Anda di halaman 1dari 23

I.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pertambahan Pertambahan
Penduduk Bahan
Makanan

Peningkatan produksi
bahan makanan dunia
selalu tidak dapat mengejar Kekurangan
kecepatan pertumbuhan (Kelaparan)
penduduk
Penduduk dunia sampai tahun 2019 mencapai lebih dari 7 milyar

Diperlukan penambahan lahan tempat tinggal dan peningkatan


produksi bahan pangan

Untuk memenuhi tuntutan yang mendesak, maka satu-


satunya harapan terletak pada keadaan tanah.
Selain udara (iklim) dan air, tanah adalah sumberdaya
alam yang paling utama yang dimiliki manusia.
Oleh sebab itu seharusnya manusia menjaga dan
meningkatan produktivitas tanah secara sustainable
(berkelanjutan) agar dapat memenuhi tuntutan tersebut.
Khusus di Indonesia
Selain hal di atas

Berkurangnya lahan
Pertanian subur Sekitar 50.000 ha / tahun
(Di Jawa)

Untuk mengatasi:

1. Intensifikasi
2. Ekstensifikasi  di luar Jawa  Didominasi
Lahan bermasalah (tanah masam)
3. Rehabilitasi (untuk menjaga dan meningkatkan
produktivitas tanah)
PERMASALAHAN TANAH MASAM
1. Kelarutan Aluminium Tinggi
- Keracunan Aluminium
- Unsur P terikat oleh Al  P tidak tersedia bagi tanaman
2. Kekurangan Unsur Hara
- Terutama Ca, Mg dan Mo
3. Keracunan Unsur Hara Mikro
- Terutama Fe dan Mn
4. Kegiatan bakteri terhambat
- Dekomposisi bahan organik
- Pengikatan N2
INTENSIFIKASI PERTANIAN

adalah usaha untuk meningkatkan produksi pertanian dengan tidak


menambah luas lahan dan melalui sapta usaha tani, yaitu:

1.Pengolahan tanah

2.Penggunaan bibit unggul

3.Irigasi/pengairan secara teratur

4.Penggunaan pupuk

5.Pemberantasan hama dan penyakit dengan pestisida.

6.Panen tepat waktu

7.Penanganan pasca panen


EKSTENSIFIKASI PERTANIAN
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan
pertanian baru.

Ekstensifikasi pertanian dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di


luar Pulau Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti
Sumatera, Kalimantan dan Papua.
DIVERSIFIKASI PERTANIAN
Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman
pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu
hasil pertanian. Diversifikasi pertanian dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu :
(1) Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, atau
(2) Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan
REHABILITASI PERTANIAN
adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara
memperbarui cara-cara pertanian yang ada atau mengganti
tanaman tidak produktif lagi.

MEKANISASI PERTANIAN
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan
menggunakan mesin-mesin pertanian modern.
1.2. PENGERTIAN KESUBURAN TANAH DAN
PRODUKTIVITAS
A. Pengertian Kesuburan Tanah

 Kesesuaian tanah bagi tanaman, atau

 Kemampuan tanah untuk menyediakan unsur


hara, air dan udara dalam keadaan cukup dan
seimbang sesuai dengan tuntutan tanaman

 Kesuburan tanah mengandung arti sebagai


kesuburan fisik, kesuburan kimia dan
kesuburan biologi tanah
HARA KESUB. KIMIA
UDARA + AIR KESUB. FISIKA
MIKROBA KESUB. BIOLOGI
CIRI KESUBURAN KIMIA = KAYA – MISKIN

CIRI KESUBURAN FISIKA = BAIK – JELEK

1. KAYA - BAIK
2. KAYA - JELEK
3. MISKIN – BAIK
4. MISKIN – JELEK
B. Pengertian Produktivitas Tanah

Kemampuan tanah untuk dapat


menghasilkan produksi pertanian yang
optimal tanpa mengurangi tingkat
kesuburan tanahnya.

Mengapa Kesuburan dan Produktivitas


tanah dapat menurun ?
Faktor atau peristiwa yang dapat menurunkan
tingkat kesuburan dan produktivitas tanah:

• Akibat hasil pertanian yang setiap tahun/musim


dilakukan
• Erosi yang terjadi terus menerus
• Akibat bencana alam, misalnya: longsor
• Pencemaran lingkungan
• Adanya sistem perladangan berpindah.
• Pengaruh iklim
1. Akibat panen hasil pertanian yang setiap musim
atau setiap tahun dilakukan, sejumlah besar
unsur hara terangkut tanaman tanpa
dikembalikan ke dalam tanah.

Sebagai contoh, hasil panen 20 ton padi per


hektar akan terangkut kurang lebih 325 kg N, 175
kg P2O5 dan 535 kg K2O setiap musimnya. Kalau
dinyatakan dalam satuan pupuk maka diperlukan
7 kuintal Urea, 4 kuintal TSP dan 11 kuintal KCl
2. Adanya peristiwa erosi

Erosi yang berjalan secara terus menerus


dapat mengikis lapisan atas tanah (top-soil)
yang lebih subur

Lapisan tanah bawah (sub-soil) yang tertinggal


mempunyai sifat fisik, kimia dan biologi lebih
jelek atau produktivitasnya lebih rendah.
3. Bencana alam, seperti tanah longsor
4. Akibat terjadinya pencemaran lingkungan hidup,
terutama pencemaran industri
5. Akibat masih adanya sistem perladangan yang
berpindah tempat (shifting cultivation), terutama di
luar Pulau Jawa, yaitu dengan dilakukannya
pembakaran hutan untuk peladangan. Hal ini dapat
menimbulkan padang alang-alang yang merupakan
ciri lahan kritis.
6. Akibat pengaruh iklim, terutama kekurangan air yang
dapat menimbulkan tanah kering
Ladang Berpindah
(Sistem Terbuka: Tidak Sustainable)

KADAR BO(%)
Soil zone Virgin Cultivated
•Brown 3-4 2-3
•Dark Brown 4-5 3-4
•Black 6-10 4-6
•Dark Gray 4-5 2-3
•Gray 1-2 1-2
KONVENSIONAL/KOMERSIAL

MASA-KINI
(MASUKAN TEKNOLOGI)

•Produktivitas Tinggi
•MUTU RENDAH
•“LEVELLING OFF”
PERTANIAN MODERN •TIDAK Sustainable
Intensifikasi
(Tidak Sustainable)
BAHAN ORGANIK BAGI TANAH:

“Tanaman Sehat Tumbuh pada Tanah


yang Sehat”

TATA UDARA

 FISIK

TATA AIR

TATA
KEHIDUPAN TATA HARA  KIMIA

 BIOLOGI
PENYEBAB DEGRADASI PEMUPUKAN
BAHAN ORGANIK

EROSI

PEMBAKARAN
SISA

PENGOLAHAN
TANAH
UPAYA MENUJU
KE BERLANJUTAN PEMUPUKAN
ORGANIK SINTETIK

BERIMBANG

EROSI:
SISTEM POLA TANAM + DICEGAH
TERNAK: DIVERSIFIKASI,
SISA PANEN + PUPUK KAN-
DANG KEMBALI KE LAHAN
PEMBAKARAN
SISA:
DILARANG

PENGOLAHAN
TANAH:
MINIMUM/TANPA
SISTEM
INTENSIFIKASI INPUT TEKNOLOGI
YANG RASIONAL

INPUT TINGGI
HEIA
(konvensional)

BAHAN ORGANIK BERIMBANG


PUPUK EEISA
ANORGANIK (intermediet)

PERTANIAN INPUT RENDAH


ORGANIK LEISA
(final)
GOAL…!

Anda mungkin juga menyukai