SELEKTA
HAL KHUSUS DALAM HUKUM WARIS
ISLAM
MATERI 1
AHLI WARIS DZUL ARHAM
pengertian
Asal kata: arham= rahim= kandungan
Keluarga selain dzul furudl dan ashabah
14 golongan ahli waris laki-laki:
1 = anak laki-laki
2 = cucu laki-laki dari anak laki-laki
3 = bapak
4 = kakek dari bapak dan seterusnya ke atas
5 = saudara laki-laki sekandung
6 = saudara laki-laki sebapak
7 = saudara laki-laki seibu
8 = anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung
9 = anak laki-laki dari saudara sebapak
10 = paman (saudara laki-laki bapak yang sekandung)
11 = paman (saudara laki-laki bapak yang sebapak)
12 = anak laki-laki dari paman yang sekandung dengan bapak
13 = anak laki-laki dari paman yang sebapak dengan bapak
14 = suami
9 Golongan ahli waris
perempuan:
1 = anak perempuan
2 = cucu perempuan (anak perempuan dari anak laki-laki)
3 = ibu
4 = nenek (ibu dari bapak)
5 = nenek (ibu dari ibu dan seterusnya ke atas)
6 = saudara perempuan sekandung
7 = saudara perempuan sebapak
8 = saudara perempuan yang seibu
9 = istri
Siapa Dzul Arham?
Anak perempuan Anak paman seibu
dari anak Paman seibu
perempuan (cucu) Saudara laki-laki ibu
Keponakan dari Saudara perempuan
saudara perempuan ibu
Anak perempuan Saudara perempuan
dari saudara laki-laki ayah
Anak perempuan Anak saudara seibu
paman
Bapak dari ibu
paman seibu
Beberapa pandangan
Mazhab ahl al qarabah: diantara ahli waris ada
kelompok yang lebih diutamakan:
Banuwwah (anak, cucu dst), Ubuwwah (kakek nenek dst),
Ukhuwwah (anak saudara/kemenakan), Umummah
(paman, bibi dan keturunan)
Mazhab Ahl Al Tanzil: dalam menentukan siapa
diantara dzul arham yang berhak mewaris maka
menempatkan kedudukan ahli waris yang
menghubungkan pada pewaris. Misalnya: cucu
perempuan dari anak perempuan dianggap sebagai
anak perempuan
Mazhab Ahl al Rahim: semuanya punya kedudukan
Cara pembagian:
Secara penggantian: ahli waris dzul arham menerima
kewarisan menurut ahli waris terdekat yang
menghubungkan dengan pewaris.
misalnya ayah dari ibu, cucu dari anak perempuan
Karena Ibu 1/6, maka ayah dari ibu mendapat 1/6
Anak perempuan ½, maka cucu dari anak perempuan
mendapat 1/2
Secara kedekatan: ahli waris dzul arham mendapat
warisan berdasar kedekatan, seperti halnya urutan
ashabah. (ashabah versi dari keluarga perempuan)
ANAK DALAM KANDUNGAN
WARISAN ANAK DALAM
KANDUNGAN
Syarat kewarisan: ahli waris adalah seseorang yang
pada saat si pewaris meninggal dunia jelas hidupnya.
Anak yang dalam kandungan belum memiliki
kejelasan:
Apakah dia akan hidup atau mati
Apakah laki-laki atau perempuan
Dapat diatasi dengan pembagian sementara, dimana
setelah anak lahir dilakukan pembagian yang
sebenarnya.
Prinsip pembagian sementara, misalnya memberi
pada sebagian yang pasti, atau memberi yang paling
banyak bagi janin (misalnya sbg anak laki-laki),
Syarat anak dalam kandungan
Dapat diyakini bahwa anak itu telah ada dalam
kandungan ibunya pada saat si pewaris
meninggal dunia
Bayi yang ada dalam kandungan tersebut
dilahirkan dalam keadaan hidup, sebab hanya
ahli waris yang hidup (pada saat kematian
pewaris) yang berhak untuk mendapat harta
warisan.
