PRE RENAL
• Kehilangan cairan
• Penurunan curah jantung
karena penyakit jantung
• Sepsis
INTRA RENAL (40-60%)
• Gangguan pada pembuluh darah
intrarenal
• Infeksi pada intrarenal
(20-40%)
• Nekrosis tubular ginjal
POST RENAL
•Obstruksi pada saluran akhir
ginjal
• Obstruksi pada ureter
• Obstruksi pada leher kandung
kemih (1-10%)
• Obstruksi pada uretra
PRE RENAL
INTRA
RENAL
Balance cairan
Balance Cairan : Intake - Output
Intake :
- Cairan parenteral Urin Output/ Diuresis
- Obat- obatan
- Cairan enteral Jumlah urin yang keluar : BB : Waktu
Output :
- BAK IWL (Insissble Water Loss)
- BAB
- Drain/ perdarahan IWL Normal per jam :
- NGT
- IWL (10 (Konstanta) X BB) X jam yang akan dihitung
24 jam
(10% X Cairan masuk selama yg akan dihitung) x jumlah kenakan suhu + IWL Normal jam yg akan dihitung
jumlah jam yang akan dihitung
Kasus
Setelah 4 jam post op didapatkan produk drain meningkat menjadi 1500cc, sklera anemis,
pernapasan kussmaul, peningkatan RR 30-40 x/menit, urin output 70 cc. Tidak ada klinis edema.
Hasil pemeriksaan penunjang :
AGD : pH : 6,9 PCO2 : 30 HCO3 : 11 BE : -15 Lact : 1,2 pO2 : 80 SO2 : 93%
Hb : 6,9 Hmt : 32 PPT : 29 APTT : 35 INR : 2 AT : 47 BUN : 20 Creatinin : 2,1 Albumin 2,3
Manajemen Cairan
Monitor status hidrasi
Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Monitor status hemodinamik
Catat intake output dan hitung balans cairan dalam 24
jam
Kolaborasi diuretic jika perlu
Output Intervensi
Ventilasi Spontan Dukungan Ventilasi
1. Volume tidal (1) menurun menjadi 4(cukup 1. Identifikasi adanya kelelahan otot bantu napas
meningkat) 2. Identifikasi perubahan posisi terhadap status
2. PCO2 (1) meninngkat 4( cukup menurun) pernapasan
3. PO2 (1) menurun menjadi 4 (cukup meningkat) 3. Monitor status respirasi (frekuensi, kedalaman napas,
penggunaan otot bantu pernapasan)
4. Pertahankan kepatenan jalan napas
5. Berikan posisi semi fowler
6. Berikan oksigen sesuai kebutuhan
Output Intervensi
Perfusi Renal Pencegahan Syok
1. Jumlah urin dari (1) menurun menjadi 3 1. Monitor status kardiopulmunal (frekwensi dan
(meningkat) kekuatan nadi, frekwensi nafas, TD, MAP)
2. Tekanan arteri rata-rata (mean arterial 2. Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
pressure/MAP) (1) memburuk menjadi 4 (cukup 3. Monitor status cairan
membaik) 4. Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil
3. Kadar urea nitrogen darah dari (1) memburuk 5. Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi
menjadi (4) cukup membaik. oksigen >94%
4. Kadar kreatinin plasma dari (1) memburuk 6. Persiapan intubasi dan ventilasi mekanik, jika perlu
menjadi (4) cukup membaik. 7. Pasang jalur IV, jika perlu
8. Pasang kateter urine untuk menilai produksi urin
9. Anjurkan melapor jika menemukantanda dan gejala
syok
11. Kolaborasi pemberian IV, jika perlu
12. Kolaborasi pemberian transfusi darah, jika perlu
Output Intervensi
Eliminasi Urin Manajemen Eliminasi Urin
1. Berkemih tidak tuntas dari (1) meningkat menjadi 1. Identifikasi tanda dan gejala retensi urin
4 (menurun) 2. Monitor eliminasi urin
2. Vollume residu urin dari (1) meningkat menjadi (4) 3. Identifikasi faktor yang menyebabkan retensi urin
cukup menurun 4. Catat waktu dan keluaran berkemih
3. Distensi kandung kemih (1) meningkat menjadi (4) 5. Batasi asupan cairan jika perlu
cukup menurun.
Kontrol Infeksi
6. Identifikasi penyakit yang mendasari infeksi
7. Terapkan kewaspadaan universal
8. Kolaborasi pemberian antibiotik
Output Intervensi
Keseimbangan Cairan Manajemen Hipervolemia
1. Output urin (3-4) 1. Periksa tanda dan gejala hypervolemia
2. Edema (3-4) 2. Monitor status hemodinamik
3. Dehidrasi (3-4) 3. Monitor intake dan output cairan
4. Tekanan darah (4-5) 4. Monitor efek samping diuretic
5. Kolaborasi pemberian diuretic
6. Kolaborasi penggantian akibat kehilangan diuretic
Perawatan Luka
5. Monitor karakteristik luka
6. Monitor tanda infeksi
7. Rawat luka
8. Jadwalkan perubahan posisi tiap 2 jam sesuai
kondisi pasien
Output Intervensi
Perawatan diri Dukungan perawatan diri, makan, minum, mandi
1. Kemampuan mandi dari sedang (3) menjadi toiletting
membaik (5) 1. Jaga privasi pasien
2. Kemampuan makan dari sedang (3) menjadi 2. Monitor tingkat kemandirian pasien
membaik (5) 3. Sediakan lingkungan yang terapeutik
3. Kemampuan toilet dari sedang (3) menjadi 4. Jadwalkan rutinitas perawatan diri
membaik (5) 5. Anjurkan BAB/BAK secara rutin
6. Lakukan oral hygiene sebelum makan, jelaskan
kandungan makanan, kolaborasi antigesik.antiemetik
sesuai indikasi
7. Monitor kebersihan tubuh, integritas kulit saat
mandi
8. Lakukan back massage saat mandi
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Berney, S., Haines, K., & Denehy, L (2012). Physiotherapy in critical care in Australia. Cardiopulmonary physical therapy journal, 23(1),19
Brown, Helen Edwars, Lesley Seaton et all. 2016. Medical Surgical Nursing: Assessment Management Clinical Problem Ed 4 th. Mosby
Brunner & Suddart’s. 2013. Textbook of medical surgical nursing 13th. Lippicort: Philadelphia Unites State
Bulechek. G.M. at all. 2013. Nursing interventions classification. 6th ed. St. Louis: Elsevier
Cade, C. 2008. Clinical Tools for the Assessment of Pain in Sedated Critically Ill Adults. Nursing in Critical Care, 13(6), 288-297
Campbell, G. dan Happ, M. 2010. Symptom Identification in the Chronically Critically Ill. AACN Advanced Critical Care, 21(1), 64-79.
Chan JCM, Gill JR .1990. Kidney and electrolyte disorders. New York.Churchill Livingstone
Christensen, P.J & Janet W. Kenney. (2009). Proses Keperawatan Aplikasi Model Konseptual. Edisi 4. Jakarta : EGC.
Higgins PA et.al. Assesing nutritional status in chronically critically ill adult patients. American journal of critical care 2006: 15:2
Koizier-Erbs, A.B., Shirlee, S., & Geralyn, F. 2016. Fundamental of nursing consepts, process and practice
Lee, J.W. 2010. Fluid and electrolyte disturbances in critically ill patients. Electrolytes & Blood pressure, 8(2), 72
Mangku, Gde., Senapathi, Tjokorda Gde A. 2010. Buku Ajar Ilmu Anestesia dan Reanimasi. Jakarta : Indeks
Shuman, E.K., & Chenoweth, C.E (2010). Recognition and prevention of healthcare- associated urinary tract infections in the intensif care unit. Critical care
medicine, 38, S373-S379
Silbernagl/Lang, 2000, Pain in Color Atlas of Pathophysiology , Thieme New York. 320-321
Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8. Jakarta : EGC.