Anda di halaman 1dari 15

Pengantar

Hu k u m
In don esia
Dosen Pengampu :
Iqbal Kamaluddin,
M.H

Kelompok 3 :
1. Muhammad Nafi' (10122055)
2. Miladia Nur ( 10 1220 69
3. M. Fikri Haekal )
4. Aliyah Al Fita (1117077)
Konstitusi dan Tata
Ur utan Peraturan
Perundang- undangan
di Indonesia
Sub Point

1. Pengertian Konstitusi

2. Sejarah Konstitusi Di Indonesia

3. Amandemen Konstitusi di Indonesia

4. Ta ta urutan perundang-undangan di Indonesia


(m enurut Ketetapan MPR, UU No. 10 Tahun
2 00 4 , UU No. 12 Tahun 2011 )

5. Hak Uji materiil Undang-Undang


Pengertian Konstitusi

“Konstitusi" berasal dari bahasa Perancis “Constituer”, yang


berarti membentuk. Yang dimaksud dengan membentuk disini
adalah membentuk suatu Negara.
Dalam bahasa latin berasal dari kata cume berarti
“bersama dengan...”, dan statuere berarti “membuat
sesuatu agar berdiri atau mendirikan, menetapkan
sesuatu”
Konstitusi mengandung makna awal (permulaan) dari
segala peraturan perundang-undangan di negara.
Secara Umum Pengertian Konstitusi adalah sebuah norma dalam
suatu sistem politik negara dan hukum yang dibentuk oleh
pemerintah negara yang dikodifikasikan sebagai sebuah
dokumen tertulis.
Menurut seorang ahli bernama E.C. Wade, konstitusi merupakan
naskah yang memaparkan kerangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara
kerja badan tersebut.
Sejarah Konstitusi
di Indonesia

UUD 1945 Konstitusi RIS


(18 Agustus 1945 - 27 (27 Desember 1945 -
Desember 1949) 17
Agustus 1950)

UUDS RI 1950
(17 Agustus 1950 - 5
Juli UUD 1945 ( 5 Juli 1959 -
1959) sekarang)
Amandemen Konstitusi
di Indonesia
Amandemen adalah perubahan konstitusi yang apabila suatu
konstitusi diubah, konstitusi yang asli tetap berlaku.
Proses Amandemen Konstitusi di Indonesia :
Tata urutan perundang-undangan Indonesia
UU No. 10 Tahun 2004, UU No. 12 Tahun 2011
(Menurut Ketetapan MPR, UU No. 10 Tahun
2004, UU No. 12 Tahun 2011)
Tata urutan perundang-undangan Indonesia
UU No. 10 Tahun 2004, UU No. 12 Tahun 2011
Menurut Ketetapan MPR, UU No. 10 Tahun
2004, UU No. 12 Tahun 2011

Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang


ditetapkan dalam sidang MPR, yang terdiri dari
2 (dua) macam yaitu :
Ketetapan yaitu putusan MPR yang mengikat
baik ke dalam atau keluar majelis,
Keputusan yaitu putusan MPR yang mengikat
ke dalam majelis saja.
Ketetapan MPR No. III/MPR/2000
Pasal 2
Tata urutan peraturan perundang- undangan
merupakan pedoman dalam aturan hukum di bawahnya.
Tata urutan peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia adalah:
1.Undang-Undang Dasar 1945;
2. Ketetapan Majelis MPR;
3. Undang-Undang;
4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang;
5. Peraturan Pemerintah;
6. Keputusan Presiden;
7.Peraturan Daerah.
Pasal 4

1.Sesuai dengan tata urutan peraturan perundang-


undangan ini, maka setiap aturan hukum yang
lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan
aturan hukum yang lebih tinggi.
2.Peraturan atau keputusan Mahkamah Agung,
Badan Pemeriksa Keuangan, menteri, Bank
Indonesia, badan, lembaga, atau komisi yang
setingkat yang dibentuk oleh Pemerintah tidak
boleh bertentangan dengan ketentuan yang
termuat dalam tata urutan peraturan perundang-
undangan ini.
Hak Uji Materiil Undang-Undang

Hak uji Materiil adalah hak atau kewenangan yang dimiliki


oleh lembaga yudikatif untuk melakukan pengujian
mengenai sah atau tidaknya suatu peraturan perundang-
undangan terhadap peraturan perundang- undangan yang
tingkatnya lebih tinggi. Hak uji materiil di Indonesia dapat
digolongkan :
1. Hak uji materiil atas Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar,
yang menjadi wewenang Mahkamah Konstitusi (vide: UUD 1945
Amandemen ke-3 Pasal 24 C ayat I Jo. UU No. 24 Tahun 2003 tentang
Mahkamah Konstitusi, Pasal 10 ayat I huruf a);
2. Hak Uji Materiil terhadap peraturan perundang-undangan yang
tingkatannya lebih rendah atau di bawah Undang-Undang (seperti:
peraturan Pemerintah, Kepufusan Presiden, Peraturan Daerah, dll.)
Terhadap peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, yang menjadi
wewenang Mahkamah Agung.
Ter ima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai