Anda di halaman 1dari 2

SBAR (Situation, Background, Assesment, Recommendation)

Defenisi SBAR
Komunikasi merupakan bagian penting dalam praktik sehari-hari dalam perawatan kesehatan.
Komunikasi yang berkualitas akan mencegah terjadinya kesalahan, pemahaman yang jelas, patuh
terhadap rencana perawatan dan juga hasil positif bagi pasien. Salah satu komunikasi standart yaitu
SBAR (Situation, Background, Assessment, Recommendation) format disusun untuk mengoptimalkan
komunikasi yang efektif di antara semua anggota tim perawatan kesehatan, untuk menyampaikan
situasi apa pun, seperti cedera atau keluhan pasien, perubahan shift perubahan status klinis pasien, atau
merujuk pasien ke unit perawatan yang berbeda.

SBAR digunakan antara perawat dengan perawat, perawat dengan dokter, perawat dengan teknisi, dan
sebagainya. Dengan menggunakan komunikasi SBAR perawat semakin siap menyampaikan situasi yang
terjadi dan meningkatkan kerjasama yang baik dengan teman sejawat yang lain. Selain itu SBAR juga
memperlancar pertukaran informasi dan meningkatkan keselamtan kerja ( Perry, dkk., 2020). SBAR
menurut Standart Nasional Akreditasi RS Indonesia (SNARS) tahun 2017 adalah kerangka komunikasi
efektif yang digunakan dirumah sakit untuk mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan
perhatian segera yang dapat meningkatkan keselamatan pasien. SBAR juga dapat digunakan untuk
meningkatkan serah terima atau antara staf di daerah klinis yang sama atau berbeda.

SBAR memberikan kesempatan untuk diskusi antara anggota tim kesehatan atau tim kesehatan lainnya.
SBAR merupakan strategi dalam menyampaikan kondisi pasien yang telah terbukti dapat mengurangi
kesalahan. SBAR adalah bentuk komunikasi terstruktur yang diadaptasi dari penerbangan dan industri
andal lainnya untuk menggambarkan situasi atau kondisi pasien kepada tim yang lain. SBAR juga dapat
meningkatkan keselamatan pasien dengan mendorong penggunaan komunikasi yang jelas dan terfokus
dalam kondisi kritis (Compton, 2016).

Komunikasi Efektif ISOBAR

Penelitian ini menggunakan kerangka komunikasi ISOBAR dalam pelaksanaan timbang terima yang
terdiri dari I (identify untuk mengidentifikasi pasien), S (Situation menyampaikan kondisi terkini
pasien),O (Observations yaitu mengobservasi keadaan pasien), B (Backgroud menjelaskan penyebab
masalah dan riwayat penyakit), A (Assesment yaitu penilaian terhadap kondisi pasien) R
(Recomendation merupakan penyampaian saran/ tindakan yang akan dilakukan dan mengkonfirmasi
informasi yang disampaikan). Dan metode pelatihan yang digunakan berupa seminar, role-play dan
bimbingan yang merupakan penggabungan tiga metode pelatihan sehingga responden lebih paham dan
mampu dalam mengaplikasikan komunikasi ISOBAR dalam pelaksanaan operan

*Komunikasi efektif ISBAR adalah suatu cara untuk menyampaikan informasimengenai suatu kondisi
baik kondisi pasien, hasil pemeriksaan penunjang yang kritis,ruangan, peralatan, permintaan dll, kepada
seseorang (dokter, perawat, kabag/ karu,atasan, bawahan dll) melalui telepon maupun secara langsung
(tatap muka) yangdilakukan secara akurat, lengkap, dimengerti, tidak duplikasi dan tepat kepada
penerima informasi sehingga dapat mengurangi kesalahan dan untuk meningkatkankeselamatan pasien.
2. Pelaku ISBAR

ISBAR dilakukan oleh tenaga kesehatan yang bertanggung jawab terhadap pasien/ penanggung jawab
pasien, seperti dokter, perawat (PA, PP, Katim), kabag/karu, dll.

3. Tujuan

Pelaksanaan komunikasi ISBAR digunakan sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk :

1.Memastikan keakuratan semua informasi

2.Memastikan semua informasi terkait tentang status kesehatan pasien disampaikandengan tepat dan
benar

3.Memastikan intruksi yang diberikan oleh dokter dan tenga kesehatan laindipahami dan diterima
dengan tepat dan benar

4.Meningkatkan keselamatan pasien.

Anda mungkin juga menyukai