Anda di halaman 1dari 21

PENDEWASAAN

USIA PERKAWINAN PERSPEKTIF


PERLINDUNGAN ANAK

MOCHAMMAD NAHROWI, S.Ag


Kepala Seksi Bimas Islam Kemenag
Kabupaten Lombok Barat
LANDASAN FILOSOFIS & SOSIOLOGI 3

S
 Anak adalah amanat Tuhan YME yang
harus dijaga dan diperlakukan dengan
sebaik-baiknya.
 Anak adalah generasi penerus keluarga,
bangsa dan peradaban.
 Jumlah anak di Indonesia adalah
sepertiga penduduk Indonesia atau
sekitar 87 juta anak.
LANDASAN HUKUM 4

 UUD Negara RI pasal 28 B ayat 2 :


”Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh,
dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi”
 UU No 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas UU No. 23
Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
 UU No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana
Anak

Anak: 0-18 tahun termasuk yang ada dalam kandungan
5

KOMISI PERLINDUNGAN ANAK INDONESIA

MENGUMPULKAN
• Lembaga Negara DATA & INFO
Independen yang MASUKAN & LAYANAN
dibentuk oleh UU USULAN PENGADUAN
KEBIJAKAN PA MASYARAKA
Nomor 35 Tahun 2014 T
tentang Perlindungan
Anak. TUGAS
• Mandat : (PASAL 76) MEDIASI
PENGAWASAN PEMENUHAN SENGKET
• Meningkatkan HAK ANAK, A
PERLINDUNGA
efektivitas pengawasan N KHUSUS
penyelenggaraan
pemenuhan Hak Anak
KERJA TELAAH
• (pasal 74) SAMA

• Didaerah, KPAD
MELAPORKAN
PELANGGARA
N
PRINSIP PERLINDUNGAN ANAK

HAK HIDUP DAN TUMBUH KEMBANG


NON DISKRIMINASI

KEPENTINGAN TERBAIK BAGI ANAK

PARTISIPASI
ANAK
PERLINDUNGAN
UNTUK UNTUK MENDAPATKAN
KHUSUS
• Bermain • Nama • diskriminasi;
• Berekreasi • Identitas • eksploitasi, baik ekonomi
• Berpartisipasi • Kewarganegaraan maupun seksual
• Berhubungan dengan • Pendidikan •Kekejaman dan kekerasan
orang tua bila terpisahkan • Informasi •Ketidakadilan
• Beragama • Kesehatan • penelantaran dan
• Berkumpul • Jaminan Sosial penganiayaan;
• Berserikat •perlakuan salah lainnya.
• Diasuh oleh orang tua
• Kelangsungan hidup,
tumbuh dan berkembang

| 7
GLOBALISASI
DAMPAK GLOBALISASI
POSITIF

Mudah memperoleh informasi


dan ilmu pengetahuan
Informasi yang tidak
Mudah melakukan komunikasi tersaring
Mobilitas tinggi Perilaku konsumtif,
Menumbuhkan sikap terbuka pemborosan pengeluaran
Sikap menutup diri, berpikir
Memacu untuk meningkatkan sempit
kualitas diri Meniru perilaku yang buruk
Mudah memenuhi kebutuhan Mudah terpengaruh oleh hal
yang tidak sesuai dengan
kebiasaan atau kebudayaan

NEGATIF
suatu negara
PERKAWINAN ANAK

Kewajiban dan Tanggung Jawab Orang Tua dan Keluarga “Pasal 26


(1) Orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab untuk:
• mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi Anak;
• menumbuhkembangkan Anak sesuai dengan kemampuan,
bakat, dan minatnya;
• mencegah terjadinya perkawinan pada usia
Anak; dan
• memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi
pekerti pada Anak.
UU NO. 16 TAHUN 2019
Tentang Perubahan Atas UU No. 1 TAHUN 1974 Tentang
Perkawinan
Pasal 7
(1) Perkawinan hanya diizinkan apabila pria dan wanita sudah mencapai umur
19 (sembilan belas) tahun.
(2) Dalam hal penyimpangan dalam ayat (1) pasal ini, orang tua pria dan/atau
orang tua pihak wanita dapat meminta dispensasi kepada Pengadilan dengan

alasan sangat mendesak disertai bukti-bukti pendukung yang cukup


Ada Apa dengan Perkawinan Anak?
DATA PERKAWINAN
ANAK
 Prevalensi pernikahan anak di Indonesia pada
tahun 2015 sebesar 23 persen, artinya satu dari
empat perempuan pernah kawin usia 20-24
tahun melakukan perkawinan pertama sebelum
usia 18 tahun.
 Prevalensi perkawinan usia anak lebih tinggi
pada daerah perdesaan dibandingkan daerah
perkotaan.
 Provinsi dengan prevalensi perkawinan usia
anak tertinggi pada tahun 2015 adalah Sulawesi
Barat dengan prevalensi 34,22 persen.
 Sumber: Perkawinan Usia Anak di Indonesia (2013 dan 2015), Edisi Revisi, Jakarta: BPS, 2017,
hlm. 7.
DATA PERNIKAHAN DINI TAHUN
2019
1. Perempuan menikah di bawah usia 20 tahun paling tinggi
terjadi di Kecamatan Sekotong 181 kasus, 125 kasus di
Kecamatan Lingsar, 122 kasus di Kecamatan Gerung.
2. Laki-laki menikah di usia kurang dari 20 tahun juga tertinggi
di Kecamatan Sekotong sebanyak 70 kasus, Narmada 60
kasus, Kecamatan Gunungsari 43 kasus.

Meskipun tren jumlah pernikahan dini di Kab. Lombok Barat


cenderung menurun setiap tahun, namun tetap harus secara
bersama-sama mengedukasi para remaja usia sekolah untuk
nikah di usia dewasa
FAKTA PERKAWINAN ANAK DI NTB

Kaitan Antara Perkawinan Usia Anak Rincian janda


NTB dan banyaknya janda Se NTB karena Perkawinan Dini

• 21,55 persen masyarakat NTB • Terdapat 4.821.875 kepala keluarga di 1. Lombok Timur : 24,8 %
berstatus janda atau duda akibat NTB, sebanyak 308.973 KK atau 21,55 2. Lombok Tengah :23,9 %
tingginya tingkat perceraian persen berstatus janda dan atau duda. 3. Lombok Barat : 22,0 %
4. Lombok Utara : 20,8 %
5. Kota Mataram : 20,4%
6. Bima : 18,0 %
7. Dompu : 16,8 %
8. Sumbawa Barat
dan Sumbawa : 14,1 %

19
SITUASI PERKAWINAN ANAK

Alasan
Alasan Agama
Budaya

Alasan
Alasan KTD
Ekonomi
Goal 5.3 Menghapus
Perkawinan Anak
“Saya tidak mau
kawin, tapi harus
bagaimana lagi?”

“Anak-anak hrs menjaga


dirinya sendiri. Anak laki-
laki hrs bekerja & anak
perempuan hrs kawin. Investasi dlm perkawinan
Begitulah cara kami anak bisa menekan angka
hidup.” kematian bayi lebih dari
2/3
PENDIDIKAN RENDAH
• Potensi Putus Sekolah Besar
KUALITAS
KESEHATAN SUMBER
• AKI DAN AKB DAYA
KUALITAS KELUARGA MANUSIA
INDONESIA
• Kesetaraan Gender lemah
• Kualitas Pengasuhan kurang
Memperpanjang
Edukasi Anak: Wajib Belajar
Kespro, Konseling
kepribadian, Sebaya
Mencegah
kekerasan

Memperjelas Izin Edukasi Toga


Orang Tua Tomas

Edukasi Orang
Konseling
Tua

STRATEGI
PENCEGAHAN MENGATUR
NORMA HUKUM DAN KEJELASAN
PENDEWASAAN IZIN ORANG
USIA TUA
PERKAWINAN
PERNIKAHAN

PRA
PRA NIKAH PERCERAIAN

PERAN
PEMERINTAH
4 Pilar Perkawinan

Mu’asarah
Musyawarah Zawaj
bil Ma’ruf
Musyawarah Zawaj

Mitsaqon
Mu’asyarahMitsaqon

Ghalizo
bil Ma’ruf
Ghalidhan
KOMPONEN HUBUNGAN PERNIKAHAN

Komitmen
 Komitmen, yaitu bagaimana suami-istri sama-sama
memandang ikatan perkawinan sebagai ikatan yang
kokoh (mitsaaqan ghalizhan, QS. An-Nisa, 4: 21).
 Kedekatan emosi muncul dalam bentuk rasa kasih
sayang, mawaddah dan rahmah, di antara pasangan
suami istri (QS. Ar-Rum, 30:21). Mereka menjadikan
pasangan sebagai pasangan jiwa, tempat berbagi
kehidupan yang sesungguhnya.
 Gairah adalah adanya dorongan untuk mendapatkan

Kedekatan
kepuasan seksual dari pasangannya, sebagaimana
Gairah menjadi salah satu tujuan perkawinan yaitu
emosi
menghalalkan hubungan seksual antara laki-laki dan
perempuan. Demikian pentingnya komponen ini, Al-
Qur’an banyak menyebutkannya di dalam berbagai ayat,
misalnya QS Al-Baqarah, 2: 187.
27

SUPPORTING BERSAMA

019
12/02/2
SEKOLAH MASYARAKAT KELUARGA

Anda mungkin juga menyukai