Bayi lahir hidup, kemudian meninggal? “tanda
menangis”. Jadi jika sudah menangis
kemudian meninggal, maka akan ada
ASIR (ORANG TERTAWAN)
pengertian
Orang yang tidak diketahui hidup matinya,
orang yang terputus beritanya
Pandangan mazhab:
Hanafi: dinyatakan meninggal dengan melihat
orang yang sebaya dengannya
Maliki: batasannya 70 tahun
Hambali: 4 tahun
Cara pembagian
Orang yang hilang sebagai penghalang: harta
dibekukan sementara sampai ada kepastian
Ahli waris yang hilang bukan sebagai
penghalang, bahkan ia berhak mendapat
warisan: jika bagian sama maka dibagi sama,
jika bagian beda, maka yang ada menerima
bagian yang lebih sedikit
WASIAT DAN WASIAT
WAJIBAH
WASIAT
Adalah penghibahan harta dari seseorang kepada
orang lain sesudah meninggalnya orang lain
tersebut.
Suatu tasharruf (pelepasan)terhadap harta
peninggalan yang dilaksanakan sesudah
meninggal dunia seseorang.
Menurut hukum asal, wasiat adalah ikhtiyariyah,
suatu perbuatan yang dilakukan dengan kemauan
hati dalam keadaan apapun. Karenanya tidak ada
dalam syariat islam suatu wasiat yang wajib
dilakukan dengan jalan putusan hakim.
KADAR WASIAT
Tidak boleh melebihi 1/3 (sepertiga) dari
hartanya
Dasar: Hadist Riwayat Bukhari Muslim, disaat
ada seseorang yang hanya memiliki ahli waris
seorang anak perempuan, dan akan
mewasiatkan hartanya untuk amal. Rasul
melarang memberikan saat memberikan 2/3
(dua pertiga), kemudian juga melarang saat
akan memberikan ½ (setengah), dan
menyatakan 1/3 (sepertiga). Hal ini dengan
tujuan melindungi ahli waris dalam keadaan
miskin.
WASIAT WAJIBAH
Pada dasarnya wasiat adalah tindakah ikhtiyariyah
(suatu perbuatan yang dilakukan dengan kemauan
hati dalam keadaan apapun). Akan tetapi
kebebasan hanya berlaku untuk orang-orang yang
BUKAN KERABAT DEKAT.
Jadi, untuk kerabat dekat yang TIDAK MENDAPAT
WARISAN, maka wajib membuat WASIAT.
Apabila TIDAK diadakan wasiat untuk kerabat dekat
yang tidak mendapat warisan, maka HAKIM harus
bertindak sebagai PEWARIS. Yakni memberikan
sebagian warisan kepada kerabat yang tidak
mendapat warisan sebagai suatu wasiat wajib bagi
CONTOH
Ahli waris ∑
ahli
keterangan
waris
Kakek dan saudara laki- 2 Kakek ½ bagian, maka muqasamah lebih baik
laki daripada hanya mendapat 1/6 bagian
Kakek, saudara laki-laki 5 Kakek 2/5 bagian, maka muqasamah lebih baik
dan saudara perempuan daripada hanya mendapat 1/6 bagian
Kakek, saudara laki-laki 6 Kakek 2/6 bagian, maka muqasamah lebih baik
dan 2 saudara daripada hanya mendapat 1/6 bagian
perempuan
Kakek, 2 saudara laki- 7 Kakek 2/7 bagian, maka muqasamah lebih baik
laki, dan saudara daripada hanya mendapat 1/6 bagian
perempuan
Kakek dan 3 saudara 4 Kakek ¼ bagian, maka muqasamah lebih baik
laki-laki daripada hanya mendapat 1/6 bagian
Kakek, 3 saudara laki- 9 Kakek 2/9 bagian, maka muqasamah lebih baik
laki dan saudara daripada hanya mendapat 1/6 bagian
Contoh perhitungan muqasamah
dimana kakek mendapat sama besar
dari 1/6 bagian warisan