Anda di halaman 1dari 9

ZAKAT PERUSAHAAN

kelompok 9
PERKENALAN KELOMPOK

Mega Murni Handayani Umi Ma'rifah Nesy Aidah Rahman


Pengertian Zakat Perusahaan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia, perusahaan adalah kegiatan atau pekerjaan dan sebagainya yang diselenggarakan secara teratur dengan tujuan

mencari keuntungan dengan cara menghasilkan sesuatu, mengolah (membuat, mengubah) barang, berdagang, memberikan jasa, dan sebagainya. Zakat

perusahaan adalah sebuah fenomena baru. Gejala ini dimulai dengan prakarsa para ulama, pengusaha, dan manajer muslim modern untuk mengeluarkan

zakat perusahaan. Boleh jadi, konsep ini mengikuti konsep pajak, yang membedakan antara pajak perseorangan (individual tax) dan pajak perusahaan

(corporate tax). Perusahaan wajib mengeluarkan zakat, karena keberadaan perusahaan adalah sebagai badan hukum (reeht person) atau yang dianggap

orang. Karena itu, di antara individu tersebut kemudian timbul transaksi meminjam, menjual, berhubungan dengan pihak luar, dan juga menjalin

kerjasama. Segala kewajiban dan hasil akhirnya pun dinikmati secara bersama-sama termasuk di dalamnya kewajiban kepada Allah Swt. Dalam bentuk

zakat.
Landasan Hukum Zakat Perusahaan

Dasar hukum pengenaan zakat perusahaan adalah dalil yang bersifat umum, sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 267 “Hai orang-orang yang

beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu

memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan

ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. Undang-undang No. 38 tahun 1999, tentang pengelolaan zakat, bab IV pasal 11 ayat (2) bagian (b) dikemukakan

bahwa di antara objek zakat yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah perdagangan dan perusahaan.
Syarat Zakat Perusahaan

Zakat perdangana di era modern ini bisa juga disebut dengan zakat perusahaan. Perusahaan secara umum dapat dikategorikan ke

dalam 1) Perusahaan yang melakukan usaha produksi/menghasilkan produk (commodity), seperti perusahan industry, perusahaan

manufaktur, dan lainnya. 2) perusahaan yang bergerak dibidang jasa (service), seperti lawyer, akuntan, auditor, dan lainnya. 3)

perusahaan yang bergerak dibidang keuangan (finance) seperti Bank, lembaga asuransi, reksadana, dan lainnya.
Nurhayati menjelaskan dalam bukunya, bahwa zakat perusahaan
Sedangkan syarat teknisnya adalah sebagai berikut:

harus dikeluarkan jika syarat berikut terpenuhi.


1. Adanya peraturan yang mengharuskan pembayaran zakat perusahaan

1. Kepemilikan dikuasai oleh muslim/muslimin


tersebut.

2. Bidang usaha harus halal


2. Anggaran dasar perusahaan memuat hal tersebut

3. Asset perusahaan dapat dinilai


3. RUPS mengeluarkan keputusan yang berkaitan dengan hal itu

4. Asset perusahaan dapat berkembang


4. Kerelaan para pemegang saham menyerahkan pengeluaran zakat sahamnya

5. Minimal kekayaan perusahaan setara dengan 85 gram emas


kepada dewan direksi perusahaan
Ketentuan Zakat Perusahaan

Secara umum pola pembayaran dan perhitungan zakat perusahaan adalah sama dengan zakat perdagangan, sehingga ketentuannya sebagai

berikut;

a) Kewajiban zakat dibebankan kepada pemilik saham yang beragama Islam. Sebuah perusahaan yang pemilik sahamnya berbeda-beda

agama, zakat hanya dibebankankepada pemilik saham yang beragama Islam.

b) Nisab : senilai 85 gram emas murni.

c) Kadar zakat : 2,5%

d) Waktu pembayaran : setiap akhir tahun (haul).

e) Objek zakat : kekayaan (modal dan keuntungan).


Sebuah perusahaan memiliki kekayaan terdiri atas :

1. Modal perusahaan berupa uang tunai.

2. Inventaris perusahaan berupa barang dan hak.

3. Produk usaha perusahaan berupa keuntungan (nilai lebih) berupa uang dan barang serta piutang (tagihan) pperusahaan

Dalam pembahasan kewajiban zakat, yang dimaksud dengan harta perusahaan yangharus dizakati adalah pertama dan ketiga

sedangkan kekayaan dalam bentuk inventaris perusahaan seperti sarana dan prasarana (baik benda bergerak maupun benda tidak

bergerak) tidak termasuk objek zakat.


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai