Anda di halaman 1dari 13

Angina Pektoris

Angina pectoris merupakan salah satu


penyakit komplikasi DM dan penyakit
metabolik yang berhubungan dengan
DM

Mari kita bahas bersama


Angina Pektoris
 Angina pectoris adalah kondisi ketika dada tiba-
tiba terasa nyeri dan tidak nyaman seperti
diremas atau ditekan dengan kuat. Kondisi ini
umumnya dikaitkan dengan masalah jantung,
misalnya penyakit jantung koroner.
 Jantung kita terbuat dari otot yang bekerja
memompa darah ke seluruh tubuh. Otot ini
mendapat asupan oksigen dan nutrien dari
pembuluh darah yang disebut arteri koroner.
Ketika pasokan darah ke otot jantung terganggu
yang biasanya karena ada sumbatan pada
pembuluh darah, bisa terjadi angina pectoris.
Ada empat bentuk angina pectoris,

1. Angina mikrovaskkular atau sindrom


X yang menyebabkan nyeri dada tanpa
sumbatan pada arteri koroner. Rasa nyeri
disebabkan oleh masalah pada pembuluh
darah kecil yang menuju jantung, lengan,
dan kaki. Lebih umum terjadi pada
perempuan.
2. Angina pectoris Prinzmetal yang terjadi
hanya saat dalam kondisi istirahat, bukan
setelah berolahraga atau mengalami stres.
Nyeri biasanya dialami antara tengah
malam dan dini hari, berkaitan dengan
kejangnya arteri.
3. Angina stabil berupa nyeri dada yang
muncul saat melakukan aktivitas fisik yang
melelahkan, misalnya ketika naik tangga
atau berolahraga. Nyeri akan reda setelah
minum obat atau istirahat.
4. Angina tak stabil berupa nyeri dada
yang bisa timbul bahkan saat sedang
beristirahat. Rasa nyeri biasanya lebih hebat
dan lebih lama daripada angina stabil. Ini
juga bisa menandakan serangan jantung.
Gejala

Ada beberapa kriteria yang dapat dinilai


untuk menentukan keluhan angina pectoris
tersebut terkait dengan penyakit jantung
koroner atau tidak, yaitu :
Lokasi nyeri ada di daerah dada bagian
depan yang dapat menyebar ke arah leher,
rahang, bahu atau lengan kiri.
Dicetuskan oleh aktivitas fisik.
Membaik dengan istirahat atau pemberian
obat golongan nitrat dalam 5 menit.
Apabila memenuhi ketiga kriteria tersebut
maka merupakan gejala angina yang khas
untuk penyakit jantung koroner. Jika
ditemukan dua kriteria saja maka termasuk
angina tidak khas. Sedangkan jika hanya
satu kriteria saja yang didapatkan maka
termasuk nyeri dada non-angina.
Penyebab Angina Pectoris
Penyebab angina pectoris umumnya adalah
sumbatan pada pembuluh darah baik total
maupun sebagian karena aterosklerosis.
Aterosklerosis adalah kondisi ketika terjadi
pengerasan atau penyempitan pembuluh
darah akibat penumpukan lemak di
pembuluh darah yang menyebabkan aliran
darah terhambat.
Penyebab lainnya termasuk:
1. Pembuluh darah jantung mengalami
kejang
2. Anemia
3. Penggumpalan darah
4. Plak di arteri yang pecah
5. Lemahnya aliran darah yang melewati
katup jantung yang mengalami
penyempitan
6. Masalah pada kemampuan pompa otot
jantung
7. Gangguan irama detak jantung
Cara Mengatasi Angina Pectoris

Diperlukan pendekatan holistik untuk menangani


angina pectoris. Termasuk dengan perubahan gaya
hidup menjadi lebih sehat, pengobatan, hingga
operasi jantung jika diperlukan. Tujuan
penanganan adalah mengendalikan gejala dan
mengurangi risiko serangan jantung.
Perubahan gaya hidup di sini mencakup
penerapan pola makan gizi seimbang, rutin
berolahraga, dan menjauhi rokok. Adapun obat
yang biasa digunakan untuk menangani angina
pectoris akibat penyakit jantung koroner antara
lain dengan golongan antiplatelet, golongan nitrat,
antikolesterol, dan lain sebagainya
Pencegahan Angina Pectoris

Angina pectoris dapat dicegah dengan


praktik pola hidup sehat dengan fokus
mengendalikan tekanan darah dan kadar
kolesterol di batas normal. Caranya antara
lain:
1. Makan banyak sayur dan buah serta
sumber protein rendah lemak seperti ikan
dan kacang-kacangan
2.Berolahraga secara teratur
3.Menjaga berat badan tetap sehat
4. Berhenti merokok
Kapan Harus ke Dokter?

Jika pernah merasa nyeri di dada tanpa


diketahui penyebabnya atau merasa terkena
serangan jantung, harus datangi dokter
secepatnya. Angina pectoris adalah tanda
bahwa otot jantung tak mendapat asupan
oksigen yang dibutuhkan. Meski tidak
mengakibatkan kerusakan permanen pada
jantung, kondisi ini bisa jadi merupakan
tanda awal serangan jantung sehingga harus
mendapat perhatian medis.

Anda mungkin juga menyukai