Lampiran MR Triwulan III Tahun 2023
Lampiran MR Triwulan III Tahun 2023
Besaran Risiko
10 10 10
usaha UMKM yang melaksanakan ekspor. Dan pada triwulan III berada pada level kemungkinan 3, karena
terdapat 2 pelaku usaha UMKM yang melaksanakan ekspor, sementara untuk triwulan IV diperkirakan level
kemungkinan akan tetap karena terdapat kemungkinan pertambahan pelaku UMKM melakukan ekspor pada
bulan berikutnya.
Py Q1 Q2 Q3 Q4
Dan memiliki level Dampak moderat karena mempengaruhi capaian IKU Kepala Kantor terkait Persentase
efektivitas asistensi UMKM berorientasi ekspor sebesar 10 % < X ≤ 20 % dari target kinerja, sehingga level
dampak = 3. Batas
aman 5
Batas 4 2
Proyeksi Risiko bawah
Nama IRU : Jumlah Surat Tugas Sosialisasi/Asistensi UMKM ; Status IRU : Indikator Utama Risiko (IRU) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12
berada di atas batas bawah 2 ST dan nilai aktualnya pada periode berjalan : 4 ST
Besaran/Level Risiko Aktual dan Proyeksi Risiko Proyeksi dan Tren Risiko
13 13 13
Risiko “Devisa Ekspor dari Pengusaha Penerima Fasilitas Kawasan Berikat menurun” pada triwulan II berada 11
Besaran Risiko
10 10 10
pada level kemungkinan 3 karena tidak terdapat nilai akumulasi impor yang lebih besar dari nilai ekspor
pada perusahaan TPB, dan terdapat kemungkinan terjadinya risiko tersebut di bulan bulan selanjutnya.
Pada triwulan III, level kemungkinan menurun menjadi 2 karena sampai saat ini tidak terdapat nilai
akumulasi impor yang lebih besar dari nilai ekspor pada perusahaan TPB. Sedangkan untuk triwulan IV
diperkirakan level kemungkinan akan semakin menurun apabila tidak terdapat nilai akumulasi impor yang Py Q1 Q2 Q3 Q4
lebih besar dari nilai ekspor pada perusahaan TPB
dan level dampak 3 karena mempengaruhi capaian IKU Kepala Kantor dan tidak tercapainya tujuan
pemberian fasilitas TPB. Batas
aman
25 22
Nama IRU : Jumlah Laporan Monitoring ratio ekspor dan asistensi , Status IRU : berada di atas batas aman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12
22 dan nilai aktualnya pada periode berjalan : 9 Laporan Ratio Ekspor Per Bulan, dan 16 Laporan
Pelaksanaan Asistensi (ST Kepala Kantor)
Mitigasi yang Telah Dilaksanakan
Telah terealisasi melalui
1. (9 kali) Laporan Kertas Kerja Hitung IKU Keberhasilan (format excel) Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September 2023
2. (16 kali) Surat Tugas Kepala KPPBC TMP Cikarang nomor ST-82, ST-44, ST-42, ST-43, ST-191, ST-252, ST-322, ST-531, ST-532, ST-648, ST-
649, ST-662, ST-667, ST-668, ST-806, ST-823
Besaran Risiko
triwulan III berada pada level kemungkinan 3 karena ada 6 bulan yang tidak memenuhi target. Sedangkan 11 11 11
untuk triwulan IV diperkirakan tetap karena meskipun ada bulan yang tidak mencapai target, tidak
menutup kemungkinan untuk mencapai target tahunan.
dan memiliki level dampak 4 karena pada tahun 2022 realisasi target penerimaan tercapai, yaitu sebesar Py Q1 Q2 Q3 Q4
108,74% dari target 100%, namun perlu diantisipasi kenaikan target dari Kanwil di tahun 2023 mengingat
target penerimaan mengalami kenaikan cukup signifikan di tahun 2022 serta realisasi penerimaan untuk
tahun sebelumnya (2020) pernah tidak tercapai, sehingga LD ditetapkan berada di level signifikan
Batas
aman 100%
Proyeksi Risiko Batas 95%
Nama IRU : Rasio realisasi penerimaan bulanan berdasarkan target bulanan, Status IRU : dibawah batas bawah
92,05%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
bawah 95% dan nilai aktualnya pada periode berjalan : 92,05% 11 12
Besaran/Level Risiko Aktual dan Proyeksi Risiko Proyeksi dan Tren Risiko
Risiko “Perlawanan hukum terhadap proses penegakan hukum (penindakan/penyidikan)” pada triwulan II 15 15 15 15
berada pada level kemungkinan 1 karena tidak ada Perlawanan hukum terhadap proses penegakan hukum
Besaran Risiko
10 10 10
(penindakan/penyidikan). Dan triwulan III tetap berada pada level kemungkinan 1 karena tidak ada Perlawanan
hukum terhadap proses penegakan hukum (penindakan/penyidikan) namun masih ada peluang adanya
perlawanan hukum. Sedangkan level kemungkinan pada triwulan IV diperkirakan tetap apabila tidak terjadi
kejadian risiko. Py Q1 Q2 Q3 Q4
dan level dampak 4 karena Mengingat ada potensi dampak berupa batalnya proses penegakan hukum baik
pada proses penindakan maupun penyidikan, ditetapkan level dampak pada level 4 (signifikan)
Besaran Risiko
pada waktu jam layanan. Dan pada level kemungkinan triwulan III menurun menjadi 2 karena sampai saat 6 6 6
ini tidak ada keluhan pengguna jasa/temuan sidak terkait Petugas Front Line tidak ditempat pada waktu
jam pelayanan. Pada triwulan berikutnya, risiko diproyeksikan turun apabila tidak terdapat kejadian risiko.
Py Q1 Q2 Q3 Q4
Dan level dampak 3, Level dampak moderat, dimana dalam hal Petugas Front Line tidak ditempat pada
waktu jam pelayanan, maka akan berdampak pada penurunan reputasi dimana jumlah keluhan secara lisan
(dapat didokumentasikan)/tertulis ke organisasi > 5 Batas 6
atas
Proyeksi Risiko
Nama IRU : Jumlah keluhan pengguna jasa/temuan sidak terkait Petugas Front Line tidak ditempat pada Batas
2
aman
waktu jam pelayanan ; Status Indikator Utama Risiko (IRU) berada dibawah batas aman 2, nilai aktual : 0 0
keluhan Q1 Q2 Q3 Q4
5
KPPBC
Sasaran : Kepuasan pengguna layanan kepabeanan dan cukai yang tinggi
CIKARANG
6 Risiko : Survey Kepuasan Pengguna Jasa mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
Besaran Risiko
11 11 11
berada pada level kemungkinan 2 karena Survey Kepuasan Pengguna Jasa yang mengacu pada sistem dan
prosedur pelayanan, pegawai dan petugas pelayanan, sarana dan prasarana kantor, layanan informasi
kemungkinan hampir tidak pernah ( <2 per tahun ) terjadi pengisian dibawah target yang telah ditentukan.
Namun pada survei kepuasan pada tahun 2022 sebesar 4,61 mengalami penurunan (sebesar 0.06) dari Py Q1 Q2 Q3 Q4
tahun sebelumnya sebesar 4,67
dan tingkat kepuasan pengguna berdampak yang sangat signifikan bagi capaian IKU Kepala Kantor,
sehingga ditetapkan level dampak signfikan yaitu 4
6
KPPBC
Sasaran : Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi atas aturan kepabeanan dan cukai
CIKARANG
7 Risiko : Piutang bea dan cukai lewat jatuh tempo/tidak tertagih
Besaran/Level Risiko Aktual dan Proyeksi Risiko Proyeksi dan Tren Risiko
15 15 15 15
Besaran Risiko
Risiko “Piutang bea dan cukai lewat jatuh tempo/tidak tertagih” pada triwulan III berada pada level 10 10 10
kemungkinan 1 karena terdapat 4 dokumen Piutang yang masih outstanding dari 3630 Dokumen piutang
terbit (0,11%)
Dan level dampak 4 karena berdasarkan data pada Seksi Perbendaharaan total piutang jatuh tempo tahun
2022 yang tidak tertagih/piutang macet yang merupakan potensi penerimaan negara adalah sebesar Rp. Py Q1 Q2 Q3 Q4
838.417.000,- , dan lebih dari 1 tahun belum dapat tertagih sehingga LD ditingkatkan menjadi berada pada
level signifikan
Batas
Proyeksi Risiko Atas 10
Nama IRU : Persentase Surat Tagihan (SPP, STCK,SPSA) yang sudah lewat jatuh tempo ; Indikator Utama 5
Besaran Risiko
15 dan level kemungkinan 1 dan pada triwulan III tetap berada pada level risiko 15 dan level kemungkinan 1. 10 10 10
sedangkan untuk level risiko pada triwulan selanjutnya diperkirakan akan menurun, apabila tidak ada
kejadian risiko yang terjadi.
dan level dampak 4 karena Selama tahun 2022 meskipun hanya terdapat satu pemberitaan pada media
nasional terpercaya (detiknews) yang menyebut Kantor Cikarang, namun isi pemberitaan tersebut cukup Py Q1 Q2 Q3 Q4
sensitif dan berdampak negatif (mempengaruhi nama baik institusi) dan menjadi perhatian kantor pusat,
sehingga berada pada level signifikan
Besaran Risiko
19 19 19
III berada pada level kemungkinan 5 karena terdapat jumlah penindakan terkait peredaran BKC ilegal
sebanyak 68 kali penindakan. Untuk triwulan selanjutnya diperkirakan memiliki level kemungkinan tetap
karena ada kemungkinan penambahan penindakan di bulan selanjutnya.
Dan memiliki level dampak 5 karena kerugian negara yang ditimbulkan sangat mungkin > 10 juta, sehingga
Py Q1 Q2 Q3 Q4
ditetapkan level dampak pada level 5 (sangat signifikan)
Proyeksi Risiko
Nama IRU : Persentase realisasi pelaksanaan kegiatan operasi pasar dan sosialisasi kepada masyarakat Batas 308,3% 95%
terhadap rencana pelaksanaan operasi pasar dan kegiatan sosialisasi. Status IRU berada diatas batas aman aman
9
KPPBC
Sasaran : Pengawasan kepabeanan dan cukai yang efektif
CIKARANG
10 Risiko : Adanya Pengeluaran dan atau pemasukan barang yang tidak sesuai dengan peraturan
kepabeanan dan cukai
Besaran/Level Risiko Aktual dan Proyeksi Risiko
Proyeksi dan Tren Risiko
Risiko “Adanya Pengeluaran dan atau pemasukan barang yang tidak sesuai dengan peraturan kepabeanan
dan cukai” pada triwulan II berada pada level kemungkinan 4 karena ada 2 pelanggaran pemasukan dan
Besaran Risiko
24 24 24 23
pengeluaran barang yang tidak sesuai dengan peraturan kepabeanan dan cukai, dan pada triwulan III 18 18 18
berada pada level kemungkinan 3 karena ada 7 pelanggaran dan diperkirakan untuk triwulan selanjutnya
akan memiliki level kemungkinan yang tetap apabila tidak ada penambahan risiko tersebut.
Dan Level dampak 5, dimana pada tahun 2022 timbul sanksi administrasi di atas Rp. 970.253.000, sesuai Py Q1 Q2 Q3 Q4
dengan SPSA yang diterbitkan, sehingga LD berada di level sangat signifikan (x > 10 juta)
(jika tidak ada data , kerugian negara yang ditimbulkan sangat mungkin > 10 juta)
Proyeksi Risiko
Batas
Atas
7 5
Status IRU : Jumlah pelanggaran pemasukan dan pengeluaran barang yang tidak sesuai dengan peraturan Batas 2
Aman
kepabeanan dan cukai dan dikenakan SPSA, status IRU : berada di atas batas atas 5, dan nilai aktualnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
pada periode berjalan : 7 SPSA 11 12
23 23 23
Risiko “Terjadi penyalahgunaan fasilitas pembebasan cukai etil alkohol” pada triwulan II berada pada level 21
Besaran Risiko
kemungkinan 3 karena walaupun tidak terjadi penyalahgunaan, masih terdapat kemungkinan terjadinya 16 16 16
risiko tersebut. Dan pada triwulan III berada pada level kemungkinan 2 karena tidak terjadi
penyalahgunaan. Untuk level kemungkinan triwulan selanjutnya diperkirakan menurun apabila tidak ada
penyalahgunaan.
Dan Level dampak 5, Dampak sangat signifikan, pengusaha pengguna pembebasan cukai EA tidak dijaga Py Q1 Q2 Q3 Q4
oleh pegawai dan menyimpan nilai cukai pembebasan cukai yang besar Batas
4
aman
Proyeksi Risiko 3
Batas
2
Nama IRU : Jumlah Surat Tugas Spot Check dan Monitoring pengusaha pengguna fasilitas pembebasan Bawah
1 2 3 4 5 6 7 8
cukai, status IRU : berada di bawah batas bawah 3, nilai aktual : 2 ST 9 10 11 12
11
KPPBC
Sasaran : Pengawasan kepabeanan dan cukai yang efektif
CIKARANG
12 Risiko : Barang fasilitas berikat tidak masuk ke TPB yang tidak terdeteksi
Risiko “Barang fasilitas berikat tidak masuk ke TPB yang tidak terdeteksi” pada triwulan II berada pada level 20 20 20 20
Besaran Risiko
kemungkinan 1 karena tidak ditemukan Barang fasilitas berikat tidak masuk ke TPB yang tidak terdeteksi, 15 15 15
triwulan III berada pada level kemungkinan 1 karena tidak ditemukan kejadian risiko, dan untuk level
kemungkinan pada triwulan selanjutnya diperkirakan tetap apabila tidak terjadi kejadian risiko pada masa
mendatang.
Dan Level dampak 5, Dampak sangat signifikan karena Kerugian negara yang ditimbulkan sangat mungkin Py Q1 Q2 Q3 Q4
di atas 10 juta
Risiko “Tidak terdeteksinya ekspor ilegal atau fiktif” pada triwulan II berada pada level kemungkinan 2 21 21 21 20
Besaran Risiko
karena tidak terdapat pelanggaran yang dimaksud, untuk triwulan III berada pada level kemungkinan 1 16 16 16
karena sampai saat ini tidak terdapat pelanggaran yang dimaksud, dan untuk triwulan selanjutnya
diperkirakan akan memiliki level kemungkinan tetap, apabila tidak terdapat pelanggaran yang dimaksud
pada bulan bulan selanjutnya.
Dan Level dampak 5, Pelanggaran yang dilakukan perusahaan penerima fasilitas KB mengakibatkan Py Q1 Q2 Q3 Q4
kerugian negara > Rp. 10 Juta
13
KPPBC
Sasaran : Pengendalian mutu dan pengawasan internal yang bernilai tambah
CIKARANG
14
Risiko : Adanya OTT, pungli/gratifikasi dan tindakan korupsi
Besaran
Risiko
diperkirakan akan berada di level risiko yang sama apabila tidak terdapat kejadian risiko yang terjadi.
dan level dampak sebesar 4 dikarenakan Meskipun tingkat kepuasan pengguna jasa tahun 2022, yaitu 4,61, namun Py Q1 Q2 Q3 Q4
berdasarkan profesional judgement pemilik risiko apabila risiko ini terjadi kemungkinan besar akan menjadi perhatian
publik dan termuat/menjadi pemberitaan negatif pada media massa nasional, selain itu ada penurunan dibandingkan
tingkat kepuasan pengguna jasa tahun 2021, yaitu 4,67 salah satunya dari aspek integritas Batas 2
Atas
Proyeksi Risiko 0
Nama IRU : Jumlah aduan dugaan penerimaan Pungli, gratifikasi dan tindakan korupsi oleh pegawai. Status IRU Batas
Q1 Q2
0 Q3
masih sama dengan batas aman 0 dan nilai aktualnya pada periode berjalan : 0. Aman
Q4
Risiko “Persentase rekomendasi hasil audit aparat pengawas fungsional yang ditindaklanjuti tidak tercapai/ 21 21 21 21
Besaran Risiko
belum dinyatakan tuntas” pada triwulan II berada pada level kemungkinan 2 karena dari 2 rekomendasi 16 16 16
APF, belum ada rekomendasi APF yang telah dinyatakan tuntas, dan triwulan III berada pada level
kemungkinan 2 karena dari 8 rekomendasi APF, belum ada rekomendasi APF yang telah dinyatakan tuntas.
Untuk triwulan selanjutnya, level kemungkinan dapat menurun apabila rekomendasi APF telah dinyatakan
tuntas Py Q1 Q2 Q3 Q4
dan level dampak 5 karena Meskipun pada tahun 2022 realisasi capaian IKU APF sebesar 97% dari target
83%, namun apabila risiko ini terjadi maka dapat menurunkan capaian kinerja sebesar 70% (bobot IKU),
sehingga ditetapkan level dampak Sangat signifikan Batas
80
Aman
Proyeksi Risiko
Nama IRU : Persentase rekomendasi yang dinyatakan tuntas oleh APF ; Status IRU masih sama dengan batas
Batas 70% 70
Bawah
bawah 70 dan nilai aktualnya pada periode berjalan : 70%.
