Anda di halaman 1dari 21

TATA RIAS PENGANTIN

INDONESIA
Dosen Pengampuh Mata Kuliah :
Dra. Hayatunnufus, M.Pd
Merita Yanita, S.Pd.,M.Pd
Mitra Lusiana, S.Pd.,M.Pd.T
Mimi Yupelmi, S.ST.,M.Pd
SEJARAH TATA RIAS PENGANTIN
INDONESIA
• Saat ini upacara perkawinan merupakan suatu peristiwa penting yang sakral bagi seluruh
masyarakat. Menurut Subekti, “ Perkawinan adalah pertalian yang sah antara seorang laki-
laki dengan seorang perempuan untuk waktu yang lama”. Sedangkan Ter Haar menyatakan
bahwa perkawinan itu suatu urusan kerabat, urusan keluarga, urusan masyarakat, urusan
martabat dan urusan pribadi. Oleh karena itu Perkawinan adat adalah perkawinan yang
mempunyai akibat hukum terhadap hukum adat yang berlaku dalam masyarakat
bersangkutan. Karena menurut hukum adat pada umumnya di Indonesia perkawinan bukan
berarti perikatan perdata saja tetapi perikatan adat dan sekaligus merupakan perikatan
kekerabatan dan ketetanggaan.
TATA RIAS PENGANTIN DAERAH SOLO

Adat istiadat pengantin Jawa didasari oleh tradisi kraton, karena pada dasarnya
busana yang digunakan oleh pengantin biasanya dikenakan oleh kalangan bangsawan
atau raja. Busana pengantin Solo basahan dikenakan saat putra putri raja menikah
di kraton, sedangkan busana Solo Putri dikenakan pada saat para bangsawan
melaksanakan berbagai macam upacara dikraton.
UPACARA PERKAWINAN

1. Srah-Srahan (Pasok Tukon)


Setelah dicapai kata sepakat oleh kedua belah pihak (orang tua) tentang perjodohan putra-
putrinya, maka dilakukanlah upacara srah-srahan atau disebut juga pasok tukon. Pada saat
acara serah- serahan, ditentukan hari, tanggal dan bulan yang baik menurut hitungan jawa,
ini sangat penting karena dalam adat jawa penentuan waktu untuk upacara- upacara ini
memang harus dilaksanakan karena akan membawa kesejahteraan bagi semua yang terlibat di
dalamnya.
2. Pingitan (Songkeran)
calon pengantin putri diadakan pingitan atau songkeran selama 5 hari, calon pengantin putri
dilarang keluar rumah dan tidak boleh bertemu dengan calon pengantin putra. Seluruh tubuh
calon pengantin putri dilulur dengan ramu- ramuan, kadang-kadang dianjurkan berpuasa.
Semuanya ini bertujuan agar pada saat nanti penampilan pengantin putri akan membuat
pangling
UPACARA PERKAWINAN

3. Pasang Bleketepe/ Tarup


Tarup adalah bangunan darurat yang dipakai selama upacara berlangsung.
Upacara pasang tarup diawali dengan pemasangan bleketepe anyaman daun
kelapa) yang dilakukan oleh orangtua calon pengantin putri, ditandai pula dengan
pengadaan sajen
4. Siraman
Makna upacara ini ialah untuk menggambarkan secara simbolis persiapan dan
pembersihan diri dari kedua calon mempelai di tempat masing- masing, baik lahir maupun
batin
UPACARA PERKAWINAN

5. Paes /Nyerik
Pada upacara ini paes-nya baru pada tahap ngalub-alubi (pendahuluan), untuk
mempermudah paes selengkapnya pada saat akan dilaksanakan temu. Pelaksanaan paes ini di
kamar calon mempelai wanita ditunggui oleh para ibu-ibu pinisepuh.
6. Dodol Dawet
Upacara ini melambangkan agar dalam upacara pernikahan yang akan
diselenggarakan dikunjungi tamu yang melimpah bagaikan cendol dawet yang laris terjual.
UPACARA PERKAWINAN

7. Midodareni
Pada malam ini dilakukan dua tahap upacara ditempat kediaman calon mempelai putri.
Tahap pertama adalah upacara nyantrik. Tahap kedua adalah menunjukan bahwa keluarga
calon mempelai wanita sudah siap melaksanakan upacara pernikahan dan upacara panggih
pada esok harinya.
8. Pernikahan
Pernikahan ini merupakan upacara puncak dan paling utama yang diselenggarakan
menurut keyakinan agama penganutnya untuk meresmikan pernikahan kedua mempelai.
Ketika pernikahan berlangsung mempelai putra tidak diperkenankan memakai keris. Setelah
upacara pernikahan secara keagamaan selesai barulah boleh dilangsungkan upacara adat, yakni
upacara panggih atau Temu.
RIAS WAJAH PENGANTIN SOLO
RIAS WAJAH PENGANTIN SOLO

• Lanjutkan dengan pemasangan alas bedak. Alas bedak yang digunakan mengarah kewarna
kekuningan ( kuning Pengantin )
• Memasang bedak tabur yang senada dengan alas bedak
• Membentuk alis, alis yang digunakan bewarna hitam
• Pemasangan eye shadow, pemasangan eye shadow warna yang digunakan biasanya
dominan coklat dan hijau lumut, tetapi sekarang para perias pengantin lebih cendrung untuk
menggunakan warna yang disesuaikan dengan warna busana yang dipakai
• Pemasangan eyeliner bewarna hitam
• Pemasangan maskara bewarna hitam
• pada saat sekarang, umumnya pengantin menggunakan bulu mata palsu
RIAS WAJAH PENGANTIN SOLO

• Pemasangan eyeliner bawah


• Pemasangan blus-on disesuaikan dengan warna eye shadow
• Memasang lipstik, warna lipstik yang digunakan biasanya merah sirih, atau bisa juga
disesuaikan dengan warna blus-on
• Mengisi cengkorongan paes, dengan pidih bewarna hitam utk pengantin solo putri,
sedangkan untuk pengantin solo basahan paesnya bewarna hijau.
• Untuk pengantin solo basahan ditambah laler menclok (tahi lalat) dari daun sirih berbentuk
belah ketupat, letaknya diantara alis
SANGGUL PENGANTIN SOLO
BUSANA PENGANTIN SOLO
BUSANA PENGANTIN SOLO
BUSANA PENGANTIN SOLO
TATA RIAS PENGANTIN DAERAH YOGYA
Menurut sejarahnya tata rias pengantin Yogya menurut Tienuk Riefki (2012) . terdiri
atas carak paes ageng dan corak yogya putri.
UPACARA PERKAWINAN
RIAS WAJAH PENGANTIN DAERAH
YOGYA
SANGGUL PENGANTIN DAERAH
YOGYA
BUSANA PENGANTIN DAERAH
YOGYA
BUSANA PENGANTIN DAERAH
YOGYA
2. Busana Pengantin Pria
•Kain yang coraknya sama dengan pengantin putri
•Baju sikepan bordiran atau bludiran
•Lonthong
•Kamus
•Timang
•Lerep
•Tali lawe
•Dua buah bara
•Kuluk kanigara
•Nyamat dari emas imitasi
•Selop atau alas kaki
BUSANA PENGANTIN DAERAH
YOGYA

Anda mungkin juga menyukai