Anda di halaman 1dari 6

WARNITA AMELIA

SUPERVISI
PENUGASAN
PENDAHULUAN

A
– Definisi Supervisi

• Supervisi adalah pengawasan utama, pengontrolan


tertinggi, atau penyeliaan.

• Dalam kamus Bahasa Inggris-Indonesia


dinyatakan bahwa: Supervise diartikan
Mengawasi, Supervision diartikan Pengawasan,
Supervisor diartikan Pengawas, Supervisory
diartikan dalam kedudukan sebagai pengawas.

• Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa


Supervisi merupakan kegiatan pengawasan yang
dilaksanakan, sedangkan Supervisor merupakan
pelaksana utama dari kegiatan supervisi itu
Presentation title sendiri. 2
Pentingnya Supervisi
untuk memastikan tercapainya sasaran,terjaminnya kualitas, dan meningkatnya
kemampuan auditor.

Siapa dan Kapan melakukan supervisi


Supervisi ini harus dilakukan pada seluruh tahapan audit secara berjenjang dimana
ketua tim melakukan supervisi atas anggota timnya, pengendali teknis mengawasi
tim audit yang dibawahinya, dan pengendali mutu melakukan supervise atas seluruh
kerja audit yang dilaksanakan.

Presentation title 3
SUPERVISI PENUGASAN
Supervisi dan Tingkat Penugasan
Supervisi diperlukan pada setiap aktivitas auditor dari perencanaan,
pelaksanaan dan pelaporan hasil. Pimpinan auditor dapat mendelegasikan
tugas supervisi pada penugasan individu.

Supervisi oleh pimpinan auditor relevan dengan semua tahap


penugasan. Prosesnya mencakup:
• Memastikan bahwa auditor secara gabungan memiliki pengetahuan,
ketrampilan dan kompetensi yang lain.
• Menyediakan instruksi selama masa penugasan dan menyetujui program
penugasan.
• Memastikan bahwa program telah lengkap (jika ada perubahan maka
perubahan telah dipahami dan disetujui) dan tujuan telah tercapai.
• Menentukan kertas kerja yang didukung dengan observasi, kesimpulan
dan rekomendasi.
• Memastikan komunikasi telah akurat, objektif, jelas, sederhana,
konstruktif dan sesuai dengan waktunya.
Presentation title 4
• Mengembangkan kecakapan internal auditor.
Pimpinan auditor bertanggungjawab pada seluruh penugasan internal audit
dan pertimbangan profesional yang penting. Pimpinan auditor menerapkan
beberapa hal :

• Meminimalkan risiko ketidakkonsistenan terkait pertimbangan profesional.

• Menyelesaikan perbedaan dalam hal pertimbangan profesional antara pimpinan


auditi dan bawahannya. – Penyelesaian konflik dapat mencakup
- Diskusi tentang fakta-fakta.
- Pertanyaan atau riset.
- Dokumentasi kertas kerja terkait dengan hal perbedaan.
- Terkait dengan hal etis, rujukan terhadap seseorang maka orang tersebut ikut
bertanggungjawab terkait hal yang menjadi perbedaan.

Presentation title 5
Mirjam Nilsson​

Thank you mirjam@contoso.com

www.contoso.com

Anda mungkin juga menyukai