Anda di halaman 1dari 20

PENGENDALIAN LAHAN SAWAH YANG DILINDUNGI (LSD)

PEMBANGUNAN DAN KETAHANAN PANGAN


dalam rangka Hari Tata Agraria dan Tata Ruang Nasional (Hantaru) 2023

Dr. Ir. Andi Renald, S.T., M.T., IPU


DIREKTUR PENGENDALIAN HAK TANAH, ALIH FUNGSI LAHAN, KEPULAUAN DAN WILAYAH TERTENTU

DIREKTORAT JENDERAL PENGENDALIAN DAN PENERTIBAN TANAH DAN RUANG


KEMENTERIAN ATR/BPN
OUTLINE

LATAR BELAKANG

ISU STRATEGIS ALIH FUNGSI LAHAN

LANDASAN KEBIJAKAN

PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN

PENETAPAN PETA LAHAN SAWAH YANG


DILINDUNGI (LSD) & RESPON PUBLIK

CATATAN PENUTUP

1
LATAR BELAKANG

• Undang-Undang No. 41 Tahun 2009 tentang


Perlindungan LP2B Pelaksanaan UU No. 41/2009 dinilai belum
PP No. 1/2011 tentang Penetapan dan Alih Fungsi LP2B (LP2B dapat dialihfungsikan untuk efektif karena definisi dari Lahan Pertanian
kepentingan umum); PP No. 12/2012 (Insentif Perlindungan LP2B); PP No. 25/2012 (Sistem
Informasi LP2B); PP No. 30/2012 (Pembiayaan Perlindungan LP2B)
Pangan Berkelanjutan (LP2B) yang terlalu
• Undang-Undang No. 22 Tahun 2019 tentang Sistem luas dan sebagian besar pemerintah
daerah belum menetapkan Perda LP2B.
Budidaya Pertanian Berkelanjutan
Data BPS (2021) alih fungsi lahan sawah
nasional bervariasi antara 60.000-80.000
terobosan Pemerintah Pusat Ha/tahun (165-220 Ha/hari)

Dampak alih fungsi lahan sawah:


1. mengancam keberlanjutan
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 swasembada pangan
2. mengurangi penyerapan tenaga kerja
tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah 3. pemubadziran investasi pemerintah
• Bertujuan untuk mengendalikan alih fungsi lahan baik pusat maupun daerah
sawah, mempercepat penetapan Peta Lahan Sawah 4. menurunkan kualitas lingkungan
yang Dilindungi (LSD), dan mengakselerasi hidup
5. mengganggu kemapanan struktur
pengintegrasian LSD ke dalam penetapan LP2B di RTRW
sosial masyarakat
dan rencana rinci tata ruang.

2
LATAR BELAKANG (lanjutan...)

Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019


tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah
Bertujuan untuk mengendalikan alih fungsi lahan
sawah, mempercepat penetapan Peta Lahan Sawah
yang Dilindungi (LSD), dan mengakselerasi
pengintegrasian LSD ke dalam penetapan LP2B di
RTRW dan rencana rinci tata ruang.

Keputusan Menteri ATR/KaBPN Nomor 1589/SK-


HK.02.01/XII/2021 tentang Penetapan Peta Lahan
Sawah yang Dilindungi pada Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Banten, Provinsi
Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi
Bali dan Provinsi Nusa Tenggara Barat

3
ISU STRATEGIS ALIH FUNGSI LAHAN
KRISIS PANGAN
Ancaman krisis pangan di dunia terjadi di tengah semakin
meningkatnya jumlah penduduk. Kebutuhan pangan semakin
meningkat naik. Seperti di Indonesia ini kenaikan jumlah penduduk per
tahun 1,25 persen. Kenaikan jumlah penduduk yang tidak disertai
dengan produksi pangan, menyebabkan terjadinya krisis pangan

Terjadinya Krisis Pangan disebabkan oleh :

 Harga pupuk yang lebih tinggi menyebabkan naiknya harga


pangan. Situasi seperti itu terjadi setelah perang antara Ukraina
dan Rusia mengganggu rantai pasokan.
 Pandemi Covid-19 yang belum selesai dan varian baru covid-
19
 Perubahan iklim membawa dampak terjadinya kelangkaan air,
kegagalan panen dan meningkatnya harga pangan.
 Perlambatan produksi pangan akibat Perang Rusia-Ukraina
berdampak pada perdagangan dunia.
 Rantai distribusi yang panjang merupakan faktor lain penyebab
melambungnya harga pangan.
 Ketidakstabilan ekonomi (inflasi) dan guncangan ekonomi
mempengaruhi akses pangan bagi banyak orang.

4
ISU STRATEGIS ALIH FUNGSI
LAHAN(lanjutan...)
Lahan sawah yang terus mengalami perubahan fungsi dari tahun ke tahun
berpotensi mempengaruhi produksi padi dan ketahanan pangan nasional.
FAO (2022) dalam Global Report of Food Crises menyebutkan adanya
ancaman krisis pangan di 53 negara, yg dalam hal ini perlu diantisipasi
dampak globalnya
MOTTO FAO (Dalam Bahasa latin) :
FIAT PANIS ("SEMOGA ADA ROTI")

Global Hunger Index (GHI)


Sumber:GHI: https://www.globalhungerindex.org/pdf /en/2021.pdf
GHI menggambarkan situasi kelaparan suatu negara yang berhubungan dengan
kebutuhan dasar fisiologis manusia, yaitu kebutuhan pangan dan nutrisi.

GHI Score Trend for Indonesia Thailand 11,7


35 Malaysia 12,8
30 Vietnam 13,6
25 Filipina 16,8 Sumber: BPS, 2021
20
Kamboja 17
15 Dengan tingkat kelaparan yang masih tinggi dan luas lahan pertanian
Myanmar 17,5
10 yang semakin berkurang, Pemerintah telah berkomitmen untuk
18
5 mendorong dan menjaga sektor pertanian Indonesia. Implementasi
0 Indonesia 19,5 Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2019 tentang
2000 2006 2012 2021 Laos 32,4 Pengendalian Alih Fungsi Lahan menjadi salah satu wujud komitmen
Timor Pemerintah untuk menjaga ketahanan serta keberlangsungan sumber
≤9.9 ≤10.0-19.9 ≤20.0-34.9 ≤35.0-49.9 ≥50.0 daya alam melalui perlindungan lahan pertanian terutama lahan
Leste
5 low moderate serious alarming extremely alarming sawah.
LANDASAN KEBIJAKAN

Penyelesaian Ketidaksesuaian Lahan


Tentang Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan Tentang Tata Kerja Tim Terpadu Sawah yang Dilindungi dengan Rencana
(LP2B), menegaskan penetapan LP2B dalam Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah Tata Ruang, Kesesuaian Kegiatan
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan dan Tim Pelaksana Pengendalian Alih Pemanfaatan Ruang, Izin, Konsesi,
Provinsi, dan Kabupaten/Kota Sawah, mengamanatkan penetapan LSD Fungsi Lahan Sawah dan/atau Hak Atas Tanah

UU No 41 Tahun Perpres No 59 Permenko Ekonomi Juknis No 5


2009 Tahun 2019 No 18 Tahun 2020 Tahun 2022

Kepmen Permen
Kepmen ATR/Ka.BPN
ATR/Ka.BPN No 686 ATR/Ka.BPN
No 1589 Tahun 2021
Tahun 2019 No 12 Tahun 2020
Menetapkan Lahan Baku Sawah Tentang Tata Cara Pelaksanaan Verifikasi Data Kepmen ATR/Ka. BPN No. 1589/SK-HK
(LBS) secara nasional (per provinsi) Lahan Sawah terhadap Data Pertanahan dan 02.01/XII/2021 Penetapan LSD pada 151
seluas 7.463.948 ha Tata Ruang, Penetapan Peta Lahan Sawah kabupaten/kota di 8 Provinsi (Lumbung
yang Dilindungi, dan Pemberian Rekomendasi Pangan Nasional) seluas 3.836.944,33 ha
Perubahan Penggunaan Tanah pada Lahan
Sawah yang DIlindungi

6
PENGENDALIAN ALIH FUNGSI
LAHAN SAWAH DILINDUNGI
PEMBANGUNAN VS KETAHANAN PANGAN
Saat ini kita dihadapkan pada pengembangan wilayah melalui pembangunan dan Pembangunan Berkelanjutan
upaya untuk ketahanan pangan sehingga dalam rangka pembangunan berkelanjutan, (Sustainable Development Goals (SDGs)
diperlukan adanya pengendalian alih fungsi lahan

Pembangunan  Pilar Pembangunan Sosial

memberikan peranan yang sangat penting


untuk memacu pertumbuhan ekonomi, baik di
tingkat nasional maupun
daerah, serta mengurangi
pengangguran, mengentaskan kemiskinan dan
tentunya meningkatkan kesejahteraan rakyat  Pilar Pembangunan Ekonomi

Ketahanan Pangan  Pilar Pembangunan Lingkungan


(Food Security)

kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara


sampai dengan perseorangan, yang tercermin
dari tersedianya pangan yang cukup, baik
jumlah maupun mutunya, aman, beragam,
bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak  Pilar Pembangunan Hukum dan Tata Kelola
bertentangan dengan agama, keyakinan, dan
budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat,
aktif, dan produktif secara berkelanjutan

7
PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH DILINDUNGI (lanjutan...)
KONSEP PENGENDALIAN ALIH FUNGSI
LAHAN SAWAH DILINDUNGI

Kedaulatan Pangan (Sasaran


diinginkan)

Tekanan-tekanan yang
TN
menyebabkan konversi
alih fungsi lahan

Pengendalian
Lahan Sawah yang
Dilindungi (LSD)

Kondisi Ketahanan Pangan


Semakin Buruk

T0

Perencanaan/Target
8
PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH DILINDUNGI (lanjutan...)
KELEMBAGAAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
T I M T E R PA D U
Ketua Harian
Ketua
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian
Badan Pertanahan Nasional

Menteri Pekerjaan Umum Menteri Lingkungan Hidup Kepala Badan Informasi


Menteri Pertanian Menteri Dalam Negeri Menteri PPN/Ka. Bappenas Menteri Keuangan
dan Perumahan Rakyat dan Kehutanan Geospasial

TIM PELAKSANA
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019 tentang Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah
Ketua
Direktur Jenderal Pengendalian dan
Penertiban Tanah dan Ruang Sekretaris
Deputi Bidang Informasi Geospasial Tematik

Deputi Bidang Deputi Direktorat Jenderal


Direktur Jenderal Tata Deputi Bidang Direktorat Jenderal Tanaman
Direktur Jenderal Penataan Bidang Koordinasi Pangan Prasarana dan Sarana
Ruang, Pengembangan Wilayah, Pangan,
Agraria, Kemen ATR/BPN dan Agribisnis Pertanian,
Kemen ATR/BPN Kemenko Kementan
Kemenko Kementan

Direktur Jenderal Planologi


Deputi Bidang Kemaritiman Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Bina
Kehutanan dan Tata Direktur Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal SDA,
dan Sumber Daya Alam, Perimbangan Keuangan, Pembangunan Daerah,
Lingkungan, Kemenkeu Kemen PUPR
KPPN/Bappenas Kemenkeu Kemendagri
KLHK
9
PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH DILINDUNGI (lanjutan...)
Peran Kementerian/Lembaga dalam Tim Pelaksana
Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah berdasarkan
Peraturan Presiden Nomor 59 Tahun 2019
Mengkoordinasikan pelaksanaan
Verifikasi dan Klarifikasi Data Lahan
Kemenko Perekonomian Sawah yang dilaksanakan oleh seluruh
kementerian/Lembaga yang tergabung
dalam Satuan Tugas1 Kementerian Pekerjaan Umum dan Verifikasi data LBS Terkoreksi dengan
Perumahan Rakyat data Daerah Irigasi

Verifikasi data LBS Terkoreksi dengan


1. Menetapkan data baseline LBS Kementerian Pertanian
data Cetak Sawah Baru
termutakhir
Kementerian ATR/BPN 2. Verifikasi data LBS Terkoreksi dengan
RTRW/RDTR dan data pertanahan Kementerian Lingkungan Hidup Verifikasi data LBS Terkoreksi dengan
3. Menetapkan Peta LSD dan Kehutanan Kawasan Hutan

Melakukan analisis aspek terhadap


Verifikasi LBS termutakhir dengan citra
kegiatan pemerintah pada lahan sawah
satelit terbaru serta data geospasial
Bidang Informasi terutama terkait dengan dana
pendukung lainnya untuk menghasilkan
Geospasial bantuan/investasi yang diberikan antara
data LBS Terkoreksi Kementerian Keuangan lain bantuan sarana (benih, subsidi
pupuk, alat mesin pertanian,
pembangunan irigasi, DAK, dan Dana
Insentif Daerah)
Mengkoordinasikan keterlibatan
Pemerintah Daerah
Kementerian Dalam
Negeri Melakukan verifikasi LBS terhadap PSN
BAPPENAS dan KEK

10
PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
SAWAH DILINDUNGI (lanjutan...)
TAHAPAN PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH
SINKRONISASI DAN PENETAPAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI
VERIFIKASI DAN KLARIFIKASI DATA LAHAN SAWAH PETA LAHAN SAWAH DILINDUNGI LAHAN SAWAH DILINDUNGI

Verifikasi Lahan Penetapan Peta Lahan Sawah yang Integrasi dengan Rencana Tata Ruang
IDENTIFIKASI
Sawah DATA Dilindungi melalui Keputusan (Sebagai Bahan Penetapan Lahan Pertanian Pangan
berdasarkan Citra Menteri ATR/Kepala BPN Berkelanjutan Berdasarkan Amanat Perpres 59/2019)
BIG
ANALISIS HASIL
Kendali Mutu IDENTIFIKASI Telah Belum
inventarisasi data
Lahan Sawah Upaya Pemberdayaan
TIM TERPADU Permohonan Alih
KLARIFIKASI PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH dan Pemantauan
Fungsi
(berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 59/2019
Evaluasi
Inventarisasi Data Klarifikasi oleh yang terdiri dari 9 Kementerian/Lembaga Pusat)
Lahan Sawah K/L Pusat
Verifikasi
Eksisting kepada OPD
Data Lahan Alih Fungsi
Sawah Ditolak
berdasarkan TIM PELAKSANA
PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN SAWAH
Inventarisasi Data hasil
inventarisasi (Diketuai oleh Direktur Jendral Pengendalian dan Alih Fungsi
Pertanahan dan Penertiban Tanah dan Ruang, Kementerian Disetujui
PETA LAHAN ATR/BPN dan Deputi Bidang Informasi Geospasial
Tata Ruang di SAWAH Tematik dari BIG selaku Sekretaris serta 12 Eselon
atas Lahan Sawah TERVERIFIKASI I dari 9 Kementerian/Lembaga Pusat sebagai
anggota)

11
PENETAPAN PETA LAHAN SAWAH YANG DILINDUNGI

Tahun 2021

Tahun 2023 Tahun 2024


Proses Penetapan Peta Lahan Sawah Dilindungi Proses Penetapan Peta Lahan Sawah Dilindungi dalam
dalam tahapan Verifikasi dan Klarifikasi tahapan Verifikasi Data Pertanahan dan Tata Ruang

12
PENETAPAN PETA LAHAN SAWAH
YANG DILINDUNGI (lanjutan...)
Keputusan Menteri ATR/Kepala BPN Nomor
1589/2021 tentang Penetapan LSD di 8 Provinsi

 Penetapan Peta LSD pada Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat, Provinsi


Banten, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Bali, Dan Provinsi Nusa Tenggara Barat
seluas 3.836.944,33 ha

 Peta LSD digunakan sebagai bahan penetapan lahan pertanian pangan


berkelanjutan pada rencana tata ruang wilayah dan rencana rinci tata ruang

 Izin atau Hak Atas Tanah nonpertanian, Kawasan Industri inisiatif pemerintah
dan Kebijakan Nasional yang bersifat strategis yang masuk dalam Peta LSD
namun penerbitan izinnya sebelum penetapan peta dimaksud dapat
dikeluarkan dari Peta LSD

 Lahan Sawah yang masuk dalam Peta LSD dapat dikeluarkan apabila secara
fungsional tidak dapat lagi dipertahankan sebagai LSD setelah mendapat
kajian dari tim yang terdiri dari unsur pemerintah, akademisi, dan organisasi.

 Terhadap Lahan Sawah yang masuk dalam Peta LSD namun belum ditetapkan
sebagai bagian dari penetapan LP2B dalam RTR, tidak dapat dialihfungsikan
sebelum mendapat rekomendasi perubahan penggunaan tanah dari Menteri
Agraria dan Tata Ruang/Ka BPN.

13
PENETAPAN PETA LAHAN SAWAH
YANG DILINDUNGI (lanjutan...)
RESPON terhadap SK 1589/2021 tentang
Penetapan LSD di 8 Provinsi I. KONDISI BUKAN/NON SAWAH, KOMITMEN INVESTASI DAN
TEKNIS PERPETAAN :
1.Terdapat Izin, KKPR dan pemilikan HAT/penguasaan tanah belum
terakomodasi ;
2.Terdapat bangunan/urugan/terkurung;
3.Ada Proyek Strategis Nasional (PSN) yang baru terbit atau baru
mendapat penetapan lokasi;
4.Komitmen Investasi yang belum terekomodasi ;
5.Kesalahan interpretasi peta Citra Satelit (tertutup awan), Batas
Wilayah Administrasi, dan slivers peta & polygon tidak wajar;
II. DISPUTE dengan RTR :
Terdapat LSD kondisi eksisting yang ‘tidak sesuai’ dengan arahan peruntukan ruang
20 tahun dalam Rencana Tata Ruang (RTR), antara lain Kawasan Peruntukan
Industri, Kawasan Permukiman Perdesaan, Kawasan Permukiman Perkotaan,
Kawasan Perdagangan dan Jasa.
Kondisi LSD terdapat Kondisi Ketersediaan Kondisi eksisting sawah yang
Bangunan Citra Tertutup Awan direncanakan menjadi Kawasan
Peruntukan Industri dalam RTR

14
PENETAPAN PETA LAHAN SAWAH
YANG DILINDUNGI (lanjutan...)
Integrasi LSD dengan Rencana Tata Ruang (RTR)

Berdasarkan amanat Perpres 59 Tahun 2019 selanjutnya


peta Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) digunakan
sebagai bahan bagi Pemeirntah Pusat dan Pemeirntah
Daerah sesuai dengan kewenangannya dalam penetapan
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) pada
rencana tata ruang wilayah dan rencana rinci tata
ruang.

15
PENETAPAN PETA LAHAN SAWAH
YANG DILINDUNGI (lanjutan...)

Lahan Sawah yang Dilindungi (LSD) yang berpotensi


beralihfungsi secara besar-besaran adalah peruntukan Lahan Sawah Lahan Baku
lain dalam RTRW yang Dilindungi Sawah

Peruntukan lain dalam RTRW

Kawasan
Perdagangan/Jasa Kawasan Peruntukan
Permukiman
Perkotaan/Perdesaan
Kawasan Peruntukan
Industri
Kawasan
Konservasui/RTH/
Sempadan
Kawasan Peruntukan
Lainnya

Objek Pengawasan dan Pengendalian Alih


Fungsi Lahan Sawah Dilindungi (LSD)

16
PENETAPAN PETA LAHAN SAWAH
YANG DILINDUNGI (lanjutan...)

Terhadap lahan sawah yang masuk dalam penetapan


Peta LSD namun belum diintegrasikan dalam RTR
sebagai bagian dari LP2B, maka tidak dapat Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah dapat dimohonkan oleh
dialihfungsikan sebelum mendapat rekomendasi dari perorangan, badan hukum atau instansi pemerintah yang disampaikan
Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan secara tertulis kepada Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan
di bidang agraria/pertanahan dan tata ruang. Pertanahan Nasional melalui Direktur Jenderal yang membidangi
Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang.
Persyaratan permohonan Rekomendasi
Perubahan Penggunaan Tanah :
Fotokopi identitas pemohon, untuk


Surat permohonan rekomendasi
perubahan penggunaan tanah pada  pemohon perorangan atau badan
hukum
LSD


Fotokopi nomor pokok wajib pajak
Surat pernyataan komitmen

pemohon, untuk pemohon
pembangunan dalam jangka waktu perorangan atau badan hukum
paling lama 3 (tiga) tahun;


Fotokopi akta pendirian dan
 Peta atau sketsa lokasi yang dimohon; pengesahan badan hukum, untuk
pemohon badan hukum


Bukti pemilikan tanah dan/atau
penguasaan tanah;
 Dokumen Kesesuaian Kegiatan
Pemanfaatan Ruang (KKPR)

 Keterangan rencana penggunaan


tanah dan pemanfaatan tanah
dengan penilaian/Pernyataan
Mandiri Usaha Mikro Kecil yang
telah terverifikasi
17
CATATAN PENUTUP
(CLOSING STATEMENT)
Aktivitas pembangunan dalam berbagai bidang telah menyebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi non
pertanian. Jika hal ini tidak segera diatasi, dapat mengancam ketahanan pangan nasional;

Penetapan Peta Lahan Sawah Dilindungi (LSD) di 8 provinsi melalui Surat Keputusan Menteri ATR.Ka BPN No 1589/SK-HK
02.01/XII/2021 merupakan salah satu upaya untuk mengendalikan alih fungsi lahan sawah dan meningkatkan ketahanan pangan.

Penetapan Peta LSD mendapatkan respon dari Pemerintah Daerah dan masyarakat sehingga dalam rangka penyelesaian
ketidaksesuaian LSD dengan RTR, KKPR, izin konsesi dan/atau HAT melalui Verifikasi Aktual LSD, yang akan ditindaklanjuti
dengan Revisi Surat Keputusan Menteri ATR.Ka BPN No 1589/SK-HK 02.01/XII/2021

LSD sebagai bahan bagi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dalam penetapan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B)

LSD yang belum ditetapkan menjadi LP2B dalam RTR tidak dapat dialihfungsikan sebelum mendapatkan rekomendasi perubahan
penggunaan tanah dari Menteri ATR/BPN. Rekomendasi Perubahan Penggunaan Tanah diatas LSD tetap memperhatikan
Rencana Tata Ruang yang berlaku

Diperlukan komitmen bersama para Stakeholder/Pemangku Kepentingan (political will) dalam pengendalian Alih Fungsi
Lahan

Dengan pengendalian Alih Fungsi Lahan diharapkan ketahanan pangan dan swasembada pangan dapat terwujud

Dalam rangka mewujudkan strategi ketahanan pangan tahun 2025, diperlukan alternati sumber pangan pokok selain beras,
seperti gandum, jagung, padi dan jelai
18
TERIMA KASIH
Kementerian Agraria dan Tata Direktorat Jenderal Pengendalian
Ruang/ Badan Pertanahan dan Penertiban Tanah dan
Nasional Ruang

ditjenpptr
ditjenpptr@atrbpn.go.i
d

Anda mungkin juga menyukai