Anda di halaman 1dari 34

Skenario 3 HIV

Alya Puteri Irsyad (202283004)


Skenario

Mr. X, laki-laki berusia 26 tahun, datang ke Puskesmas dengan keluhan papul merah disertai
gatal disela jari tangan dan yang kaki, muncul 14 hari yang lalu. Gatal dirasakan terutama
malam hari. Gatal dan papul merah ini juga diderita oleh ibu si Mr. X. Sudah 3 bulan Mr. X
menderita BAB encer dan penurunan berat badan lebih 10 kg. Kadang demam tapi hanya
beberapa jam. Mr. X mengeluh sering batuk berlendir kadang keluar darah dan disertai sesak
napas. Ia mengatakan ada beberapa luka dialat kelamin yang berulang, nyeri dan tidak gatal.
Biasanya dimulai sebagai bintil berair, yang dengan cepat pecah dan menjadi luka. Mr. X,
seorang lajang yang sebelumnya sehat walafiat, sejak 4 bulan lalu datang ke Batam dan
tinggal di rumah susun perusahaan bersama-sama dengan kawan-kawannya sesama buruh
kontrak satu pabrik perakitan elektronik. Pada pemeriksaan fisik ditemukan bercak putih pada
lidah Mr. X. Nampak tato pada beberapa bagian tubuh, dan pembesaran kelenjar di ketiak dan
lipat paha. Pada batang dan glands penis ditemukan beberapa luka yang dangkal dan nyeri
tekan. Tanda vital dalam batas normal.
01. 02. 03.
Definisi dan jenis
Etiologi dari HIV AIDS
imunodefisiensi Jenis-jenis sel yang terkait dan
imunodefisiensi primer dan
sekunder

04. 05. 06.


Patomekanisme dari HIV Patomekanisme pada HIV AIDS Mekanisme oportunistik pada
HIV AIDS
07. 08. 09.
Patomekanisme
Mengapa infeksinya pada Mekanisme terjadinya leukoplakia lymphadenophaty
skenario bisa berulang-ulang

10. 11.
Diagnosis pada HIV AIDS Pencegah penularan dari HIV dan
infeksi pada HIV AIDS
01.
Definisi dan Klasifikasi
Imunodefisiensi
Ketidak mampuan komponen sistem imun untuk memberikan respons imun
secara normal sehingga seseorang yang mengalami hal tersebut menjadi lebih
rentan terhadap infeksi virus, jamur, bakteri, keganasan, dan infeksi berulang
(reaktivasi infeksi laten) seperti sitomegalovirus, virus Epstein-Barr, dan
tuberculosis yang mana respon imun normal tetap mengawasi infeksi namun
tidak mengeradikasi/melawan infeksi tersebut.

Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Imunologi Dasar Abbas: Fungsi dan Kelainan Sistem Imun, 6th Indonesia edition.ELSEVIER. 2020
Klasifikasi Imunodefiensi
Berdasarkan penyebabnya, imunodefisiensi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu imunodefisiensi primer
dan imunodefisiensi sekunder.
1. Imunodefisiensi kongenital (primer)
Imunodefisiensi primer bisa disebabkan maturasi limfosit, aktivasi dan fungsi limfosit juga system
imunitas innate.
a) Defek pada Maturasi Limfosit

Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Imunologi Dasar Abbas: Fungsi dan Kelainan Sistem

Imun, 6th Indonesia edition.ELSEVIER. 2020


b) Defek pada Aktivasi dan Fungsi Limfosit c) Kelainan pada lmunitas Alami

Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Imunologi Dasar Abbas: Fungsi dan Kelainan Sistem Imun, 6th Indonesia edition.ELSEVIER. 2020
2. Imunodefisiensi didapat (sekunder)
Imunodefisiensi sekunder merupakan penurunan system imun akibat dari lingkungan sekitar, baik
fisiologis maupun patologis, untuk fisiologis seperti kehamilan, tahun pertama kehidupan, dan
penuaan. Sedangkan untuk patologis seperti malnutrisi, infeksi bisa juga kelelahan, obat-obatan,
stress, radiasi, dan juga cancer.

Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Imunologi Dasar Abbas: Fungsi dan Kelainan

Sistem Imun, 6th Indonesia edition.ELSEVIER. 2020


02.
Jenis-jenis sel
Jenis sel

Budiarti, R. Immunopathogenesis and Risk Factor

to Fishermen. Oceana Biomedicina Journal. 2018


03.
Etiologi
HIV AIDS
Etiologi
• HIV adalah agen etiologi AIDS.

• Virus ini merupakan virus ribonucleic acid (RNA) yang termasuk dalam famili
retroviridae dan subfamili lentivirus.

• 2 tipe virus HIV, yaitu HIV-1 dan HIV-2.

• Transmisi melalui darah, produk darah, duh genital, cairan serebrospinal, cairan
sinovial, cairan pleura, cairan peritoneum, cairan perikardium, amnion, dan air
susu ibu (ASI) Transmisi juga dapat terjadi intrapartum. Tidak ada bukti
transmisi HIV melalui gigitan nyamuk.

Kumar V, Abbas AK, Aster JC. Robbins basic Pathology 9th ed. Philadelphia: Elsevier; 2014.
04.
Patomekanisme
struktur HIV

Kumar V, Abbas Ak, Aster JC. Buku Ajar Patologi Robbins. 10th ed.
Philadelphia: Elsevier; 2017. h. 139-150
Siklus hidup HIV

Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Imunologi Dasar Abbas: Fungsi dan

Kelainan Sistem Imun, 6th Indonesia edition.ELSEVIER. 2020


Patomekanisme HIV

Kumar V, Abbas Ak, Aster JC. Buku Ajar Patologi Robbins. 10th ed.
Philadelphia: Elsevier; 2017. h. 139-150
05. Patomekanisme HIV AIDS
Infeksi Bakteri

Patogenesis Bakteri TB pada Penderita HIV Sumber : Muna N, Cahyati WH. Determinan Kejadian Tuberkulosis pada Orang denganHIV/AIDS.
Higeia J Public Heal Res Dev [Internet].2019;2(3):168–78.
Infeksi Virus
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan etiologi dari infeksi HIV/AIDS. Molekul
reseptor membran CD4 pada sel sasaran akan diikat oleh HIV dalam tahap infeksi. HIV
terutama akan menyerang limfosit CD4. Limfosit CD4 berikatan kuat dengan gp120 HIV
sehingga gp41 dapat memerantarai fusi membrane virus ke membran sel. Selain limfosit,
monosit dan makrofag juga rentan terhadap infeksi HIV. Monosit dan makrofag yang
terinfeksi dapat berfungsi sebagai reservoir untuk HIV tetapi tidak dihancurkan oleh virus.

Virus yang biasa ditemukan menginfeksi penderita AIDS yaitu:


1. Sitomegalovirus (CMV)
2. Poliomavirus dan leukoensefalopati multifokal progresif
3. Virus herpes
4. Virus varicella-zoster (VVZ)

Fitriani F, Kariosentono H, Prasetyorini B E, dkk. Tatalaksana herpes zoster. Fakultas kedokteran universitas sebelas maretSurakarta;
Medicinus. December 2021 : 34(3). 31
Infeksi Virus

Fitriani F, Kariosentono H, Prasetyorini B E, dkk. Tatalaksana herpes zoster. Fakultas kedokteran universitas sebelas maretSurakarta;
Medicinus. December 2021 : 34(3). 31
06.
Mekanisme
oportunistik pada HIV AIDS
Mekanisme oportunistik
07.
Infeksi berulang pada skenario
Infeksi berulang Replikasi virus dan destruksi jaringan secara terus-menerus

Tidak banyak virus yang


diproduksi dan Sebagian besar
sel T dalam darah tidak Fase laten
mengandung virus.

Kumar V, Abbas Ak, Aster JC. Buku Ajar Patologi Robbins. 10th ed. Philadelphia: Elsevier; 2017. h. 139-150
08.
Mekanisme terjadinya
leukoplakia
Mekanisme Leukoplakia
Leukoplakia pada pasien HIV-AIDS dapat
disebabkan oleh Jamur Candida. Infeksi C. albicans
dapat bervariasi dari infeksi membrane mukosa
superficial sampai penyakit invasif seperti
candidiasis hepatosplenic dan candidiasis sistemik.
Pasien dengan defisiensi imunitas sel T seperti
infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus) juga
rentan terhadap infeksi C. albicans yang dikenal
dengan candidiasis oropharyngeal.
Selain itu pasien dengan immunodefisiensi yang
berkepanjangan akibat HIV juga cenderung
menderita Oral hairy leukoplakia (OHL) sebagai
perkembangan Acquired Immune Deficiency
Syndrome (AIDS). Reza NR. Manajemen HIV/AIDS Terkini, Komprehensif, dan
Multidisiplin. Hidayati AN, Dkk., editors. Airlangga University
Press; 2019. 376 p.
09.
Patomekanisme

lymphadenophaty
Patomekanisme Lymphadenopati

Silbernagl S, Lang F. 3rd ed. Color Atlas of Physiology. New York: Thieme;2017. 57p
10.
Diagnosis
Diagnosis Pemeriksaan
Semua pemeriksaan HIV harus mengikuti prinsip 5C yaitu penunjang
persetujuan pasien (consent, kerahasiaan (confidentiality), konseling
(counseling), hasil tes valid/benar (correct test result), dan
terhubung dengan layanan pengobatan, perawatan dan dukungan
(connection to prevention, care, and treatment services).

02 03

01 Pemeriksaan Fisik Serologi Virologi


• rapid • polymerase chain
Temuan pemeriksaan fisik immunochromatography reaction (PCR)
tergantung penyakit yang test (tes cepat)
diderita sesuai stadium klinis • enzyme
infeksi HIV ataupun infeksi immunoassay (EIA)
oportunistik yang dialami

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelaya


Kedokteran Tatalaksana HIV,. 2019
11.
Pencegahan
HIV AIDS
Bersikaplah saling setia kepada satu pasangan
seks. Hindari perilaku berganti-ganti pasangan Menghindari penggunaan narkoba,
untuk meminimalisir kemungkinan penularan terutama melalui jarum suntik, bisa
HIV. mencegah seseorang terinfeksi HIV.

B (Be Faithful) D (Drug No)


01 02 03 04 05
E (Education)
A (Abstinence) C (Condom)
Bagi yang belum menikah, tidak Pemberian informasi yang benar
Menggunakan alat kontrasepsi mengenai HIV, cara penularan,
melakukan hubungan seks di luar nikah
adalah langkah yang paling tepat untuk pencegahan, dan pengobatannya, dapat
menghindari paparan HIV. membantu mencegah penularan HIV di
masyarakat.

Centers for Disease Control and Prevention (2020). HIV Basics. About HIV.
Kementerian Kesehatan RI (2020). InfoDATIN. HIV dan AIDS 2020.
Terima
kasih!

Anda mungkin juga menyukai