Anda di halaman 1dari 14

SABDA BAHAGIA

REVOLUSI ESKATOLOGIS YANG DITUNTUT SEKARANG INI


KARENA KERAJAAN ALLAH SUDAH DEKAT

KRISTOLOGI
OLEH FR. GDE
SABDA BAHAGIA
• Sabda Bahagia dilatarbelakangi oleh kedatangan Pemerintahan Allah yang eskatologis.
• “Berbahagia” bukan kepada orang-orang saleh melainkan orang-orang miskin, lapar, dan
menangis.
• Pokok-pokok bahasan
• Ketegangan eskatologis
• Para alamat serta sikap hidup mereka
• Siapa golongan yang berbahagia
• Harapan positif yang beralasan
A. KETEGANGAN ESKATOLOGIS

• Sabda Bahagia yang pertama bersifat aktual (masa sekarang)


• Kedua sabda berikutnya bersifat futural (masa depan)
• Walaupun Kerajaan Allah akan datang pada akhir zaman, namun sekarang
sudah mulai menampakan diri dalam sabda dan karya Yesus.
• Ketegangan eskatologis terungkap dalam pewartaan bahwa Kerajaan Allah
“sudah dekat”.
• Sekarang ini Pemerintahan Allah sudah membayangi dunia, tetapi belum
datang dalam kesempurnaannya.
B. PARA ALAMAT SERTA SIKAP HIDUP MEREKA

Tradisi Lukas berpikir tentang Tradisi Matius, di lain pihak,


mereka yang betul-betul miskin, “merohanikan” bahan asli “miskin di
sungguh lapar, menangis, dan hadapan Allah”, “lapar dan haus
ditolak. akan kebenaran”.
B. PARA ALAMAT SERTA SIKAP HIDUP MEREKA

• Bagaimana Yesus sendiri mengartikannya?


• Menjawab pertanyaan ini, Joachim Jeremias bertitik tolak
pada kalimat ..

“... kepada orang “Ia telah mengutus aku untuk


miskin diberitakan menyampaikan kabar baik
kabar baik” (Mat11:5, kepada orang-orang miskin”.
Luk 4:18) (Yes 61:1)

“orang miskin” ditafsirkan sebagai “orang sengsara” oleh LAI

Istilah “orang miskin” mencakup orang tertindas dan miskin yang mengetahui bahwa satu-satunya
pertolongan mereka atas nama Tuhan.
B. PARA ALAMAT SERTA SIKAP HIDUP MEREKA
• Mengapa orang “miskin” atau “sengsara” dinyatakan berbahagia oleh Yesus?
• Mereka yang tidak bisa mengharapkan apa-apa dari dunia ini, paling condong
mengharapkan segalanya dari Allah.
• Dengan kata lain, mereka yang kehidupannya menyerupai kehambaan dan pengabdian
penuh kasih yang diterima oleh Yesus.
C. SIAPA SECARA KONKRET TERMASUK GOLONGAN YANG
BERBAHAGIA?
• Orang miskin
• Orang baik
• Orang berdosa yang diampuni Allah
C. SIAPA SECARA KONKRET TERMASUK GOLONGAN YANG
BERBAHAGIA?
• Bagaimana pendapat mereka yang sezaman dengan Yesus?
• Di Israel pada waktu itu ada kelompok orang-orang saleh.
• Ternyata Yesus tidak mengikat diri pada kelompok sisa murni yang ada, tetapi juga
menyertakan orang-orang lain.
• Pewartaan dan pendirian Yesus membuat mereka mengalami shock.
D. HARAPAN POSITIF YANG BERALASAN
• “Nabi akhir zaman” akan membawa kabar gembira bagi orang miskin. Inilah harapan rakyat yang
miskin dan tertindas.
• Sekarang ini genapnya janji dan pengharapan itu sudah diambang pintu.
• Allah secara radikal berkata “JANGAN” terhadap sejarah kesengsaraan manusia.
• Allah menghendaki agar manusia hidup dan selamat, bukan mati dan susah.
• Allah menghendaki kita untuk mempersiapkan diri menyambut Pemerintahan Allah yang akan
datang secara mendadak.
• Allah tidak menghendaki kesengsaraan, Allah tidak membiarkan atau mengizinkan kejahatan dan
penderitaan terjadi di dunia ini.
• Allah menolak segala macam kejahatan, segala macam kemiskinan dan kelaparan yang membuat
orang menangis.
• Demikian warta gembira Yesus: Ketuhanan Allah sendirilah yang menjadi jaminan bagi
dikalahkannya segala bentuk kejahatan. Itulah sebabnya orang miskin, sengsara, dan yang hanya
diinjak-injak itu betul-betul mempunyai alasan untuk menaruh harapan yang positif.
** UNTUK RENUNGAN PRIBADI
• Sabda Bahagia dapat disalahgunakan dengan menjadikannya hiburan murahan,
• “tidak apa-apa jika sekarang melarat, kurang pangan dan sandang, tidak dapat gaji yang
adil, menganggur, menderita dianiaya..., tanggunglah dengan sabar. Kelak di akhirat
semua akan beres. Bukankah hidup di Bumi hanya sementara, sedangkan hidup di Surga
kekal abadi!”
• Kita tidak boleh melihat penderitaan dan kesengsaraan sebagai nasib yang diterima
begitu saja.
• Tuhan menghendaki
• Kita memberantas penderitaan dengan segala kekuatan yang kita dapat;
• Pada saat kita tidak dapat lagi memberantasnya, kita menyerahkan diri ke dalam
tangan-Nya yang mampu mengubah kegagalan dan kematian menjadi kemenangan
dan kehidupan.
** UNTUK RENUNGAN PRIBADI
1) Penderitaan sebagai tanda berkuasanya kejahatan di dunia
 Tuhan menghendaki agar kita berjuang melawan penderitaan.
 Dalam perjuangan itu kita tidak ditinggalkan sendirian.
 Kita memberantas penderitaan dalam segala bentuk (fisik, psikis, moral, sosial, ekonomi
atau politik).
2) Penderitaan sebagai tanda ketaatan iman
 Tuhan menghendaki agar perjuangan kita lakukan dalam kesadaran beriman bahwa hanya
Allah sendirilah yang dapat mendatangkan pembebasan yang utuh dan penebusan yang
penuh.
 Pada saat kita tidak dapat berjuang lagi, kita menyerahkan diri ke dalam tangan Bapa
sambil berkeyakinan teguh bahwa Bapa mampu mengubah kegagalan dan kematian
menjadi kemenangan dan kehidupan.
 Dipandang dari sudut ini, penderitaan merupakan tanda ketaatan iman kita kepada Allah
KESIMPULAN
• Tuhan menghendaki agar kita menghayati penderitaan yang kita alami itu sebagai
partisipasi pada penghayatan Kristus yang dwiganda.
• Berjuang memberantasnya;
• Menanggungnya sebagai salib, sambil meyakini bahwa “jalan salib” menuju kepada
kebangkitan dan hidup.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai