Anda di halaman 1dari 48

EFEK YANG DIPERDAGANGKAN DIPASAR

MODAL (01)
Disampaikan oleh
TIM GI BEI

Pengantar pasar Modal


Pertemuan 5
Kemampuan akhir tiap tahapan belajar (Sub-CPMK)

Memahami efek yang diperdagangkan dalam pasar


modal indonesia meliputi : 1) Saham; 2) Surat Utang
(Obligasi); 3) Reksa Dana; 4) Exchange Traded Fund
(ETF)
Materi:
- Saham
- Surat Utang (Obligasi)
- Reksa Dana
- Exchange Traded Fund (ETF)
Saham
Pengertian saham menurut IDX

• Saham atau sering juga disebut stock merupakan instrumen pasar


modal yang paling populer. Saham merupakan bukti kepemilikan
ekuitas, sehingga memiliki sebagian saham dari sebuah perusahaan
memiliki bagian dari kekayaan bersih perusahaan.
• Menerbitkan saham bagi sebuah perusahaan menjadi salah satu
alternatif pilihan ketika perusahaan membutuhkan modal
tambahan. Penjelasan BEI atas produk saham ini menegaskan
bahwa penyertaan modal berupa hak pada suatu perusahaan
memiliki makna klaim atas aset perusahaan, dan berhak hadir
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk jenis
kepemilikan saham tertentu.
Mengapa investasi pada Saham ?
Investment


and trading
Mudah
• Terjangkau
• Menguntungkan SELL

• Manfaat BUY

SELL

BUY
Mudah
Transaksi Teknologi
Investor dapat melakukan transaksi sendiri Tidak membutuhkan pengetahuan teknologi
(baik jual maupun beli) yang tinggi untuk dapat melakukan transaksi
jual dan beli saham.
Pemantauan Rekomendasi
Dapat dilakukan pemantauan
Banyak perusahaan sekuritas yang
perkembangan investasi dimana dan kapan
menawarkan rekomendasi
saja dengan terhubung internet

Rp.3000

BUY SELL
Rp.2000
Terjangkau
 Tidak membutuhkan modal besar
karena dengan hanya Rp.100ribu dapat
muali membuka Rekening Investasi dan
mulai dapat bertransaksi.
 Harga saham mulai dari Rp.50 per
lembar saham.
Menguntungkan

Investasi berkala
Orientasi jangka panjang

Buka spekulatif yang akan


cenderung pada judi, karena  2021
transaksi jual dan beli dilakukan
hanya berdasarkan pada feeling
bukan analisa resiko dan peluang
return. Mendapatkan Capaital  2020
Gaian dan Devidend

 2019
Manfaat Investasi dalam pasar modal (tidak
Infographic Style
hanya saham)

Negara Perusahaan Pribadi Masyarakat Umum

 Salah satau indicator penting untuk mengukur


kondisi perekonomian negara
 Perusahaan mendapatan fresh money untuk
melakukan pengembangan usaha
 Mendapatkan beberapa keuntungan antara lain :
Dividend, Capital Gain dan dapat mengelolas resiko
investasi dengan portofolio dan presisi
 Distribusi kepemilikan sampai pada berbagai
lapisan masyarakat
Klasifikasi Sektor dan Subsektor
Klasifikasi Sektor dan Subsektor
Klasifikasi Sektor dan Subsektor
Jenis saham berdasar klaim kepemilikan
Saham Biasa (Common Stock) Saham Preferen (Preferred Stock)
• Dividen akan diterima jika disetujui • Tidak memiliki hak suara dalam RUPS
dalam RUPS • Memiliki hak untuk menerima dividen
• Memiliki hak suara (voting rights) dalam dalam jumlah yang sama atau tetap
RUPS pada setiap tahun
• Memiliki hak terakhir atas pembagian • Memiliki hak terlebih dahulu
dividen serta aset perusahaan jika dibandingkan saham biasa atas
terjadi likuidasi pembagian dividen maupun ketika
• Memiliki hak untuk mengalihkan terjadi likuidasi
kepemilikannya kepada pihak lain • Memiliki hak untuk mengkonversi atau
mengubah kepemilikan saham ini
menjadi saham biasa
Jenis saham berdasar klaim kepemilikan
Saham Biasa (Common Stock) Saham Preferen (Preferred Stock)
• Dividen akan diterima jika disetujui • Tidak memiliki hak suara dalam RUPS
dalam RUPS • Memiliki hak untuk menerima dividen
• Memiliki hak suara (voting rights) dalam dalam jumlah yang sama atau tetap
RUPS pada setiap tahun
• Memiliki hak terakhir atas pembagian • Memiliki hak terlebih dahulu
dividen serta aset perusahaan jika dibandingkan saham biasa atas
terjadi likuidasi pembagian dividen maupun ketika
• Memiliki hak untuk mengalihkan terjadi likuidasi
kepemilikannya kepada pihak lain • Memiliki hak untuk mengkonversi atau
mengubah kepemilikan saham ini
menjadi saham biasa
Jenis saham preferen (Preferred Stock) diidentifikasi kembali sebagai berikut
(The Indonesia Capital Market Institute_TICMI 2018)
1. Participating preferred (saham preferen partisipasi)  Pemegang saham memperoleh partisipasi
atas sisa laba setelah dibagikan kepada pemegang saham preferen dan saham biasa.
2. Participating Non preferred  Pemegang saham tidak memperoleh partisipasi atas sisa laba
setelah dibagikan kepada pemegang saham preferen dan saham biasa.
3. Cumulative preferred (saham preferen kumulatif)  Dividen yang tidak dibayar dalam suatu
tahun harus dibayar dalam tahun berikutnya sebelum laba dapat dibagikan kepada pemegang
saham biasa. Jika direktur tidak mengumumkan dividen pada tanggal pembagian dividen yang
biasa, maka dividen itu disebut sebagai “passed” (terlewat). Setiap dividen yang terlewat atas
saham preferen kumulatif merupakan dividen tertunggak (dividend in arrears).
4. Non cumulative preferred (saham preferen non kumulatif)  Saham preferen nonkumulatif
jarang diterbitkan karena dividen yang terlewat akan hilang selamanya bagi pemegang saham
preferen dan penerbitan saham ini tidak dapat dipasarkan.
5. Convertible preferred (saham preferen konvertibel)  Pemegang saham dapat, menurut
opsinya, menukar saham preferen menjadi saham biasa pada rasio yang telah ditentukan
sebelumnya
Jenis saham berdasar bentuk kepemilikan

Saham atas unjuk (Bearer Stock) Saham atas nama (Registered Stock)
• Pada saham tersebut tidak tertulis nama • Merupakan saham yang ditulis dengan
pemiliknya, agar mudah jelas siapa nama pemiliknya, di mana cara
dipindahtangankan dari satu investor ke peralihannya harus melalui prosedur
investor lainnya. tertentu.
• Secara hukum, siapa yang memegang • Seluruh saham saat ini merupakan saham
saham tersebut, maka dialah diakui atas nama
sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut
hadir dalam RUPS.
Macam keuntungan dalam Investasi Saham
1. Dividen

• Dividen merupakan pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan kepada sejumlah


