Anda di halaman 1dari 6

PRAKARYA MENGENAL MAKANAN KHAS

PALEMBANG DAN KERAJINAN TANGAN


DAERAH

NAMA KELOMPOK 2 PRAKARYA :


1. RIZKI NUR AISAH 2020143266
2. TATA AUDILLA 2020143242
3. MUHAMMAD ANDI KOSASI 2020143246
Palembang : Pempek Pempek adalah salah satu makanan tradisional khas Palembang.
Makanan yang diolah dari Ikan dan Sagu ini bisa dengan sangat
mudah ditemukan di Kota Palembang.Di toko-toko, di Jalanan,
hampir semua orang menjajakan pempek. Sehingga selain karena
daerah asalnya, ketersediaan Pempek di Kota Palembang membuat
Palembang disebut sebagai Kota Pempek.

Pada awalnya Pempek dikenal dengan nama ‘Kelesan’ sebutan untuk alat yang
digunakan untuk menghaluskan daging ikan berbentuk cembung dengan
semacam kuping di sisi yang berhadapan. Memang, cara pembuatan pempek
adalah di-‘keles’ (ditekan-tekan di atas semacam alas yang menyerupai papan
cucian. Awalnya ‘penekan’ atau alat untuk menghaluskan ikan terbuat dari
batok kelapa yang diberi lubang-lubang. Tetapi alat tersebut pada masa kini
telah digantikan dengan mesin penggiling.
Nama pempek kemudian menjadi populer di Palembang diyakini karena
dulunya

Nama pempek kemudian menjadi populer di Palembang diyakini karena dulunya pempek dijual oleh ‘Apek’, sebutan untuk lelaki tua
keturunan Cina. Jadi, ketika Apek menjajakan ke masyarakat, masyarakat akan memanggilnya dengan ‘pek…pek’, sehingga lama-
kelamaan kata ‘pek’ berubah menjadi ‘pempek’. Walau sesungguhnya cerita ini masih perlu didalami kembali. Bahan dasar yang
digunakan untuk membuat Pempek adalah ikan. Pada awalnya ikan yang digunakan adalah ikan belida. Pada perkembangannya ikan ini
mengalami kelangkaan sehingga selain mahal juga susah diperoleh. Keadaan itu membuat masyarakat beralih ke ikan yang lebih murah
dan lebih mudah diperoleh. Hingga kini sudah banyak jenis ikan yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan Pempek. Ikan tersebut
dibersihkan dengan cara membuang kepala dan tulangnya, lalu digiling hingga lumat dan dicampur dengan tepung.
Pada saat ini pempek tidak hanya menjadi konsumsi rumah tangga pribadi tapi
telah banyak membantu ekonomi masyarakat Palembang dan cukup dikenal oleh
banyak kalangan dari berbagai daerah. Pempek sudah menjadi oleh-oleh yang
tidak bisa ditinggalkan ketika berkunjung ke Palembang.

Bahan – Bahan Pembuatan Pempek


Bahan pempek Berikut ini bahan untuk membuat pempek Palembang:
 500 gram ikan tenggiri
 300 gram air
 5 gram gula pasir
 25 gram garam
 5 gram penyedap rasa
 350 gram tepung sag
Cara Membuat Pempek

1. Campurkan ikan tenggiri halus dan air memakai tangan kemudian tambahkan gula pasir,
garam, dan penyedap rasa. Campur rata hingga adonan agak mengental
2. Masukkan tepung sagu dalam adonan kemudian campur menggunakan tangan dan jangan
diaduk terlalu keras.
3. Bagi adonan menjadi masing-masing 150 gram untuk lenjer besar atau 25 gram untuk lenjer
kecil kemudian bentuk seperti silinder.
4. Rebus pempek dengan api sedang sampai mengapung dan permukaannya licin. Angkat dan
tiriskan kemudian sajikan pempek dengan cuko.
Kerajinan Tangan Khas Palembang
Songket Palembang adalah salah satu karya budaya dari Sumatra Selatan yang telah
Kain Songket ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia pada tahun 2013 oleh
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Karya budaya ini masuk ke dalam domain
Keterampilan dan Kemahiran Kerajinan Tradisional dengan nomor pencatatan 201300009.
Songket Palembang tidak hanya sekadar kain pelindung tubuh yang estetis namun
memiliki makna adiluhung yaitu kemakmuran, kejayaan, dan keberanian.

Songket kerap dikaitkan dengan Kemaharajaan Sriwijaya sebagai asal mula tradisi songket
berasal, beberapa jenis Songket yang populer pun tak lepas dari lokasi-lokasi yang pernah
berada dibawah kekuasaan Sriwijaya, salah satu lokasi dominan yang juga diyakini sebagai
ibukota Kemaharajaan Sriwijaya di masa lampau yakni Palembang, yang terletak di Sumatra
Selatan. Selain Palembang, beberapa daerah di Sumatra juga menjadi lokasi penghasil Songket
terbaik dalam kelasnya, yakni meliputi daerah-daerah di Minangkabau atau Sumatra Barat
seperti Pandai Sikek, Silungkang, Koto Gadang, dan Padang. Di luar Sumatra, kain songket juga
dihasilkan oleh daerah-daerah seperti Bali, Lombok, Sambas, Sumba, Makassar, Sulawesi, dan
daerah-daerah lain di Indonesia.

Karena faktor sejarah kekuasaan Kemaharajaan Sriwijaya, perdagangan,


dan perkawinan campuran, Songket pun juga menjadi populer di Kawasan
Maritim Asia Tenggara khususnya di negara-negara sekitar Indonesia
seperti Brunei, Malaysia, dan Singapura.
Patut diketahui bahwa kain songket memiliki banyak keistimewaan jika dibandingkan kain tenun jenis lain.
Salah satunya corak dan ragamnya yang berbeda, masing-masing memiliki makna tersendiri.

Bahan dasar kain songket yang terbuat dari benang emas dan perak membuat harga songket melambung tinggi. Teknik
pembuatan kain yang unik dan cenderung rumit membuat songket berbeda dengan kain jenis lainnya.Dari cara
memakainya, songket pria dan perempuan memiliki perbedaan mendasar. Kain songket untuk pria disebut Rumpak
(bumpak) dengan motif yang tidak penuh dengan tumpal (kepala kain) berada di belakang badan.

Songket tersebut dipakai mulai dari pinggul ke bawah sampai bagian bawah lutut (untuk pria yang telah
menikah) dan menggantung di atas lutut (untuk pria yang belum menikah). Sementara bagi perempuan, tumpal
(kepala kain) wajib berada di depan dengan posisi dari pinggul hingga mata kaki.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai