Anda di halaman 1dari 49

PERSPEKTIF PENCEGAHAN

PERKAWINAN ANAK &


PENCEGAHAN STUNTING
Fenomena perkawinan anak dan Stunting
3
Apa Akar Masalah Perkawinan Anak dan
Stunting?
4
Dampak Perkawinan Anak dan Stunting
5
Konsep Keluarga Maslahah

Materi
10
Tujuan Pembangunan Nasional
13
Bagaimana Cara Mencegah Perkawinan Anak
dan Stunting?

Penutup
APA YANG BAPAK IBU PIKIRKAN
TENTANG PERKAWINAN ANAK?

20XX presentation title 3


Angka Dispensasi Pernikahan yang Dikabulkan Pengadilan Agama
Tahun 2016-2022
64,211
59,709
52,338

23,126

11,819 12,504
8,488

2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022

04/11/2023 4
DATA PERKAWINAN ANAK

PERSENTASE PEREMPUAN 20 - 24 TAHUN YANG MENIKAH SEBELUM UMUR 18 TAHUN MENURUT


PROVINSI, 2018
 Terdapat 20 provinsi dengan prevalensi perkawinan usia anak di atas angka nasional.
 Prevalensi perkawinan usia anak di Papua Barat sama dengan angka nasional, yaitu 11,2
persen.
 Persentase perkawinan usia anak tertinggi di Sulawesi Barat sebesar 19,4 persen. 8
 Persentase perkawinan usia anak terendah di DKI Jakarta sebesar 4,1 persen.
Lebih banyak anak perempuan menikah di
bawah usia 18 th daripada anak laki-laki
BERDASARKAN PENGALAMAN
BAPAK/IBU, APA YANG MENJADI ALASAN
PERKAWINAN ANAK DAN STUNTING?

20XX presentation title 7


APA AKAR MASALAH PERKAWINAN ANAK?

kawin anak masih (makin) marak, kampanye


#nikahmuda, selebrasi selebriti Mengapa?

Kawin anak direstui/difasilitasi oleh orangtua,


keluarga, masyarakat.
Kehamilan remaja meningkat Mengapa?
Kampanye masif dan sistematis

Tradisi Perkawinan Anak, justifikasi praktik


beragama, pemuka agama, budaya patriarki,
kebijakan dan program perangkat Negara,
dispensasi & isbat nikah, pendidikan & akses Mengapa?
terhadap pendidikan,

perspektif agama : cara mencegah zina adalah menikah, dst


perspektif keluarga & tradisi : sudah temurun & tidak masalah, dst
perspektif terhadap anak perempuan: malu bila tidak laku, dst
perspektif komunitas : perempuan tidak perlu sekolah tinggi, dst
perspektif perangkat Negara : bukan isu sentral, tidak boleh
melawan tradisi lokal, dst
ENABLER
KEMISKINAN

RENDAHNYA TINGKAT
PENDIDIKAN (TERUTAMA
PEREMPUAN)
KEMUDAHAN NIKAH TIDAK
TERCATAT & ISBAT, MEKANISME
DISPENSASI NIKAH
BUKAN ISU PENTING BAGI
JUSTIFIKASI PANDANGAN TOKOH AGAMA TOKOH
AGAMA OLEH PEMUKA AGAMA MASYARAKAT DAN AKTOR
DAN BUDAYA NEGARA DI TINGKAT LOKAL
 
JUSTIFIKASI PENDUKUNG PERKAWINAN
ANAK
(nilai, keyakinan, mental model)
• Sejak Dulu Orang
Menikah Muda Dan
• Menikah Adalah Jalan • Menaati Agama
Tidak Ada Masalah Untuk Mencegah Zina Lebih Penting
• Menikah Adalah Sunnah Daripada
• Lebih Cepat Anak
Perempuan Menikah, Agama, Tidak Boleh Menaati
Lebih Baik Bagi Dihalang-halangi Pemerintah
Keluarga
• Nasib Kita Adalah • Menikah Adalah
• Lebih Cepat Lebih Setengah Tujuan
Kehendak Tuhan, Tidak
Baik, Daripada TIDAK Ibadah
LAKU Perlu Takut

20XX presentation title 11


Perkawinan bukan hanya sekadar persoalan hawa nafsu.

Manusia bukan hanya makhluk biologis, ia makhluk yang multi-dimensi.


Banyak ruang potensi diri yang perlu diaktualisasikan

Manusia adalah makhluk Tuhan yang berakal budi. Ia dapat


mengendalikan dirinya dengan cara yang berdaya
PADAHAL
....... Tuhan memerintahkan manusia untuk menjadi manusia terbaik, bukan
hanya untuk kawin.

Perkawinan bukan hanya tentang aku dan kamu tetapi juga tentang
keluarga besar, umat, masyarakat, bangsa

Menikahkan anak untuk mencegah zina mencegah potensi masalah, tetapi


menimbulkan masalah aktual yang lebih besar
Berdasarkan pengalaman/pengamatan
Bapak/Ibu, Apa dampak dari
perkawinan anak?
DAMPAK PERKAWINAN
ANAK
Ekonomi Angka Kematian Ibu (AKI)
Perkawinan anak diestimasikan Komplikasi saat kehamilan dan melahirkan adalah penyebab
menyebabkan kerugian ekonomi kematian kedua terbesar untuk anak perempuan berusia
setidaknya 1,7% dari pendapatan 15 - 19 tahun. Ibu yang melahirkan muda juga rentan mengalami
kotor negara (PDB). kerusakan pada organ reproduksi.

Stunting
02 04 06
1 dari 3 balita mengalami
stunting. Perkawinan dan
01 03 05 kelahiran di usia anak
meningkatkan risiko terjadinya
stunting.

Pendidikan Kekerasan dan Perceraian Angka Kematian Bayi (AKB)


Anak perempuan yang kawin Perempuan menikah pada usia
Bayi yang lahir dari Ibu berusia di bawah 20 tahun
sebelum usia 18 tahun 4 kali lebih anak lebih rentan
berpeluang meninggal sebelum usia 28 hari/1,5 kali
rentan untuk menyelesaikan mengalami kekerasan
lebih besar dibandingkan Ibu berusia 20 - 30 tahun.
pendidikan menengah/setara. dalam rumah tangga (KDRT)
9
dan perceraian. Sumber: Survei Nasional Sosial dan Ekonomi, United Nations Children’s Fund, dan Kidman, 2016
Jika perkawinan anak memiliki banyak resiko, apakah
tujuan perkawinan dapat tercapai? Apakah tujuan
pembangunan nasional dapat tercapai?
Konsep Perkawinan Berbasis Kemaslahatan
Tujuan : Terwujudnya kemaslahatan yang ditandai dengan suasana jiwa yang tenang, dipenuhi cinta
kasih, bahagia dan membahagiakan (sakinah, mawaddah, warahmah)
Pilarnya :
a. Perspektif zawwaj
b. Mitsaqan Ghalidha
c. Mu’asyarah bil ma’ruf
d. Musyawarah
e. Taradlin
Fondasinya :
f. Keadilan (Muadalah)
g. Kesalingan (Mubadalah)
h. Keseimbangan (Muwazanah)
BANGUNAN KELUARGA SAKINAH

atap:
perspektif
kemaslahatan

pilar:
perspektif zawaj
mitsaqan ghalidha suasana jiwa:
mu’asyarah bil ma’ruf sakinah mawaddah
musyawarah rahmah
taradlin

fondasi:
prinsip keadilan (mu’adalah), kesalingan
(mubadalah), keseimbangan (muwazanah)
Membangun Keluarga Anugrah semesta
(Rahmat lil alamin)

Sakinah sebagai bagian


dari mewujudkan NEGARA MAKMUR
(Baldatun Thoyyibah)

Rahmatan lil Alamin


Masyarakat terbaik
(Khaira Ummah)

Keluarga Maslahah

Individu Muslih/ah
• Perkawinan Anak berisiko menimbulkan berbagai
persoalan di tingkat personal suami-istri :
ketidakmatangan pribadi, kecakapan hidup, kemampuan
mengasuh anak, putus pendidikan, potensi diri yang
hilang. Tidak terwujud mandat Khalifah fil ‘Ardh
yang membangun kemaslahatan di muka bumi, tidak
dapat menjadi yang terbaik (khairunnas).

• Perkawinan Anak secara khusus berdampak besar pada


perempuan: potensi diri yang hilang, kesehatan
reproduksi, risiko kematian, beban ganda, beban sosial,
kekerasan berbasis gender. Tidak ada perlindungan
terhadap hifzul’irdh, hifzul aql, hifzun nasl, hifzun
nafs
• Perkawinan Anak berisiko menimbulkan persoalan di
tingkat keluarga : kemiskinan, konflik, kekerasan dalam
keluarga dan, kehancuran keluarga (family breakdown).
Tidak terwujud perspektif kemaslahatan dan sakinah
mawaddah rahmah bagi setiap orang dalam keluarga.
Bangunan keluarga hancur karena pilar perkawinan
maslahah yang patah.

• Perkawinan Anak berisiko menimbulkan berbagai


persoalan di tingkat masyarakat : kemiskinan, kesehatan
masyarakat, kekerasan, family breakdown, kualitas
warga. Tidak terwujud mashalihul ‘ammah.
• Perkawinan Anak berisiko menimbulkan berbagai
persoalan di tingkat Negara dan Bangsa. Indeks
Pembangunan Manusia yang rendah, kualitas warga
yang rendah, problem kesehatan masyarakat, angka
kematian Ibu dan Bayi, stunting, tingkat pendidikan
terutama perempuan, kemiskinan, dst.
Tidak terwujud negara bangsa yang baldah
thoyyibah.

• Perkawinan Anak menjauhkan kaum Muslim dari


pewujudan Islam sebagai Rahmat bagi Semesta (Islam
Rahmatan lil’Alamin)
BAGAIMANA MEMENANGI PERUBAHAN?
DALAM DIMENSI AGAMA: RETHINKING & REDESIGNING

Pelibatan tokoh agama, organisasi berbasis agama, tokoh masyarakat untuk


penguatan perspektif kemaslahatan dalam perkawinan
Kerjasama pemerintah dan organisasi masayarakat untuk pendidikan publik
pencegahan perkawinan anak
Penegakan kebijakan terkait dengan pencegahan perkawinan anak

Kampanye yang aktif masif responsif pencegahan perkawinan anak

Pendidikan dan akses terhadap pendidikan terutama bagi perempuan

20XX presentation title 22


STUNTING
Stunting atau sering disebut pendek
adalah kondisi gagal tumbuh akibat
kekurangan gizi kronis dan
stimulasi psikososial serta paparan
infeksi berulang terutama dalam
1.000 Hari Pertama Kehidupan
(HPK), yaitu dari janin hingga
anak berusia dua tahun

2023 Stunting 23
Data Stunting di Indonesia

Data BKKBN
Indonesia pernah Angka stunting menunjukkan bahwa Berdasarkan pulau,
menduduki di Indonesia saat ini masih ada persentase gizi buruk
peringkat ke-5 lebih tinggi sekurangnya 1 dari 3 menunjukkan angka
stunting di dibanding anak Indonesia yang 10,20% di Maluku dan
mengalami stunting Papua, 7,25% di
kawasan Asia dengan negara-
meski ada peningkatan Kalimantan, 6,38% di
dengan prevalensi negara lain di prevalensi stunting Sumatera dan 6,46% di
lebih 30% pada Asia Tenggara menjadi 21,6% di tahun
2018 seperti Vietnam Sulawesi, 6,93% di Bali
2022.
dan Thailand. dan Nusa Tenggara dan
4,08% di Jawa
Penyebab Stunting

Komunitas-
• Politik Ekonomi, Sistem Pertanian Dan
Pangan,Ketersediaan Air Bersih,
• Pelayanan Kesehatan, Budaya Masyarakat, Tingkat

Negara Pendidikan.

Rumah
• Kelayakan rumah, kualitas asupan makanan, higiene
makanan dan minuman, higiene makanan dan
minuman

Tangga
• Kesehatan ibu, Jarak Melahirkan, pola asuh dan
Pemberian ASI
Penyebab Stunting di Level Komunitas-
Negara

Sistem
Politik Ketersediaan
Pertanian Dan
Ekonomi Air Bersih
Pangan

Budaya
Pelayanan Masyarakat Tingkat
Kesehatan (Penafsiran Pendidikan
Agama)
8 Faktor Penyebab Stunting
di Level Rumah Tangga
1. Kurangnya kelayakan rumah yang meliputi sanitasi dan kondisi air
yang tidak memadai, rendahnya penghasilan keluarga, kurangnya
ketersediaan makanan dan rendahnya pendidikan ibu atau pengasuh.
2. Rendahnya kualitas asupan makanan yang meliputi kurangnya
kandungan gizi, vitamin dan mineral, kurangnya keanekaragaman
makanan dan asupan sumber pangan hewani.
3. Kurangnya higiene makanan dan minuman yang berasal dari
tingginya kontaminasi makanan dan minuman, rendahnya perilaku
hidup bersih dan sehat, penyimpanan dan penyajian makanan yang
tidak aman.
4. Penyakit infeksi seperti diare, ISFA, cacingan, kurang nafsu makan
akibat infeksi dan peradangan.
Lanjutan…
Penyebab Stunting level Rumah Tangga
5. Kurangnya kesehatan ibu saat hamil seperti Kekurangan Energi Kronis
(KEK), ibu yang ‘pendek’,
6. Kehamilan remaja, jarak kelahiran pendek, melahirkan dengan kondisi
janin terhambat dan prematur serta hipertensi.
7. Pola asuh yang kurang baik mencakup praktik perawatan anak yang buruk,
kurangnya stimulasi dan aktivitas yang membantu pertumbuhan anak dan
buruknya pola pemberian makanan.
8. Pemberian ASI yang tidak memadai yang disebabkan oleh tidak
dilakukannya Inisiasi Menyusui Dini (IMD), tidak diberikannya ASI
eksklusif enam bulan, anak disapih terlalu dini, dan pemberian Makanan
Pendamping ASI (MP-ASI) yang tidak sesuai kecukupan gizinya.
DAMPAK STUNTING

Jangka • Terhambatnya perkembangan otak dan


kecerdasan anak, pertumbuhan fisik dan
Pendek gangguan metabolisme tubuh.

• Menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar,

Jangka • Menurunnya kekebalan tubuh sehingga rentan sakit, serta


berbagai penyakit degeneratif,

panjang
• Disabilitas saat lansia
• Menurunkan kualitas SDM dan rendahnya produktivitas
kerja dan status ekonomi.
MADHARAT PERKAWINAN ANAK dan STUNTING

Perkawinan anak mematahkan hampir setiap sendi kemaslahatan. Karena itu ia adalah
sebuah bencana yang harus dihindari.

Kebaikan perkawinan tidaklah sebanding dengan ancaman kemudharatan yang lebih


besar dalam perkawinan anak.

Maka kaidah mencegah kerusakan merupakan prioritas yang lebih tinggi daripada
mewujudkan kebaikan (dar’ul mafasid muqoddam ‘ala jalbil mashalih) menjadi
pijakan sudut pandang.

Selain itu juga jauh dari nilai-nilai maqodhi as Syariah, dimana kemaslahatan sebagai
tujuan utama.
Indonesia Berpenghasilan Menengah-Tinggi
yang Sejahtera, Adil, dan Berkesinambungan

Meningkatkan SDM berkualitas dan berdaya


TUJUAN PEMBANGUNAN saing

NASIONAL (RPJMN 2020-


2024) Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan dan
Pemuda

Pemenuhan Hak dan Perlindungan Anak


Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan
Peningkatan Kualitas Pemuda
Menurut Bapak/Ibu, bagaimana upaya yang dapat
dilakukan untuk mencegah perkawinan anak?
STUNTING PERSPEKTIF
AGAMA, SOSIAL DAN
BUDAYA
MITOS: PANTANGAN IBU HAMIL
• Tidak boleh makan ikan dan Daging: Mitosnya nanti saat melahirkan amis. Ada
beberapa jenis ikan yang justru membahayakan kesehatan janin dikarenakan tingkatan
merkuri yang tinggi, misalnya seperti ikan cucut, ikan hiu, maupun king makarel. Selain
ikan dengan kandungan merkuri yang tinggi, ibu hamil juga tidak disarankan untuk
mengkonsumsi ikan mentah. Ikan mentah masih memiliki kandungan bakteri dan parasit
yang mungkin membahayakan janin.
• Makan dua porsi untuk ibu dan bayi: Ini merupakan mitos yang menjebak. Ibu hamil
memang perlu memperhatikan asupan makanannya, namun tidak boleh berlebihan.
• Memakan nanas akan menyebabkan keguguran. Nanas adalah pilihan yang aman dan
sehat selama kehamilan.
• Bayi akan ngeces saat mengidam tidak dituruti
• Es bikin bayi gemuk: Minum es tidak secara langsung menyebabkan bayi Anda besar.
Mitos: Stunting dan Dosa
Orang tua
Stunting masih ada yang menghubungkan
dengan akhlak orang tua
Landasan Normatif Keagamaan
Tidak boleh meninggalkan generasi Stunting
Upaya Preventif
• Memastikan tersebarnya pemahaman di masyarakat akan pentingnya kesehatan
dan kecukupan gizi pada 1000 (seribu) hari pertama kehidupan.
• Digalakkan kegiatan yang mendukung perbaikan gizi pada ibu hamil dan anak
pada seribu hari pertama dengan memperbaiki gizi dan kesehatan pada ibu hamil
seperti dengan pemberian minimal 90 tablet tambah darah selama kehamilan.
Dilanjutkan dengan pemenuhan IMD dan ASI eksklusif pada bayi setelah
kelahiran dari usia 0-6 bulan.
• Harus dilakukan pemberian MP-ASI yang tepat, pemberian vitamin yang tepat
dan imunisasi yang tepat pada saat bayi berusia 6-24 bulan. Hal ini harus
disertai dengan pemantauan tumbuh kembang balita di posyandu untuk
mendeteksi secara dini terjadinya stunting pada anak.
Program Kementrian Agama-Stunting
Rukhshah Upaya Pencegahan Stunting
• Untuk ini dianjurkan pada ibu hamil untuk tidak berpuasa pada saat
hamil dan menyusui agar terpenuhi kebutuhan gizi anak, hal ini sesuai
dengan hadis yang menyatakan pemberian rukhshah bagi ibu hamil dan
menyusui untuk tidak berpuasa dan diganti dengan membayar fidyah.
Tugas Reproduksi itu Berat dan Penting

• AQ menyebutkan bahwa tugas Reproduksi itu Berat dan Mulia karena itu penting
untuk diperhatikan kebutuhan-kebutuhan praktis seorang ibu di saat mengembang
tugas reproduksi.
• Terkadang dalam budaya Patriarkhi ditambah dengan perspektif Kapitalis: walaupun
ibu sedang hamil, gizinya kurang diperhatikan, bahkan ayah yang pada umumnya
pencari nafkah itu lebih diutamakan gizinya daripada ibunya yang sedang hamil
• Ketersediaan air bersih masih sering dibebankan kepada perempuan, seolah air itu
kebutuhan perempuan.
• Perempuan di Masyarakat masih sering dipahami sebagai “pabrik”, sehingga hak
kesehatan reproduksinya sering terlanggar. Masih ada banyak “anak banyak rezeki”
Upaya Preventif Sosial-Budaya
• Kebutuhan ibu Hamil harus benar-benar dengan sungguh-sungguh diperhatikan
dan juga harus dihindari strees dan beban fisik berlebih.
• Melahirkan itu kodrat, tetapi akan punya anak berapa dan juga kapan akan lahir
(jarak kelahiran) itu adalah konstruksi
• Menyusui itu kodrat, tetapi bagaimana cara menyusuinya, akan langsung atau
pakai botol itu konstruksi. Karena itu sangat penting keterlibatan ayah dalam
tugas reproduksi, sepeti program Ayah-Suami siaga
• Alat kontrasepsi itu juga konstruksi, siapa yang akan menggunakan dan jenis
alat kontrasepsi apa atau dengan strategi apa untuk menjarangkan kelahiran, itu
konstruksi
UPAYA KURATIF
• Pemberian suplemen gizi mikro untuk Ibu dan Balita, memfasilitasi
keluarga untuk memiliki dan menggunakan jamban sehat serta
menkonsumsi air minum yang aman.
• Tetap memuliakan anak ( Al Insan al karomiyah) yang mengalami
stunting. Jangan sampai sudah jatuh ketimpa tangga. Diusahakan
untuk tetap memaksimalkan potensi agar tetap membawa
kemaslahatan
• Anak stunting juga mempunyak hak untuk tumbuh kembang,
perlindungan (UU Perlindungan Anak)
Kesimpulan

Stunting adalah masalah yang serius Agama, Sosial dan Budaya juga
dan berdampak pada masa depan faktor penting untuk
Bangsa diperhatikan

Data anak Stunting di Kerjasama antara


Indonesia cukup tinggi berbagai pihak
(Tokoh agama, Tokoh
masyarakat &
Negara)
Rumah Tangga dan
Anak sehat, ibu sehat,
Negara-Komunitas dapat
ayah sehat, keluarga
menjadi penyebab
sehat, memperkuat
Stunting
masa depan bangsa
gemilang
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai