Anda di halaman 1dari 32

MAWARIS

PENGERTIAN DAN TUJUAN

PENGERTIAN TUJUAN

 Mawaris atau maurus yaitu:  Untuk melaksanakan


Peninggalan orang yang pembagian harta warisan
meninggal yang diwarisi oleh kepada ahli waris yang berhak
ahli warisnya. menerimanya sesuai ketentuan
 Ilmu mawaris atau faraid syara.
 Untuk mengetahui secara jelas
yaitu: Ilmu yang mempelajari
siapa yang berhak menerima,
atau mengetahui orang yang
berapa bagian masing-masing
berhak menerima harta
dan siapa yang tidak berhak.
pusaka dan cara-cara  Untuk menentukan pembagian
pembagiannya sesuai dengan
harta warisan secara adil dan
ketentuan syara.
benar.
SUMBER HUKUM

QS An- Nisa ayat


7, 11, dan 12 Hadist Buchori Muslim

PENTINGNYA ILMU
MAWARIS

Harta dapat diberikan Mencegah


Tidak akan merugikan
kepada orang yang berhak perselisihan
salah satu pihak
menerimanya

Hukum: Fardu Kifayah


Bagi laki-laki ada bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi
wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik
sedikit maupun banyak menurut bagian yang telah ditetapkan. (An-Nisa’ : 7).

Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu.


Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian dua orang anak
perempuan; dan jika anak itu semuanya perempuan lebih dari dua, maka bagi
mereka dua pertiga dari harta yang ditinggalkan; jika anak perempuan itu seorang
saja, maka ia memperoleh separo harta. Dan untuk dua orang ibu-bapak, bagi
masing-masingnya seperenam dari harta yang ditinggalkan, jika yang meninggal itu
mempunyai anak; jika orang yang meninggal tidak mempunyai anak dan ia diwarisi
oleh ibu-bapaknya (saja), maka ibunya mendapat sepertiga; jika yang meninggal
itu mempunyai beberapa saudara, maka ibunya mendapat seperenam.
(Pembagian-pembagian tersebut di atas) sesudah dipenuhi wasiat yang ia buat
atau (dan) sesudah dibayar utangnya. (Tentang) orang tuamu dan anak-anakmu,
kamu tidak mengetahui siapa di antara mereka yang lebih dekat (banyak)
manfaatnya bagimu. Ini adalah ketetapan dari Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (An-Nisa’ : 11).
“Nabi SAW. bersabda; Berikanlah bagian-
bagian tertentu kepada orang-orang yang
berhak, sesudah itu sisanya untuk orang laki-
laki yang lebih utama (dekat
kekerabatannya)”.
(H.R. Bukhari dan Muslim).

“Orang muslim tidak berhak mewarisi


orang kafir, dan orang kafir tidak berhak
mewarisi orang muslim”.
(H.R. Bukhari dan Muslim).
“Allah membuat perumpamaan
dengan seorang hamba sahaya
yang dimiliki yang tidak dapat
bertindak terhadap sesutupun…”
(Q.S. Al-Anfal : 75).
Nasab atau keturunan yaitu hubungan
pertalian darah ( anak, ibu, bapak, kakek dan
saudara)

Sebab-Sebab Menerima Perkawinan yaitu ikatan lahir bathin ( suami


Warisan istri ) QS An- Nisa 12

Wala’ ( memerdekakan budak )


Sebab –Sebab Terhalangnya
Pewarisan

Budak(Hamba sahaya) Berlainan agama

Pembunuh Murtad

Harta Sebelum Dibagikan

Tajhiz (biaya Ad-dain (bayar Wasiat


jenazah) yaitu Zakat jika nisab
utangnya)
selama sakit dan
pengurusan
jenazah
“Rasulullah SAW. bersabda : Barang siapa membunuh
seseorang korban, maka ia tidak dapat mewarisinya, walaupun
korban tidak mempunyai ahli waris selain dirinya. (Begitu juga)
walaupun korban itu adalah orang tuanya atau anaknya
sendiri. Maka bagi pembunuh tidak berhak menerima
warisan.”
(H.R. Ahmad).
Yang dapat bagian ½ harta.
1. Suami (jika istri meninggal tidak mempunyai anak)
2. Seorang anak perempuan
3. Seorang cucu perempuan dari anak laki-laki
4. Saudara perempuan sekandung atau sebapak
Yang mendapat bagian ¼ harta
5. Suami (jika seorang istri meninggal meninggalkan anak)
6. Istri (jika suami yang meninggal tidak meninggalkan anak)

Yang mendapat 1/8


7. Isteri (jika suami yang meninggal dunia meninggalkan anak)

Yang mendapat 1/3


8. Ibu (jika yang meninggal tidak meninggalkan anak atau saudara perempuan)
9. Dua orang saudara perempuan atau lebih, jika yang meninggal tidak mempunyai
anak atau orang tua
Yang mendapat 2/3
1. Dua orang anak perempuan atau lebih, jika tidak ada anak laki-laki
2. Dua orang cucu atau lebih dari anak laki-laki, jika tidak ada anak perempuan
3. Dua orang saudara perempuan sekandung atau lebih
4. Dua orang saudara perempuan sebapak atau lebih
Yang mendapat 1/6
5. Ibu, jika bersama dengan salah satu dari ahli waris, anak laki-laki atau cucu laki-
laki dari anak laki-laki. Anak perempuan atau cucu perempuan dari anak laki-laki.
Dua orang saudara sekandung, sebapak, seibu atau lebih, baik itu laki-laki atau
perempuan
6. Bapak, jika bersama dengan salah satu ahli waris; anak laki-laki, cucu laki-laki
dari anak laki-laki, anak perempuan, cucu perempuan dari anak laki-laki
7. Nenek. Jika tidak ahli waris: ibu, nenek, bapak
8. Cucu perempuan dari anak laki-laki, jika bersama anak perempuan dan tidak ada
anak laki-laki dan cucu laki-laki dari anak laki-laki
9. Saudara perempuan sebapak, jika bersama dengan saudara perempuan
sekandung dan tidak ada; anak laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-laki, saudara
laki-laki, saudara laki-laki sekandung, sebapak
10. Seorang saudara seibu, baik laki-laki maupun perempuan, jika tidak ada; anak
laki-laki, cucu laki-laki dari anak laki-laki, bapak dan kakek dari pihak bapak
AHLI WARIS LAKI-LAKI
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dr anak lk
4
3. Bapak
4. Kakek dr bapak dan terus ke atas
5. Saudara laki-laki sekandung
3 10 11 6. Saudara laki-laki sebapak
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki saudara laki-laki
sekandung
14 12 13 9. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak
10. Paman yang sekandung dengan bapak
11. Paman yang sebapak dengan bapak
M 5 6 7 12. Anak laki-laki paman yang sekandung
dengan bapak
13. Anak laki-laki paman yang sebapak
dengan bapak
15 1 8 9 14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan muwaris

2
Bila ahli waris laki-laki ada semua maka yang berhak menerima warisan
hanya 3, yaitu anak laki-laki, suami, dan bapak
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dr anak lk
3. Bapak
4 4. Kakek dr bapak dan terus ke atas
5. Saudara laki-laki sekandung
6. Saudara laki-laki sebapak
7. Saudara laki-laki seibu
3 10 11
8. Anak laki-laki saudara laki-laki
sekandung
9. Anak laki-laki saudara laki-laki sebapak
12 13 10. Paman yang sekandung dengan bapak
14 11. Paman yang sebapak dengan bapak
12. Anak laki-laki paman yang sekandung
dengan bapak
M 5 6 7
13. Anak laki-laki paman yang sebapak
dengan bapak
14. Suami
15 1 8 9 15. Laki-laki yang memerdekakan muwaris

2
Ahli waris perempuan
4 5 1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak
laki-laki
3. Ibu
3
4. Nenek dari ibu
5. Nenek dari bapak
9 6. Saudara perempuan kandung
M 6 7 8 7. Saudara perempuan bapak
8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
10. Wanita yang memerdekakan
10 1
muwaris

2
Bila ahli waris perempuan ada semua maka yang berhak memperoreh
warisan hanya 5, yaitu istri, anak perempuan, ibu, cucu perempuan, dan
saudara perempuan

4 5 1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak
laki-laki
3. Ibu
3
4. Nenek dari ibu
5. Nenek dari bapak
9 6. Saudara perempuan kandung
M 6 7 8 7. Saudara perempuan bapak
8. Saudara perempuan seibu
9. Istri
10. Wanita yang memerdekakan
10 1
muwaris

2
Dan apabila semua 25 ahli
waris (ahli waris laki-laki
dan perempuan) ada
semuanya, maka, yang
berhak menerima warisan
hanya 5 saja, yaitu Ayah,
ibu, anak laki-laki, anak
perempuan dan istri/suami
Zawil Furudh yaitu ahli waris yang mendapatkan
bagian tertentu (2/3, 1/2, 1/3, ¼, 1/6, 1/8)

Bentuk Warisan

Ashobah yaitu ahli waris yang mendapatkan


bagian tidak tentu

Ashobah Bil Ghoir yaitu yang


Ashobah Binafsi yaitu mendapatkan ashobah disebabkan Ashobah Maal Ghoir yaitu
yang mendapatkan ahli waris yang lain yaitu: yang mendapat ashobah
ashobah dengan 1. Anak perempuan menjadi ashobah bersama ahli waris yang lain:
sendirinya, karena ada anak laki-laki 1. Saudara perempuan kandung
diantaranya anak laki- 2. Cucu perempuan menjadi ashobah bersama anak pr/cucu pr
laki bapak ,kakek, anak karena ada cucu laki-laki seorang atau lebih
laki-laki dari saudara 3. Saudara perempuan 2. Saudara perempuan seayah
laki-laki dst sekandung ,karena ada saudara laki- bersama anak pr/ cucu pe
laki sekandung seorang atau lebih
4. Saudara perempuan sebapak, karena
ada saudara laki-laki sebapak
HAJIB
(menutupi ahli waris lain)

HAJIB NUQSON HAJIB HIRMAN

Yang mengurangi hak ahli waris Yang tidak mendapat bagian karena
sebagian, sehingga tetap terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat
memperoleh bagian, walaupun contoh ; kakek dari ayah terhalang oleh
bagian tersebut berkurang. bapak,cucu laki-laki terhalang oleh anak
Contoh suami, istri, ibu dan laki-laki,saudara laki-laki kandung oleh
bapak , jika mempunyai anak anak laki-laki atau cucu laki-laki dari anak
laki-laki laki-laki dan ayah, saudara laki-laki seayah
oleh anak laki-laki atau cucu laki-laki
Sedangkan ahli waris Mahjub adalah ahli waris yang tertutupi haknya
untuk memperoleh bagian warisan oleh ahli waris lain.
Apabila hajib-nya adalah golongan hajib hirman, maka mahjub juga
hirman, demikian pula sebaliknya. Yang menjadi hajib dan mahjub dalam
pembagian waris adalah sebagai berikut;
No. Hajib Mahjub Akibat
Tidak memperoleh bagian
1 Ibu Nenek dari Ibu warisan sama sekali

Tidak memperoleh bagian


2 Ayah dan Ibu Nenek dari garis ayah warisan sama sekali
Anak kandung laki-laki/perempuan, Tidak memperoleh bagian
3 cucu laki-laki atau perempuan dari Saudara Seibu warisan sama sekali
garis laki-laki, bapak dan kakek

Ayah, anak laki-laki kandung, cucu laki- Saudara seayah, baik laki-laki Tidak memperoleh bagian
4 laki dari garis laki-laki dan saudara laki- maupun perempuan warisan sama sekali
laki kandung

Saudara laki-laki atau Tidak memperoleh bagian


Anak laki-laki, cucu laki-laki dari garis perempuan kandung warisan sama sekali
5
laki-laki dan ayah
Semua ahli waris perempuan Tidak memperoleh bagian
(yang berhak memperoleh warisan sama sekali ,kecuali
6 Semua ahli waris laki-laki warisan suami, ayah, dan anak suami, ayah dan ank laki-laki
laki-laki)

Semua ahli waris laki-laki (isteri, Tidak memperoleh bagian


anak perempuan, cucu warisan sama sekali kecuali
perempuan, ibu, saudara istri, anak perempuan, ibu,
7 Semua ahli waris perempuan perempuan kandung) saudara perempuan
sekandung
Ahli Waris Zawil Arham

Ahli waris yang sudah jauh


hubungan nya dengan orang
yang meninggal dunia. Mereka
ini dapat memperoleh bagian
warisan. Kalau tidak ada zawil
furudh dan asabah. Atau diberi
atas suka rela dan ahli waris
zawil furudh atau ahli waris
asabah.
Cara Ashobah jika ahli waris ada yang
mendapat ashobah

Cara Arrad jika harta yang dibagikan masih


ada, dan tidak ada ashobah, dengan
catatan suami/istri tidak berhak ngambil
bagian dari sisanya
Cara Perhitungan
Warisan
Cara Al Aul jika harta yang dibagikan
kurang

Cara Alghorowain / Alghorobatain, jika ahli


waris terdiri dari suami/istri, ibu dan ayah
CONTOH ASHOBAH
Yang meninggal suami, yang menjadi ahli waris Istri, Ibu, anak laki-laki.
Harta: Rp. 68.000.000, 00
Dibagi dua karena ada hak berdua selama mengumpulkan harta: Rp. 68.000.000 : 2
= Rp. 34.000.000, 00
Biaya pemakaman : Rp. 1.000.000
Hutang : Rp. 9.000.000
Sisa harta simayit Rp. 24.000.000
KPK : 24 : 24 = Rp. 1.000.000
Istri : 1/8 x 24 = 3 x 1.000.000 = 3. 000. 000 + 34. 000. 000 (harta bersama)
= Rp. 37. 000. 000
Ibu : 1/6 x 24 = 4 x 1.000. 000 = 4. 000. 000
Ank lk : ashabah = 17. 000. 000 x 1. 000. 000 = 17. 000. 000
Contoh Arrad (Harta Lebih)

Karim meninggal dunia ,meninggalkan hartanya Rp. 30.000.000, ahli warisnya ada
istri, ibu, dan 2 orang anak perempuan, berapa bagian masing-masing ?
Jawab:
Istri : 1/8 ( 3/24 ) X Rp. 30.000.000 = Rp. 3.750.000
Ibu : 1/6 ( 4/24 ) X Rp. 30.000.000 = Rp. 5.000.000
2 anak pr : 2/3 ( 16/24) X Rp. 30.000.000 = Rp. 20.000.000
= Rp. 28.750.000
Masih ada sisa : Rp 1.250.000, ini dibagikan kepada ibu dan anak dengan bagian
masing-masing
Ibu dan 2 anak perempuan = 4 + 16 = 20 bagian = Rp. 1.250.000
Ibu : (4/20 X Rp. 1.250.000) = 250. 000 + Rp. 5.000.000 = Rp. 5.250.000
Anak pr (16/20 X Rp. 1.250.000) = 1.000.000 + Rp.20.000.000 = Rp.21.000.000
Contoh Al’aul (Harta Kurang)

A, meninggal dunia, hartanya Rp. 6.000.000


Ahli waris terdiri dari suami, Ibu, 1 saudara perempuan sekandung, 1 perempuan sebapak:
Semula : suami : 1/2 X Rp. 6.000.000 = Rp. 3.000.000
Ibu : 1/6 X Rp. 6.000.000 = Rp. 1.000.000
1 saudara pr kandung : 1/2 X Rp. 6.000.000 = Rp. 3.000.000
1 saudara pr sebapak : 1/6 X Rp. 6.000.000 = Rp. 1.000.000

Jumlah yang harus dikeluarkan Rp. 8.000.000, sedangkan jumlah hartanya hanya Rp.
6.000.000, maka kurang Rp. 2,000,000, jadi harus dengan cara aul
Suami : 1/2 = 3/6 = 3 bagian
Ibu : 1/6 = 1/6 = 1 bagian
1 sdr pr kandung : 1/2 = 3/6 = 3 bagian
1 sdr pr sebapak : 1/6 = 1/6 = 1 bagian, jumlah 8 bagian
Suami : 3/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 2.250.000
Ibu : 1/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 750.000
1 sdr pr sekandung : 3/8 X Rp 6.000.000 = Rp.2.250.000
1 sdr pr sebapak : 1/8 X Rp. 6.000.000 = Rp. 750.000
Jumlah = Rp. 6.000.000
Contoh Ghorowain

Aminah meninggal dunia . Hartanya Rp. 15.000.000


Ahliwarisnya suami, ibu dan bapak. Berapa bagian masing-masing ?

Jawab:

Suami : 1/2 X Rp. 15.000.000 = Rp. 7.500.000


Ibu : 1/3 X sisa (Rp. 15.000.000 – Rp.7.500.000) = Rp . 2.500.000
Bapak : 2/3 X sisa (Rp. 15.000.000 – Rp 7.500.000 ) = Rp . 5.000.000
Warisan Pada Zaman Jahiliyah
a. Yang dapat warisan hanya anak laki-laki saja, perempuan tidak dapat, bahkan
istrinya pun boleh diwariskan
b. Anak angkat mendapat warisan sama dengan anak kandung
c. Kebiasaan melakukan sumpah perjanjian untuk pusaka mempusakai

Ahli Waris Menurut Hukum Adat


a. Yang paling dekat dengan pewaris
b. Masyarakat patrilineal ( keturunan dari ayah ) laki-laki lebih banyak
c. Masyarakat matrilineal ( keturunan ibu ) perempuan lebih banyak
d. Masyarakat parental ( keturunan sama laki-laki dan perempuan)
e. Anak angkat disamakan dengan anak sendiri, hanya hartanya diperoleh
setelah pernikahan,bukan dari harta asal

Harta Peninggalan Menurut Hukum Adat


Warisan Menurut a. Harta peninggalan tidak dapat dibagi, seperti di sumatra barat
Hukum Adat b. Harta yang dapat dibagikan, yang diberikan selagi orang tua masih hidup,
tetapi penyerahannya setelah orang tua meninggal dengan bagi rata

Persamaan Hukum Adat Dengan Hukum Islam


a. Sebagian hukum adat menerapkan, bahwa anak laki-laki lebih banyak dari anak
pr
b. Harta watisan dibagikan setelah si pewaris meninggal
c. Harta dibagikan setelah perihal utang piutang diselesaikan

Perbedaan Hukum Adat Dengan Hukum Islam


a. Dalam hukum adat harta pusaka tidak dapat dibagikan
b. Anak angkat ,mendapat warisan
c. Masyarakat matrilineal perempuan lebih banyak
d. Masyarakat parental perempuan sama dengan laki-laki
Warisan Menurut Uu No 7 Tahun
1989
• Bab lll pasal 49 ayat 1, peradilan agama berwenang,
memeriksa,memutus dan menyelesaikan perkara di tingkat
pertama antara orang yang beragama islam di bidang
– Perkawinan
– Kewarisan, wasiat dan hibah
– Wakaf dan shodaqoh
• Ayat 2 perkawinan
• Ayat 3 kewarisan yaitu menentukan tentang
– Siapa yang menjadi ahli waris
– Harta peninggalan
– Bagian masing-masing
– Melaksanakan pembagian harta warisan
Menghindari serakah dan tamak

Menghindari timbulnya persengketaan

Hikmah Warisan
Menghindari timbulnya fitnah

Mewujudkan keadilan
WASIAT
PENGERTIAN HUKUMNYA

 Wajib, yang berhubungan


Artinya pesan/ucapan yang
dengan Allah seperti zakat,
baik dari orang yang fidyah dan puasa.
meninggal dunia.  Sunah, ditujukan kepada selain
kerabat dekat dengan tujuan
“Diwajibkan atas kamu, apabila kemaslahatan dan mengharap
seorang di antara kamu kedatangan
ridho Allah.
(tanda-tanda) maut, jika ia
meninggalkan harta yang banyak,  Makruh, harta sedidik ahli
berwasiat untuk ibu-bapak dan karib waris banyak.
kerabatnya secara makruf, (ini  Haram, untuk yang dilarang
adalah) kewajiban atas orang-orang agama.
yang bertakwa.” (Al-Baqarah:180)
RUKUN, SYARAT, DAN HIKMAH WASIAT
RUKUN DAN SYARAT HIKMAH
• orang yang mewasiatkan adalah; – Wujud ketaatan kepada Allah
baligh, berakal tidak dipaksa – Tabungan amal jariyah
• orang yang menerima wasiat : – Penghormatan terhadap nilai
ada yang menerima, bukan kemanusiaan
pembunuh, bukan ahli waris yang
akan menerima
• harta yang diwasiatkan : tidak
lebih dari 1/3, dapat berpindah
milik, yang bermanfaat, harus
ada.
• ijab Kabul : harus jelas ,
penerima wasiat diucapkan
setelah yang berwasiat meninggal
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai