Anda di halaman 1dari 33

Gangguan makan dan

masalah Gizi atlet

Gizi Kerja & Olahraga


Anggota Kelompok 5
Anasthasia Budiarti
Nugra Paranoan
Satria Iriani
Septin Permatasari Dewi
Emiles Yikwa
Puptenip O Kasipmabin
Maya Morin
Deinus Jolemal
Gangguan Perilaku Makan
pada Atlet

Gangguan makan sering ditemui pada atlet karena mereka terlalu


mementingkan berat badan dan berkeinginan sangat keras untuk
menang sehingga menjadi obsesi.

Gangguan makan dapat macam-macam tetapi terutama yang


merupakan sindroma klinik anorexia nervosa dan bulimia nervosa
yang mungkin ditemui dalam dunia olahraga.

Search
Faktor Penyebab

Faktor-faktor apa yang menyebabkan atlet itu mempunyai


gangguan perilaku makan? Biasanya disebabkan :
 Nasihat dari pelatih atau orang tua
 Ketakutan akan akibat buruk bila tidak dilakukan
 Tahyul dan ketidaktahuan gizi
 Kebiasaan
 Meniru atlet top senior

Search
Anoreksia

Anoreksia adalah penurunan nafsu makan


atau hilangnya nafsu makan dalam waktu
yang lama. Gejala klinis ini sering terjadi dan
perlu dibedakan dengan kelainan makan
anoreksia nervosa yang sering kali disebut
anoreksia. Anoreksia dapat disertai dengan
penurunan berat badan atau tidak. Keadaan
ini hampir mempunyai satu penyebab yang
mendasari atau lebih. Anoreksia nervosa adalah gangguan makan yang
mengancam jiwa yang ditandai dengan penolakan
klien untuk mempertahankan berat badan
normal yang minimal, gangguan persepsi yang
bermakna tentang bentuk atau ukuran tubuh
atau menolak untuk mengakui bahwa ada
masalah.
Tipe & Gejala Anoreksia

• Tipe terbatas: individu dengan tipe ini mengindari makan


berlebihan mereka biasanya menyediakan makan sendiri
• Tipe binge: individu ini dapat makan dimana saja akan tetapi
selesai makan ia akan segera memuntahkan makanannya di
kamar mandi menggunakan pencuci perut atau memperlancar
buangan kotoran

• Gejala Fisik: Hilang BB secara ekstrim, terlihat kurus, kadar darah tidak
normal, kelelahan, dehidrasi, insomnia, kontipasi detak jantung tidak
beraturan dll
• Gejala Emosi dan Kebiasaan: Menolak untuk maka, menyangkal rasa
lapar, olahraga berlebihan, mudah marah, depresi.
Pengobatan Anorexia

Dalam tahap awal gangguan makan, mungkin


sebelum haid tidak teratur atau sebelum berat
badan turun dengan hebat, pendidikan gizi saja
mungkin sudah cukup untuk mencegah manifestasi
klinik anorexia nervosa.
Sebagai pengobatan diperlukan:
 Pengobatan medik
 Pengobatan dietetik
 Pengobatan psikologik

Search
Bulimia

Bulimia adalah gangguan makan dan kelainan mental yang serius serta dapat berakibat fatal.
Penderita bulimia memiliki pola makan yang terbagi dalam binge eating dan membersihkan

Binge eating merupakan kebiasaan makan terlalu banyak dan berlebihan (binge eating) dalam
waktu yang singkat, yang kemudian diikuti dengan metode pembersihan untuk menghindari
kenaikan berat badan. .

Sport is a body movement to


strengthen and nourish the
body.
Tipe Bulimia

• Tipe Purging: pada jenis ini seseorang secara terus menerus


melakukan usaha-usaha untuk memuntahkan makanan,
menggunakan pencahar, diuretik atau enema.
• Tipe Nonpurging: pada jenis ini seseorang menggunakan teknik lain
seperti berpuasa atau olahraga yang dilakukan secara sangat intensif.

Sport is a body movement to


strengthen and nourish the
body.
Penyebab

Penyebab pasti dari bulimia hingga saat ini masih tidak diketahui. Namun, ada
beberapa faktor risiko yang berhubungan dengan kelainan ini, termasuk:
• Riwayat penderita atau keluarga yang mengalami kelainan makan, depresi,
kecanduan obat atau alkohol.
• Penderita sering dikritik mengenai kebiasaan makan, bentuk tubuh, dan berat
badan.
• Terlalu khawatir untuk menjadi langsing terlebih lagi jika ditekan oleh pekerjaan
seperti penari balet atau model
• Memiliki kepercayaan diri yang rendah, kecemasan, kepribadian obsesif,
perfeksionis. Sport is a body movement to
• Riwayat pelecehan seksual. strengthen and nourish the
body.
Gejala

Bulimia dapat menunjukkan berbagai gejala yang dapat dikenali, antara lain:
• Makan sangat banyak dan tidak terkontrol dalam waktu yang singkat (binge eating).
• Berusaha membuat diri sendiri muntah setelah binge eating.
• Menggunakan obat pencahar atau laksatif setelah binge eating.
• Melakukan olahraga berlebihan setelah binge eating.
• Memiliki ketakutan yang berlebih akan berat badan bertambah.
• Sangat kritis tentang berat badan dan bentuk tubuh.
• Mood mudah berubah, misalnya menjadi tegang atas kecemasan.
Bulimia juga dapat dideteksi dari berbagai kelainan fisik, seperti:
• Merasa capek dan lemah.
• Masalah gigi akibat asam lambung. Sport is a body movement to
• Bau mulut dan nyeri tenggorokan akibat asam lambung. strengthen and nourish the
• Menstruasi yang tidak teratur atau tidak mengalami menstruasi. body.
• Rambut dan kulit kering
• Otot kejang.
• Masalah jantung, ginjal, dan usus seperti konstipasi.
• Masalah tulang seperti osteoporosis.
Pengobatan

Pengobatan bulimia melibatkan berbagai pendekatan yang dapat memakan waktu lama dan berbeda-beda
pada setiap penderitanya. Beberapa metode pengobatan yang umum meliputi:
• Terapi perilaku kognitif yang bertujuan mengubah pola pikir dan perilaku terkait makan.
• Pembuatan jurnal dan rencana makan yang teratur.
• Pengobatan gangguan mental seperti depresi atau kecemasan jika ditemukan.
• Perawatan kesehatan gigi untuk menjaga kondisi mulut dan gigi dari dampak asam lambung.

Pencegahan
Pencegahan bulimia melibatkan langkah-langkah seperti tumbuh dengan pola makan
Sport is asehat dan dukungan
body movement to
sosial yang positif. strengthen and nourish the
body. mengenai citra
Mengenali dan mengatasi stres secara efektif juga penting dalam mencegah bulimia. Edukasi
tubuh yang realistis dan menghargai keberagaman bentuk tubuh juga dapat menjadi langkah pencegahan
yang efektif
Komplikasi

Bulimia dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan yang serius jika tidak diobati.
Beberapa komplikasi yang mungkin timbul akibat bulimia adalah:
• Gangguan Elektrolit
• Gangguan Pencernaan
• Gangguan Hormon
• Gangguan Kardiovaskular
• Gangguan Psikologi
• Gangguan tulang
• Gangguan reproduksi
Sport is a body movement to
strengthen and nourish the
body.
Akibat kelainan Perilaku
makan
Akibat masukan makanan yang kurang adalah antara lain:
• Defisiensi nutrien seperti anemia gizi
• Berkurangnya massa otot dan menurunnya fungsi otot
• Cadangan glikogen menurun.
• Depresi
• Toleransi terhadap hawa dingin menurun
Kelainan perilaku makan pada wanita dapat menyebabkan amenore yang dapat
mengakibatkan menurunnya densitas tulang dan meningkatnya kelainan mineral tulang,
merupakan trias penyakit/kelainan.
Pada atlet pria juga terjadi penekanan produksi hormon testosteron. Penggunaan obat
pencahar, obat pengurusan badan, diuretikum, dan muntah-muntah dapat akibatkan
gangguan elektrolit dan defisiensi mineral sehingga dapat timbul gangguan jantung dan
saluran cerna seperti sembelit dan kembung.
Masalah-Masalah Gizi Pada Atlet

• Sport Anemia: Keadaan terjadinya kerusakan sel-sel darah sebagai akibat latihan berat
yang pada umumnya menyebabkan kehilangan zat besi (Fe) sehingga kadar hemoglobin
(Hb) menurun di bawah 12 gr% untuk wanita dan 13gr% untuk pria
• Gastritis: merupakan peradangan pada lapisan mukosa lambung yang disebabkan olah
kebiasaan minum alkohol, alergi terhadap makanan tertentu, keracunan makanan, virus,
obat-obatan seperti aspirin, stres dan kebiasaan makan tidak teratur. Keadaan ini sering
dijumpai pada atlet yang berusaha untuk menjaga BB misalnya pesenam, penari balet,
pelari dan sebagainya
• Diare: gangguan pencernaan berupa pengeluaran feces lebih dari 4 kali sehari atau berupa
feces cair lembek, dan mules yang dapat disebabkan oleh infeksi atau stress serta
mengakibatkan gangguan penyerapan air dalam usus. Tujuan pengaturan gizi untuk atlet
yang menderita diare adalah mengistirahatkan usus, menghentikan diare dan mencegah
kehilangan cairan
Masalah-Masalah Gizi Pada Atlet

• Kelainan akibat suhu tinggi: Cairan sangat diperlukan bagi atlet, karena cairan ini
bermanfaat untuk menjaga keseimbangan suhu tubuh, menjaga keseimbangan darah dan
cairan tubuh yang diperlukan untuk mengangkut zat gizi dan oksigen sewaktu otot-otot
bekerja dan mengeluarkan sisa-sisa hasil metabolisme. Oleh karena atlet memiliki tingkat
aktivitas yang tinggi, maka atlet memerlukan ekstra cairan untuk mencegah dehidrasi yang
dapat mengakibatkan kejang-kejang karena panas
• Demam: Keadaan dimana suhu tubuh meningkat karena radang, yang dapat bersifat akut
dan kronis. Dalam keadaan demam ada peningkatan metabolisme dan pengeluaran cairan.
Demam yang disebabkan infeksi kronis akan menyebabkan keseimbangan nitrogen negatif.
• Hipertensi: Keadaan dimana tekanan darah lebih tinggi dari 140/90 mm Hg. Oleh karena
hypertensi dapat berakibat buruk terhadap pembuluh koroner, ginjal, paru dan pembuluh
darah, maka penderita hypertensi diharuskan untuk mengontrol tekanan darah untuk
mencegah gangguan yang lebih berat. Tujuan pengaturan gizi gangguan hipertensi adalah
menurunkan tekanan darah, dan memperoleh berat badan normal.
Masalah-Masalah Gizi Pada Atlet
• Kelebihan BB/ Obesitas: Suatu keadaan kelebihan berat badan di atas 10% atau lebih dari berat badan
ideal atau jumlah (%) lemak melebihi 18% pada pria dan 25% pada wanita. Apabila kelebihan berat
badan lebih besar 25% dari berat badan ideal disebut obesitas (kegemukan). Penyebab utama kelebihan
berat badan adalah asupan energi melebihi yang dikeluarkan. Pada beberapa cabang olah raga tertentu,
kelebihan berat badan berdasarkan pengukuran tinggi dan berat badan sering dijumpai. Namun sebatas
prosentase lemak tubuh masih dalam batas normal, hal ini tidak menjadi masalah.
• Osteoporosis olahraga: Perkembangan normal tulang ditandai oleh peningkatan cepat massa tulang
selama remaja, dicapainya puncak massa tulang pada usia 20 tahun (bukan seperti yang tradisional
dikatakan antara usia 30 – 40 tahun) dan kemudian terjadi penurunan kembali. Wanita kehilangan
kurang lebih 35% tulang kortex dan 50% tulang trabekula dibandingkan dengan 23% dan 35% pada pria.
• Diabetes melitus: Kadar gula darah melebihi 140 mg%. Penderita diabetes melitus memerlukan
pengaturan makanan yang seksama. Pengaturan makanan yang tepat bagi penderita diabetes melitus
yaitu komposisi karbohidrat makanan 60-70 %, kandungan lemak 25-30 % dan kandungan protein 10-25
%; harus cukup kalori, cukup vitamin dan mineral; harus membatasi konsumsi garam dan sedapat
mungkin menghindari konsumsi karbohidrat sederhana (gula, madu, sirup) dan alkohol.
Female Athlete Triad