pemegang saham dimana pembagian keuntungan tersebut berasal dari laba yang dihasilkan
perusahaan. Akan tetapi jumlah dividen yang akan dibagikan tersebut akan diputuskan
setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
• Jika investor baik perorangan maupun organisasi menginkan untuk mendapatkan dividen,
maka investor tersebut harus memegang saham tersebut dalam kurun waktu yang relatif
lama. Durasi kepemilikan tersebut sesungguhnya dapat diidentifikasi kapan kepemilikan
saham tersebut berada dalam periode sebagai pemegang saham yang berhak mendapatkan
dividen melalui informasi ex date dan cum date yang biasanya disampaikan oleh emiten
(perusahaan yang go public) dalam corporate action dengan mengumumkan pembagian
dividen.
• Contoh serta pengertian Cum Date dan Ex date dapat ditunjukkan pada pengumuman
pembagian dividen PT. Bukit Asam, Tbk dengan kode saham (PTBA) sebagai berikut yang
di akses dari aplikasi RTI Business pada Gambar dibawah:
• Harga saham PTBA pada tanggal
6 Januari 2021 adalah Rp2.680
yang menurun sebanyak Rp 90
atau turun 3,25% dibandingkan
dengan harga pembukaan di hari
tersebut.
• Perusahaan dalam dijelaskan
secara rutin membagikan cash
dividen kepada pemegang saham
yang relatif konsisten besar
nominalnya dan relatif naik dari
tahun ketahun.
• Dividen tidak selalu dibagikan
pada bulan yang sama pada
setiap tahun
• Ex Date  hari setelah hari cumulative date. Pembelian saham pada tanggal ex
date tidak akan memiliki hak untuk mendapatkan dividen dari perusahaan
tersebut.
• Recording Date  tanggal pencatatan investor saham untuk mendapatkan
dividen. Recording date biasanya terjadi pada pada cum date pasar tunai
• Jika diimplementasikan berdasar Gabar diatas (PTBA) untuk pembagian dividen
pada tahun 2020, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut
• Dividen cash yang dibagikan adalah Rp326,46 untuk setiap lembar saham yang
akan dibayarkan pada 10 Juli 2020.
• Setiap investor yang memiliki saham PTBA hingga 18 Juni 2020 atau membeli
saham pada 18 Juni 2020, maka dia berhak mendapatkan dividen senilai
Rp326,46 per saham.
• Jika investor yang baru memegang saham pada 19 Juni 2020 (tanggal ex
dividend), maka dia tidak berhak lagi mendapatkan dividen tersebut.
2. Capital Gain
• Merupakan selisih antara harga beli saham dengan harga ketika kita akan
menjualnya berdasarkan harga pasar. Capital gain terbentuk dengan adanya
aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
• Contoh sederhana capital dapat ditunjukkan dengan pembelian saham ABCD
dengan harga per lembar Rp 2.000 kemudian menjualnya dengan harga Rp
2.500 per saham yang berarti pemodal tersebut mendapatkan capital gain
sebesar Rp 500 untuk setiap saham yang dijualnya.
• Contoh riil yang ditunjukkan pada fluktuasi harga saham dengan kode BRIS
yang ditunjukkan pada Gambar dibawah. Jika kita membeli saham pada 29
Desember 2020 dan dijual pada tanggal 6 Januari 2021 maka Capital Gain atas
transaksi jual beli saham tersebut adalah Rp2.510 – Rp2.270 = Rp240 atau naik
Sumber : Fluktuasi harga saham BRIS selama 1 minggu
sekitar 10,57%. yang diakses pada closing date 6 Januari 2021 dari aplikasi
RTI Business

3. Bonus Saham

• Saham Bonus adalah saham yang dibagikan secara gratis kepada para pemegang saham, sesuai dengan
proporsi kepemilikan saham sebelumnya. Bonus saham yang dibagikan ini dapat berupa dividen yang
berupa saham (bukan cash dividen).
Macam risiko investasi Saham

1. Capital Loss
Merupakan kejadian yang berlawanan dari Capital
Gain. Capital loss merupakan kondisi dimana harga
saham yang dibeli pada beli pada waktu sebelumnya
lebih tinggi dibandingkan dengan harga sekarang.
Contoh kondisi tersebut dapat ditunjukkan pada
Gambar disamping Kita kita membeli saham UNVR
tersebut pada tanggal 4 Januari 2021 dengan
mendapatkan harga Rp7.425, maka jika dilihat pada
tanggal 8 Januari 2021 pada sesi perdagangan pertama
tersebut mengalami capital loss sebesar Rp272
(Rp7.425 - Rp7.150). Rugi tersebut sesungguhnya
masih berupa rugi yang belum direalisasi, sehingga
bersifat potensial kerugian. Jika investor menjual Sumber: Fluktuasi harga saham kode UNVR selama 1 minggu yang
diakses pada tanggal 8 Januari 2021 pukul 11.23 WIB
dengan harga Rp.7.150, maka kerugian tersebut
merupakan kerugian yang sudah terealisasi. Beberapa
investor juga sering menyebutkannya sebagai cut loss.
Hal tersebut juga berlaku untuk capital gain.
2. Risiko Kebangkrutan
Risiko ini adalah ketika investor memiliki saham perusahaan yang dinyatakan bangkrut oleh
Pengadilan, atau dibubarkan. Khususnya pemegang saham biasa (membeli saham pada pasar
sekunder), klaim atas pemegang saham mendapat giliran terakhir setelah seluruh kewajiban
perusahaan dapat dilunasi dari hasil penjualan kekayaan perusahaan. Jika terdapat sisa dari hasil
penjualan kekayaan perusahaan tersebut, maka sisa tersebut akan dibagikan secara proporsional
sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki kepada seluruh pemegang saham. Namun ketika tidak
terdapat sisa kekayaan perusahaan, maka pemegang saham ini tidak akan memperoleh hasil dari
likuidasi tersebut.

