3
Pendekatan Kontekstual
dalam Pembelajaran Bahasa
Indonesia & Sastra Indonesia
Di Susun Oleh:
1) Akhmad Dedi Wahyudi (858798764)
2) Akhmad Aziz (858798829)
3) Afif Yahya Masruri (858798843)
4) Nikken Thia Ayu Savitri (858798868)
5) Qoriatul Hasanah (858798875)
A. Latar Belakang
Dalam pendidikan, sekolah haruslah mengembangkan semua potensi
yang ada di sekolah itu. Pendidikan adalah tanggung jawab bersama
antara sekolah, orang tua, pemerintah, dan masyarakat. Semua itu
dilakukan semata- mata agar hasil belajar siswa menjadi lebih baik, lebih
bermakna, lebih tahan lama, lebih sesuai dengan lingkungannya, dan
sebagainya.
oleh manusia sedikit demi sedikit yang dipandang sebagai kegiatan guru untuk
dan apabila dikehendaki informasi itu perhatian pada aspek yang mereka belum
berpikir tentang apa yang sudah dipelajari Asesmen adalah proses pengumpulan
atau sudah dilakukan. Menurut Suyanto berbagai data yang bisa memberikan
1. Kerjasama dilakukan dengan warga 2. Guru bahasa dan sastra Indonesia harus
sekolah maupun luar sekolah seperti merancang kelas dalam suasana yang
Masyarakat sekitar. Dengan melakukan gembira, menyenangkan dan tidak ada
Kerjasama, pembelajaran akan dapat tekanan. Guru bisa menggunakan media
berjalan dengan maksimal, misalkan pembelajaran yang menarik dan juga
Kerjasama antara guru dengan orang tua dan dapat melakukan kegiatan yang
masyarakat yang ahli atau pandai dalam menyenangkan yang terkait dengan materi
bidang bahasa dan sastra Indonesia dapat pembelajaran seperti bernyanyi, menonton
didatangkan dan dijadikan sumberbelajar video, melakukan permainan dll.
bagi siswa. Hal ini dapat memperkaya
pengetahuan siswa dan juga sebagai cara
guru untuk meningkatkan kompetensinya.
3. Guru bahasa dan sastra Indonesia 4. Kelas bahasa dan sastra Indonesia tidak
selalu merancang pembelajaran secara hanya memanfaatkan sumber belajar yang
terintegrasi. Misalkan dalam Pelajaran ada dikelas, tetapi juga dapat
bahasa dan sastra Indonesia dapat memanfaatkan sumberbelajar yang ada
diintegrasikan dengan Pelajaran lainnya diluar kelas seperti pada materi tentang
seperti IPS dan juga IPA. Seperti pada berwawancara, siswa bisa diajak keluar
pembelajaran tentang menulis puisi kelas untuk mewawancarai tokoh atau
tentang keindahan alam, dapat dirancang orang yang cocok untuk dijadikan
secara integrative dengan Pelajaran IPA. narasumber, atau juga bisa tokoh atau
orang tersebut didatangkan kedalam kelas.
Hal ini dapat membuat pembelajaran
bersifat alamiah, tidak dibuat-buat, tidak
bersifat artifisial.
5. Kelas bahasa dan sastra Indonesia 6. Dalam kelas bahasa dan sastra
mengarahkan siswa untuk mencari Indonesia, guru melakukan asesmen
informasi tentang materi Pelajaran. autentik. Guru lebih fokus kepada proses
Misalnya, siswa diminta untuk mencari mencapai kompetensi daripada hasil
ciri-ciri surat pribadi, menemukan ciri-ciri pencapaiannya. Misalkan, Ketika guru
pantun secara berkelompok. Siswa akan ingi melihat kemampuan siswa dalam
lebih banyak bertanya untuk mengetahui menulis, guru akan melakukan tes menulis
apa yang mereka belum kuasai atau seperti menulis cerita pendek/pengalaman
mereka ketahui. Mereka akan menyadari mereka saat liburan, untuk melihat
bahwa tanpa bertanya mereka tidak akan kemampuan membaca, guru akan
dapat menemukan atau mengetahui melakukan tes berbicara seperti bercerita,
sesuatu. menyampaikan pendapat dll.
7. Dalam kelas bahasa dan sastra
Indonesia selalu diakhiri dengan kegiatan
refleksi untuk melihat kembali apa yang
telah dilakukan oleh guru dan siswa.
Kegiatan ini dilakukan untuk bahan
perenungan tentang apa yang sudah
dipelajari. Dengan cara ini, apa yang
sudah dipelajari anak adalah sesuatu yang
penting dalam proses konstruksinya
sehingga akan bertahan lama.
Terima
Kasih !