Anda di halaman 1dari 78

PENYAKIT TIDAK MENULAR

DAN FAKTOR RESIKONYA

dr. Andi Hakim Nasution


PERMENKES RI NO. 64 /2015 TTG ORG &TATA KERJA
KEMKES Dit. Pencegahan dan Pengendalian PTM terdiri
atas:

Subdirektorat Penyakit Paru Kronik dan Gangguan


Imunologi;
Subdirektorat Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah;

Subdirektorat Penyakit Kanker dan Kelainan Darah;


Subdirektorat Penyakit DM dan Gangguan Metabolik;
Subdirektorat Gangguan Indera dan Fungsional;
Program Prioritas Renstra Kemenkes
2015 - 2019

Meningkatny Penurunan Pengendalian Meningkatn


a Sinergitas AKI dan AKB ATM ya
Antar K/L
Efektivitas
Pusat &
Penurunan Pengendalian Litbangkes
Daerah
stunting PTM

Meningkatnya Meningkatnya Meningkatnya Akses


Kesehatan masyarakat Pengendalian Penyakit & Mutu Fasyankes

Meningkatnya Kemandirian, Akses


Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas,
& Mutu Sediaan Farmasi (Obat,
dan Pemerataan Tenaga Kesehatan
Vaksin, Biosimilar) & Alkes

Meningkatnya Integrasi Meningkatnya tata kelola Meningkatnya Kom- Meningkatnya


Perencanaan, Bimtek & kepemerintahan yang petensi & Kinerja Sistem Informasi
Monev baik dan bersih Aparatur Kemenkes Kes. Terintegrasi

Pengendalian PTM menjadi salah satu program prioritas Kemenkes


MENGAPA
Penyakit Tidak Menular PERLU JADI PERHATIAN???
PERUBAHAN BEBAN PENYAKIT
• Tahun 1990: penyakit menular (ISPA, TB, Diare, dll) menjadi penyebab kematian &
kesakitan terbesar
• Sejak Tahun 2010: PTM menjadi penyebab terbesar kematian & kecacatan (stroke,
kecelakaan, jantung, kanker, diabetes)
• Tanpa upaya kuat, tren peningkatan PTM ke depan masih terjadi
Peringka Tahun 1990 Tahun 2010 Tahun 2015
t
1 ISPA 1 Stroke 1 Stroke
2 Tuberkulosis 2 Tuberkulosis 2 Kecelakaan Lalin
3 Diare 3 Kecelakaan Lalin 3 Jantung Iskemik
4 Stroke 4 Diare 4 Kanker
5 Kecelakaan Lalin 5 Jantung Iskemik 5 Diabetes Melitus

6 Komplikasi 6 Diabetes Melitus 6 Tuberkulosis


Kelahiran
7 Anemia Gizi Besi 7 Low Back Pain 7 ISPA

8 Malaria 9 ISPA 8 Depresi


13 Jantung Iskemik 12 Komplikasi 9 Asfiksia dan Trauma
Kelahiran Kelahiran
16 Diabetes Melitus 26 Malaria 10 Penyakit Paru
Sumber data: Global burden of diseases (2010) dan Health Sector Review (2014)
Obstruksi Kronis
TRANSISI EPIDEMIOLOGI
• Kematian akibat penyakit tdk menular semakin meningkat
• Tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dgn perubahan perilaku hidup
(pola makan dgn gizi tdk seimbang, kurang aktifitas fisik, merokok, dll)

Penyebab Utama dari Beban Penyakit,


1990-2015
1990 2000 2010 2015
Ced
Cedera era
Cedera 9% 13%
8% Peny Peny
Cedera akit
7% Penyak akit
it Menu Men
lar ular
Menu- 33%
lar Penya Peny
30%
Penyak 43% kit Pen
it Tidak Tidak akit
Penyaki Tidak yaki
t Menu- Menu- Menu- t
lar lar Men
lar ular Tida
56% 37% 49% k
58%
Men
ular
57%
Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD
Country Profiles (2014)

Keterangan: Pengukuran beban penyakit dgn Disability-adjusted Life Years


(DALYs)  hilangnya hidup dlm tahun akibat kesakitan & kematian prematur
Faktor Risiko PTM

Rokok Cardiovascular
Cancers
Diet
Diabetes
Aktifitas Fisik Chronic Respiratory
Osteoporosis

