Anda di halaman 1dari 19

(BAB III)

Membangun Masyarakat Indonesia Yang


Sejahtera
(Bab II: Memperjuangkan Nilai-Nilai
Penting Dalam Masyarakat)
FX.Bambang Widiatmoko,S.S.M.Pd
PENGANTAR
 Perjuangan kesejahteraan Hidup ↔
Perwujudan Kerajaan Allah
 Situasi Hidup manusia yang didambakan atau
dirindukan oleh setiap orang yang
berkehendak baik , sesuai dengan kehendak
Allah sendiri.
 Berkaitan dengan NILAI-NILAI yang selaras
dengan semangat Kerajaan Allah (Adil, Jujur,
Benar, Damai dan Persaudaraan sejati, serta
pelestarian Lingkungan hidup)
PERJUANGAN KEADILAN, KEJUJURAN,
KEBENARAN DAN PERDAMAIAN
1. Adil
Mat 22:21 (hak Allah dan Kaisar), KGK 1807
(Penghormatan atas hak, Pengaturan Hubungan demi
kesejahteraan bersama)
2. Benar
Kel 20:8 (Jangan Bersaksi Dusta)
3. Jujur
Keselarasan suara hati, ucapan, sikap dan
perbuatan
4. Damai
Mat 18: 22 (Memaafkan tanpa mengingat
kesalahan).Kesempatan harus dibatasi (Lukas 13:6-9)
MODEL-MODEL ANALISIS SOSIAL
 Model Konsensus
Kultur Bersama (Nilai, Norma dan Tujuan yang
Mau Dicapai)
Perubahan thd konsensus = Membahayakan
stabilitas sosial

 Model Konflik/Radikal
Struktur Sosial = Hasil Pemaksaan kelompok ttt
Perubahan Sosial adl Dinamis
Keadilan VS Kemiskinan
HAMBATAN
 Model Radikal
Mengubah aturan permainan = mengganti para pembuat UU
Hambatannya: Sistem sosial yg menindas

 Model Konservatif
Menjunjung tinggi struktur sosial, kekuasaan adl hal yg
hakiki
Perbedaan tingkat sosial = Perbedaan bakat dan
pembawaannya (Talenta)
Hambatannya:
1. Kemiskinan bukan masalah serius
2. Menolak bantuan / jaminan sosial masyarakat
3. Mempertahankan status quo
TELADAN YESUS
 KS:
1.Yoh 8: 2-12 (Hal Keadilan)
Yesus dan Perempuan Pezina
2. Mat 5: 34 (Hal Kebenaran)
Hal tentang Sumpah, Jangan Bersumpah Palsu
3. Mrk 12:1-17; 28-31/ Matius 5:33-37 (Hal Kejujuran)
Hukum yang Utama
4. Mat 5: 20-24 (Damai dan Persaudaraan Sejati)
Hal kesempurnaan Hukum-Kasih

 Penegakan keadilan = Efektif dgn Prinsip Cinta Kasih


PERDAMAIAN DAN
PERSAUDARAAN SEJATI
 Paus Fransiskus :“Seruan perdamaian adalah lebih
daripada peperangan.”
 Sejarah mengungkapkan bahwa perdamaian tidak
bisa datang hanya melalui kekuatan manusia, kata
Paus. “Itulah mengapa kita berada di sini, karena
kita tahu dan kita percaya bahwa kita
membutuhkan pertolongan Allah”
 Apabila kita sungguh hidup dalam Kristus maka kita
akan menjadi pembawa damai dan hidup tanpa
memperhitungkan kesalahan atau pelanggaran yang
dibuat orang lain. Iman dalam Kristus Yesus
menjadikan kita juru damai dalam setiap
perselisihan (bdk. 2 Kor 5:17-19)
DAMAI DALAM AJARAN GEREJA
(KOMPENDIUM. ASG 494)
 Perdamaian adalah sebuah keadilan (bdk. Yes
32:17) yang dipahami dalam arti luas sebagai
sikap hormat terhadap keseimbangan setiap
matra pribadi manusia.
 Perdamaian itu terancam kalau manusia tidak
diberikan segala sesuatu yang menjadi haknya
sebagai pribadi manusia, tatkala martabatnya
tidak dihormati dan manakala kehidupan sipil
tidak diarahkan kepada kesejahteraan umum.
 Perdamaian adalah keadilan. Perdamaian
adalah hasil tata masyarakat manusia yang haus
akan keadilan yang lebih sempurna.
MELESTARIKAN LINGKUNGAN
HIDUP
 Semua ciptaan Allah = Baik adanya (Kej 1:31)
 Kerusakan Alam = Kesalahan Manusia
 Pelestarian Lingkungan :

1. Bukan sekedar masalah teknis (Reboisasi)


2. Masalah Moral: manusia sadar, sepakat, dan
bersama-sama ikut terlibat (Creatio
Continua)
TERANG KITAB SUCI
 Manusia = Adam
 Tanah = Adamah (warna Merah Kecoklatan)
 Mengusahakan, Memelihara ( Samar ) dan
Mengelola (Abudah)
= Ibadah, Mengabdi ( Kepada Allah )
 Bahaya Mamonisme (Cinta Uang/Harta) =
Sikap Rakus (Mat 6: 19-24, 1 Tim 6: 6-10)
HIDUP TIDAK LAYAK SECARA
KEMANUSIAAN
(1) Kemiskinan;
(2) Keterlantaran,
(3)  Kecacatan,
(4) Keterpencilan,
(5) Ketunaan sosial dan penyimpangan perilaku,
(6) Korban bencana, dan
(7) Korban tindak kekerasan, eksploitasi dan
diskriminasi.

Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/arif.rohman/pembang
unan-kesejahteraan-sosial-di-indonesia-hambatan-
tantangan-dan-peluang
1. KEMISKINAN
 kemiskinan itu karena kemalasan, sedang
dipihak lain memahami ada sesuatu yang hilang
dalam hidupnya.
 Pemikiran seperti ini diterjemahkan menjadi
kurangnya pendapatan, ketidakmampuan untuk
memuaskan kebutuhan dasar atau kemampuan
untuk menuntun dirinya menjadi manusia
seutuhnya
(Levine, David  P and Abu Turab Rizvi.
(2005),  Paverty Work Freedom;  Political
Economy and the Moral Order, hal. 41
Cambridge University Press, Cambridge).
2. KETERLANTARAN
 Keterlantaran disini dimaksudkan
pengabaian/penelantaran anak-anak dan orang lanjut
usia karena berbagai sebab.
 Anak merupakan asset dan generasi penerus bangsa
yang perlu ditingkatkan kualitasnya agar mampu
bersaing dalam era globalisasi. . Cukup banyak anak-
anak yang mengalami keterlantaran karena ketidak
mampuan orang tua untuk memenuhi kewajibannya
atau memang mereka melalaikan kewajiban
sebagaimana mestinya, sehingga kebutuhan dan hak
anak tidak dapat terpenuhi secara wajar baik jasmani,
rohani maupun sosial.
 
3. KECACATAN

 UU NOMOR 4 TAHUN 1997 TENTANG


PENYANDANG CACAT PASAL 1:
 Penyandang cacat adalah setiap orang yang
mempunyai kelainan fisik dan/atau mental,
yang dapat mengganggu atau merupakan
rintangan dan hambatan baginya untuk
melakukan secara selayaknya, yang terdiri
dari:
a. Penyandang cacat fisik;
b. Penyandang cacat mental;
c. Penyandang cacat fisik dan mental.
4. KETERPENCILAN
 Data statistik tahun 2005 menunjukkan bahwa 65%
penduduk Indonesia tinggal di wilayah perdesaan,
dimana 35%-nya masih hidup di wilayah terpencil
yang mendiami daerah-daerah yang secara geografis
relatif sulit dijangkau, seperti: pegunungan, hutan,
lembah, muara sungai, pantai dan pulau-pulau
kecil.
 Sebagian dari mereka tidak memiliki tempat tinggal
tetap, hidup berpindah-pindah dari satu tempat ke
tempat lain atau nomaden dan menjalani kehidupan
yang hanya terbatas pada pemenuhan hidup sehari-
hari. Jenis kegiatan ekonomi yang ditekuninya
seperti pertanian, nelayan, berburu dan meramu.
5.KETUNAAN SOSIAL DAN
PENYIMPANGAN SOSIAL
 (Penyimpangan sikap dan perilaku) Ketunaan
sosial mengindikasikan ketidakmampuan
seseorang / kelompok di dalam memenuhi
kebutuhan hidup secara wajar.
 Meliputi warga masyarakat yang mengalami
gangguan fungsi-fungsi sosialnya akibat
ketidakmampuannya mengadakan penyesuaian
(social adjusment) secara normatif, yakni: (1)
tindak tuna susila, (2) anak konflik dengan
hukum/ nakal, (3) bekas narapidana, (4) korban
narkotika, (5) gelandangan; (6) pengemis dan (7)
korban HIV/AIDS dan (8) eks psikotik terlantar
6. KORBAN BENCANA
 Meliputi warga masyarakat yang mengalami
musibah atau bencana, yakni:
(1) korban bencana alam, dan
(2) korban bencana sosial yang disebabkan
oleh konflik sosial dan kemajemukan
latar belakang sosial budaya.
7. KORBAN TINDAK KEKERASAN,
EKSPLOITASI DAN DISKRIMINASI.
 Meliputi warga masyarakat yang mengalami
tindak kekerasan, seperti:
(1) anak yang dilacurkan, diperdagangkan
dan bekerja dalam situasi terburuk
(2) wanita korban tindak kekerasan,
(3) lanjut usia korban tindak kekerasan, dan
(4) pekerja migran korban tindak kekerasan.
TANGGAPAN GEREJA ATAS
SITUASI INDONESIA
 Berbagai bentuk ketidakadaban publik yang paling
mendesak untuk diatasi bersama dapat diringkas menjadi
17 pokok masalah berikut, yaitu:
Keretakan Hidup Berbangsa dan Formalisme Agama,
Otonomi Daerah dan Masyarakat Adat, Korupsi (masalah
budaya), Korupsi (masalah lemahnya mekanisme kontrol),
Kemiskinan, Pengangguran, Kriminalitas/Premanisme,
Perburuhan, Pertanian, Lingkungan Hidup (berkaitan
dengan hutan), Lingkungan Hidup (berkaitan dengan non-
hutan), Pendidikan Formal: Dasar-menengah, Pendidikan
Formal: Pendidikan Tinggi, Pendidikan Non-formal:
Pendidikan (dalam) Keluarga, Pendidikan Non-formal:
Kaum Muda (termasuk masalah narkoba), Kesehatan,
Kekerasan dalam Rumah Tangga dan Ketidaksetaraan
Gender.

Anda mungkin juga menyukai