Anda di halaman 1dari 28

TEKNIK

PEMERIKSAAN
ABDOMEN
INDIKASI DAN TUJUAN
PEMERIKSAAN
Indikasi pemeriksaan abdomen adalah :

• Trauma • Metastasis
• Abdominal Aortic Aneurysm (AAA) • Pneumoperitoneum
• Ascites • Cholecystitis
• Ileus • Corpus alienum
• Obstruksi usus • Massa intra abdomen, dll
• Peforasi

Tujuan pemeriksaan abdomen untuk mengetahui gambaran klinis organ-


organ dan juga udara bebas (free-air) pada abdomen beserta kelainan patologis
yang mungkin ada pada daerah tersebut.
ANATO
MI
Pembagian
Abdomen
Secara anatomis, bagian perut atau abdomen dibagi menjadi 2 pembagian, yaitu
kuadran dan region.

4 Kuadran
Abdomen
9 Regional
Abdomen
 Right Hypochondriac : hati dan kantong empedu

 Epigastriac : lambung, hati, kolon transversum


 Left Hypochondriac : lambung, hati, kolon transversum
 Right Lumbar : kolon asenden
 Umbilical : usus halus, kolon transversum
 Left Lumbar : usus halus, kolon desenden
 Right Iliac : caecum, usus buntu
 Hypogastric / Suprapubic : usus buntu, usus halus, kandung
kemih
• Left Iliac : usus halus, kolon desenden, kolon sigmoideum
Persiapan
• 1-2 hari sebelum pemeriksaanPasien
pasien melakukan diet makanan berserat kasar. Oleh karena
itu hanya boleh makan-makanan yang lunak dan tidak mengandung serat kasar seperti
bubur kecap.
• 12 jam sebelum pemeriksaan meminum obat dulcolax dan dilanjutkan puasa sampai jalanya
pemeriksaan.
• 4 jam sebelum pemeriksaan pasien diberi dulcolax kembali untuk membersihkan sisa fases
agar benar-benar bersih.
• Dalam puasa pasien dilarang berbicara terlalu sering dan merokok untuk mengurangi udara
dalam usus.
• Pagi harinya pasien dilavenment untuk menuntaskan fases dalam usus.

Proyeksi
Pemeriksaan
Pemeriksaan abdomen dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Pemeriksaan abdomen non akut
2. Pemeriksaan abdomen akut
PEMERIKSAAN
ABDOMEN NON
AKUT
AP
a. PROJECTION
Posisi Pasien : supine atau erect.
b. Posisi Objek :
• Pusatkan midsagittal plane tubuh ke pertengahan IR.
• Posisikan kedua lengan pasien disamping tubuh untuk posisi erect, dan
untuk posisi supine atur agar kedua manus menempel pada dada.
• Atur kedua SIAS sejajar dengan IR dan pastikan kedua shoulder sama
tinggi agar tidak terjadi rotasi.
• Untuk posisi erect, distribusikan berat badan pada kedua kaki.
• Untuk posisi supine, fleksi sedikit pada knee dan tempatkan support
dibawah knee untuk kenyamanan pasien
• Eksposi : Tahan nafas saat ekspirasi

c. Central Ray : Perpendicular terhadap IR.


d. Central Point :
• Untuk posisi supine = midline tubuh setinggi crista iliaca.
• Untuk posisi erect = midline tubuh 2 inch (5 cm) diatas crista iliaca
KRITERI
A

• Vertebrae di pertengahan film.


• Tulang iga, pelvis, dan hip berjarak sama dengan tepian gambaran.
• Tampilan simetris dari ischial, pelvis, dan sayap iliac yang mengindikasikan tidak ada rotasi
dari tubuh.
• Gambaran soft tissue dari lapisan lemak properitoneal, otot psoas, bagian bawah dari hati dan
ginjal.
• Pada posisi erect, tampak gambaran air fluid level membentuk gambaran step ladder
appearance.
PA
a. PROJECTION
Posisi Pasien : prone atau erect.
b. Posisi Objek :
• Pusatkan midsagittal plane tubuh ke pertengahan IR.
• Pastikan bagian anterior abdomen menempel dengan meja pemeriksaan atau
bucky stand.
• Posisikan kedua lengan pasien disamping tubuh untuk posisi erect.
• Atur kedua SIAS sejajar dengan meja pemeriksaan dan pastikan kedua
shoulder sama tinggi agar tidak terjadi rotasi
• Untuk posisi prone kedua lengan diluruskan disamping kepala, dan kedua
tungkai ekstensi.
• Untuk posisi erect, distribusikan berat tubuh pada kedua kaki.
• Untuk posisi prone, tempatkan support dibawah kepala dan ankle joint untuk
kenyamanan pasien.
• Eksposi : Tahan nafas saat ekspirasi

c. Central Ray : Perpendicular terhadap IR.


d. Central Point :
• Untuk posisi supine = midline tubuh setinggi crista iliaca.
• Untuk posisi erect = midline tubuh 2 inch (5 cm) diatas crista iliaca
KRITERI
A

• Vertebrae di pertengahan film.


• Tulang iga, pelvis, dan hip berjarak sama dengan tepian gambaran.
• Tampilan simetris dari ischial, pelvis, dan sayap iliac yang mengindikasikan tidak
ada rotasi dari tubuh.
• Gambaran soft tissue dari lapisan lemak properitoneal, bagian bawah dari hati dan
ginjal.
AP PROJECTION
Left Lateral Decubitus
a. Posisi Pasien : left lateral decubitus
b. Posisi Objek :
• Proyeksi ini digunakan jika pasien terlalu sakit untuk berdiri.
• Tempatkan IR secara vertikal di belakang tubuh pasien
• Posisikan pasien dalam posisi lateral decubitus dengan bagian kiri tubuh
menempel pada meja pemeriksaan, dan pusatkan midsagittal plane tubuh di
pertengahan IR.
• Atur kedua tungkai fleksi, lalu pastikan kedua SIAS tegak lurus terhadap meja
pemeriksaan agar tidak terjadi rotasi
• Angkat kedua lengan ke samping kepala dan fleksi pada elbow untuk kenyaman
pasien, dan lengan kiri digunakan untuk menopang kepala.
• Tahan posisi ini selama minimal 5 menit sebelum eksposi. (10-20 menit sangat
dianjurkan jika memungkinkan)
• Eksposi : Tahan nafas saat akhir ekspirasi

c. Central Ray : Perpendicular terhadap IR.


d. Central Point : pada midline tubuh 2 inch (5 cm) diatas crista iliac
KRITERI
A
• Diafragma tanpa pergerakan
• Tampilan simetris dari ischial, dan sayap iliac
yang mengindikasikan tidak ada rotasi dari
tubuh.
• Tampilan free air pada peritoneum dan juga air
fluid level.
LATERAL
PROJECTION
a. Posisi Pasien : putar tubuh pasien sampai posisi lateral recumbent dengan bagian kiri
R or L Position
atau kanan tubuh menempel dengan meja pemeriksaan.
b. Posisi Objek :

• Pusatkan midcoronal plane tubuh di pertengahan IR.


• Atur kedua tungkai fleksi dan saling superposisi, lalu pastikan kedua
SIAS tegak lurus terhadap meja pemeriksaan agar tidak terjadi rotasi
• Kedua elbow fleksi untuk kenyaman pasien, dan gunakan lengan untuk
menopang kepala.
• Tempatkan support diantara knee dan ankle untuk immobilisasi.
• Eksposi : Tahan nafas saat akhir ekspirasi

c. Central Ray : Perpendicular terhadap IR.


d. Central Point : Memasuki midcoronal plane tubuh 2 inch (5 cm) diatas crista iliaca.
KRITERI
A
• Superposisi dari iliaca, pedicle lumbar
vertebralis, dan foramina intervertebral yang
terbuka mengindikasikan tidak adanya rotasi

• Diafragma tanpa pergerakan


LATERAL
PROJECTION
a. Posisi Pasien : supine
R or L Dorsal Decubitus Position
b. Posisi Objek :

• Tempatkan IR secara vertikal di samping tubuh pasien


• Pusatkan midcoronal plane tubuh di pertengahan IR.
• Atur kedua elbow fleksi, dan bagian palmarum manus menempel di
belakang kepala seperti bersantai.
• Sedikit flexi pada knee, dan tempatkan support dibawah knee untuk
kenyamanan pasien.
• Eksposi : Tahan nafas saat akhir ekspirasi

c. Central Ray : horizontal tegak lurus terhadap IR.


d. Central Point : Memasuki midcoronal plane tubuh 2 inch (5 cm) diatas crista iliaca.
KRITERI
A

• Diafragma tanpa pergerakan


• Terlihat kalsifikasi aorta yang mengindentifikasikan adanya
penyumbatan pada dinding arteri (aterosklerosis)
• Udara bebas dalam usus besar
PEMERIKSAAN
ABDOMEN AKUT
AP PROJECTION
a. Posisi Pasien : supine
b. Posisi Objek :

• Pusatkan midsagittal plane tubuh dipertengahan IR.


• Atur agar kedua manus menempel pada dada, sehingga lengan tidak
menghalangi gambaran.
• Atur kedua SIAS sejajar dengan IR dan pastikan kedua shoulder sama
tinggi agar tidak terjadi rotasi.
• Tempatkan support dibawah knee untuk kenyamanan pasien.
• Eksposi : Tahan nafas saat akhir ekspirasi

c. Central Ray : Perpendicular terhadap IR.


d. Central Point : Midline tubuh setinggi crista iliaca.
KRITERI
A
• Vertebrae di pertengahan film.
• Tulang iga, pelvis, dan hip berjarak sama dengan
tepian gambaran.
• Tampilan simetris dari ischial, pelvis, dan sayap iliac
yang mengindikasikan tidak ada rotasi dari tubuh.
• Gambaran soft tissue dari lapisan lemak properitoneal,
otot psoas, bagian bawah dari hati, dan ginjal.
AP PROJECTION
a. Posisi Pasien : erect
b. Posisi Objek :

• Tempatkan IR secara vertikal di belakang badan pasien, dan pastikan


punggung menempel pada IR
• Pusatkan midsagittal plane tubuh dipertengahan IR.
• Posisikan kedua lengan pasien disamping tubuh
• Atur kedua SIAS sejajar dengan IR dan pastikan kedua shoulder sama
tinggi agar tidak terjadi rotasi.
• Distribusikan berat badan pada kedua kaki
• Eksposi : tahan nafas saat akhir ekspirasi

c. Central Ray : Perpendicular terhadap IR.


d. Central Point : Midline 2 inch (5 cm) diatas crista iliaca.
KRITERI
A
• Proyeksi ini digunakan untuk melihat adanya free air
dibawah diafragma.
• Tampak multiple air-fluid level yang membentuk step
ladder appearance.
• Tidak ada rotasi.
AP PROJECTION
Left Lateral Decubitus
a. Posisi Pasien : left lateral decubitus
b. Posisi Objek :
• Proyeksi ini digunakan jika pasien terlalu sakit untuk berdiri.
• Tempatkan IR secara vertikal di belakang tubuh pasien
• Posisikan pasien dalam posisi lateral decubitus dengan bagian kiri tubuh
menempel pada meja pemeriksaan, dan pusatkan midsagittal plane tubuh di
pertengahan IR.
• Atur kedua tungkai fleksi, lalu pastikan kedua SIAS tegak lurus terhadap meja
pemeriksaan agar tidak terjadi rotasi
• Angkat kedua lengan ke samping kepala dan fleksi pada elbow untuk kenyaman
pasien, lalu lengan kiri digunakan untuk menopang kepala.
• Tahan posisi ini selama minimal 5 menit sebelum eksposi (10-20 menit sangat
dianjurkan jika memungkinkan)
• Eksposi : Tahan nafas saat akhir ekspirasi

c. Central Ray : Perpendicular terhadap IR.


d. Central Point : pada midline tubuh 2 inch (5 cm) diatas crista iliac
KRITERI
A

• Diafragma tanpa pergerakan


• Tampilan simetris dari ischial, dan sayap iliac yang
mengindikasikan tidak ada rotasi dari tubuh.
• Tampilan free air pada peritoneum dan juga air fluid level.
PA PROJECTION - chest
a. Posisi Pasien : erect
b. Posisi Objek :

• Posisikan pasien dalam posisi erect menghadap ke IR


• Dagu ditinggikan agar tidak masuk ke gambaran
• Shoulder di rotasikan kearah anterior agar scapula bergerak kearah
lateral dari bidang paru – paru.
• Kedua lengan fleksi dan bagian dorsal manus menempel di bagian
pinggang.
• Eksposi : ditahan saat full inspirasi.

c. Central Ray : Horizontal tegak lurus terhadap IR.


d. Central Point : Setinggi T7.
KRITERI
A
• Scapula tidak superposisi dengan bidang paru – paru.
• Kedua sternoclavicular joint berjarak sama dengan
proc.spinosus.
• Tampak paru – paru, jantung, dan bagian atas abdomen.
• Terlihat udara dibawah diafragma yang mengindikasikan
pneumoperitoneum.
NOTE :
• Left Lateral Decubitus menggantikan posisi erect jika pasien terlalu sakit
untuk berdiri.
• Sinar secara horizontal untuk memperlihatkan air-fluid level
• PA chest dan AP erect digunakan untuk memperlihatkan udara dibawah
diafragma
• Untuk posisi LLD pasien harus mempertahankan posisi minimal 5 menit
(10-20 menit lebih dianjurkan) sebelum eksposi.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo,
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai