Anda di halaman 1dari 9

“MENCIPTAKAN KERUKUNAN

ANTARA UMAT AGAMA”

Doosen Pengampu: Dr.Luhut Simarmata,S.Th.,M.Th


ENJEL IKA BARUS
Kelompok 6 1
1223311024

2 YORA MARSIA BR SEMBIRING


1223311178

3 GABRIEL CHRISTOPER
1223311164
A. Bentuk-bentuk hubungan antara umat beragama

1.Sikap Ekslusivisme
Eksklusivisme adalah sikap yang hanya mengakui agamanya sebagai agama paling benar dan baik. Ini
adalah sikap fanatisme yang akan melahirkan berbagai akibat buruk antara lain timbulnya perpecahan,
perseteruan antara umat beragama dan berbagai konflik lainnya. Sikap eksklusivisme sempit seperti ini
juga diakui di kalangan warga Kristen dan secara khusus di kalangan mahasiswa yang menganggap sempit
terhadap makna keselamatan yang dibawakan oleh Yesus Kristus. Didalam Yohanes 14: 6 Yesus mau
mengatakan kemutlakan dirinya sebagai Jalan, Kebenaran, dan Hidup, termasuk kemutlakan bahwa
menuju sorga hanya ada satu pintu mutlak, yakni Yesus Kristus.
2. Sikap Inklusivisme

Sikap yang memahami bahwa kebenaran tidak hanya terdapat pada suatu kelompok. Hal ini berangkat dari
suatu keyakinan bahwa setiap agama membawa ajaran keselamatan. Semua agama pada substansinya adalah
sama, namun memiliki syarat dan ajaran yang berbeda-beda.

3.Pluarisme

Pluralisme adalah sikap yang menerima, menghargai dan memandang agama lain sebagaimana yang baik
dan benar serta memiliki jalan keselamatan.
B. Kerukunan hidup beragama
1. Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama
Sebagai umat beragama yang baik, kita wajib mengetahui, memahami dan mau menghargai perbedaan
Enter title
antara kita dengan umat beragama yang lain. Sikap menghargai dan menghormati perbedaan ajaran dan
gaya hidup umat beragama lain bukan berarti harus menerima dan menyetujui ajaran agama lain .
2. Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Yang Sama

Selain kita harus rukun dengan umat beragama yang lain maka kita juga harus rukun dengan sesama umat
beragama yang sama. Kita akan mampu hidup dengan umat beragama yang lain, apabila kita terlebih dahulu
menjaga kerukunan hidup dengan umat yang seagama.

3. Kerukunan Hidup Umat Beragama Dengan Pemerintah

Menurut pandangan Kristen bahwa pemerintah adalah merupakan wakil Allah di dunia. Dalam Alkitab dilukiskan
ada dua jenis pemerintah yakni: Pertama, Pemerintah yang berasal dari Allah atau sebagai wakil Allah (Roma 13:1-
17). Kedua, Pemerintah sebagai tempat kediaman roh-roh jahat atau pemerintah Babel atau pemerintah kekacauan
(Wahyu 13:1-18). Tetapi dalam hubungan ini kita memberi perhatian pada jenis pemerintah sebagai wakil Allah.
C. Beberapa Faktor Yang Mengganggu Kerukunan Hidup Beragama
• 1. Sikap Mental Negatif

• Sikap mental negatif ini nampak dalam kesombongan religius, prasangka dan intoleransi, misalnya umat beragama
tertentu mempunyai keyakinan bahwa agamanya memiliki ajaran yang paling benar. Akibatnya mereka sombong
dan merasa lebih tinggi dari pada pemeluk agama lain.

• 2. Faktor SARA (Suku Agama Ras dan Antar Golongan)

• Secara sosiologis dapat dipahami bahwa suku, agama, ras dan antar golongan adalah merupakan nilai pemersatu
bagi yang bersangkutan tetapi juga sering menjadi faktor penyebab perpecahan. Faktor Perbedaan Tingkat
Kebudayaan.

• 3. Dapat disadari bahwa perbedaan tingkat kebudayaan yang menyolok akan mengganggu keseimbangan,
keserasian dan keselarasan pergaulan kehidupan bangsa dan kelompok masyarakat. Sering terjadi bahwa sikap
superior pada tingkat kebudayaan yang tinggi (maju) dan sikap inferioir pada kelompok orang tingkat kebudayaan
rendah akan menimbulkan gap pemisah

• 4. Faktor Mayoritas Dan Minoritas Golongan Beragama. Dalam kehidupan umat bergama sering timbul sikap
merasa lebih berkuasa dari golongan mayoritas terhadap golongan minoritas. Golongan mayoritas menginginkan
hak-hak istimewa dari hak-hak yang diperoleh minoritas
D. Sikap kristen yang benar terhadap yang beragama lain
• 1. Sikap Kreatif Dan Kritis

• Sikap kreatif dan kritis dalam kehidupan dan pergaulan antar sesama menunjukkan kehidupan yang dewasa
dan bertanggungjawab. Di satu pihak orang Kristen harus menghayati dan mengamalkan imannya sesuai
kasih Kristus. Tetapi di pihak lain orang Kristen harus menggunakan pemikiran dan pemahamannya dalam
pergaulannya dengan orang-orang bukan Kristen.

• Rasul Paulus mengajar bahwa tugas orang Kristen tidak hanya sekedar memberitakan dan mengajarkan
Firman Tuhan kepada sesamanya. Tetapi lebih dari pada itu bahwa orang Kristen juga diminta bersedia
menegur orang lain asal cara menegur itu dengan penuh hormat dan kasih (I Tim 4:11,5:1-2).

• 2. Sikap Dialogis Dan Simpatik

• Menyaksikan iman Kristen kepada orang-orang yang beragama lain tidak cukup dengan memberitakan Injil
secara sepihak, melainkan orang Kristen juga harus mampu mendengar dan memberi perhatian terhadap
iman orang lain yang beragama lain.
Kesimpulan
Dari pembahasan dalam makalah ini, dapat disimpulkan bahwa kerukunan umat bragama yaitu
hubungan sesama umat beragama yang dilandasi dengan toleransi, saling pengertian, saling
menghormati, saling menghargai dalam kesetaraan pengamalan ajaran agamanya dan kerja sama dalam
kehidupan masyarakat dan bernegara. berbagai macam bahasan mengenai kerukunan antar umat
beragama, yaitu : Kendala-kendala yang dihadapi dalam mencapai kerukunan umat beragama di
Indonesia ada beberapa sebab, antara lain; rendahnya sikap toleransi, kepentingan politik dan sikap
fanatisme.
THANK YOU
DO YOU HAVE ANY
QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai