Anda di halaman 1dari 28

PERTEMUAN KE-13

BAGIAN
WARISAN
UNTUK CUCU
I. BAGIAN CUCU MENURUT
AJARAN HAZAIRIN-BILATERAL
 MAWALI: ahli waris pengganti
 Cucu adalah mawali dari anak pewaris
 Cucu adalah setiap keturunan baik laki-laki
maupun perempuan baik dari anak laki-laki
maupun anak perempuan pewaris
 Dasar hukum: An Nisa ayat 33
 “Bagitiap-tiap harta peninggalan dari ibu-
bapaknya dan kerabatnya, Kami jadikan mawali.
Dan (jika ada) orang-orang yang kamu telah
bersumpah setia dengan mereka, maka berilah
pada mereka bagiannya. Sesungguhnya Allah
menyaksikan segala sesuatu.”
GARIS HUKUM AN NISA AYAT 33
a. Bagi setiap orang, Kami telah menjadikan
mawali dari harta peninggalan ibu
bapaknya  untuk cucu
b. Bagi setiap orang, Kami telah menjadikan
mawali dari harta peninggalan kerabatnya
 untuk keponakan (anak saudara)
c. Bagi setiap orang, Kami telah menjadikan
mawali dari harta peninggalan tolan
seperjanjiannya
d. Maka berikanlah kepada mereka bagian
warisan mereka
CONT’D
 Besar bagian cucu (secara keseluruhan)
adalah sebesar bagian warisan yang
diperoleh orangtuanya (orang tua dari cucu =
anak pewaris)
 Perolehan besar bagian cucu adalah sesuai
dengan yang ditentukan dalam An Nisa ayat
11 a, b, dan c, yaitu bagian warisan sebagai
anak
LATIHAN 1
1 2 3

A C H
D I

B E G
F J K L
LATIHAN 2
4 5

A B C H I J

G N
D E F K L M
II. BAGIAN CUCU MENURUT
AJARAN SYAFI’I-PATRILINEAL
 Cucu adalah keturunan, baik laki-laki
maupun perempuan, melalui anak laki-laki
saja dan seterusnya dalam garis lurus ke
bawah melalui keturunan laki-laki saja
 Cucu (baik laki-laki maupun perempuan)
melalui anak perempuan tergolong dzul
arham:
 dapat tampil mewaris apabila tidak ada dzul
faraid karena hubungan darah dan asabah.
 dapat tampil mewaris bersama ahli waris dzul
faraid karena hubungan semenda (janda atau
duda)
DASAR HUKUM BAGIAN
WARISAN UNTUK CUCU
1. An Nisa ayat 11
2. Hadis Ibnu Abbas
 “Serahkanlah bagian itu kepada yang berhak,
kemudian sisanya adalah untuk laki-laki yang
lebih dekat”
DASAR HUKUM BAGIAN
WARISAN UNTUK CUCU
3. Hadis Zaid bin Tsabit
 Cucu-cucu pancar laki-laki menduduki derajat anak-
anak laki-laki bila si mati tidak meninggalkan anak-
anak. Kelaki-lakian mereka (cucu-cucu) seperti
kelaki-lakian anak-anak mereka, dan keperempuanan
mereka (cucu-cucu) seperti keperempuan anak-anak,
yakni mereka mewarisi sebagaimana halnya anak-
anak mewarisi dan dapat menghijab sebagaimana
halnya anak-anak menghijab dan cucu-cucu pancar
laki-laki tidak dapat mewarisi bersama dengan anak
laki-laki. Oleh karena itu bila seorang meninggalkan
seorang anak perempuan dan cucu laki-laki pancar
laki-laki, maka untuk anak perempuan mendapat
separoh dan untuk cucu laki-laki mendapat sisanya.
GARIS HUKUM HADIS ZAID BIN
TSABIT
a. Cucu laki-laki melalui anak laki-laki menempati
tempat anak laki-laki, bila tidak ada anak laki-
laki dan tidak ada anak perempuan.
b. Cucu perempuan melalui anak laki-laki
menempati tempat anak perempuan, bila tidak
ada anak laki-laki dan tidak ada anak
perempuan.
c. Cucu laki-laki melalui anak laki-laki yang
menempati tempat anak laki-laki, bila tidak
ada anak laki-laki dan tidak ada anak
perempuan itu, mewaris dan menghijab sama
seperti anak laki-laki
CONT’D
d. Cucu perempuan melalui anak laki-laki yang
menempati tempat anak perempuan, bila
tidak ada anak laki-laki dan tidak ada anak
perempuan itu, mewaris dan menghijab sama
seperti anak perempuan
e. Cucu laki-laki melalui anak laki-laki tidak
mewaris bila ada anak laki-laki
f. Bila ahli waris terdiri atas seorang anak
perempuan dan cucu laki-laki melalui anak
laki-laki, maka anak perempuan itu
memperoleh ½ harta peninggalan dan cucu
laki-laki melalui anak laki-laki itu memperoleh
sisa
DASAR HUKUM BAGIAN
WARISAN UNTUK CUCU
4. Hadis Ibnu Mas’ud
 Rasulullah saw pernah hukumkan untuk seorang
anak perempuan separoh dan untuk seorang cucu
perempuan seperenam buat mencukupkan dua
pertiga (takmilah), dan selebihnya itu untuk
saudara perempuan.
BAGIAN WARISAN CUCU LAKI-
LAKI
 Jika pewaris meninggalkan cucu laki-laki,
maka besar bagiannya adalah seluruh harta
warisan (ashabah binnafsihi, Hadis Ibnu
Abbas)
 Jika pewaris meninggalkan cucu laki-laki dan
cucu perempuan, maka besar bagiannya dua
bagian dari bagian cucu perempuan (ashabah
binnafsihi, QS An Nisa 11a jo Hadis Zaid bin
Tsabit)
HAAJIB DAN MAHJUB
 Cucu laki-laki terhijab oleh anak laki-laki
 Cucu laki-laki dapat menghijab saudara
(sekandung, sebapak, seibu) pewaris
LATIHAN 3
6 7

A C D
E

B F H
G
LATIHAN 4
8 9

A B I J
C K

D E G H L P
F M N O
BAGIAN WARISAN CUCU
PEREMPUAN
 Jika pewaris meninggalkan seorang cucu
perempuan, maka besar bagiannya adalah ½ (zul
faraidh, QS An Nisa 11c jo Hadis Zaid bin Tsabit)
 Jika pewaris meninggalkan dua atau lebih cucu
perempuan, maka besar bagiannya adalah 2/3
bersama (zul faraidh, QS An Nisa 11b jo Hadis
Zaid bin Tsabit)
 Jika pewaris meninggalkan cucu perempuan
bersama cucu laki-laki, maka besar bagian cucu
laki-laki adalah dua bagian dari cucu perempuan
(ashabah bil ghairi, QS An Nisa 11a jo Hadis Zaid
bin Tsabit)
CONT’D
 Jika cucu perempuan mewaris bersama seorang
anak perempuan, maka besar bagiannya adalah 1/6
sebagai penyempurna 2/3 (takmilah) bersama anak
perempuan itu (zul faraidh, Hadis Ibnu Mas’ud)
 Jika pewaris meninggalkan anak perempuan (satu
orang atau lebih) dan tidak meninggalkan anak
laki-laki, dan cucu perempuan bersama cucu laki-
laki, maka bagian anak perempuan adalah
sebagaimana ia berkedudukan sebagai anak
perempuan, dan bagian cucu perempuan adalah
satu bagian dari dua bagian cucu laki-laki (ashabah
bil ghairi, QS An Nisa ayat 11 jo Hadis Zaid bin
Tsabit)
HAAJIB DAN MAHJUB
 Cucu perempuan menghijab saudara seibu
pewaris dan zul arham (cucu dari anak atau
keturunan perempuan)
 Cucu perempuan terhijab oleh:
 Anak laki-laki
 Dua atau lebih anak perempuan, kecuali cucu
perempuan mewaris bersama cucu laki-laki

 Cucu laki-laki yang lebih tinggi derajatnya


 Dua atau lebih cucu perempuan yang
kedudukannya lebih tinggi derajatnya, kecuali ia
mewaris bersama cucu laki-laki yang sederajat
atau lebih rendah derajatnya
LATIHAN 5
10 11

A C D
E

I
B F G H
LATIHAN 6
12 13 14

A E K
B D I J

C F G H L M N
LATIHAN 7
15 16

A G
B C F

D I
E H J
WASIAT WAJIBAH BAGI CUCU MENURUT UU
MESIR NO. 71 TH. 1946 TENTANG WASIAT
 Besar wasiat wajibah bagi cucu yang terhalang
menjadi ahli waris menurut hukum kewarisan
Islam ajaran Patrilineal Syafi’i adalah sebesar
bagian yang diterima orang tua cucu tersebut
dengan batasan besar bagian warisan yang
dapat diperoleh cucu tersebut adalah tidak
boleh lebih dari sepertiga.
 Syarat menerima wasiat wajibah adalah:
 Cucu adalah orang yang berhak menerima harta
warisan
 Pewaris tidak memberikan kepada cucu tersebut
jalan lain sebesar yang ditentukan baginya
CONTOH KASUS
 Lihat contoh kasus pada buku (biru) “Hukum
Kewarisan Islam di Indonesia” halaman 80 -
86
III. BAGIAN CUCU MENURUT
KOMPILASI HUKUM ISLAM
 Istilah: AHLI WARIS PENGGANTI
 Cucu adalah keturunan laki-laki dan
perempuan melalui anak laki-laki maupun
anak perempuan pewaris
 Pasal 185 KHI
1) Ahli waris yang meninggal lebih dahulu dari
pada si pewaris maka kedudukannya dapat
digantikan oleh anaknya, kecuali mereka yang
tersebut dalam Pasal 173.
2) Bagian bagi ahli waris pengganti tidak boleh
melebihi dari bagian ahli waris yang sederajat
dengan yang diganti.
LATIHAN 8
17 18 19

A C E G J L
B F K

D H I M
N
LATIHAN 9
20

B
A

C
TERIMA KASIH

WASSALAM

Anda mungkin juga menyukai