ASHABULFURUDH I
Ahli waris adalah orang yang berhak menerima harta warisan, dan ahli waris ini ada
yang ditetapkan khusus dan langsung disebutkan Allah dalam firman-Nya dan Sabda
Nabi Muhamad SAW langsung dan khususdan ada yang melalui Ijtihad para sahabat
dan ada yang dipahami dari petunjuk umum Al-Qur’an dan Hadis.
a. Ahli waris yang secara khusus dan langsung melalui firman Allah SWT:
QS. An-Nisa’/4: 11, 12 dan 176
Dari tiga ayat tersebut di atas, yang menjdi ahli waris adalah; Anak laki-laki, anak
perempuan, ayah dan ibu, suami atau istri, saudara laki-laki dan perempuan kandung
dan seayah
b. Sabda Nabi SAW langsung dan secara khusus aitu tentang harta warisan
untuk kakek dan nenek.
Sebagaimana sabda Nabi SAW berikut yang artinya:
Umran bin Husein berkata: Seorang kakek datang kepada Nbi SAW dan berkata:
Cucu saya telah meninggal dunia, apa warisannya yang saya terima? Nabi
menjawab: Untuk mu 1/6 (HR Ahmad)
c. Ahli waris yang tidak secara khusus dalam Al-Qur’an maupun Hadis Nabi ;
Yaitu dengan memahami perluasan lafaz dengan Ijtihad yaitu: Cucu baik
laki-laki atau perempuan adalah perluasan dari lafaz walad
d. Ahli waris yang ditetapkan secara umum dlam hadis Nabi; Dari Ibnu Abbas
bahwa Nabi SAW bersbda: Berikanlah bagian-bagin yang ditentukan itu
untuk orang yang ditentukan; selebihny berikan kepada laki-laki dalam garis
laki-laki (HR Muttafaq Alaihi)
e. Penjelsan umum dalam Al-Qur’an, sebagaiman firman Allah SWT pada QS
Al-Anfal/ : 75 yang artinya: Orang-Orang yang mempunyai hubungan
kerabat sebagiannya lebih dekat dari yang lainnya dalam kitab Allah
Jika ahli waris tersebut di atas ada semuanya, maka uyang mendapat warisan adalah 3
orang yaitu;
a. Anak laki-laki
b. Suami
c. Ayah
Selnjutnya ahli waris yang mendapatkan warisan ½ ¼ dan 1/8 bagian adalah
sebagai berikut:
... Jika istri-istrimu itu mempunyai anak, maka kamu mendapat seperempat dari
2) Seorang istri akan mendapat bagian seperempat (1/4) dari harta peninggalan
suaminya jika suami tidak mempunyai anak/cucu dari anak laki-laki , baik
anak tersebut lahir dari rahimnya ataupun dari rahim istri lainnya. Ketentuan
ini berdasarkan firman Allah berikut:
... Para istri memperoleh seperempat harta yang kamu tinggalkan jika kamu
tidak mempunyai anak ...
c. Ashhabul furudh yangmendapat seperdelapan
Buku Sumber
1. Abdul Aziz Dahlan (ed), 1997, Esiklopedi Hukum Islam, Jakarta:PT Intermasa
2. Amir Syarifuddin. Hukum Kewarisan Islam, cet. II. 2015 Jakarta: Prenada
Media, 2015.
3. Amir Syarifudddin . 2003 Garis-Garis Besar Fikih, Jakarta:Prenadamedia
9. Wahbah Zuhaihi. 2007. Fiqh al-Islami wa Adillatuhu, Juz 10. Damaskus: Daar
al-Fikr