Konsumsi Alkohol
Kecelakaan & Tindak
Source: WHO, Global Status Report on NCD, 2010 Kekerasan
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Faktor Risiko dan Fase Akhir
Risiko Melekat
• Umur, Sex
• Keturunan dll
Faktor Risiko /
Penyakit Antara

• Hipertensi • FASE AKHIR


Risiko Perilaku • Hiperglikemi • PJK -PD
• Merokok • Obesitas • Stroke
• Diet • Dislipidemia • Diabetes
• Alkohol • Lesi Pra kanker • PPOK
• Aktifitas Fisik • Bronkhitis/ • Ginjal Kronik
• Stress Emfisema/ • Kanker
Efusi Pleura • Cedera

Faktor Lingkungan :
Globalisasi, Sosio-ekonomi
Budaya, Modernisasi, Polusi dll
09/13/2023 8
MEROKOK ASAP ROKOK ORANG LAIN=
Asap Sampingan + Asap
yang Dihembuskan Keluar Lagi
oleh Perokok

 Main stream smoke


Asap rokok yang diisap
 Side stream smoke
Asap dari ujung rokok

Kandungan zat kimia pada rokok

 Rokok mengandung sekitar 4.000 lebih bahan kimia,


 43 diantaranya merupakan penyebab kanker
 unsur yang terpenting al: tar, nikotin, benzopyrin,
metilkloride, aseton, amonia & CO.
Prevalensi Konsumsi Tembakau
Prevalensi Perokok Remaja Penduduk Usia ≥15 tahun
(15-19 tahun)

Prevalensi perempuan merokok


usia 15 - 19 tahun meningkat 10 kali
lipat .
Sumber: SUSENAS 1995, SKRT 2001, SUSENAS 2004, RISKESDAS 2007*, 2010
Mau tahu yang dikandung dalam sebatang rokok ?
- > 4.000 senyawa kimia yang membahayakan
- > 400 zat racun
Merokok Merusak
Setiap Organ Tubuh

KANKER PENYAKIT KRONIS


Perokok Pasif Juga
Berbahaya

50% anak di dunia


terpapar asap rokok
setiap harinya
PP NO. 109 TAHUN 2012TENTANG PENGAMANAN BAHAN YANG MENGANDUNG
ZAT ADIKTIF BERUPA PRODUK TEMBAKAU BAGI KESEHATAN
Kewajiban pengujian kadar nikotin dan tar
1. Larangan menggunakan bahan tambahan
PRODUKSI
Kemasan paling sedikit 20 batang bagi
rokok putih mesin.
2 . Kewajiban mencantumkan peringatan
PERINGATAN
KESEHATAN kesehatan berbentuk gambar dan tulisan
seluas 40% pada kemasan depan dan
belakang,
3.
INFORMASI
Pencantuman kadar tar dan nikotin, dll
Larangan
4.
PENJUALAN
Larangan menjual: dengan mesin layan diri,
kepada anak di bawah usia 18 tahun dan
5.
PENGENDALIA kepada perempuan hamil
N MEDIA
IKLAN

Iklan dalam media cetak, penyiaran,


7.
6. teknologi informasi, dan luar ruangPROMOSI DAN
PENGENDALIAN
PENGENDALIAN ISI IKLAN 14
SPONSOR
KESIMPULAN
•Rokok merupakan Faktor Risiko
berbagai penyakit Tidak Menular
•Kecanduan merokok bisa disembuhkan

PENGGUNAAN PRODUK TEMBAKAU


-Berdampak buruk untuk kesehatan
masyarakat
-Terutama generasi muda & wanita

Diperlukan upaya sosialisasi yang


efektif dengan penerapan Kawasan
Tanpa Rokok di tatanan
Kurang Aktivitas Fisik
Kurang aktivitas fisik merupakan penyebab ke-4
kematian terjadinya penyakit tidak menular (PTM)
di dunia (WHO, 2009)
Kurang aktivitas fisik berhubungan secara
langsung dan tidak langsung terhadap faktor
risiko lain, spt tekanan darah tinggi, kolesterol
tinggi, kadar gula yang tinggi, serta terjadinya
obesitas pada anak dan orang dewasa
Diperkirakan terdapat 60 % penduduk dunia
terancam terpapar oleh beragam PTM karena
kurangnya aktivitas fisik
MANFAAT LATIHAN FISIK
• Menurunkan kadar gula darah & tekanan darah
• Menurunkan LDL & meningkatkan HDL
• Memperbaiki kemampuan tubuh untuk gunakan
insulin
• Menurunkan risiko terhadap penyakit jantung &
stroke
• Menjaga kesehatan jantung & tulang-tulang
• Menjaga fleksibilitas sendi-sendi
• Menurunkan risiko untuk jatuh
• Membantu menurunkan berat badan
• Mengurangi lemak tubuh
• Memberi lebih banyak energi/tenaga
• Mengurangi tingkat stress
AKTIVITAS FISIK

PENGERTIAN :
Setiap gerakan tubuh yang dapat
meningkatkan pengeluaran tenaga
atau energi
CONTOH :
 Membersihkan rumah
 Mencuci
 Menyeterika
 Memasak
 Berkebun
 Naik-turun tangga
 Mencuci mobil
 dsb
LATIHAN FISIK
CONTOH :
Jalan kaki
Jogging
Sit-up / Push-up
Stretching
Senam aerobik
Bersepeda
dsb
OLAHRAGA
PENGERTIAN :
Salah satu bentuk aktivitas CONTOH :
fisik yang dilakukan Sepakbola
secara terstruktur, Bulutangkis
terencana, dan Bola basket
berkesinambungan dengan Tenis meja
mengikuti aturan2 tertentu
Balap sepeda
dan bertujuan untuk
meningkatkan kebugaran dsb
jasmani dan prestasi
APA YANG DIMAKSUD GIZI SEIMBANG ?

Makanan dengan gizi seimbang


adalah makanan yang beraneka
ragam, mengandung zat tenaga,
zat pembangun dan zat pengatur
dalam jumlah yang cukup sesuai
dengan kebutuhan dan kondisi
tubuh
APA YANG DIMAKSUD GIZI SEIMBANG ?

Makanan dengan gizi


seimbang adalah makanan
yang beraneka ragam,
mengandung zat tenaga,
zat pembangun dan zat
pengatur dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi
tubuh

GIZI SEIMBANG
PENGARUH GULA DENGAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR

Konsumsi gula yang kurang maupun berlebih mempunyai dampak pada sistem
metabolisme tubuh.

Konsumsi gula berlebih dapat


mengakibatkan insulin menjadi
resisten yaitu tidak mampu
menjalankan tugasnya dalam
metabolisme gula menjadi
energi, sehingga terjadi peningkatkan kandungan gula darah (hiperglikemia)
yang berisiko terhadap terjadinya Diabetes Mellitus dan kegemukan (obesitas).

Diabetes yang tidak terkontrol akan berisiko mengganggu organ tubuh lainnya seperti
jantung, ginjal dll.
PENGARUH GARAM DENGAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Konsumsi garam kurang maupun berlebih berakibat tidak baik bagi kesehatan
tubuh.

Konsumsi garam kurang, dapat menyebabkan


jumlah natrium dalam sel rendah, sehingga
fungsi natrium untuk menahan cairan dalam
sel terganggu. Akibatnya tubuh dapat mengalami
dehidrasi dan kehilangan nafsu makan.

Jika konsumsi garam berlebih menyebabkan jumlah natrium dalam sel meningkat
dan mengganggu keseimbangan cairan. Akibat masuknya cairan ke dalam sel dapat
mengecilkan diameter pembuluh darah arteri sehingga jantung harus memompa
darah lebih kuat, sehingga dapat meningkatkan tekanan darah. Peningkatan
tekanan darah berpengaruh pada peningkatan kerja jantung, akibatnya beresiko
mengalami serangan jantung dan stroke.
PENGARUH LEMAK DENGAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR

Konsumsi lemak kurang maupun berlebih mempunyai dampak yang tidak


baik untuk kesehatan.

Jika konsumsi lemak kurang, dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan


dan penurunan imunitas terhadap penyakit,

Mengonsumsi lemak jenuh di atas 10% energi total beresiko


meningkatkan kadar LDL yang berperan membawa kolesterol ke
pembuluh darah koroner. Akibatnya
terjadi penyempitan pada
pembuluh darah koroner
(atherosclerosis) dan dalam
keadaan tertentu akan
menyebabkan serangan
jantung dan stroke.
Permenkes 63 TAHUN 2015 Pencantuman Informasi Kandungan
Gula, Garam dan Lemak serta Pesan Kesehatan pada Pangan
Olahan dan Siap Saji

Informasi Nilai
Gizi

Pesan
Kesehatan

Pesan kesehatan : Dengan mencermati pesan


“Konsumsi Gula lebih dari 50 gr, kesehatan tersebut
Natrium lebih dari 2000 mg, atau masyarakat dapat membatasi
Lemak total lebih dari 67 gr per orang konsumsi gula, garam dan
per hari berisiko hipertensi, stroke, lemak untuk terhindar dari
diabetes dan serangan jantung” penyakit tidak menular.
GIZI SEIMBANG
1. Sesuai dengan “13 pesan dasar gizi seimbang”
2. Makanlah aneka ragam makanan
3. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
4. Makanlah makanan sumber karbohidrat , setengah dari
kebutuhan energi
5. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari
kecukupan gizi
6. Gunakan garam beryodium
7. Makanlah makanan sumber zat besi
GIZI SEIMBANG (lanjutan)
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan
dan tambahkan MP-ASI sesudahnya.
8. Biasakan makan pagi
9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup
jumlahnya
10. Lakukan aktifitas fisik secara teratur
11. Hindari minum minuman beralkohol
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
A. Hipertensi
Pengertian
 Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah
peningkatan tekanan darah secara menetap > 140/90
mmHg.
 Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga
penderita tidak merasa sakit.

GEJALA DAN TANDA:


1. Sakit kepala 2. Kelelahan
3. Mual dan muntah 4. Sesak napas
5. Napas pendek (terengah-engah) 6. Gelisah
7. Pandangan menjadi kabur 8. Mata berkunang-kunang
9. Mudah marah 10.Telinga berdengung
11.Sulit tidur 12.Rasa berat di tengkuk
B. PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)
Pengertian :
 Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang
terjadi akibat penyempitan pembuluh darah koroner

 Gejala dan Tanda :


•Rasa tertekan seperti ditimpa beban berat , rasa sakit,
terjepit, atau terbakar di dada
•Nyeri ini menjalar ke seluruh dada, bahu kiri, lengan kiri,
punggung (di antara kedua belikat), leher dan rahang
bawah ,terkadang di ulu hati sehingga dianggap sakit
maag
•Dirasakan seperti tercekik atau rasa sesak
•Lamanya 20 menit bahkan lebih.
•Disertai keringat dingin, rasa lemah, berdebar
C. PENYAKIT PEMBULUH DARAH OTAK (STROKE)

Disebut sebagai "serangan otak", disebabkan oleh kurangnya


aliran darah yang mengalir ke otak yang terkadang
menyebabkan pendarahan di otak. Aliran darah ke daerah
otak terputus karena gumpalan darah, endapan plak atau
karena pecahnya pembuluh darah otak sehingga sel-sel otak
mengalami kekurangan oksigen serta energi dan
menyebabkan kerusakan otak permanen yang berakibat
kecacatan-kematian dini.

Bersifat reversibel atau irreversibel jika lewat golden period


FAKTOR RISIKO

1.tekanan darah tinggi


2.Rokok
3.lemak di perut
4.diet yang tidak sehat
5.kurang olah raga
6.Diabetes 90% KASUS
7.Minum alkohol STROKE
8.Stress/depresi
9.Gangguan jantung
Lemak darah
10.
Pemeriksaan Penyaring Stroke
“SEGERA KE RS”

suaRA GErak
SEnyum

KEbas / baal Rabun/gangguan


mata
Sempoyongan
Diabetes Melitus
PENGERTIAN
adalah suatu penyakit menahun yang ditandai dg
kadar gula dalam darah melebihi nilai normal kadar
gula darah yang normal GDS<200 mg/dL dan GDP <126 mg/dL.

GEJALA DAN TANDA


Gejala klasiknya adalah banyak minum ( polidipsi), banyak
makan (polifagi), banyak kencing (poliuri) disertai penurunan
berat badan tanpa sebab yang jelas. Adapun seringkali
disertai
dengan gejala penyerta, seperti : gatal-gatal, mengantuk,
kesemutan, mata kabur, impotensi, dan keputihan pada
wanita
Manifestasi Klinis
Gejala khas: poliuria,
polifagia, polidipsi,
Sering haus dan BB turun
Sering bak
Sering lapar atau lelah
BB turun
Luka sulit sembuh
Kulit kering dan gatal
Kebal rasa di kaki atau
kesemutan
Pandangan kabur
KANKER
Merupakan penyakit tidak menular yang
disebabkan oleh pertumbuhan sel jaringan
tubuh secara abnormal dan tidak terkendali.
Bersifat ganas, tumbuh cepat serta dapat
menyebar melalui pembuluh darah dan
getah bening menyebar ketempat lain
7 gejala yang perlu diperhatikan
WASPADA
1. Waktu buang air besar /kecil dan perubahan
kebiasaan atau gangguan
2. Alat pencernaan terganggu dan susah menelan
3. Suara serak atau batuk yang tidak sembuh-
sembuh
4. Payudara/tempat lain ada benjolan (tumor)
5. Andeng-andeng (tahi lalat) yang berubah sifat
menjadi besar dan gatal
6. Darah/lendir yang abnormal keluar dari tubuh
7. Adanya koreng/borok yang tidak mau sembuh
Kanker Leher Rahim
Faktor Risiko
Kanker Leher Rahim :

merokok
Sistem imun menurun

Berganti-ganti
Pasangan seksual

Ibu & saudara perempuan


terkena kanker leher rahim

Usia hub sex <20 tahun

Penyakit menular Riwayat papsmear sblmnya abN


seksual
GEJALA PENYAKIT KANKER LEHER RAHIM
Stadium dini
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan
gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang
sudah aktif secara seksual amat dianjurkan untuk
melakukan deteksi dini.

Stadium lanjut:
Perdarahan sesudah senggama
Perdarahan spontan antara periode mens
Nyeri panggul
Nyeri ketika berhubungan seksual
Keputihan yang berlebih dan tidak normal
Deteksi Dini Kanker
KANKER PAYUDARA KANKER LEHER RAHIM
Penemuan Dini Kanker
Pada Anak

Pemeriksaan SADARI
&
CBE (Clinical Breast DILAKSANAKAN
SECARA
Examination) Metode IVA
KOMPREHENSIF
(Inspeksi Visual Asam Asetat)
Integrasi dengan
DOWN STAGING IMS, KB dan PKK SVA (Single Visit Approach) IVA +
KANKER PAYUDARA Treat (krioterapi)
 Retinoblastoma
 Leukemia DETEKSI DINI
 Osteosarcoma

KANKER
Limfoma Malignum
 Neuroblastoma PADA ANAK
 Nasofaring
Deteksi Dini

IVA = Inspeksi dengan Asam Asetat


 Melihat leher rahim untuk mendeteksi abnormalitas setelah
mengoleskan larutan asam asetat (asam cuka) (3-5%)
 Asam asetat menegaskan dan menandai lesi pra-kanker
dengan perubahan warna agak keputihan (acetowhite
DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA

Mengenali faktor risiko


Pemeriksaan payudara sendiri
Pemeriksaan klinis payudara
FAKTOR RISIKO KANKER PAYUDARA
 Haid pertama pada usia < 10 tahun
 Berhenti haid (menopause) pada usia > 50 tahun
 Kehamilan pertama pada usia > 35 tahun
 Riwayat keluarga
 Tidak mempunyai anak
 Tidak menyusui
 Riwayat tumor jinak sebelumnya
 Berat badan berlebih
 Kebiasaan makan tinggi lemak dan kurang serat
 Perokok aktif dan pasif
 Konsumsi alkohol
 Pemakaian obat hormonal dalam waktu lama
 Penekanan pada pydr terus menerus dlm wkt lama
Penyakit Kronis
Degeneratif
Penyakit
PENGERTIAN
Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
PPOK adalah penyakit kronik saluran napas yang ditandai
dengan hambatan aliran udara ke dalam paru-paru.
Penyakit ini biasanya irreversible dan bersifat progresif
(berkembang) perlahan.

GEJALA DAN TANDA Faktor risiko PPOK adalah :


• Sesak napas a.Riwayat Merokok
• Batuk berdahak kronik b.Polusi udara (didalam & diluar
ruang)
c. Infeksi Saluran Napas Bawah

berulang.
ASMA
Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi
(peradangan) saluran napas yang disebabkan
hipereaktifitas bronkus, sehingga
menimbulkan gejala berupa mengi, sesak
napas, rasa berat di dada, dan batuk
terutama malam atau dini hari.
Bersifat reversibel dan dapat berulang.

GEJALA DAN TANDA Gejala tersebut mempunyai ciri


Gejala Asma dapat berupa : khas :
• Batuk, berdahak • Ada faktor pencetus
• Sesak napas • Berulang atau hilang timbul
• Napas berbunyi (mengi) • Memburuk pada malam hari
• Ada riwayat keluarga • Dapat reda spontan atau
yang asthma/alergi
dengan pengobatan
Faktor pencetus adalah faktor yang dapat
memicu
 bulu binatang
 asap rokok
 asap rumah tangga
 debu
 bau-bauan yang menusuk
 obat semprot pembunuh serangga
 tepung sari dari bunga/tumbuhan
 perubahan cuaca
 kecapaian, kelelahan
 psikologis/stres
 Influenza
 Makanan/minuman tertentu : ikan laut, udang, kedelai, telur,
susu, minuman bersoda
 Obat-obatan tertentu : aspirin, antibiotik, steroid
GANGGUAN INDERA

penyebab dasar penurunan visus :


Penurunan visus dapat terjadi karena 3 hal, yaitu :
1. gangguan pada media refrakta,
2. Refraksi anomali, dan
3. gangguan pada sistem saraf
DETEKSI DINI GANGGUAN PENGLIHATAN & KEBUTAAN
SERTA GANGGUAN PENDENGARAN & KETULIAN DI FKTP

GANGGUAN PENGLIHATAN GANGGUAN PENDENGARAN


& KEBUTAAN & KETULIAN

P2PTM
Deteksi Dini Katarak &
Glaukoma

Deteksi Dini
DILAKSANAKAN OMSK (Otitis Media Supuratif
SECARA Kronik)
TERINTEGRASI NIHL (Noise Induce Hearing
Loss)
Serumen Prop
Gangguan Refraksi Presbikusis
(Myop, Hipermetrop, INDERA &
astigmatisma, dan
FUNGSION
Presbiopia)
AL
MENURUNKAN PROYEKSI
KEBUTAAN DARI 75 JUTA
MENJADI 24 JUTA DI
SELURUH DUNIA

Pencanangan di Indonesia 15
Februari 2000 à oleh Ibu
Megawati (Wakil Presiden)

Penanggulangan gangguan penglihatan dan kebutaan


yang dapat dicegah, melalui deteksi dini dan tindak lanjut
antara lain koreksi refraksi dan operasi katarak
.
GANGGUAN VISUS•
Rabun Jauh Rabun Dekat
REFRAKSI ANOMALI DAN
PENGELOLAANNYA :
A. MIOPIA : merupakan refraksi anomali dimana sinar sejajar
yang masuk ke mata tanpa akomodasi dibiaskan di
depan retina.

Kausa : a. Axis bola mata lebih panjang dari normal


b. Index refraksi media refrakta yang lebih besar dari normal
c. Kurvatura Cornea terlalu cembung ( misal pada keratokonus)
d. Posisi lensa terlalu kedepan (misal subluksasi lensa)

Pengelolaan : penggunaan lensa sferis negatif terkecil yang


dapat memberi visus terbaik.
B. HIPERMETROPIA
merupakan refraksi anomali dimana sinar sejajar yang
masuk dimata tanpa akomodasi dibiaskan dibelakang
retina.

Kausa : Axis bola mata lebih pendek dari normal

Pengelolaan : penggunaan lensa sferis positif terbesar


yang dapat memberi visus terbaik
C. ASTIGMATISMA (SILINDRIS):
Merupakan refraksi anomali dimana refraksi tiap bidang meridian
adalah lain. Dalam satu bidang meridian sinar-sinar sejajar
dibiaskan pada satu titik, tetapi pada bidang meridian lain tidak
pada titik ini.

Kausa : Biasanya terjadi akibat kelengkunan permukaan kornea


tidak sama pada semua bidang meridian, sehingga nilai kekuatan
refraksi untuk semua bidang meridian tersebut tidak sama.

Pengelolaan : penggunaan lensa silinder.


D. PRESBIOPIA
Karena pada orang tua kemampuan lensa untuk akomodasi
sudah berkurang (presbiopia) akibat elastisitas lensa yang
sudah menurun, sehingga ketika melihat dekat bayangan akan
jatuh di belakang retina.

Koreksinya diperlukan lensa sferis positif.


Umumnya keadaan ini terjadi mulai usia 40 tahun, dimana saat
itu kaca mata baca yang diperlukan adalah lensa sferis +1
dioptri. Setiap penambahan umur 5 tahun diperlukan
tambahan koreksi +1/2 dioptri. Pada usia ³ 60 tahun diperlukan
lensa koreksi +3 dioptri.
Pemeriksaan visus (sederhana)
Cara melakukan finger test :
a. Acungkan satu atau lebih jari tangan kanan/kiri kamu
didepan penderita dari jarak 6 m, 3 m, 2 m atau 1 m. Setelah
itu penderita disuruh menebak berapa jumlah jari yang
diacungkan.
b. Orang normal bisa melihat acungan jari pada jarak 6 meter.
Apabila pasien tidak bisa menebak/melihat acungan jari
pada jarak 1 meter lakukan tes goyangan tangan (waving
hand tes) minta pasien mengatakan arah lambaian tangan
tadi.
WHO SOUND HEARING 2030
Meningkatkan Kes & Kesejahteraan penduduk ASTENG berkat
VISI
pendengaran yang baik

“Meniadakan gangguan pendengaran yang dapat dicegah”


MISI pada tahun 2030 melalui pengembangan sistim pemeliharaan
kesehatan yang berkelanjutan

Mengurangi preventable deafness sebesar 50 % pada 2015


TUJUAN
dan 90% pada 2030

Pelaksanaan SH 2030 :

setiap penduduk Indonesia mempunyai hak utk


memiliki derajat kes telinga & pendengaran yang
optimal pada 2030
PEMERIKSAAN SEDERHANA TELINGA

Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk mengetahui


fungsi telinga. Secara sederhana dapat diperiksa dengan
suara bisikan. Pendengaran yang baik akan dengan
mudah mengetahui adanya bisikan
a. Cara pemeriksaan pendengaran dengan bisikan
b. Cara pemeriksaan pendengaran dengan
menggunakan arloji
PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN GANGGUAN FUNGSIONAL -
DISABILITAS
HAK KESEHATAN
PENYANDANG DISABILITAS YANG DIJAMIN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN
2016
TENTANG PENYANDANG DISABILITAS
1.Memperoleh 2.Memperoleh 3. Memperoleh 4.Memperoleh 5. Memperoleh 6. Memperoleh 7. Memperol
informasi dan kesamaan dan kesamaan kesamaan dan alat bantu obat yang eh
komunikasi Kesempatan dan Kesempatan kesehatan bermutu perlindung
yang akses atas kesempatan secara mandiri berdasarkan dengan efek an dari
aksesibel dalam sumber daya di pelayanan dan bertang kebutuhanny samping upaya
Pelayanan Bidang keseha kesehatan gung jawab a yang rendah percobaan
kesehatan tan di tempat yang aman, menentukan medis
terdekat dengan bermutu, dan Sendiripelayan
Tempat terjangkau an kesehatan
tinggalnya yang diperlukan
bagi dirinya

Upaya Pelayanan Kesehatan Penyandang


Disabilitas

Promotif : penyuluhan, media KIE, Kelompok/forum
komunikasi keluarga penyandang disabiltas.

Preventif : pengendalian faktor risiko, tatalaksana dini
penyakit dan pencegahan komplikasi penyakit dasar
maupun penyerta.

Kuratif : Pelayanan pengobatan mulai dari tingkat dasar
sampai tingkat rujukan di RSU dan RS Khusus seperti RS
Jiwa, Mata, Kusta, Paru, Stroke dan sebagainya.

Rehabilitatif : Rehabilitasi medik sesuai kebutuhan (alat
bantu, dll), Rehabilitasi psikososial dan Rehabilitasi
Bersumberdaya Masyarakat (RBM).
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Pasal 139
(1) Upaya pemeliharaan kesehatan penyandang disabilitas harus
ditujukan untuk menjaga agar tetap hidup sehat dan produktif
secara sosial, ekonomis, dan bermartabat.
(2) Pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan memfasilitasi penyandang disabilitas untuk
dapat tetap hidup mandiri dan produktif secara sosial dan
ekonomis.

UU No. 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat diganti


menjadi Undang-Undang Penyandang Disabilitas Nomor 08
tahun 2016 yang disahkan DPR pada tanggal 17 Maret Tahun
2016
Terima Kasih

Health is not everything,


but without it everything is nothing.

Anda mungkin juga menyukai