Anda di halaman 1dari 9

TUGAS RESUME

MANAJEMEN KEPERAWATAN

Oleh :
Indri Nurmalasari

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG
JURUSAN PROFESI NERS
BANDUNG
2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi Situasion Background Assessment Recommendation (SBAR) dalam
dunia kesehatan dikembangkan oleh pakar Pasien Safety dari Kaiser Permanente Oakland
California untuk membantu komunikasi anatar dokter dan perawat. Meskipun komunikasi
SBAR didesain untuk komunikasi dalam situasi berisiko tinggi anatara perawat dan
dokter, teknik SBAR juga dapat digunakan untuk berbagai bentuk operan tugas, misalnya
operan antara perawat. Di Kaiser tempat asalnya, teknik SBAR tidak hanya digunakan
untuk operan tugas tapi juga untuk barbagai laporan oleh pimpinan unit kerja, mengirim
pesan via email atau voice mail serta bagian IT untuk mengatasi masalah (JCI, 2010
dalam penelitian Rina, 2012)
SBAR adalah metode terstruktur untuk mengkomunikasikan informasi penting
yang membutuhkan perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap esklasi yang
efektif dan meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan secara efektif
untuk meningkatkan serah terima antar shift atau antar staf di daerah klinis yang sama
atau berbeda. Melibatkan semua anggota tim kesehatan untuk membeikan masukan ke
dalam situasi pasien termasuk memberikan rekomendasi. SBAR memberikan kesempatan
untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian SBAR?
2. Bagaimana komponen SBAR?
3. Apa saja manfaat SBAR?
4. Apa saja keuntungan SBAR?
5. Bagaimana penerapan SBAR?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian SBAR
2. Unutuk mengetahui komponen SBAR
3. Untuk mengetahui manfaat SBAR
4. Untuk mengetahui keuntungan SBAR

2
5. Untuk mengetahui penerapan SBAR

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian SBAR
SBAR (Situation, Background, Assessment, Recomendation) adalah metode
komunikasi yang digunakan untuk anggota tim medis kesehatan dalam melaporkan
kondisi pasien. SBAR digunakan sebagai acuan dalam pelaporan kondisi pasien saat
transfer pasien. Teknik SBAR (Situation, Background, Assessment, Recomendation)
menyediakan kerangka kerja untuk komunikasi antara anggota tim kesehatan tentang
kondisi pasien. SBAR merupakan mekanisme komunikasi yang mudah diingat,
merupakan cara yang mudah untuk berkomunikasi dengan anggota tim, mengembangkan
kerja angota tim dan meningkatkan keselamatan pasien.
Penerapan komunikasi SBAR adalah metode komunikasi yang sangat efektif
apabila digunakan antar tenaga medis saat melaporkan kondisi pasien. Hal ini
dikarenakan komunikasi SBAR sudah mencakup komponen yang dibutuhkan saat
pelaporan kondisi pasien. Komponen yang dibutuhkan saat pelaporan seperti Situation,
Background, Assassement, Recomendation dari pasien. Komunikasi yang tidak efektif
dapat menimbulkan kesalahpahaman pelaporan kondisi pasien yang berdampak pada
keselamatan pasien saat diberikan tindakan. Tindakan Komunikasi SBAR dapat
diterapkan saat kegiatan transfer pasien.
Kegiatan transfer pasien adalah perpindahan pasien dari satu ruangan ke ruangan
lain dan dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut6. Transfer pasien dilakukan oleh tenaga kesehatan yang sudah memiliki
kemampuan dan pengetahuan terkait prosedur transfer9. Kemampuan dan pengetahuan
tenaga kesehatan yang harus dimiliki salah satunya adalah komunikasi efektif seperti
SBAR. Komunikasi SBAR harus dilakukan dengan adanya SOP agar dapat
terdokumentasi dengan optimal. Proses komunikasi SBAR saat transfer pasien dilakukan
sebelum transfer dengan via phone dan saat transfer pasien berlangsung secara face to

3
face antar tenaga kesehatan sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pelaporan kondisi
pasien. Komunikasi SBAR saat transfer pasien ini diterapkan oleh tenaga medis
kesehatan yang salah satunya adalah perawat. Hal ini sesuai dengan salah satu fungsi
perawat adalah sebagai pemberi asuhan keperawatan. Perawat memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan pelaporan kondisi pasien yang diberikan saat pasien baru
datang dari bangsal lain.
B. Komoponen SBAR
Komunikasi SBAR memiliki beberapa komponen, yaitu :
 Situation : Komponen situation ini secara spesifik perawat harus menyebut usia
pasien, jenis kelamin, diagnosis pre operasi, prosedur, status mental, kondisi
pasien apakah stabil atau tidak.
 Background : Komponen background menampilkan poko masalah atau apa saja
yang terjadi pada diri pasien,keluhan yang mendorong untuk dilaporkan seperti
sesak nafas, nyeri dada dan sebagainya. Menyebutkan latar belakang apa yang
menyebabkan munculnya keluhan pasien tersebut, diagnosis pasien, dan data
kelinik yang mendukung maslah pasien.
 Assessment : Komponen assessment ini berisi hasil pemikiran yang timbul dari
temuan serta di fokuskan pada probelm yang terjadi pada pasien yang apabila
tidak diantisipai akan menyebabkan kondisi yang lebih buruk.
 Recommendation : Komponen recommendation menyebutkan hal – hal yang
dibutuhkan untuk ditindak lanjuti. Apa intervensi yang harus direkomendasikan
oleh perawat.
Berikut ini adalah contoh komponen komunikasi SBAR, yaitu:
S : Identifikasi unit, pasien, status penyebab dari status klinik, status diagnosa,
status secara singkat seperti kapan dimulai, tujuan dari transfer dan indikasi klinik
atau tujuan dari tes diagnosis
B : Tanggal penerimaan, vital sign, alergi, situasi nyeri, medikasi (dosis obat),
antibiotik, IV infus, hasil laboratorium, diit, klinik informasi lainnya meliputi
jenis monitoring yang dibutuhkan.

4
A : Prioritas dari fokus masalah, karakteristik nyeri, pencegahan keamanan
petugas kesehatan, kemampuan koping dari penyakitnya, pencegahan kulit,
monitoring gastroentestinal perdarahan
R : Pasien harus segera diperiksa, perintah terbaru, perintah diubah, pencegahan
keselamatan dari petugas dan pasien, transfer pasien, medikasi infus, monitoring
dan intervensi nyeri.
Komunikasi SBAR terdiri dari pertanyaan yang terbagi dalam empat standar bagian.
Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa tenaga kesehatan mengkomunikasikan
informasi secara ringkas namun tetap sesuai standar. Komunikasi yang dilakukan
dengan SBAR dapat menjadi komunikasi yang efektif sehingga mengurangi terjadinya
pengulangan informasi. Sebelum melakukan serah terima pasien, perawat harus
melakukan:
 Perawat mendapatkan pengkajian kondisi pasien terkini
 Perawat mengumpulkan data – data yang diperlukan yang berhubungan dengan
kondisi pasien yang akan dilaporkan
 Perawat memastikan diagnosa medis pasien dan prioritas masalah keperawatan
yang harus dilanjutkan
 Perawat membaca dan memahami catatan perkembangan terkini dan hasil
pengkajian perawat shift sebelumnya
 Perawat menyiapkan medical record pasien termasuk rencana perawat harian
C. Manfaat SBAR
Komunikasi SBAR memiliki manfaat untuk :
a) Meningkatkan patient safety
b) Menurunkan angka malpraktik akibat komunikasi yang kurang
c) Meningkatkan kerja tim untuk menggunakan komunikasi yang efektif
d) Memberikan informasi terkait kondisi pasien secara lengkap
D. Keuntungan SBAR
Keuntungan dari penggunaan metode SBAR adalah:
 Sebagai kekuatan perawat untuk berkomunikasi secara efektif
 Dokter percaya pada analisa perawat karena menunjukkan perawat paham akan
kondisi pasien

5
 Memperbaiki komunikasi sama dengan memperbaiki keamanan pasien

Metode SBAR sama dengan SOAP yaitu Situation, Background, Assessment,


Recommendation. Komunikasi efektif SBAR dapat diterapkan oleh tenaga kesehatan,
diharapkan dokumentasi tidak terpecah sendiri-sendiri. Diharapkan dokementasi cacatan
perkembangan pasien terintegrasi dengan baik. Sehingga tenaga kesehatan lain dapat
mengetahui perkembangan pasien.
E. Penerapan SBAR
a) Operan
Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima suati laporan yang
berkaitan dengan kondisi pasien6. Tujuan dilakukan operan adalah untuk menyampaikan
kondisi pasien, menyampaikan asuhan keperawatan yang belum dilaksanakan,
menyampaikan hal yang harus ditindaklanjuti, menyusun rencana kerja. Untuk mencapai
tujuan harus diterapkan komunikasi efektif seperti SBAR.
b) Pelaporan Kondisi Pasien
Pelaporan Kondisi Pasien dilakukan oleh perawat kepada tenaga medis lain
termasuk dokter. Hal ini bertujuan untuk melaporkan setipap kondisi pasien kepada
dokter sehingga dokter dapat memberikan tindakan yang sesuai dengan kondisi pasien.
Pelaporan kondisi pasien yang efektif dapat meningkatkan keselamaran pasien. Faktor
yang dapat mempengaruhi pelaporan kondisi pasien adalah komunikasi. Komunikasi
yang tidak efektif antara perawat dan dokter dapat mempengaruhi keselamatan pasien.
Berbagai jurnal yang telah diteliti dihasilkan komunikasi efektif seperti SBAR dapat
meningkatkan komunikasi antara perawat-dokter sehingga angka keselamatan pasien
meningkat.
c) Transfer Pasien
Transfer pasien adalah perpindahan pasien dari satu ruangan ke ruangan lain dan
dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Transfer pasien dibagi menjadi transfer pasien internal dan external. Transfer pasien
internal adalah transfer antar ruangan didalam rumah sakit dan transfer pasien external
adalah transfer antar rumah sakit. Transfer pasien dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
sudah memiliki kemampuan dan pengetahuan terkait prosedur transfer. Kemampuan dan

6
pengetahuan tenaga kesehatan yang harus dimiliki adalah memahami proses pra transfer,
peralatan transfer, dan komunikasi saat transfer pasien.
Komunikasi yang efektif diperlukan untuk proses pelayanan kesehatan. Salah satu
proses pelayanan kesehatan adalah transfer pasien. Komunikasi SBAR merupakan salah
satu komunikasi efektif yang dapat meningkatkan keselamatan pasien.
Masalah komunikasi SBAR saat proses transfer berpotensi untuk mengalami
masalah dan dapat berdampak pada pasien. Masalah yang dialami seperti tidak
lengkapnya laporan transfer pasien dan kurang efektif komunikasi pelaporan informasi
kondisi pasien saat transfer. Masalah yang sering terjadi seperti komunikasi yang gagal
akibat kurangnya interaksi secara langsung dan dokumentasi yang kurang jelas. Masalah
yang terjadi saat transfer pasien dapat berdampak pada keselamatan pasien maka perlu
diperhatikan mekanisme transfer pasien.

7
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan

SBAR (Situation, Background, Assessment, Recomendation) adalah metode komunikasi


yang digunakan untuk anggota tim medis kesehatan dalam melaporkan kondisi pasien. SBAR
digunakan sebagai acuan dalam pelaporan kondisi pasien saat transfer pasien. Teknik SBAR
(Situation, Background, Assessment, Recomendation) menyediakan kerangka kerja untuk
komunikasi antara anggota tim kesehatan tentang kondisi pasien. SBAR merupakan mekanisme
komunikasi yang mudah diingat, merupakan cara yang mudah untuk berkomunikasi dengan
anggota tim, mengembangkan kerja angota tim dan meningkatkan keselamatan pasien. Metode
SBAR ini digunakan secara efektif saat serah terima pasien kepada antar perawat dan petugas
kesehatan lainnya. Teknik komunikasi SBAR disediakan untuk petugas kesehatan dalam
menyampaikan suatu informasi dan mengidentifikasi kondisi pasien sehingga perawat mampu
dalam meningkatkan kemapuan berkomunikasi

B. Saran
Komunikasi dengan menggunakan metode SBAR diharapkan tidak terjadi kesalahan
dalam pemberian asuhan kepada pasien, sehingga disarankan dokumentasi catatan perkembangan
pasien terintegrasi sengan baik, agar tenaga kesehatan lain juga dapat mengetahui perkembangan
pasien.

8
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta : Salemba Medika
Rina. 2012. Tesis...
Rofii, Muhammad. (2013). Komunikasi efektif dengan SBAR.

Anda mungkin juga menyukai