -/-,
wheezing -/-
Perut : supel, bising usus (+) normal, hepar/lien tidak teraba
Ekstremitas : edema (-), turgor cukup
3
Status Psikikus
3
Status Neurologis
Kesadaran : GCS E4 M6 V5 = 15
Kepala : Mesosefal, nyeri tekan (-), simetris (+)
Mata : Pupil bulat isokor, Ø 3 mm / 3 mm, refleks cahaya
+/+
Nervi kraniales : Dalam Batas Normal
Leher : Sikap lurus, pergerakan bebas, kaku kuduk (-),
nyeri tekan (-)
Motorik : Dalam Batas Normal
3
MOTORIK SUPERIOR INFERIOR
Gerak +/+ +/+
Kekuatan 555/555 555/555
Tonus Normotonus/Normotonus Normotonus/Normotonus
Trofi Eutrofi/Eutrofi Eutrofi/Eutrofi
Refleks Fisiologis +2/+2 +2/+2
Refleks Patologis -/- -/-
Klonus
Parestesia di pergelangan tangan kanan
Sensibilitas
sampai dengan jari I, II,III kanan
Vegetatif BAK dan BAB dalam batas normal
4
Status Lokalis R Mannus Dextra Sinistra
Atrofi Thenar - -
Simetris +
Inspeksi
Deformitas - -
Tanda Radang, Edema, Eritema - -
4
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
REGIO MANNUS DEXTRA SINISTRA
TINNEL + -
PHALEN + -
FLICK + (nyeri berkurang) -
4
Koordinasi, Gait dan Keseimbangan Gerakan-gerakan abnormal
Cara Berjalan : dalam batas
normal
Tremor: (-)
Tes Romberg : tidak dilakukan
Athetose : (-)
Ataksia : tidak dilakukan
Disdiadokokinesis : tidak dilakukan
Mioklonik : (-)
Fenomena Rebound : tidak dilakukan Khorea: (-)
4
Ringkasan
Subyektif :
Seorang wanita usia 54 tahun datang ke poli saraf dengan keluhan nyeri pada pergelangan tangan kanan sejak 1
bulan sebelumnya, disertai kesemutan menjalar ke jari terutama jempol sampai jari tengah. Nyeri dirasakan,
terutama setelah naik sepeda motor lama, menulis lama dan mencuci, berkurang bila pasien mengibaskan
tangan. Pasien berobat ke dokter keluarga dan RSUD, lalu dirujuk ke poli saraf RSDK.
DATA OBJEKTIF
4
Diagnosis
Diagnosis Klinis :
Nyeri pergelangan tangan kanan
Paresthesia pada daerah n.medianus dextra menjalar ke jari 1-3
Diagnosis Topis : susp n. Medianus Dextra di canalis carpi
Diagnosis Etiologis : Suspek Carpal Tunnel Syndrome Manus
Dekstra
4
Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad sanam : bonam
Ad fungsionam : bonam
4
RENCANA AWAL
4
SUSPEK CARPAL TUNNEL SYNDROME MANUS DEXTRA
• Px : EMG KHST Superior
• Tx :
-Natrium Diklofenat 2 x 50 mg (po)
-Ranitidin 2 x 150 mg (po)
-Metilprednisolon 2 x 8 mg (po)
-Gabapentin 2 x 100 mg (po)
-Vitamin B1B6B12 3 x 1 tab (po)
• Mx : Motorik, Sensorik, VAS
• Ex : Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita, rencana
penatalaksanaan selanjutnya dan prognosis, mengurangi aktivitas yang
memperberat nyeri
4
CATATAN PERKEMBANGAN
4
Hasil EMG KHST ekstrimitas superior 02/07/2020
Add Image
KONTROL PERTAMA (09/07/2020)
S Nyeri pergelangan tangan (+) hilang timbul, kesemutan agak berkurang
M
Motorik, Sensorik, VAS
x
Ex Menjelaskan kepada pasien tentang penyakit yang diderita, rencana penatalaksanaan selanjutnya dan
KONTROL KEDUA (23/07/2020)
S Nyeri pergelangan tangan kanan berkurang, kesemutan berkurang