Anda di halaman 1dari 11

KOMUNIKASI EFEKTIF

(SBAR)
OLEH :
GREGORI HERNANDO, S. Kep. Ns
PENDAHULUAN
Standar Keselamatan Pasien, sebagai syarat untuk diterapkan di semua
rumah sakit yang diakreditasi oleh KARS. Rumah sakit RSUP DR SARDJITO
merupakan salah satu rumah sakit yang diakreditasi oleh KARS maka
standar keselamatan sangat diperhatikan.
Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS) mengemukakan 6 sasaran
keselamatan pasien (patient safety) sebagai syarat untuk diterapkan di
semua rumah sakit yang diakreditasi oleh KARS. Penyusunan ini mengacu
kepada nine life-saving Patient Safety Solutions dari WHO Patient safety
(2007)
STANDAR KESELAMATAN PASIEN
Menghindari insiden keselamatan pasien yang meliputi Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC) akan sering terjadi dan akan
berakibat pada terjadinya cedera, kerugian, kerusakan dan bahkan kematian
pasien.
Sasaran Keselamatan Pasien
1. IDENTIFIKASI PASIEN
2. KOMUNIKASI EFEKTIF
3. KEAMANAN OBAT
4. KETEPATAN LOKASI OPRASI
5. PENCEGAHAN INFEKSI
6. PENJEGAHAN JATUH
Tim KPRS RSU Bunda Thamrin sepanjang tahun 2017 terdapat 97
laporan IKP yang masuk dari 97 laporan ini terdapat 11,5% KPC, 10,31%
KNC, 64,9% KTC, 8,2% KTD dan sentinel 0% dengan angka rata-rata
ketepatan waktu pelaporan IKP hanya sebesar 88%. Tahun 2018 sampai
pada bulan April, ada sebanyak 36 laporan insiden yang terjadi dan
hanya sebesar 81% dari seluruh laporan insiden tersebut yang tepat
waktu.

Salah satu Rumah Sakit di Surabaya merupakan salah satu rumah sakit
yang dikelola oleh pemerintah provinsi Jawa Timur yang berstatus
Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Penerapan program keselamatan
pasien rumah sakit di RS X Surabaya dikoordinir oleh Tim Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien (TPMKP). Insiden keselamatan pasien
masih menjadi di RS X Surabaya mengalami peningkatan sebesar 59,7%
KOMUNIKASI EFEKTIF (SBAR)
Komunikasi SBAR merupakan suatu tekhnik informasi dan komunikasi
yang sangat efektif dalam pelaksanaan handover yang membantu
perawat dalam melaksanakan pekerjaan dan memudahkan
mengidentifikasi kesalahan serta memfasilitasi perawatan pasien yang
berkesinambungan sehingga memberikan informasi yang jelas pada tim
perawat setiap pergantian shift karena semua informasi yang telah
tercatat dalam status pasien, disampaikan secara berurutan dan ringkas
Handover
Nursalam, (2015) menyatakan timbang terima adalah suatu cara dalam
menyampaikan sesuatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
Handover adalah waktu dimana terjadi perpindahan atau transfer
tanggung jawab tentang pasien dari perawat yang satu ke perawat yang
lain.
Tujuan & Fungsi
a. Melaporkan status dan data pasien
b. Melaporkan tindakan yang sudah dilakukan dan yang belum atau
akan dilakukan
c. Menyampaikan perihal tindakan yang segera di lanjuti oleh shift
berikutnya
d. Membuat rencana tindakan kelanjutannya.
Komunikasi dengan SBAR
a. Situasi (Situation) Menyampaikan apa yang terjadi dengan pasien.
Dimulai dengan memperkenalkan diri, mengidentifikasi pasien, dan
menyatakan masalah (diagnosa medis)
b. Latar belakang (Background) Menyampaikan apa latar belakang pada
pasien ini. Diagnosa keperawatan yang diambil. Sampaikan hasil
pemeriksaan penunjang dan catatan perkembangan (jika situasi dan
waktu memungkinkan). Antisipasi pertanyaan yang mungkin diajukan
oleh komunikator (tenaga kesehatan).
c. Penilaian (Assesment) Menyampaikan hasil pengamatan dan evaluasi
dari kondisi pasien.
d. Rekomendasi (Recommendation) Menyampaikan atau meminta saran
berdasarkan informasi yang ada.
Hambatan yang di dapatkan
1. Perbedaan persepsi perawat pada pendokumentasian
2. Fasilitas yang kurang memadai
3. Perawat kurang teliti
4. Penggunaan waktu yang belum efektif
5. Psikologis perawat
Tujuan
1. Menghindari kesalahan dalam proses komunikasi pada saat
handover
2. Menciptkana metode yang sama dalam handover
3. Menyediakan cara yang efektif dan efesian dalam proses handover
Penerapan yang harus disepakati
Diskusi kasus bersama-sama

Anda mungkin juga menyukai