Materi
10
Tujuan Pembangunan Nasional
13
Bagaimana Cara Mencegah Perkawinan Anak
dan Stunting?
Penutup
APA YANG BAPAK IBU PIKIRKAN
TENTANG PERKAWINAN ANAK?
23,126
11,819 12,504
8,488
04/11/2023 4
DATA PERKAWINAN ANAK
RENDAHNYA TINGKAT
PENDIDIKAN (TERUTAMA
PEREMPUAN)
KEMUDAHAN NIKAH TIDAK
TERCATAT & ISBAT, MEKANISME
DISPENSASI NIKAH
BUKAN ISU PENTING BAGI
JUSTIFIKASI PANDANGAN TOKOH AGAMA TOKOH
AGAMA OLEH PEMUKA AGAMA MASYARAKAT DAN AKTOR
DAN BUDAYA NEGARA DI TINGKAT LOKAL
JUSTIFIKASI PENDUKUNG PERKAWINAN
ANAK
(nilai, keyakinan, mental model)
• Sejak Dulu Orang
Menikah Muda Dan
• Menikah Adalah Jalan • Menaati Agama
Tidak Ada Masalah Untuk Mencegah Zina Lebih Penting
• Menikah Adalah Sunnah Daripada
• Lebih Cepat Anak
Perempuan Menikah, Agama, Tidak Boleh Menaati
Lebih Baik Bagi Dihalang-halangi Pemerintah
Keluarga
• Nasib Kita Adalah • Menikah Adalah
• Lebih Cepat Lebih Setengah Tujuan
Kehendak Tuhan, Tidak
Baik, Daripada TIDAK Ibadah
LAKU Perlu Takut
Perkawinan bukan hanya tentang aku dan kamu tetapi juga tentang
keluarga besar, umat, masyarakat, bangsa
Stunting
02 04 06
1 dari 3 balita mengalami
stunting. Perkawinan dan
01 03 05 kelahiran di usia anak
meningkatkan risiko terjadinya
stunting.
atap:
perspektif
kemaslahatan
pilar:
perspektif zawaj
mitsaqan ghalidha suasana jiwa:
mu’asyarah bil ma’ruf sakinah mawaddah
musyawarah rahmah
taradlin
fondasi:
prinsip keadilan (mu’adalah), kesalingan
(mubadalah), keseimbangan (muwazanah)
Membangun Keluarga Anugrah semesta
(Rahmat lil alamin)
Keluarga Maslahah
Individu Muslih/ah
• Perkawinan Anak berisiko menimbulkan berbagai
persoalan di tingkat personal suami-istri :
ketidakmatangan pribadi, kecakapan hidup, kemampuan
mengasuh anak, putus pendidikan, potensi diri yang
hilang. Tidak terwujud mandat Khalifah fil ‘Ardh
yang membangun kemaslahatan di muka bumi, tidak
dapat menjadi yang terbaik (khairunnas).
2023 Stunting 23
Data Stunting di Indonesia
Data BKKBN
Indonesia pernah Angka stunting menunjukkan bahwa Berdasarkan pulau,
menduduki di Indonesia saat ini masih ada persentase gizi buruk
peringkat ke-5 lebih tinggi sekurangnya 1 dari 3 menunjukkan angka
stunting di dibanding anak Indonesia yang 10,20% di Maluku dan
mengalami stunting Papua, 7,25% di
kawasan Asia dengan negara-
meski ada peningkatan Kalimantan, 6,38% di
dengan prevalensi negara lain di prevalensi stunting Sumatera dan 6,46% di
lebih 30% pada Asia Tenggara menjadi 21,6% di tahun
2018 seperti Vietnam Sulawesi, 6,93% di Bali
2022.
dan Thailand. dan Nusa Tenggara dan
4,08% di Jawa
Penyebab Stunting
Komunitas-
• Politik Ekonomi, Sistem Pertanian Dan
Pangan,Ketersediaan Air Bersih,
• Pelayanan Kesehatan, Budaya Masyarakat, Tingkat
Negara Pendidikan.
Rumah
• Kelayakan rumah, kualitas asupan makanan, higiene
makanan dan minuman, higiene makanan dan
minuman
Tangga
• Kesehatan ibu, Jarak Melahirkan, pola asuh dan
Pemberian ASI
Penyebab Stunting di Level Komunitas-
Negara
Sistem
Politik Ketersediaan
Pertanian Dan
Ekonomi Air Bersih
Pangan
Budaya
Pelayanan Masyarakat Tingkat
Kesehatan (Penafsiran Pendidikan
Agama)
8 Faktor Penyebab Stunting
di Level Rumah Tangga
1. Kurangnya kelayakan rumah yang meliputi sanitasi dan kondisi air
yang tidak memadai, rendahnya penghasilan keluarga, kurangnya
ketersediaan makanan dan rendahnya pendidikan ibu atau pengasuh.
2. Rendahnya kualitas asupan makanan yang meliputi kurangnya
kandungan gizi, vitamin dan mineral, kurangnya keanekaragaman
makanan dan asupan sumber pangan hewani.
3. Kurangnya higiene makanan dan minuman yang berasal dari
tingginya kontaminasi makanan dan minuman, rendahnya perilaku
hidup bersih dan sehat, penyimpanan dan penyajian makanan yang
tidak aman.
4. Penyakit infeksi seperti diare, ISFA, cacingan, kurang nafsu makan
akibat infeksi dan peradangan.
Lanjutan…
Penyebab Stunting level Rumah Tangga
5. Kurangnya kesehatan ibu saat hamil seperti Kekurangan Energi Kronis
(KEK), ibu yang ‘pendek’,
6. Kehamilan remaja, jarak kelahiran pendek, melahirkan dengan kondisi
janin terhambat dan prematur serta hipertensi.
7. Pola asuh yang kurang baik mencakup praktik perawatan anak yang buruk,
kurangnya stimulasi dan aktivitas yang membantu pertumbuhan anak dan
buruknya pola pemberian makanan.
8. Pemberian ASI yang tidak memadai yang disebabkan oleh tidak
dilakukannya Inisiasi Menyusui Dini (IMD), tidak diberikannya ASI
eksklusif enam bulan, anak disapih terlalu dini, dan pemberian Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak sesuai kecukupan gizinya.
DAMPAK STUNTING
panjang
• Disabilitas saat lansia
• Menurunkan kualitas SDM dan rendahnya produktivitas
kerja dan status ekonomi.
MADHARAT PERKAWINAN ANAK dan STUNTING
Perkawinan anak mematahkan hampir setiap sendi kemaslahatan. Karena itu ia adalah
sebuah bencana yang harus dihindari.
Maka kaidah mencegah kerusakan merupakan prioritas yang lebih tinggi daripada
mewujudkan kebaikan (dar’ul mafasid muqoddam ‘ala jalbil mashalih) menjadi
pijakan sudut pandang.
Selain itu juga jauh dari nilai-nilai maqodhi as Syariah, dimana kemaslahatan sebagai
tujuan utama.
Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi
yang Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan
• AQ menyebutkan bahwa tugas Reproduksi itu Berat dan Mulia karena itu penting
untuk diperhatikan kebutuhan-kebutuhan praktis seorang ibu di saat mengembang
tugas reproduksi.
• Terkadang dalam budaya Patriarkhi ditambah dengan perspektif Kapitalis: walaupun
ibu sedang hamil, gizinya kurang diperhatikan, bahkan ayah yang pada umumnya
pencari nafkah itu lebih diutamakan gizinya daripada ibunya yang sedang hamil
• Ketersediaan air bersih masih sering dibebankan kepada perempuan, seolah air itu
kebutuhan perempuan.
• Perempuan di Masyarakat masih sering dipahami sebagai “pabrik”, sehingga hak
kesehatan reproduksinya sering terlanggar. Masih ada banyak “anak banyak rezeki”
Upaya Preventif Sosial-Budaya
• Kebutuhan ibu Hamil harus benar-benar dengan sungguh-sungguh diperhatikan
dan juga harus dihindari strees dan beban fisik berlebih.
• Melahirkan itu kodrat, tetapi akan punya anak berapa dan juga kapan akan lahir
(jarak kelahiran) itu adalah konstruksi
• Menyusui itu kodrat, tetapi bagaimana cara menyusuinya, akan langsung atau
pakai botol itu konstruksi. Karena itu sangat penting keterlibatan ayah dalam
tugas reproduksi, sepeti program Ayah-Suami siaga
• Alat kontrasepsi itu juga konstruksi, siapa yang akan menggunakan dan jenis
alat kontrasepsi apa atau dengan strategi apa untuk menjarangkan kelahiran, itu
konstruksi
UPAYA KURATIF
• Pemberian suplemen gizi mikro untuk Ibu dan Balita, memfasilitasi
keluarga untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat serta
menkonsumsi air minum yang aman.
• Tetap memuliakan anak ( Al Insan al karomiyah) yang mengalami
stunting. Jangan sampai sudah jatuh ketimpa tangga. Diusahakan
untuk tetap memaksimalkan potensi agar tetap membawa
kemaslahatan
• Anak stunting juga mempunyak hak untuk tumbuh kembang,
perlindungan (UU Perlindungan Anak)
Kesimpulan
Stunting adalah masalah yang serius Agama, Sosial dan Budaya juga
dan berdampak pada masa depan faktor penting untuk
Bangsa diperhatikan