Anda di halaman 1dari 9

Interaksi Tata Guna Lahan (Aktivitas) dengan

Sistem Transportasi
TATA GUNA LAHAN SISTEM TRANSPRTASI
• Tata Guna Lahan: pengaturan pemanfaatan lahan pada lahan yang • Sistem transportasi
masih kosong di suatu lingkup wilayah untuk kegiata-kegiatan tertentu/. Sejauh mana interaksi dari merupakan gabungan dari
• Kegiatan atau aktivitas yang dilakukan manusia (bekerja, berbelanja, kegiatan (aktivitas) pada masing- elemen2 atau
komponen2: Prasarana
belajar, berekreasi, dsb, semua dilakukan pada potongan2 tanah yang masing tata guna lahan dengan (Jalan dan terminal);
telah diwujudkan (dimanfaatkan) sebagai kantor, pabrik, pasar, system tranportasi? sarana (kendaraan);
pertokoan, perumahan, gedung sekolah, dll. system pengoperasian
(yang mengkoordinasikan
• Aktivitas yang dilakukan pada potongan tanah tsb dinamakan tata guna Untuk mengetahuinya kita perlu komponen prasarana dan
lahan.
melakukan analisi dengan sarana)
• Dalam pengaturannya oleh lembaga yang ditunjuk, tidak diperkenankan memberi ukuran intensitas
terjadi campur aduk dalam tata guna lahan (mix land use). Artinya, mis: • Pengembangan system
aktifitas pertokoan tidak boleh menempati lahan yang diperuntukkan masing-masing kegiatan pada transportasi untuk
mendukung kelancaran
untuk perkantoran, sekolah, dst. Pemisahan aktivitas ini disebabkan Tata lahan. mobilitas manusia antar
oleh beberapa factor diantaranya: kondisi fisik lahan, factor ekonomi
(harga lahan), dan struktur tata ruang yang telah ditetapkan oleh tata guna lahan alam
lembaga terkait. memenuhi kebutuhan
ekonominya adalah
• Dalam memenuhi kebutuhannya manusia terpaksa melakukan mengembangkan salah
pergerakan (mobilitas) dari tata guna lahan yang satu ke tata guna lahan satu komponen tsb atau
lainnya, mis : dari rumah ke pasar, dsb. Agar mobilisasi manusia antar mengembangkan ketiga
tata guna lahan ini terjamin kelancarannya, dikembangkanlah system komponen namun harus
transportasi yang sesuai dengan jarak, kondisi geografis, dan wilayah didukung dengan dana
termaksud. yang besar.
Mis:
• Tata Lahan • Tata Lahan
Perumahan (luasnya, Perumahan – origin ()
banyaknya rumah = 30.000 Jiwa
pada masing2 tipe, te2 Penduduk
R u •
kepadatan Tata Lahan
penduduk, jumlah Perkantoran –
penghuninya) Zona 1 Zona 2 destination ( ) =
• Tata Lahan Industri 10.000 Jiwa Pekerja
(luasnya, banyaknya • Jalan Utama – Rute 1
Rute 1 ()
bahan baku,
banyaknya produksi, SISTEM TRANSPORTASI • Jalan Alternatif – Rute
banyaknya ragam 2 ()
Tata Lahan Tata Lahan •
industry) Waktu Perjalanan
Perumahan Perkantoran
• Tata Lahan dengan 30.000 dengan 10.000 (menit) dari zona 1 ()
Perdagangan (luas, Jiwa Penduduk Jiwa Pekerja ke zona 2 () : ()
parkir, jumlah
pedagang, ragam
perdagangan) Dari interaksi tsb, didapatkan model yang mmperlihatkan kekuatan
• Tata Lahan Pariwisata hubungan antara tata guna lahan dengan system transportasi:
(luas, jumlah fasilitas,
dsb) 𝐿𝑑 2
𝐻 1 −2=
𝑇 1 −2
Dimana:
: Aksesibilitas
: Daya Tarik Zona 2
: Waktu Perjalanan (menit) dari zona 1 () ke zona 2 ()
Faktor yang mempengaruhi tingkat
Aksesibilitas Aksesibilitas
• Merupakan suatu konsep yang menggabungkan Faktor Waktu Tempuh, factor ini sangat
ditentukan oleh ketersediaan prasarana
(mengkombinasikan) Sistem Tata Guna Lahan secara geografis dan sarana transportasi yang dapat
dengan system jaringan transportasi yang menghubungkan, diandalkan (reliable transportation
system)
dimana perubahan tata guna lahan, yang menimbulkan zona-
Faktor Jarak Faktor Biaya/Ongkos Perjalanan
zona dan jarak geografis di suatu wilayah atau kota, akan mudah
dihubungkan oleh penyedia prasarana atau sarana angkutan. Faktor intententitas (kepadatan) guna
lahan
• Mudahnya suatu lokasi dihubungkan dengan lokasi lainnya lewat Faktor Pendapatan orang yang
jaringan transportasi yang ada, berupa prasarana jalan dan alat melakukan perjalanan
angkut yang bergerak diatasnya. Dengan kata lain, suatu ukuran
kemudahan dan kenyamanan mengenai lokasi tata guna lahan Ditampilkan secara mutu Ditampilkan secara terukur
yang saling berpencar, dapat berinteraksi (berhubungan) satu
sama lain. Dan mudah sulitnya lokasi-lokasi tersebut dicapai
Kualitatif Kuantitatif
melalui system jaringan transportasinya, merupakan hal yang
sifatnya subjektif, kualitatif dan relative. Artinya, mudah bagi
seseorang belum tentu mudah bagi orang lain.
Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas secara Kuanitatif
JAUH Aksesibilitas
Aksesibilitas Rendah 𝑛
𝐿𝑑𝑗
Sedang (Medium
Accessibility) (Low Accessibility) 𝐻 1= ∑
𝑑𝑗=1 𝑇 𝑖𝑗
DEKAT Aksesibilitas Sedang
Aksesibilitas Tinggi
(High Accessibility) (Medium
Accessibility)
Dimana:
Origin SANGAT BAIK SANGAT BURUK : Aksesibilitas dari zona asal i ke
berbagai zona tujuan j.
: Ukuran aktivitas kegiatan disetiap zona j
: Faktor Kendala seperti ukuran, biaya,
dsb ke berbagai zona j
n : banyaknya zona tujuan j sesuai dengan
kegiatan orang dalam wilayah kota
Mobilitas
• Merupakan tingkat kelancaran perjalanan, dan dapat diukur melalui banyaknya perjalanan (Pergerakan)
dari satu titik asal ke titik tujuan lain sebagai akibat tingginya tingkat akses antar lokasi tersebut.
• Antara aksesibilitas dan mobilitasi terdapat hubungan searah, yaitu semakin tinggi akses, akan semakin
tinggi pula tingkat mobilitas orang, kendaraan apapun barang yang bergerak dari satu titik ke titik lain.
• Hubungan ini dapat dirumuskan dengan bentuk hubungan fungsional seperti pada persamaan berikut:

Dimana
: Tingkat Mobilitas pergerakan (orang, barang, kendaraan) dari zona asal I
ke zona tujuan j.
: Aksesibilitas dari zona asal I ke j berbagai zona tujuan j.
Konsep dan Ruang Lingkup
Perencanaan Transportasi
TAHAP FAKTOR YG
(SUBMODEL) MEMPENGARUHI
Aksesibilitas Tata Guna Lahan/ 1. Bukan bagian utama dan terintegrasi dengan keseluruhan
Accesibility Transportasi system, tp model aksesibilitas penting peranannya sebagai
proses awal dlm studi, karena digunakan untuk
mengidentifikasi masalah dan membantu perencana untuk
Bangkitan Perjalanan Tata Guna Lahan/ mengevaluasi alternatif rencana transportasi yang diusulkan
Trip Generation Transportasi

Sebaran Perjalanan Tata Guna Lahan/


Trip Distribution Transportasi 2. Merupakan bagian inti dari keseluruhan model perencanaan
transportasi dengan konsep perencanaan transportasi 4 tahap,
yang penggunaannya dilakukan secara berurutan (Tidak boleh
Pemilihan Moda Angkut Tata Guna Lahan/ terbalik)
Moda Choice/ Moda Split Arus Lalu Lintas

Pemilihan Rute/ Pembebasan


Tata Guna Lahan/
Jaringan Lalin
Arus Lalu Lintas
Route Choice & Assignment
3. Merupakan tahap yang berbeda dari tahapan sebelumnya.
Dalam keadaan ini, urutan boleh terbalik jika disebabkan
keadaan yg sangat bergantung pada kondisi dilapangan, mis:
Arus pd Jaringan Transportasi Tata Guna Lahan/
Flow at Network Transportation
a. Kurangnya kuantitas atau kualitas data yg ada
Arus Lalu Lintas
b. Apa tujuan dari studi dan kajian tersebut
Gambar. Model/ Konsep Perencanaan Transportasi 4 Tahap c. Terbatasnya dana dan waktu studi
Diusulkan 4 Alternatif Tipe dalam kajian perencaan transportasi 4 tahap

TIPE 1 TIPE 2 TIPE 3 TIPE 4

G-MS G G G

MS

D D D-MS D

MS

A A A A

Keterangan:
G : Bangkitan Perjalanan
D : Sebaran Perjalanan
MS : Pemilihan Moda Angkutan
A : Pemilihan Rute (Pembebanan pada jaringan jalan

Anda mungkin juga menyukai