Q1 Q2 Q3
Q4
Besaran Risiko
Hasil evaluasi kinerja seksi PKC yang dinilai seksi KI KPPBC TMP Cikarang tahun 2023 untuk aspek 8 8 8
Proyeksi Risiko
Nama IRU: Persentase ketidakefektifan pelaporan kinerja (Jumlah laporan kinerja dalam hasil evaluasi Batas
pengelolaan kinerja yang tidak efektif/Jumlah seluruh laporan kinerja x 100%) nilai aktualnya pada periode Atas 30
Besaran Risiko
Risiko “Kesalahan penetapan tarif dan nilai pabean” pada triwulan III berada pada level kemungkinan 2,
20 20 20
karena terdapat adanya kesalahan penetapan pabean sebanyak 3.495 dokumen dari total 15.667 dokumen
(22,30), masih mungkin terjadi pada bulan berikutnya.
dan level dampak sebesar 5 karena Dampak sangat signifikan yaitu dalam hal terdapat kesalahan Py Q1 Q2 Q3 Q4
penetapan pabean, maka sangat mungkin akan timbul kerugian negara > 10 Juta (untuk Fraud)
Proyeksi Risiko
Nama IRU : Jumlah penetapan dokumen NPD. Status IRU berada di atas batas aman 150. nilai aktualnya
Batas 296
pada periode berjalan : 296 Aman
150
Batas 100
Bawah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11 12
Besaran Risiko
10 10 10
risiko dimungkinkan untuk turun apabila tidak terdapat upaya ancaman terhadap keamanan data dan
informasi melalui akun Kemenkeu pegawai KPPBC TMP Cikarang,
dan level dampak sebesar 4 karena Meskipun di tahun 2022 tidak terdapat upaya dan dampak ancaman
terhadap keamanan data dan informasi DJBC khususnya KPPBC TMP Cikarang, akan tetapi apabila risiko
Py Q1 Q2 Q3 Q4
ini terjadi dapat mengganggu kegiatan operasional di hanggar/kantor sebesar 35% ≤ X < 50% serta jika data
dan informasi instansi tersebar dikhawatirkan menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat/stakeholder,
sehingga memiliki level dampak signifikan
Batas
atas 2
Proyeksi Risiko 1
Nama IRU : Jumlah Upaya Ancaman terhadap keamanan data dan informasi; status IRU : berada pada batas
Batas
aman
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
aman 1 dan nilai aktualnya pada periode berjalan : nihil 12
Besaran Risiko
9 9 9
Risiko “Sistem Layanan CEISA Terganggu” pada triwulan II berada pada level kemungkinan 5, dan triwulan
III berada pada level kemungkinan 5 sebab masih cukup sering terjadi gangguan CEISA, sehingga
Besaran/Level Risiko Aktual tetap. Untuk level kemungkinan dan level risiko triwulan IV diperkirakan akan Py Q1 Q2 Q3 Q4
tetap apabila masih sering terjadi gangguan CEISA.
dan level dampak sebesar 3 karena Level dampak moderat, karena Downtime CEISA / gangguan layanan
CEISA dapat mempengaruhi 15% ≤ x < 35% dari jam operasional layanan harian
Batas
1611 80
Proyeksi Risiko atas
Nama IRU : Jumlah keluhan dari pengguna jasa terkait gangguan pada aplikasi CEISA ; status IRU : berada Batas
60
di atas batas atas 80 dan nilai aktualnya pada periode berjalan : 1611 aman 1 2
12
3 4 5 6 7 8 9 10 11
19
KPPBC
Sasaran : Sistem Informasi yang Andal dan Terintegrasi
CIKARANG
20 Risiko : Terjadi gangguan pada system jaringan internet/intranet di kantor
Besaran Risiko
Risiko “Terjadi gangguan pada system jaringan internet/intranet di kantor” pada triwulan II berada pada 6 6 6
level kemungkinan 3, dan di triwulan III berada pada level kemungkinan 2 sebab sampai triwulan III terdapat
1 kali gangguan pada sistem jaringan internet/intranet di kantor, dan apabila tidak terjadi gangguan pada
bulan selanjutnya, level kemungkinan di triwulan IV dapat diturunkan. Py Q1 Q2 Q3 Q4
dan level dampak sebesar 3 karena Gangguan terhadap sistem jaringan Internet/Intranet dapat
menghambat kegiatan pelayanan kepabeanan dan cukai 15% ≤ x < 35% dari jam operasional layanan harian,
sehingga memiliki level dampak Moderat
Batas
atas
2
Proyeksi Risiko 1 1
Batas
Nama IRU : Jumlah gangguan pada jaringan internet/intranet di kantor; status IRU : sama dengan batas aman 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
bawah 1 dan nilai aktualnya pada periode berjalan : 1 12
20
KPPBC
Sasaran : Pengelolaan keuangan, BMN, dan umum yang efesien, efektif dan akuntabel
CIKARANG
21 Risiko : Penyalahgunaan wewenang dan tanggungjawab bendahara Pengeluaran
Besaran Risiko
Risiko “Nilai kinerja anggaran pada IKPA dan Smart DJA tidak optimal” sampai triwulan II dan triwulan III 10 10 10
berada pada level kemungkinan sebesar 1 karena Tidak pernah terjadi penyalahgunaan wewenang dan
tanggungjawab bendahara pengeluaran selama lebih dari 5 tahun terakhir di KPPBC Cikarang, sehingga LK
berada pada level hampir tidak terjadi (≤ kejadian dalam lebih dari 5 tahun terakhir)
dan level dampak sebesar 4 , Berdasarkan pertimbangan bahwa jumlah maksimal pembayaran dengan Py Q1 Q2 Q3 Q4
mekanisme uang persediaan dengan dasar dokumen kwitansi adalah Rp 10 Juta, ditetapkan potensi dampak
pada level Signifikan (Rp 1 juta < X ≤ Rp. 10 Juta, untuk indikasi Fraud)
21
KPPBC
Sasaran : Pengelolaan keuangan, BMN, dan umum yang efesien, efektif dan akuntabel
CIKARANG
22 Risiko : Nilai kinerja anggaran pada IKPA dan Smart DJA tidak optimal
Risiko “Nilai kinerja anggaran pada IKPA dan Smart DJA tidak optimal” sampai triwulan II dan triwulan III 21 21 21 21
Besaran Risiko
berada pada level kemungkinan sebesar 2 karena Berdasarkan profesional judgement potensi capaian IKPA 15 15 15
dan SMART DJA tidak optimal berada pada level jarang terjadi (2 kali s.d. 5 kali dalam 1 tahun)
dan level dampak sebesar 5 , Sangat signifikan, jika terjadi dapat menyebabkan tidak tercapainya target iku
kualitas pelaksanaan anggaran yang menyebabkan penurunan kinerja pelaksanaan APBN. Disisi lain Pada
tahun 2022 capaian IKU Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran hanya sedikit melebihi target, yaitu Py Q1 Q2 Q3 Q4
102,94% dari target 95,5%, sedangkan target IKU tersebut terus mengalami kenaikan setiap tahunnya,
sehingga ditetapkan level dampak berada pada level sangat signifikan
22
Peta Risiko Level KPPBC TMP CIKARANG
s.d. Triwulan III Tahun 2023
2 RE#22 Adanya Pengeluaran dan atau pemasukan barang yang tidak sesuai dengan peraturan kepabeanan dan cukai 23 18
5 RE #28 Persentase rekomendasi hasil audit aparat pengawas fungsional yang ditindaklanjuti tidak tercapai/ belum dinyatakan 21 16
tuntas
Tren Besaran Risiko KPPBC TMP Cikarang s.d. Triwulan III Tahun
2023
Prioritas Nomor RE Risk Event (RE) P<22> Q<3>
SO #5 Kepatuhan pengguna layanan yang tinggi atas aturan kepabeanan dan cukai
Kewajiban pelaporan oleh penggun jasa (penerima fasilitas TPB) tidak tertib
12 RE #12 2
dilaksanakan
SO #7 Persepsi positif dan dukungan publik terhadap kebijakan kepabeanan dan cukai
20 RE #20 Kegiatan patroli dan operasi kepabeanan dan cukai yang tidak efektif 10
Adanya Pengeluaran dan atau pemasukan barang yang tidak sesuai dengan
22 RE #22 23 18
peraturan kepabeanan dan cukai
24 RE #24 Barang fasilitas berikat tidak masuk ke TPB yang tidak terdeteksi 20 15
SO #12 Pengelolaan Keuangan, BMN, dan Umum yang Efisien, Efektif dan Akuntabel
41 RE #41 Nilai kinerja anggaran pada IKPA dan SMART DJA tidak Optimal 21 15