MAWARIS
Manusia hidup di dunia hanya sementara. Suatu saat, tanpa diduga, manusia
dapat meninggal kapan saja. Ketika manusia meninggal dunia, ada harta
maupun tanggungan yang ditinggalkan. Berpindahnya hak dan kewajiban atas
segala harta maupun tanggungan dari orang yang meninggal dunia kepada
keluarganya yang masih hidup disebut warisan. Sedangkan yang dimaksud harta
waris adalah sisa dari kekayaan orang yang meninggal setelah dikurangi untuk
beberapa hal berikut :
Yang artinya :
Pelajarilah ilmu Faraidh (ilmu pembagian harta waris) dan ajarkan dia kepada
manusia, sebab dialah separuh ilmu dan dia mudah dilupakan orang, dan dia
sesuatu yang akan dicabut pertama kali dari umatnya. (HR. Ibnu Majah dan
Daruquthni)
Hukum mawaris islam bersumber kepada Al-Quran dan hadis. Beberapa ayat AL-
Quran yang membahas tentang hukum mawaris antara lain:
Apabila seseorang telah meninggal dunia, ada beberapa kewajiban yang harus
diselesaikan sebelum hartanya dibagikan kepada ahli waris, yaitu :
Ahli waris adalah orang-orang yang akan mendapat warisan (harta peninggalan)
dari seseorang yang telah meninggal dunia. Dasar kewarisan dalam ajaran islam
dibagi menjadi empat, yaitu : hubungan darah (kekerabatan), perkawinan,
persaudaraan karena memerdekakan budak, dan agama.
Seorang ahli waris bisa gugur haknya menjadi ahli waris karena beberapa
hal berikut:
1. Membunuh, seorang pembunuh tidak berhak mendapat warisan dari orang
yang dibunuhnya. Dari Umar Ibnu Syuaib, dari ayahnya, dari kakenya
bahwa Rasulullah saw bersabda:
yang artinya :
pembunuh tidak mendapat warisan apapun dari yang dibunuh. (HR. An-
Nasai)
2. Murtad, seseorang yang murtad (keluar dari agama islam) gugur haknya
sebagai ahli waris dari keluarganya yang muslim, demikian pula
sebaliknya. Hal ini dijelaskan dalam hadis Nabi Muhammad saw berikut.
Dari Usamah bin Zaid ra, berkata Nabi Muhammad saw bersabda, Orang
muslim tidak boleh mewarisi orang kafir, dan orang kafir tidak boleh
mewarisi orang muslim. (HR. Muslim)
3. Hamba sahaya, seorang hamba sahaya tidak berhak menerima, maka
bagiannya akan menjadi milik tuannya.
4. Meninggal secara bersamaan dalam satu waktu, sehingga tidak diketahui
siapa di antara mereka itu yang lebih dulu meninggal dunia.
Apabila lima belas ahli waris yang diatas masih hidup, maka yang
mendapat bagian dari harta warisan adalah sebagai berikut.
a. Anak laki-laki
b. Suami
c. Bapak
Apabila sepuluh ahli waris di atas masih hidup, maka yang mendapat
bagian warisan adalah sebagai berikut:
a. Ibu
b. Anak perempuan
c. Cucu perempuan dari anak laki-laki
d. Saudara perempuan kandung
e. Istri
Apabila semua ahli waris laki-laki dan perempuan yang berjumlah dua
puluh lima orang itu masih hidup, maka yang mendapat bagian dari harta
warisan adalah sebagai berikut:
Ditinjau dari segi ketentuan perolehan bagian dari harta warisan, ahli waris
dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu Zawil Furudh dan Ashabah.
1. Zawil Furudh adalah ahli waris yang perolehan harta warisannya telah
ditetapkan dalam Al-Quran dan Sunnah Nabi, yang termasuk zawil furudh
adalah mereka yang mendapat bagian sebagai berikut:
a. Setengah (1/2)
b. Seperempat (1/4)
c. Seperdelapan (1/8)
d. Sepertiga (1/3)
e. Seperenam (1/6)
f. Dua pertiga (2/3)
Hijab adalah tabir atau penghalang bagi ahli waris untuk menerima harta
warisan karena ada ahli waris yang lebih dekat atau yang lebih berhak. Hijab
dibagi menjadi dua macam, yaitu: hijab nuqsan dan hijab hirman.
1. Hijab nuqsan adalah hijab yang dapat mengurangi bagian dari harta
warisan bagi ahli waris tertentu karena bersama-sama dengan ahli waris
lain tertentu pula. Misalnya, si pewaris hanya meninggalkan ahli waris istri
dan ahli waris lain, tetapi tidak meninggalkan anak/cucu, maka bersarnya
bagian harta waris istri adalah dari harta warisan. Meskipun demikian,
apabila pewaris juga meninggalkan anak/cucu, maka bagian istri berubah
menjadi 1/8 dari harta waris. Dalam hal ini anak/cucu menjadi hijab
nuqsan bagi istri.
2. Hijab hirman adalah hijab yang menyebabkan ahli waris kehilangan
haknya atas harta waris karena terhalang oleh ahli waris yang lebih dekat
atau lebih berhak. Berikut ini adalah beberapa contoh hijab hirman.
a. Cucu laki-laki tidak berhak menerima karena adanya anak laki-laki
b. Kakek tidak berhak menerima karena adanya bapak
c. Nenek tidak berhak menerima karena adanya ibu
d. Saudara seibu sebapak tidak berhak menerima selama ada anak laki-
laki dan bapak
e. Saudara laki-laki/perempuan sebapak tidak berhak menerima apabila
ada anak laki-laki, cucu laki-laki, bapak, saudara laki-laki sekandung,
dan saudara perempuan sekandung jika berashabah bersama-sama
dengan anak perempuan (cucu perempuan)
Setelah mengeluarkan segala biaya, hutang, dan wasiat dari harta waris, barulah
warisan dibagikan dengan menentukan beberapa hal berikut.
Jika ahli waris terdiri dari zawil furudh saja atau ashabah saja, maka harta
warisan dibagikan kepada mereka sesuai dengan yang telah ditentukan
syariat.
Namun, jika ternyata ahli waris terdiri dari zawil furudh dan ashabah maka
harta warisan pertama dibagikan kepada zawil furudh dan sisanya baru
diberikan kepada ashabah sesuai ketentuan syariat.
Dalam menentukan pembagian harta warisan, seseorang dapat meminta
bantuan dari pejabat yang berwenang dalam hal ini Mahkamah Syariah atau
Pengadilan Agama.
Cara penghitungan
Dalam pembagian harta waris kadang ada perhitungan yang tidak habis atau
bahkan berkurang setelah bagian-bagian yang ada diberikan. Hal-hal yang
demikian memerlukan hitungan tersendiri, misalnya Al-Rd, Al-Aul, dan Al-
Gharawain.
1. Al-Rd, yaitu pembagian harta waris yang memiliki sisa warisan yang
diberikan kepada ahli waris yang sedarah.
Cara perhitungan
Bagian sisa tersebut dibagi untuk ibu dan anak karena adanya pertalian darah
dengan yang mewariskan harta. Sedangkan istri tidak. Cara pembagiannya
adalah:
=1:4
1 1 1
Jadi, bagian ibu =
= bagian
5 24 120
4 1 4 1
Bagian dua anak perempuan =
= = bagian
5 24 120 30
Sehingga didapatkan bahwa harta warisan terbagi habis. Baik Al-Aul dan Al-
Raad, tujuannya adalah agar harta waris dapat dibagi habis sesuai dengan
ketentuan dan tidak ada ahli waris yang berhak menerima ashabah (sisa).
3. Al-Gharawain, yaitu apabila ahli waris hanya terdiri dari istri atau suami
serta bapak dan ibu. Ini berarti dua masalah yang muncul karena
pembagian warisan untuk bapak dan ibu menyalahi ketentuan umum,
yakni bagian ibu menjadi 1/3 bagian dari sisa warisan dan bapak 2/3 dari
sisa warisan setelah diambil istri (suami). Hal ini berdasarkan asumsi
bahwa laki-laki 2 kali bagian perempuan.
contoh soal 11.5
seorang pewaris (istri) meninggalkan harta warisan berupa
perhiasan emas seberat 300 gram. Ahli waris terdiri dari suami,
ibu, dan bapak. Berapa bagian masing-masing?
Cara perhitungan
Bagian suami = x 300 gram = 150 gram
Ibu dan bapak mendapat ashabah (sisa), yaitu:
= 300 gram 150 gram = 150 gram
Bagian laki-laki adalah dua kali bagian perempuan.
Bapak : ibu =2:1
Jumlahkan angka pembanding, maka didapat angka 3
Bagian bapak = 2/3 X 150 gram = 100 gram
Bagian ibu = 1/3 x 150 gram = 50 gram
UJI KOMPETENSI
Berilah tanda silang (x) pada jawaban yang paling benar!
5. Berikut ini yang bukan penyebab seseorang mendapat harta waris adalah...
a. Karena hubungan darah
b. Hubungan perkawinan
c. Memerdekakan budak
d. Hubungan agama
e. Karena tetangga dekat
6. Apabila semua ahli waris laki-laki masih hidup, maka yang berhak atas warisan adalah...
a. Anak laki-laki, anak perempuan, dan bapak
b. Bapak, ibu, dan suami
c. Anak laki-laki, bapak, dan ibu
d. Anak laki-laki, suami, dan bapak
e. Anak, ibu, dan bapak
7. Yang dimaksut dengan zawil furudh adalah ...
a. Ahli waris laki-laki
b. Ahli waris perempuan
c. Ahli waris yang mendapat tertentu yang telah ditetapkan dalam Al-Quran dan Hadits
d. Ahli waris yang mendapatkan sisa setelah dibagi menurut ketentuan zawil furudh
e. Ahli waris yang terhalang mendapat warisan
8. Ahli waris yang mendapat sisa setelah dibagi menurut zawil furudh disebut ...
a. Ashabah
b. Zawil furudh
c. Hijab
d. Mahjub
e. Nasab
9. Pernyataan dibawah ini yang tidak tergolong hikmah pembagian harta warisan adalah...
a. Menjauhkan diri dari sifat serakah
b. Mempererat ikatan persaudaraan
c. Menyebabkan keretakan dalam keluarga
d. Mendidik sikap mematuhi ketentuan Allah
e. Menegakkan keadilan dalam keluarga
10. Apabila sepulug ahli waris perempuan masih hidup, maka yang berhak atas warisan adalah...
a. Ibu, nenek, dan saudara perempuan kandung
b. Ibu, anak perempuan cucu perempuan dari anak laki-laki, saudara perempuan kandung,
dan istri
c. Suami atau istri, ibu, bapak, anak laki-laki, dan anak perempuan
d. Anak laki-laki, suami, dan bapak
e. Ibu, anak perempuan, saudara perempuan seibu, dan saudara perempuan sebapak
11. Ahli waris yang menjadi ashabah dengan sendirinya dan bukan karena ditarik oleh zawil
furudh adalah...
a. Ashabah binafsih
b. Ashabah bilghair
c. Ashabah maalghair
d. Ashabah
e. Hijab
12. Tabir atau penghalang bagi ahli waris untuk menerima harta warisan karena ada ahli waris
yang lebih dekat atau lebih berhak disebut...
a. Al-Rad
b. Al-Aul
c. Al-Gharawain
d. Hijab
e. Ashabah
13. Undang-undang yang mengatur tentang tata cara pembagian warisan adalah...
a. UU No 2 tahun 1989
b. UU No 3 tahun 1989
c. UU No 7 tahun 1989
d. UU No 1 tahun 1974
e. UU No 2 tahun 1974
14. Berikut ini yang tidak dapat menyebabkan seorang pewaris kehilangan haknya karena...
a. Membunuh
b. Murtad
c. Hamba sahaya
d. Berkelahi
e. Sama-sama meninggal dalam 1 waktu
15. Besarnya wasiat tidak boleh lebih dari...
a. Sepertiga
b. Setengah
c. Seperdelapan
d. Seperenam
e. Dua pertiga