Anda di halaman 1dari 4

BAB.

7 MERAIH BERKAH DENGAN MAWARIS

A. Pengertian Mawaris atau Kewarisan


Mawaris merupakan serangkaian kejadian mengenai pengalihan pemilikan harta benda dari seorang yang
meninggal dunia kepada seseorang yang masih hidup.
Dengan demikian, untuk terwujudnya kewarisan harus ada tiga unsur,yaitu:
1. orang mati, yang disebut pewaris atau yang mewariskan
2. harta milik orang yang mati atau orang yang mati meninggalkan harta waris,
3. satu atau beberapa orang hidup sebagai keluarga dari orang yang mati,yang disebut sebagai ahli waris.

Ilmu mawaris adalah ilmu yang diberikan status hukum oleh Allah Swt. sebagai ilmu yang sangat penting,
karena ia merupakan ketentuan Allah Swt. dalam firman-Nya yang sudah terinci sedemikian rupa tentang
hukummawaris, terutama mengenai ketentuan pembagian harta warisan (al-fµrud almuqaddarah).
Warisan dalam bahasa Arab disebut al-mīrās merupakan bentuk masdar (infinitif) dari kata wari¡a-yari¡u-
irsan- mīrā¡an yang berarti berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain, atau dari suatu kaum
kepada kaum lain.

B. Dasar-Dasar Hukum Waris


1. Al-Qur'an
Allah swt berfirman dalam QS. An-Nisa’ ayat 7
‫ك ا ْ َ ا ِ َا ِن‬
َ َ َ ‫ُ نَ َو ِ ﱢ َ ء َ ِ ٌ ﱢ ﱠ‬ َ ْ َ ‫ﱢ ﱢ َ! ِل َ ِ ٌ ﱢ ﱠ َ َ كَ ا ْ َ ا ِ َا ِن َوا‬
ً #‫ُو‬ $ْ ‫ ً ﱠ‬% ِ َ َ ُ&'َ ْ‫َوا َ ْ َ ُ نَ ِ ﱠ َ ﱠ* ِ ْ)ُ أَو‬
Artinya : Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, dan bagi
orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu-bapa dan kerabatnya, baik sedikit atau
banyak menurut bahagian yang telah ditetapkan.
2. As-Sunnah
a. Hadis dari Ibnu Mas’ud berikut:

7ُ ْ 4ِ ْ ‫ُ ْ ضٌ َوا‬%,ْ َ ‫ ا ْ ُو ٌء‬-‫َ ِ ﱢ‬. ‫س‬ َ ِ3 َ َ$ْ ‫ ﱠ ُ ْ ا ا‬4َ َ ‫س َو‬


َ ‫ ﱢ ُ ْ ھَ ا ﱠ‬1َ ‫ َو‬2 َ ‫ ﱢ ُ ْ هُ ا ﱠ‬1َ ‫ُ ْ آنَ َو‬,ْ ‫ ﱠ ُ ْ ا ا‬4َ َ
‫ وا ئ‬8‫ ده ا‬H‫ِ ْ ھُ َ )ا‬%Aُْ : ‫ ً ا‬8َ َ‫ َا ِن ا‬9ِ :َ َ;َ. <ِ = َ :ْ ِ َ$ْ ‫ ا‬-ِ. ‫@َ ِ?َ ْا> َ ِن‬Aْ َ: ‫ أَ ْن‬B ٌ ْ ُ. ْ َ
ُ Cِ ْ ُ:‫ع َو‬
(-@I ‫وا ر‬

Artinya : “Pelajarilah oleh kalian al Qur’an dan ajarkanlah kepada orang lain, dan pelajarilah ilmu faraidh dan
ajarkanlah kepada orang lain. Karena aku adalah orang yang bakal terenggut (mati) sedang ilmu akan
dihilangkan. Hampir saja dua orang yang bertengkar tentang pembagian warisan tidak mendapatkan
seorangpun yang dapat memberi kan fatwa kepada mereka” (Riwayat Ahmad, Al Nasai, dan Al Daruqutni)”.

‫ )رواه‬-@ِ ‫ اُ ﱠ‬Oْ ِ Pُ .َ ْ ُ: Nٍ ِ Cَ ‫ َوھُ َ اَ ﱠو ُل‬- َ ْ ُ: َ ُ‫ َوھ‬7ِ ْ 4ِ ْ ‫? ا‬ َ :ِ َ َ$ْ ‫ا ا‬


ُ ْ ِ َL‫َ ِ ﱠ‬. ‫ ﱠ ُ ْ َھ‬1َ ‫ َو‬2 ُ ‫ ﱠ‬4َ َ
(- I ‫!< وا ر‬ O‫ا‬

Artinya : “Belajarlah ilmu faraidh dan ajarkanlah kepada manusia maka sesungguhnya (ilmu) faraidh adalah
separoh ilmu agama dan ia akan dilupakan (oleh manusia) dan merupakan ilmu yang pertama diambil dari
ummatku (HR. Ibnu Majah dan Daruqutni)

َ ِ3‫َ َ ا‬$ ‫ ﱠ ُ ا ا‬4َ َ ‫س َو‬


‫ َو‬2 َ ‫ ﱢ ُ هُ ا ﱠ‬1َ ‫ُ ْ آنَ َو‬, ‫ ﱠ ُ ا ا‬4َ َ ِ‫ ُل ﷲ‬Rُ ‫ ٍد َ َل َ َل َر‬4ُ ْ َ Oِ ْ ِ‫ ِ ﷲ‬%ْ 1َ Oَْ 1
ْ َ ‫ُ َو‬2%َ ,ْ ُ Rَ 7َ ْ 4ِ ‫ُ ْ ضٌ َوإِ ﱠن ا‬%,ْ َ ‫ ا ْ ُ ٌؤ‬S‫ ِ ﱢ‬Tَ. ‫س‬
‫ ْ> َ ِن‬Xِ ‫@َ ِ?َ ا‬Aْ َ: -‫@ﱠ‬8َ Oُ َ@ِ$ ‫َ ُ ا‬LW َ ‫ ﱢ ُ هُ ا ﱠ‬1َ
7' Z ‫َ – رواه ا‬Lِ S= ِ ,ْ َ: Oْ َ ‫َان‬
ِ 9ِ َ: َX <ِ = َ :ْ ِ َ$ ‫ ا‬S.
ِ
Artinya : Dari Ibnu Mas'ud radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Pelajarilah Al-Quran dan
ajarkanlah kepada orang-orang. Dan pelajarilah ilmu faraidh dan ajarkan kepada orang-orang. Karena Aku
hanya manusia yang akan meninggal. Dan ilmu waris akan dicabut lalu fitnah menyebar, sampai-sampai ada
dua orang yang berseteru dalam masalah warisan namun tidak menemukan orang yang bisa menjawabnya".
(HR. Ad-Daruquthuny dan Al-Hakim)
C. KETENTUAN MAWARIS DALAM ISLAM
1. Ahli Waris Jumlah ahli waris yang berhak menerima harta warisan dari seseorang yang meninggal
dunia ada 25 orang,yaitu 15 orang dari ahli waris pihak laki-laki dan 10 orang dari ahli waris pihak
perempuan
Ahli waris laki-laki tersebut adalah :
1. Anak laki-laki
2. Cucu laki-laki dari anak laki-laki
3. Bapak
4. Kakek (bapak dari bapak)
5. Saudara laki-laki kandung
6. Saudara laki-laki seayah
7. Saudara laki-laki seibu
8. Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung
9. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah
10. Paman (saudara bapak) kandung
11. Paman (saudara bapak) seayah
12. Anak laki-laki paman(saudara bapak) kandung
13. Anak laki-laki paman (saudara bapak) seayah
14. Suami
15. Laki-laki yang memerdekakan budak

Ahli waris dari pihak perempuan :


1. Anak perempuan
2. Cucu perempuan dari anak laki-laki
3. Ibu
4. Nenek (ibu dari ibu)
5. Nenek ( ibu dari bapak)
6. Saudara perempuan kandung
7. Saudara perempuan seayah
8. Saudara perempuan seibu
9. Isteri
10. Perempuan yang ,memerdekakan budak

2. Syarat-syarat Mendapatkan Warisan


Seorang muslim berhak mendapatkan warisan apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Tidak adanya salah satu penghalang dari penghalang-penghalang
b. Kematian orang yang diwarisi, walaupun kematian tersebut berdasarkan vonis pengadilan.
Misalnya hakim memutuskan bahwa orang yang hilang itu dianggap telah meninggal dunia.
c. Ahli waris hidup pada saat orang yang memberi warisan meninggal dunia. Jadi, jika seorang wanita
mengandung bayi, kemudian salah seorang anaknya meninggal dunia, maka bayi tersebut berhak
menerima warisan dari saudaranya yang meninggal itu, karena kehidupan janin telah terwujud
pada saat kematian saudaranya terjadi.

3. Sebab-sebab Menerima Harta Warisan


a. Hubungan nasab
Yaitu karena factor keturunan atau kekerabatan yaitu ahli waris yang terdiri dari bapak dari orang
yang diwarisi atau anak anaknya beserta jalur kesampingnya saudara-saudara beserta anak-anak
mereka serta paman-paman dari jalur bapak beserta anak-anak mereka.
b. Pernikahan
yaitu akad yang sah yang menghalalkan berhubungan antara pasangan sebagai suami isteri,
walaupun suaminya belum menggaulinya serta belum berduaan dengannya.
Allah Swt. berfirman dalam Q.S. an-Nisa'/4:12: “Dan bagimu (suami-suami) seperdua dari harta
yang ditinggalkan oleh isteri-isterimu, jika mereka tidak mempunyai anak.”
c. Wala’
Wala’, yaitu seseorang yang memerdekakan budak laki-laki atau budak wanita. Jika budak yang
dimerdekakan meninggal dunia sedang ia tidak meninggalkan ahli waris, maka hartanya diwarisi
oleh yang memerdekakannya itu.
Rasulullah saw. bersabda, yang artinya: “Wala’itu milik orang yang memerdekakannya.” (¦R.al-
Bukhari dan Muslim).”
4. Sebab-sebab seseorang tidak berhak mendapatkan harta warisan
Seseorang tidak mendapatkan harta warisan disebabkan salah satu dari beberapa sebab sebagai
berikut:
a. Kekafiran.
Yaitu orang yang tidak seiman atau tidak beragama Islam. Kerabat yang muslim tidak dapat
mewarisi kerabatnya yang kafir, dan orang yang kafir tidak dapat mewarisi kerabatnya yang
muslim. Hal ini sebagaimana sabda Nabi saw. yang artinya: “Orang kafir tidak mewarisi orang
muslim dan orang muslim tidak mewarisi orang kafir.” (¦R. Bukh±ri dan Muslim)
b. Pembunuhan.
Jika pembunuhan dilakukan dengan sengaja, maka pembunuh tersebut tidak bisa mewarisi yang
dibunuhnya, berdasarkan hadis Nabi saw.: “Pembunuh tidak berhak mendapatkan apapun dari
harta peninggalan orang yang dibunuhnya.” (¦R. Ibnu Abdil Bar)
c. Perbudakan.
Seorang budak tidak dapat mewarisi ataupun diwarisi, baik budak secara utuh ataupun
sebagiannya, misalnya jika seorang majikan menggauli budaknya hingga melahirkan anak, maka
ibu dari anak majikan tersebut tidak dapat diwarisi ataupun mewarisi. Demikian juga mukatab
(budak yang dalam proses pemerdekaan dirinya dengan cara membayar sejumlah uang kepada
pemiliknya), karena mereka semua tercakup dalam perbudakan. Namun demikian, sebagian
ulama mengecualikan budak yang hanya sebagiannya dapat mewarisi dan diwarisi sesuai dengan
tingkat kemerdekaan yang dimilikinya, berdasarkan sebuah hadis Rasulullah saw.,yang artinya: “Ia
(seorang budak yang merdeka sebagiannya) berhak mewarisi dan diwarisi sesuai dengan
kemerdekaan yang dimilikinya.”
d. Perzinaan.
Seorang anak yang terlahir dari hasil perzinaan tidak dapat diwarisi dan mewarisi bapaknya.
Ia hanya dapat mewarisi dan diwarisi ibunya, berdasarkan hadis Rasulullah saw.: “Anak itu
dinisbatkan kepada si empunya tempat tidur, dan pezina terhalang (dari hubungan nasab.” (HR. al-
Bukhari dan Muslim).
e. Li’an.
Anak suami isteri yang melakukan li’an tidak dapat mewarisi dan diwarisi bapak yang tidak
mengakuinya sebagai anaknya. Hal ini diqiyaskan dengan anak dari hasil perzinaan.

D. HAL-HAL YANG HARUS DILAKUKAN SEBELUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN


Setiap harta yang ditinggal mati pemiliknya menjadi hak ahli waris. Namun apakah harta yang ditinggalkan
ahli waris otomatis dapat langsung dibagi kepada ahli waris? Apa yang harus dilakukan sebelum membagi
warisan?
Tidak setiap harta yang ditinggalkan pewaris dapat langsung dibagikan kepada ahli waris. Di sana masih
ada hak-hak orang lain dan hak si mayit. Sebelum harta warisan dibagi kepada ahli waris, ada tiga hal yang
wajib dilakukan ahli waris.
Sebelum harta warisan dibagikan kepada ahli waris yang berhak menerimanya ada beberapa hal yang
harus dilakukan terhadap harta warisan yang dimiliki oleh pewaris, diantaranya adalah :
• Pertama, mengeluarkan biaya untuk pengurusan si mayit atau disebut tajhizul janazah. Yang dimaksud
dengan tajhizul janazah mulai dari pengurusan biaya sakit, memandikan, mengkafani, menshalatkan
dan terkakhir menguburkan. Seluruh biaya yang timbul dari pengurusan tersebut diambil dari harta yang
ditinggalkan oleh pewaris.
• Kedua, melunasi hutang. Kewajiban melunasi hutang diambilkan dari harta yang ditinggalkan oleh
pewaris, untuk itu keluarga yang ditinggalkan berkewajiban membayarkan hutang sipewaris yang
diambilkan dari harta yang ditinggalkan oleh pewaris tersebut.
• Ketiga, mengeluarkan wasiatnya pewaris. Besaran wasiat yang diperbolehkan dalam Islam
adalah maksimal 1/3 (sepertiga) dari harta yang ditinggalkan.

E. RUKUN MAWARIS
Adapun rukun warisan disebutkan oleh Dr. Musthafa Al-Khin ada 3 (tiga) yakni
• Orang yang mewariskan (al-muwarrits), yakni mayit yang diwarisi oleh orang lain yang berhak
mewarisinya.
• Orang yang mewarisi (al-wârits), yaitu orang yang bertalian dengan mayit dengan salah satu dari
beberapa sebab yang menjadikan ia bisa mewarisi.
• Harta warisan (al-maurûts), yakni harta warisan yang ditinggalkan mayit setelah kematiannya.
SOAL MAWARIS PERTAMA

SOAL ESSAY

1. Jelaskan pengertian mawaris


2. Untuk terwujudnya kewarisan ada 3 unsur, sebutkan
3. Tulis ayat Al-Qur’an dan alhadist yang terkait dengan dasar hukum waris
4. Sebutkan ahli waris baik dari kelompok laki-laki maupun perempuan
5. Sebutkan syarat-syarat menerima harta warisan
6. Sebutkan dan jelaskan sebab-sebab seseorang berhak menerima harta warisan
7. Sebutkan sebab-sebab seseorang tidak berhak mendapatkan harta warisan
8. Sebutkan dan jelaskan hal-hal yang harus dilakukan sebelum harta warisan dibagi kepada ahli
waris yang berhak
9. Sebutkan dan jelaskan rukun mawaris
10. Bagaimana hukum seseorang mempelajari ilmu tentang mawaris ? jelaskan !

Anda mungkin juga menyukai