Neurobehavior
Moderator : dr. Shefona Pyeloni Harnold
Presentan :
1. dr. Novina Rahmati
2. dr. Rauzah Munziah
3. dr. Aklima
4. dr. Warzukni
5. dr Syarifah Chaula Amrina
6. dr. Amrullah
01
Demensia
Alzheimer
PENDAHULUAN
Demensia merupakan sindrom penurunan
fungsi kognitif yang cukup berat dibandingkan
seblumnya, sehingga mengganggu aktivitas
sosial dan profesional dalam aktivitas hidup
sehari-hari (activity of daily living).
Demensia Alzheimer merupakan demensia
yang paling banyak terjadi mencapai setengah
kasus demensia (60-80%) secara kesuluruhan.
Prevelensinya meningkat drastis sejalan
dengan peningkatan usia harapan hidup
manusia didunia
EPIDEMIOLOGI
Data World Health Organization (WHO) menunjukkan
hampir 48 juta orangdi dunia hidup dengan demensia.
Bekerja sebagai penguat kognisi dengan meningkatkan kadar asetilkolin diotak untuk
Inhibitor asetilkolinesterase (AChE-I)
mengkompensasi hilangnya fungsi kolinergik. Terdiri dari Donepezil, Galatamin dan Rivastigmin
Penggunaan memantin untuk demensia sedang hingga berat dengan memberikan manfaat pada
Antagonis reseptor NMDA (mematin)
fungsi kognisi, mood dan perilaku
Pada penelitiaan uji kinis memperoleh hasil dari kombinasi donepezil plus memantin menunjukkan
Kombinasi obat golongan AChE-I
hasil sedikit lebih baik pada fungsi global, kognitif, ADL dan behavioral and pshylogical symptoms
dengan memantin
of dementia (BPSD)
Nonmedikamentosa
Tujuan terapi nonmedikamentosa atau intervensi psikososial adalah dengan meningkatkan kualitas
hidup oorang dengan demensia
Mempertahankan fungsi Mengadopsi strategi untuk meningkatkan kemandirian dan memelihara fungsi kognitif
Terbagi menjadi dua bagian yaitu Subcortical ischemic vascular disease yang merupakan stadium
2. Demensia terkait Small Vesssel
final dari riwayat panjang penyakit arteri kecil (small vessel disease) terkait hipertensi dan
Disease
CADASIL akibat mutasi kromosom 19
Disebabkan oleh cerebral amyloid angiopathy akibat deposisi amiloid didinding pembuluh darah
3. Demensia terkait Angiopati Amiloid
korteks dan leptomeningen.
4. Demensia terkait Mekanisme Terjadi kegagalan hemodinamik pada area perbatasan frontal yang diperdarahi oleh cabang distal
Hemodinamik dan cabang piameter arteri serebri anterior dan media
Patofisiologi terjadinya
demensia vaskular
GEJALA DAN TANDA KLINIS
Demensia Pascastroke Demensia terkait Angiopati
Single strategic-infarct dementia
Amiloid
memberikan manifesti klinis berupa Kebanyakan pasien dengan
sindrom afasia, gangguan fungsi konstruksi angiopati amiloid biasanya
dan sindrom Gerstmann sedangkan merupakan tipe sporadik dan lebih
demensia multi-infark terjadi akibat dari 40% berhubungan dengan DA
akumulasi infark berulang
AChE-I bekerja sebagai penguat kognisi dengan meningkatkan kadar asetilkolin di otak untuk
Inhibitor asetilkolinesterase (AChE-I)
mengkompensasi hilangnyafungsi kolinergik
Penggunaan memantin 20 mg/hari memberikan sedikit perbaikan untuk pasien dengan AD ringan-
Antagonis reseptor NMDA (memantin)
sedang setelah 24 minggu
Medikamentosa pengatur fakror risiko vaskular diasumsikan dapat menurunkan risiko perburukan,
Mengontrol faktor risiko vaskular
walau belum terbukti memiliki efek langsung terhadap fungsi kognitif
Pertimbangan terapi lainnya Propentofilin, nimodipin dan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI)
Nonmedikamentosa
1. 2. 3.
Perubahan perilaku dan Gejala yang terjadi pada poin Gejala tersebut terjadi secara
berkurangnya kemampuan 1, harus dapat menyebabkan kronik progresif
kognitif dengan manifentasi, kelainan dalam bersosialisasi
perubahan perilaku dan atau mengganggu fungsi
gangguan fungsi bahasa okupasi dan penurunan
fungsi dari sebelumnya
4. 5. 6.
Gejala dari poin 1 Penurunan fungsi tidak Kelainan tersebut bukan
disebabkan oleh kelainan terjadi saat pasien disebabkan oleh gangguan
atau penyakit sistem saraf mengalami delirium psikiatri
maupun sistemik lainnya
TATA LAKSANA
Medikamentosa
Hingga saat ini belum ada obat-obatan yang telah disetujui FDA untuk mengobati DFT, meski demikian terapi
medikamentosa di bawah ini dapat dipilih untuk mengatasi gejala dari DFT.
Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat memodifikasi atau menghambat
Disease modifying therapy
progresivitas degenerasi lobus frontotemporal
Nonmedikamentosa
DFT sangat sulit untuk di tata laksana, Tata laksana pada DFT harus bersifat holistik, mencakup manajemen suportif
nonmedikamentosa. Tujuannya agar pasien memiliki kualitas hidup lebih baik, mencakup manajemen masalah, perilaku,
bahasa dan gerak.
Perilaku pasien dengan DFTvb dapat membuat kesal dan frustasi keluarga atau
Manajemen masalah perilaku
pengasuhnya, dan memberikan pengertian terhadap perubahan kepribadian
Tujuan pengobatan pasien dengan PPA, yaitu memelihara kemampuan bahasa serta
Manajemen masalah bahasa
penggunaan cara lain untuk berkomunikasi.
Terapi fisik dan okupasi dapat membantu pasien dengan sindrom kortikobasal
Memanajemen masalah gerak
bergerak lebih mudah
04
DEMENSIA
BADAN LEWY
PENDAHULUAN
■ Demensia Badan Lewy (DBL) merupakan
demensia ketiga yang paling sering ditemukan
selain DA dan Dva
Fluktuasi ini mencakup episode waxing dan waning dari inkonsistensi perilaku,
1. Fluktuasi kognitif, atensi dan
kemampuan bicara yang inkoheren gangguan atensi atau adanya perubahan
minat.
kesadaran.
2. Halusinasi visual pada DBL Berupa halusinasi visual kompleks dan terjadi pada 80% kasus. Bentuk halusinasi
terjadi berulang yang terjadi biasanya sangat detil dan nyata
4. Gangguan Perilaku tidur fase Gangguan ini ditandai oleh pasomnia berupa perilaku menirukan isi mimpi saat
REM tidur dan berhubungan dengan tidak adanya fase tidur REM
Gejala Klinis Suportif
Perilaku pasien dengan DFTvb dapat membuat kesal dan frustasi keluarga atau
Manajemen masalah perilaku
pengasuhnya, dan memberikan pengertian terhadap perubahan kepribadian
Tujuan pengobatan pasien dengan PPA, yaitu memelihara kemampuan bahasa serta
Manajemen masalah bahasa
penggunaan cara lain untuk berkomunikasi.
Terapi fisik dan okupasi dapat membantu pasien dengan sindrom kortikobasal
Memanajemen masalah gerak
bergerak lebih mudah
05
STIMULASI
FUNGSI
KOGNITIF
PENDAHULUAN