3. Risiko Likuiditas Aset

Hal ini terjadi ketika saham “tidur” yaitu istilah bagi saham yang tidak banyak
diperdagangkan akibat tidak adanya investor yang berminat untuk membeli saham karena
dianggap tidak layak beli. Akan tetapi juga dapat terjadi sebaliknya bahwa tidak investor yang
ingin menjualnya karena saham dianggap sangat berharga. Kondisi ketika saham tidak ada
yang mau menjual tapi banyak yang mau membeli sering kali mengalami kenaikan sampai
dengan pada batas auto reject atas (ARA)
4. Risiko Delisting
Hal ini terjadi ketika perusahaan dikeluarkan dari papan perdagangan di Bursa Efek (delisting). Delisting dilakukan oleh BEI.
dengan salah satu pertimbangan kinerja perusahaan yang buruk antara lain kerugian besar yang terus menerus, tidak
membagikan dividen selama beberapa tahun secara berturut-turut dan kondisi lainnya seperti pelanggaran terhadap
peraturan pencatatan di bursa. Tetapi delisting juga dapat terjadi karena permintaan perusahaan yang ingin keluar dari bursa
dengan tujuan Go Private. Hal ini tidak akan merugikan investor karena perusahaan masih tetap beroperasi dan dapat
melakukan pembelian kembali saham-saham yg diterbitkan kepada publik atau biasa juga dikenal dengan istilah Buy Back.

5. Risiko Suspending
Suspending atau diberhentikan perdagangannya oleh otoritas bursa efek (BEI), maka investor tidak dapat melakukan
perdagangan hingga status suspend dicabut. Suspend dapat berlangsung dalam waktu singkat misalnya dalam 1 sesi
perdagangan atau juga dapat dalam 1 hari perdagangan. Namun demikian, suspend dapat berlangsung dalam kurun waktu
beberapa hari perdagangan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan suspending ini antara lain: 1) Suatu saham mengalami
lonjakan harga yang luar biasa (ARA dalam kurun waktu yang berturut-turut); 2) Suatu perusahaan dipailitkan oleh
kreditornya
6. Risiko unik (unsystematic risk) dan Risiko pasar (systematic risk)
Risiko unik identic dengan karakteristik industri perusahaan dan kinerja perusahaan yang dapat dianalisis
dari laporan keuangan perusahaan. Risiko ini tidak dapat didiversifikasi dengan scenario portofolio,
Sementara itu systematic risk identic dengan risiko pasar yaitu fluktuasi harga saham sebagai akibat dari
kondisi antara lain ekonomi, politik, inflasi, nilai tukar dan faktor lainnya yang berpotensi mempengaruhi
sentimen investor terhadap saham. Risko ini dapat didiversifikasi dengan scenario portofolio
Papan Pencatatan Saham
Papan Pencatatan Saham

Papan Akselerasi adalah Papan Pencatatan yang disediakan untuk mencatatkan saham dari Emiten
dengan Aset Skala Kecil atau Emiten dengan Aset Skala Menengah sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 53/POJK.04/2017 Tentang Pernyataan Pendaftaran Dalam
Rangka Penawaran Umum dan Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu Oleh Emiten Dengan Aset Skala Kecil Atau Emiten Dengan Aset Skala Menengah dan belum dapat
memenuhi persyaratan di Papan Pengembangan. Peraturan Pencatatan Papan Akselerasi diberlakukan
oleh BEI pada 22 Juli tahun 2019.
Perdagangan di Pasar Reguler
dan Pasar Tunai harus dalam
satuan perdagangan (round
lot) Efek atau kelipatannya,
yaitu 100 (seratus) efek.
Perdagangan di Pasar
Negosiasi tidak menggunakan
satuan perdagangan (tidak
round lot). Satuan Perubahan
Harga (Fraksi) sesuai Peraturan
II-A-Kep-00023/BEI/04-2016:
Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga di atas berlaku untuk satu Hari Bursa penuh dan disesuaikan pada Hari Bursa
berikutnya jika Harga Penutupan berada pada rentang harga yang berbeda. Jenjang maksimum perubahan harga dapat
dilakukan sepanjang tidak melampaui batasan persentase auto rejection.

• Penerapan Auto Rejection terhadap harga di atas untuk perdagangan saham hasil penawaran umum yang pertama kalinya
diperdagangkan di bursa (perdagangan perdana), ditetapkan sama dengan persentase batasan auto rejection harga sebagaimana
dimaksud dalam butir di atas.
• Acuan Harga yang digunakan untuk pembatasan harga penawaran tertinggi atau terendah (Auto Rejection) atas saham yang
dimasukkan ke JATS NEXT-G dalam perdagangan saham di Pasar Reguler dan Pasar Tunai ditentukan menggunakan harga
penutupan Hari Bursa sebelumnya (Harga Previous) di Pasar Reguler.
• Dalam hal Perusahaan Tercatat melakukan tindakan korporasi maka selama 2 (dua) Hari Bursa berturut-turut setelah berakhirnya
perdagangan saham yang memuat hak (periode cum) di Pasar Reguler, Acuan Harga di atas menggunakan Previous Price dari
masing-masing Pasar (Reguler atau Tunai).
Contoh nota transasksi beli dan jual saham di IPOT  Indopremier sekuritas
Contoh nota transasksi beli dan jual saham di IPOT  Indopremier sekuritas  Biaya dan fee tidak perlu menghitung
sendiri.
Contoh nota transasksi beli dan jual saham di IPOT  Indopremier sekuritas
Obligasi
• Obligasi merupakan surat utang yang memiliki jatuh tempo jangka menengah
sampai dengan panjang dan dapat dipindahtangankan. Surat berharga ini berisi
janji dari pihak yang menerbitkan obligasi (perusahaan public) untuk membayar
imbalan berupa bunga selama periode tertentu dan melunasi pokok utang
tersebut pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi.
• Surat Utang (Obligasi) merupakan salah satu Efek yang tercatat di Bursa di
samping Efek lainnya seperti Saham, Sukuk, Efek Beragun Aset maupun Dana
Investasi Real Estat. Obligasi dapat dikelompokkan sebagai efek bersifat utang di
samping Sukuk. Obligasi dapat dijelaskan sebagai surat utang jangka menengah
panjang yang dapat dipindahtangankan, yang berisi janji dari pihak yang
menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan
melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli
obligasi tersebut. Obligasi dapat diterbitkan oleh Korporasi maupun Negara.
Perbandingan Obligasi dengan Saham maupun Instrumen Keuangan lainnya,
Merupakan salah satu alternatif investasi khususnya bagi investor yang tidak memiliki banyak waktu dan
keahlian untuk menghitung risiko atas investasi mereka. Reksa Dana dirancang sebagai sarana untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki modal, mempunyai keinginan untuk melakukan investasi,
namun hanya memiliki waktu dan pengetahuan yang terbatas. Selain itu Reksa dana juga diharapkan dapat
meningkatkan peran pemodal lokal untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.

• Umumnya, Reksa Dana diartikan sebagai Wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi.
• Mengacu kepada Undang-Undang Pasar Modal No. 8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) didefinisikan bahwa
Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
• Ada tiga hal yang terkait dari definisi tersebut yaitu, Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua,
dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan Ketiga, dana tersebut dikelola oleh manajer
investasi.
Dealer Partisipan adalah Anggota Bursa
yang bekerja sama dengan Manajer
Investasi (MI) pengelola ETF untuk
melakukan penjualan atau pembelian
Unit Penyertaan ETF. Saat ini di
Indonesia ada 6 (enam) Dealer
Partisipan yakni Bahana Sekuritas,
Mandiri Sekuritas, Philip Sekuritas,
Sinarmas Sekuritas, Indopremier
Sekuritas dan Panin Sekuritas.
Mekanisme Transaksi ETF

Per 28 April 2022, terdapat 50 ETF


yang tercatat di BEI.

Tujuan dari berinvestasi ETF adalah


sebagai berikut:
1. Diversifikasi: Diversifikasi secara
otomatis atas beberapa saham
unggulan dalam sekali order.
2. Fleksibilitas: Memanfaatkan
fleksibilitas jual/beli yang tinggi,
karena dapat langsung melakukan
pembelian maupun penjualan ETF
selama jam bursa berlangsung
selayaknya saham.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai