hukum
kelompok 7
1. Amelya Dinda Syahira
2. Aidil Syafitra
3. Dian Novita Sari
4. Rahman Maulana Ismail
5. Sabri Ananda
6. Muhammad Harya
kodifikasi hukum
Sejarah kodifikasi nasional dimulai dari Code Civil Napolen, karena sebelum
ada kodefikasi undang-undang tersebut belum adanya kesatuan dan kepastian
hukum.Sejarah dari romawi dan prancis inilah akhirnya melahirkan kodifikasi
yang digunakan hingga saat ini untuk memudahkan pengelompokan undang-
undang sesuai jenisnya.Hampir semua ahli hukum sepakat bahwa Code Of
Notulen 1804 merupakan produk kodifikasi hukum yang memiliki pengaruh
kuat khususnya pada negara-negara yang menganut system hokum civil
low.Bahkan dalam perkembangan kodifikasi dihubungkan dengan negara
yang menganut sistem hukum civil low.
Tujuan kodifikasi hukum
Tujuan dilakukan kodifikasi hukum menurut umum :
1. Untuk lebih menjamin kepastian hukum dimana suatu hukum tersebut sungguh-sungguh
telah tertulis didalam suatu kitab undang-undang.
2. Untuk lebih memudahkan masyarakat dalam memperoleh atau memiliki dan
mempelajarinya.
3. Sedapat mungkin mengurangi dan mencegah kesimpangsiuran terhadap hukum yang
bersangkutan.
4. Mencegah penyelewengan dalam pelaksanaan hukum.
5. Mengurangi keadaan yang berlarut-larut dengan telah di kodifikasinya suatu
hukum,maka masyarakat menjadi lebih mudah untuk mencari dan memperoleh dan
mempelajari hukum.
Keadaan di Indonesia sebelum di adakan kodifikasi
Dengan adanya code civil atau code napoleon timbullah anggapan bahwa:
Anggapan tersebut (uu sempurna) merupakan aliran yang dinamakan aliarn legisme
atau wettelijk positivisme atau postivisme perundang-undangan dengan pedoman
diluar uu tidak ada hukum. Pendukung dari aliran ini yaitu Montesquie dan
JJ.Rosseau
BENTUK BENTUK KODIFIKASI HUKUM
- Hukum tertulis (statue law = writen law ) yaitu hukum yang didicantumkan
dalam berbagai peraturan-peraturan.
- Hukum tak tertulis (anstatutery law = unwriten law ) yaitu hukum yang
masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis namun
berlakunya ditaati seperti suatu peraturan disebut juga hukum kebiasaan.
Sebab sebab terjadinya Kodifikasi Hukum
Sebab utama terjadinya kodifikasi hukum adalah karena tidak adanya kepastian
hukum dan kesatuan hukum wilayah. Di Indonesia sebelum adanya kodifikasi
hukum
masih menggunakan hukum adat. Dan seperti yangkita ketahui bahwa hukum
adat
yang ad masing – masing wilayah indonesia sangat banyak dan beragam. Hukum
adat masing masing daerha tersebut menetapkan standar yang berbeda beda
antar
satu suku dengan yang lainnya., tidak ada standralisasi yang pasti tentang
hukum
secara nasional, tidak ada kesatuan hukum yang digunakan untuk seluruh
indonesia, ditambah dengan tidak adanya kepastian hukum yang jelas, karena
yang
kita ketahui hukum yang ada merupakan hukum yang tidak tertulis.
Aliran- Aliran Hukum Dalam
Masyarakat
1. Aliran Legisme
Aliran Legisme adalah aliran yang berpendapat bahwa satu-satunya hukum adalah
undang-undang atau bahwa diluar undang-undang tidak ada hukum. Aliran tersebut
timbul setelah adanya kodifikasi hukum di negara Perancis yang menggangap Code
Civil Perancis sudah sempurna, lengkap serta dapat menampung seluruh masalah
Aliran Reechtslehre adalah aliran yang bertolak belakang dengan aliran legieme.Aliran ini
mengatakan bahwa hukum hanya terdapat diluar uu. Hakim memutus berdasarkan
keyakinan hakim. Satu- satunya sumber hukum adalah yurisprudensi.
3. Aliran Reehtvinding
Aliran Rechtsvinding merupakan aliran yang dapat dikatakan sebagai penengah antara
legisme dan freie rechtslehre. Sebagai aliran penengah,
aliran Rechtsvinding tetap berpegang pada undang-undang, tapi tidak seketat aliran
legisme, karena hakim juga mempunyai kebebasan.
Contoh kodifikasi hukum
● Contoh Kodifikasi Hukum
● 1. Di Eropa : corpus Iuris Civillis (mengenai perdata yang disahkan oleh Kaisar
Justinianus dari kerajaan romawi timur dalam tahun – 565.)
● 2. Di Indonesia :
● a. Kitab undang-undang hukum sipil(1 Mei 1848)
● b. Kitab undang-undang hukum dagang (1 Mei 1848)
● c. Kitab undang-undang hukum pidana (1 Januari 1918)
Thanks!