Anda di halaman 1dari 19

PENGENDALIAN KARBON

MONOKSIDA (CO)

OLEH KELOMPOK 4 :

MAYDILLAH FALEVY 141 000 106


DINDA ELFIRA 141 000 112
INTAN NURJANNAH 141 000 090
•Karbon monoksida, rumus
kimia CO , adalah gas yang
Penge tak berwarna, tak berbau, dan
tak berasa. Ia terdiri dari satu

rtian atom karbon yang secara


kovalen berikatan dengan
satu atom oksigen.
Dampak Pencemaran Karbon Monoksida
Jika terhisap ke dalam paru-paru , gas CO akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat
terjadi karena gas CO bersifat racun metabolis, yaitu racun yang ikut bereaksi secara metabolis dengan arah. Seperti oksigen, karbon monoksida mudah
bereaksi dengan darah (hemoglobin).

Terhadap
Terhadap
manusia
lingkunga
dan
n
hewan
Pengendalian Karbon Monoksida (CO)
Pengendalian
Pencemaran Karbon
Monoksida adalah upaya
pencegahan dan/ atau
penanggulangan Karbon
monoksida serta pemulihan
mutu udara.
Pengendalian Berdasarkan Peraturan Pemerintah
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41
Republik Indonesia
tahun 1999 Nomor 41 tahun
tentang Pengendalian 1999Udara
Pencemaran tentang
Presiden
Pengendalian Pencemaran Udara
Republik Indonesia Presiden
pada pasal 16 Republik
Indonesia pada pasal 16

Dikatakan bahwa Pengendalian pencemaran udara


meliputi pencegahan dan penanggulangan pencemaran,
serta pemulihan mutu udara dengan melakukan
inventarisasi mutu udara ambien, pencegahan sumber
pencemar, baik dari sumber bergerak maupun sumber
tidak bergerak termasuk sumber gangguan serta
penanggulangan keadaan darurat.
Pencegahan terhadap Munculnya CO

Sumber bergerak

Sumber tidak bergerak

Manusia
Sumber bergerak

Pada sumber bergerak, sumber CO kebanyakan berasal dari kendaraan


bermotor. Untuk mencegah munculnya CO, dapat dilakukan dengan :
1. merawat mesin kendaraan bermotor agar tetap baik, misalnya
melakukan servis yang teratur (Ahmad, R. 2004: 123)..
2. dilakukan uji emisi yang dilakukan pada setiap mobil dan melakukan
KIR kendaraan secara berkala, serta melakukan pemasangan filter pada
knalpot (Anonim, 2008).
Sumber tidak bergerak

Pada sumber yang tidak bergerak, sumber CO kebanyakan berasal dari


pabrik industri. Untuk mencegah munculnya CO, maka perlunya
melakukan perawatan pada mesin industri agar tetap baik dan melakukan
pengujian secara berkala, perlunya pemasangan scruber pada cerobong
asap serta perlunya penggunaan bahan bakar minyak atau batu bara
dengan kadar CO rendah (Anonim, 2008).
Manusia

1. Penggunaan alat pelindung diri (APD) seperti masker gas,


2. Menutup/menghindari tempat-tempat yang diduga
mengandung CO.
3. Jika diperlukan, lakukan pemasangan detektor karbon
monoksida yang dapat mendeteksi gas CO pada tingkat
tertentu dalam sebuah ruangan atau kendaraan.
Penanggulangan Karbon Monoksida (CO)

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan diantaranya,


yaitu :
Mengatur pertukaran udara di dalam ruang seperti
menggunakan exhaustfan
Bila terjadi korban keracunan CO maka diberikan
pengobatan atau pernafasan buatan serta segera
melarikan korban ke rumah sakit atau puskesmas
terdekat (Anonim,2008).
Sumber
bergerak
1. Pengurangan emisi metoda primer

2.Pengurangan emisi metoda sekunder


Sumber tidak
bergerak
1. Filter udara
Filter udara dimaksudkan
untuk menyaring partikel yang ikut
keluar pada cerobong agar tidak ikut
keluar ke lingkungan dan tidak
mencemari lingkungan. Pemilihan
jenis filter tergantung pada jenis dan
ukuran filter yang terdapat pada
sumber emisi (Mulia, 2005)
2. Pengendap siklon
Pengendap siklon adalah
pengendap debu atau abu yang
ikut dalam gas buangan.Prinsip
kerjanya yaitu dengan
memanfaatkan gaya sentrifugal
dari gas buangan yang
dihembuskan melalui tepi dinding
tabung silikon sehingga partikel
yang relatif berat akan jatuh ke
bawah (Wardhana, 2004).
3. Pengendap sistem gravitasi
Alat pengendap ini berupa
ruang panjang yang dialiri
udara kotor yang
mengandung partikel secara
perlahan sehingga
memungkinkan jatuhnya
partikel ke bawah akibat gaya
beratnya sendiri (Mulia,
2005).
4. Pengendap Elektrostatik
Pemisahan partikel dengan diameter dibawah
5 μm lebih efektif jika dilakukan dengan
menggunakan pengendap elektrostatik
dibandingkan dengan pengendap siklon dan
pengendap sistem gravitasi. Alat pengendap ini
berupa tabung silinder yang ditengahnya dipasangi
kawat yang dialiri arus listrik. Perbedaan tegangan
akan menimbulkan corona discharge di daerah
seputar silinder yang akan menyebabkan kotoran
udara mengalami ionisasi. Kotoran udara akan
menjadi ion negatif dan ditarik oleh dinding
tabung. Sedangkan udara bersih akan tertarik ke
tengah silinder dan dihembuskan keluar tabung
(Sunu, 2001).
 5. Filter Basah  6. Exhause Gas
Recirculation (EGR)
Nama lain filter basah yaitu
Scrubbers atau Wet Collectors.
Prinsip kerjanya yaitu Merupakan suatu teknik untuk
membersihkan udara kotor mengatur konsentrasi NO
dengan cara menyemprotkan air
dari bagian atas alat sedangkan
dalam gas buang kendaraan
udara yang kotor masuk dari bagian Bermotor dengan cara
bawah alat. Saat udara yang kotor
menurunkan konsentrasi
kontak dengan air, maka kotoran
akan ikut semprotan air turun ke NO atau dengan menurunkan
bawah. Gas yang bersih akan temperatur siklus puncaknya
keluar dari bagian atas tabung
(Chahaya, 2003).
(Wardhana, 2004).
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi tingkat
pencemaran udara, yaitu (Kusuma, 2002):

1. Mengembangkan substitusi bahan bakar dengan tujuan untuk


mengurangi polutan (substitusi ini bisa berupa bahan bakar tanpa timbal
ataupun gas).

2. Mengurangi melakukan perjalanan yang tidak perlu

3. Mengurangi dan membatasi pemakaian kendaraan pribadi, shift/pindah


kepada pemakaian Transportasi Masal

4. Merencanakan tata ruang kota/wilayah yang lebih


baik

5. Meningkatkan efisiensi dan performance mesin kendaraan


6. Mengembangkan sumber tenaga alternatif yang rendah polusi (sumber
tenaga bisa berupa tenaga listrik, tenaga surya, ataupun tenaga angin).

7. Menggunakan Natural Gas sebagai bahan bakar kendaraan sangat baik


untuk mengurangi GRK maupun Polusi Udara (karena pembakarannya lebih
bersih,sedikit gas buang, dan rendah CO2)
8. Menggunakan Bio-Ethanol dan Bio-Methanol sebagai Bio-Energi yang
berasal dari tumbuhan yang ditanaman secara berkelanjutan, sangat baik bagi
mengurangi GRK maupun Polusi Udara (lebih sedikit meng-emisi
NOx,CO,HC,Partikel).
9. Upaya perbaikan BBM yang berasal dari Fossil Fuel yang digunakan saat
ini seperti mengurangi kandungan Sulphur dan melarang penggunaan
Timbal/Pb, sangat bermanfaat untuk mengurangi Polusi Udara , namun
relatif tidak berdampak untuk pengurangan GRK

10. Memodifikasi mesin untuk mengurangi jumlah polutan yang


terbentuk
Kesimpulan

1. Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran tak


sempurna dari senyawa karbon, sering terjadi pada mesin
pembakaran dalam.
2. Karbon monoksida di lingkungan dapat terbentuk secara
ilmiah, tetapi sumber utamanya adalah kegiatan manusia.
3. Pengendalian pencemaran karbon monoksida adalah upaya
pencegahan dan/atau penanggulangan karbon monoksida
serta pemulihan mutu udara.
4. Perlu dilakukan pencegahan terhadap munculnya CO,
pencegahan tersebut meliputi pencegahan munculnya CO
pada sumber bergerak dan sumber yang tidak bergerak.

Anda mungkin juga menyukai