Anda di halaman 1dari 21

KOLIK RENAL

SGD 1
ANATOMI

 organ yang terletak retroperitoneal pada


dinding abdomen di kanan dan kiri
columna vertebralis setinggi vertebra T12
hingga L3
 Ginjal kanan terletak lebih rendah dari
yang kiri karena besarnya lobus hepar
 Ginjal dibungkus oleh tiga lapis jaringan
dari yang terdalam adalah kapsula renalis,
jaringan pada lapisan kedua adalah
adiposa, dan jaringan terluar adalah fascia
renal.
DEFINISI
• nyeri pinggang hebat yang
datangnya mendadak,
hilang-timbul (intermitten)
yang terjadi akibat spasme

Kolik otot polos untuk melawan


suatu hambatan. Perasaan
nyeri bermula di daerah

renal
pinggang dan dapat
menjalar ke seluruh perut,
ke daerah inguinal, testis,
atau debris yang berasal
dari ginjal dan turun ke
ureter
ETIOLOGI

Kolik sesungguhnya terjadi karena refluks vesikoureteral

Bertambah parahnya
nyeri bergantung pada
derajat dan tempat terjadinya
Batu ginjal obstruksi; bukan pada keras,
ukuran, atau sifat abrasi batu
ginjal

Bekuan darah atau fragmen


jaringan juga dapat
Bekuan menyebabkan obstruksi. Kolik
karena bekuan darah sering
darah ditemui pada penyakit gangguan
pembekuan darah herediter atau
didapat

Pielonefritis pelebaran, peregangan, dan


atau spasme yang disebabkan oleh
obstruksi ureter.
hidronefritis
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
• Gejala-gejala berupa nyeri hilang timbul yang menjalar dari
punggung, perut bagian bawah, genital dan bagian dalam
paha
• Nyerinya bersifat mendadak dan hilang timbul
• Mual dan muntah
• Perut yang membesar
• Demam
• Gangguan berkemih
• yaitu nyeri kandung kemih terasa di bawah pusat, terasa
nyeri saat buang air kecil, polakisuria, hematuria, anuria,
oliguria.
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN FISIK
• Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan :
• Kadang-kadang teraba ginjal yang mengalami
hidronefrosis/obstruktif
• Nyeri tekan/ketok pada pinggang
• Batu uretra anterior bisa di raba
• Pada keadaan akut paling sering ditemukan adalah
kelembutan di daerah pinggul (flank tenderness) yang
disebabkan oleh hidronefrosis akibat obstruksi
sementara yaitu saat batu melewati ureter menuju
kandung kemih
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Laboratorium
• pemeriksaan darah dan urin : adanya infeksi atau ada kelainan fungsi
ginjal
• Pada urin biasanya dijumpai hematuria dan kadang-kadang kristaluria
• Hematuria biasanya terlihat secara mikroskopis, dan derajat hematuria
bukan merupakan ukuran untuk memperkirakan besar batu atau
kemungkinan lewatnya suatu batu
• Pada pemeriksaan sedimen urin, jenis kristal yang ditemukan dapat
memberi petunjuk jenis batu
• Pemeriksaan pH urin < 5 menyokong suatu batu asam urat, sedangkan
bila terjadi peningkatan pH >7 menyokong adanya organisme pemecah
urea seperti Proteus sp, Klebsiella sp, Pseudomonas sp dan batu
struvit
2. Radiologi

a) Foto polos abdomen


• dapat menentukan besar, macam dan lokasi batu radiopak. Batu-batu jenis
kalsium oksalat dan kalsium fosfat bersifat radiopaque dan paling sering
dijumpai diantara batu jenis lain, sedangkan batu asam urat bersifat
radiolusen. Gambaran radioopak paling sering ditemukan pada area pelvis
renal sepanjang ureter ataupun ureterovesical junction. Gambaran radioopak
ini disebabkan karena adanya batu kalsium oksalat dan batu struvit
b) Intravenous Pyelogram (IVP)
• menilai obstruksi urinaria dan mencari etiologi kolik (pielografi adalah
radiografi pelvis renalis dan ureter setelah penyuntikan bahan kontras).
Seringkali batu atau benda obstruktif lainnya sudah dikeluarkan ketika
pielografi, sehingga hanya ditemukan dilatasi unilateral ureter, pelvis renalis,
ataupun calyx. IVP dapat menentukan dengan tepat letak batu, terutama batu-
batu yang radiolusen dan untuk melihat fungsi ginjal. Selain itu IVP dapat
mendeteksi adanya batu semi opaque ataupun batu non opaque
c. CT Scan
• dapat membedakan batu dari tulang atau bahan radiopaque lain

d. USG
• dilakukan bila pasien tidak mungkin menjalani pemeriksaan IVP, yaitu
pada keadaan-keadaan : alergi terhadap bahan kontras, faal ginjal yang
menurun dan pada wanita yang sedang hamil. USG ginjal merupakan
pencitraan yang lebih peka untuk mendeteksi batu ginjal dan batu
radiolusen daripada foto polos abdomen. Cara terbaik untuk mendeteksi
BSK (Batu Saluran Kemih) ialah dengan kombinasi USG dan foto polos
abdomen. USG dapat melihat bayangan batu baik di ginjal maupun di
dalam kandung kemih dan adanya tanda-tanda obstruksi urin
e. Radioisotop
• Untuk mengetahui fungsi ginjal secara satu persatu, sekaligus adanya
sumbatan pada gagal ginjal
Diagnosis Batu

Ya
Gawatdarurat: urosepsis, Konsultasi ke Spesialis
anuria, dll Urologi

Ya
Pertimbangkan rawat inap: Konsultasi ke Spesialis
nyeri berulang, mual Urologi
berulang

Gejala dapat ditatalaksana

Batu uretra < 5mm Batu ginjal atau uretra> Rujuk ke Spesialis Urologi
5mm

Terapi konservatif

Pmx. radiologis

Batu dapat melewati


Batu gagal melewati traktus
traktus urinarius
urinarius dalam 2-4 minggu

Algoritme Tatalaksana Batu Saluran Kemih


TATALAKSANA
Berhasilnya penatalaksanaan medis ditentukan oleh lima faktor:
1. Ketepatan diagnosis
2. Lokasi batu
3. Adanya infeksi dan derajat beratnya
4. Derajat kerusakan fungsi ginjal
5. Tata laksana yang tepat
Terapi dinyatakan berhasil bila: keluhan menghilang, kekambuhan batu dapat dicegah, infeksi telah dapat dieradikasi dan fungsi
ginjal dapat dipertahankan
TERAPI KONSERVATIF
1. Medikamentosa
• Terapi medikamentosa ditujukan untuk batu yang ukurannya
kurang dari 5 mm, karena diharapkan batu dapat keluar
spontan. Terapi yang diberikan bertujuan untuk mengurangi
nyeri, memperlancar aliran urin dengan minum banyak
supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih
• Batas lama terapi konservatif adalah 6 minggu.
• Di samping ukuran batu syarat lain untuk observasi adalah
berat ringannya keluhan pasien, ada tidaknya infeksi dan
obstruksi. Adanya kolik berulang atau infeksi saluran kemih
menyebabkan observasi bukan merupakan pilihan. Begitu
juga dengan adanya obstruksi, pasien seperti ini harus
segera dilakukan intervensi.
Obat penghilang nyeri
• golongan narkotik (meperidine, morfin sulfat, kombinasi parasetamol dan kodein, atau
injeksi morfin), golongan analgesik opioid (morphine sulfate, oxycodone dan
acetaminophen, hydrocodone dan acetaminophen), golongan analgesik narkotik
(butorphanol), golongan anti-inflamasi non steroid (ketorolac, diclofenac, celecoxib,
ibuprofen).
Antiemetic (metoclopramide) jika mual atau muntah.

Antibiotik jika ada infeksi saluran kemih


• ampicillin plus gentamicin, ticarcillin dan clavulanic acid, ciprofloxacin, levofloxacin,
ofloxacin.
Untuk mengeluarkan batu ginjal dapat juga dengan
• obat golongan calcium channel blockers atau penghambat kalsium (nifedipine),
golongan alpha-adrenergic blockers (tamsulosin, terazosin), golongan corticosteroids
atau glukokortikoid, seperti: prednisone, prednisolone..
2. ESWL (Extracorporeal Shock Wave
Lithotripsy)
• Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal atau
batu kandung kemih tanpa melalui tindakan invasif dan tanpa
pembiusan. Batu dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil
sehingga mudah dikeluarkan melalui saluran kemih.
• Tidak jarang pecahan-pecahan batu yang sedang keluar
menimbulkan perasaan nyeri kolik dan menyebabkan
hematuria.
• Persyaratan BSK yang dapat ditangani dengan ESWL :
• a. Batu ginjal berukuran mulai dari 5 mm hingga 20 mm
• b. Batu ureter berukuran 5 mm hingga 10 mm
• c. Fungsi ginjal masih baik
• d. Tidak ada sumbatan distal dari batu.
TERAPI DEFINITIF

modalitas penatalaksanaan terhadap kolik renal akibat sumbatan kalkulus


ESWL

PCNL
PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primer
• Tujuan : untuk mencegah agar penyakit tidak terjadi,
dengan mengendalikan faktor penyebab suatu penyakit
• Pencegahan primer penyakit BSK seperti konsumsi air
putih minimal 2 liter per hari akan mencegah pembentukan
kristal urin yang dapat menyebabkan terjadinya batu
• Pengaturan pola makan yang dapat meningkatkan risiko
pembentukan BSK seperti, membatasi konsumsi daging,
garam dan makanan tinggi oksalat (sayuran berwarna
hijau, kacang, coklat), dan sebagainya
• Aktivitas fisik seperti olahraga juga sangat dianjurkan,
terutama bagi yang pekerjaannya lebih banyak duduk.
PENCEGAHAN
2. Pencegahan Sekunder
• Tujuan : untuk mengurangi keparahan penyakit dengan
melakukan diagnosis dan pengobatan dini
• Pemeriksaan urin dan darah dilakukan secara berkala,
bagi yang pernah menderita BSK sebaiknya dilakukan
setiap tiga bulan atau minimal setahun sekali. Tindakan
ini juga untuk mendeteksi secara dini apabila terjadi
pembentukan BSK yang baru.
• Untuk pengobatan, pemberian obat-obatan oral dapat
diberikan tergantung dari jenis gangguan metabolik dan
jenis batu
• Pengobatan lain yang dilakukan yaitu melakukan
kemoterapi dan tindakan bedah (operasi).
PENCEGAHAN
3. Pencegahan Tersier
• Tujuan mencakup pembatasan terhadap segala
ketidakmampuan dengan menyediakan rehabilitasi
saat penyakit, cedera atau ketidakmampuan sudah
terjadi dan menimbulkan kerusakan
• Kegiatan yang dilakukan meliputi rehabilitasi (seperti
konseling kesehatan) agar orang tersebut lebih
berdaya guna, produktif dan memberikan kualitas
hidup yang sebaik mungkin sesuai dengan
kemampuannya.
REFERENSI
● Hernandez N, Mozafarpour S, Song Y, et al. Cessation of Ureteral Colic Does Not Necessarily Mean That
Ureteral Stone Has Been Expelled, The Journal of Urology. 2018;199:1011-1014.

● Boyce CJ, Pickhardt PJ, Lawrence EM. Prevalence of Urolithiasis in Asymptomatic Adults: Objective
Determination Using Low Dose Noncontrast Computerized Tomography. J Urol. 2010;183(3):1017-21.

● Marchini GS, Vicentini FC, Monga M, et al. Irreversible Renal Function Impairment Due to Silent Ureteral
Stones. J Urol. 2016;93:33-39.

● Salter CA, et al. Anuria Secondary to Bilateral Obstructing Ureteral Stone in the Absence of Renal Colic. J
Endo Uro Case Rep. 2016;2(1):93-5.
TERIMA KASIH
^^

Anda mungkin juga menyukai