Female Athlete Triad adalah sindrom kesehatan yg mengaitkan 3


gangguan,yaitu ketersediaan energi rendah dgn atau tanpa
gangguan makanan) , gangguan menstruasi dan penurunan desitasi
tulang. Female athlete triad sering dialami oleh remaja putri
terutama yang berprofesi sebagai atlet

Female Athlete Triad dpt juga menimbulkan dampak yg


membahayakan dan bahkan dpt mengancam kehidupan
penderitanya. Pada kasus FAT, pencegahan dan penanganan dini
merupakan hal yg sangat penting utk meningkatkan kesuksesan
terapi FAT.
Anoreksia pada Female
Athlete Triad
• Menolak untuk menjaga berat badan tubuh pada kriteria berat tubuh
normal berdasarkan berat menurut tinggi atau umur.
• Ketakutan terhadap kegemukan walaupun seseorang tersebut tergolong
underweight.
• Gangguan ilusi citra diri yang menganggap berat badannya berlebih
walaupun dia nyata-nyata under-weight.
• Pada wanita usia subur terjadi kehilangan tiga siklus menstruasi secara
berturut-turut.
Bulimia pada Female
Athlete Triad

• Terjadi episode makan yang berlebihan


• Terjadinya episode untuk mencegah kenaikan berat badan seperti usaha
memuntahkan makanan, penggunaan pencahar, diuretik atau enema yang
berlebihan, berpuasa atau olahraga dengan intensitas yang sangat tinggi.
• Episode makan berlebihan dan pencegahan kenaikan berat badan terjadi rata-rata
dua kali perminggu selama minimal 3 bulan.
• Gangguan evaluasi citra diri yang mempegaruhi motivasinya untuk menjaga berat
badan dibawah berat badan normal.
• Gangguan ini tidak hanya terjadi pada saat episode anorexia nervosa.
Tipe Bulimia

• Tipe Purging: pada jenis ini seseorang secara terus menerus melakukan
usaha-usaha untuk memuntahkan makanan, menggunakan pencahar,
diuretik atau enema.
• Tipe Nonpurging: pada jenis ini seseorang menggunakan teknik lain
seperti berpuasa atau olahraga yang dilakukan secara sangat intensif.
Amenorea

Amenorea dapat dibedakan menjadi dua jenis yakni amenorea primer dan
sekunder.
• Pada amenorea primer tidak terjadi fase menstruasi pada (1) umur 14
tahun tanpa ada tanda-tanda perkembangan seks sekunder dan (2) umur
16 dengan pertumbuhan tanda seks sekunder.
• Amenorea sekunder didefinisikan sebagai ketiadaan menstruasi selama 6
bulan pada wanita yang biasanya memiliki siklus menstruasi yang normal
atau 12 bulan pada wanita dengan siklus menstruasi yang panjang
(oligomenorrhea)
Pemeriksaan fisik dan wawancara mendalam perlu dilakukan pada
atlet wanita yang mengalami amenorea perlu dilakukan untuk menentukan
kemungkinan penyebab dari amenorea yang lain
Osteoporosis

• Kehilangan kepadatan mineral tulang dan ketidaksempurnaan


pembentukan tulang yang pada akhirnya menimbulkan kerapuhan
tulang dan meningkatkan resiko terjadinya patah tulang patologis.
• Pada kejadian osteoporosis terjadi peningkatan mortalitas yang
signifikan serta dapat terjadi kehilangan kepadatan tulang yang bersifat
permanen
• Mengingat resiko kehilangan masa tulang meningkat pada amenorrhea,
pemeriksaan dual energy x-ray absorptiometry (DEXA)
direkomendasikan pada atlet yang mengalami amenorrhea selama lebih
dari 6 bulan
Angka kejadian TRIAD

• Angka kejadian dari female athlete triad tidak diketahui dengan pasti,
penelitian menunjukkan bahwa gangguan perilaku makan terjadi pada
15 sampai 62 % atlet wanita di perguruan tinggi.
• Amenorea terjadi pada 3,4 sampai 66 % atlet wanita dibandingkan
dengan hanya 2 sampai 5% wanita pada populasi umum
Fakto Resiko

• cabang olahraga yang cenderung menekankan berat badan yang relatif


rendah dan profil fisik ramping seperti pada senam, ballet, lari jarak jauh
serta renang
• Faktor yang menyebabkan: (1) tekanan untuk menang dalam suatu
kompetisi “dengan cara apapun”, (2) tuntutan untuk menang yang
sangat ketat dari pelatih dan orangtua, (3) isolasi sosial yang diakibatkan
oleh latihan yang sangat intensif dan (4) kecenderungan fisiologis untuk
mudah mengalami kenaikan berat badan (Torstveit,2005).
• FAT juga sering ditimbulkan oleh lingkungan sosial yang beranggapan
bahwa figur yang ramping lebih dihargai
Pencegahan

• Pencegahan female athlete triad dengan melewati jalur pendidikan


sangat penting untuk dilakukan (Golden,2002)
• Menurut suatu penelitian 75 % dari atlet wanita usia remaja yang
menerima komentar dari pelatihnya bahwa mereka mengalami
kelebihan berat badan akan mengalami gangguan perilaku
(Golden,2002)
• Penggalian informasi tentang gangguan perilaku makan pertama kali
dimulai dari ada tidaknya riwayat gangguan makan pada masa lalu
Pencegahan

• Melalui diagnosis, terapi serta penyuluhan kepada atlet, keluarga dan


pelatih.
• Keterlibatan psikiatri dan ahli gizi dapat meningkatkan kesuksesan
penatalaksanaan FAT.
• Cara yang dilakukan : 1) Perubahan Gaya Hidup, 2) Terapi Sulih Hormon/
Hormone Replacement Therapy, 3) Farmakoterapi tambahan, 4)
Keterlibatan Keluarga
Mencegah & Mengatasi Masalah
Gizi

1. Pengetahuan dan Sikap: Seseorang atlet perlu mengetahui kebutuhan


apa saja yang dapat menunjang status gizi dan kebutuhan gizinya
sebagai seorang atlet. Sehingga diperlukan adanya wawasan terkait zat
gizi, cairan, pengaturan rekomendasi menu makanan yang baik ketika
pertandingan, dan terutama tentang pola makan gizi seimbang yang
masih perlu ditingkatkan lagi sebagai kebutuhan mendasar baik bagi
semua orang khusunya pada atlet yang memiliki kebutuhan khusus dan
lebih kompleks
2. Asupan: B erdasarkan data asupan dengan kecukupan energi diperoleh
data bahwa sebanyak 72% atlet mengalami defisit tingkat berat.
Sedangkan sisanya mengalami defisit tingkat ringan dan ada yang
normal. Ketidakcukupan asupan dapat mempengaruhi metabolisme
dalam tubuh dan berdampak pada tidak tercukupinya zat gizi makro
dan zat gizi mikro. Asupan yang masuk dengan energi yang dikeluarkan
seharusnya sesuai, sebab hal ini sangat penting karena digunakan untuk
mencegah defisiensi maupun energi yang berlebihan.
Alternatif penyelesaian Masalah

Pembrian sosialisasi yang bertujuan untuk mengedukasi dan menambah


wawasan baik untuk atlet maupun untuk pelatih.
1. Penerapan Pola Gizi Seimbang:
keseluruhan hal ini mencakup dan mengajak untuk berperilaku sehat
dengan prinsip konsumsi keragaman pangan, menerapkan perilaku hidup
bersih dan sehat, peningkatan aktivitas fisik, dan menjaga berat badan
supaya normal.
2. Pengaturan Asupan Cairan dan Elektrolit:
Dalam latihan maupun pertandingan diperlukan pengaturan jenis – jenis
cairan yang dapat dikonsumsi oleh atlet untuk mengurangi rasa kelelahan
dan menunjang performanya. Setidaknya, 4 jam sebelum latihan atlet harus
menganonsumsi cairan sebanyak 5-7 ml/kg berat badan. Sehingga hal ini
diharapkan dapat mengoptimalkan status hidrasi dan cairan yang
berlebihan sebagai urin
Alternatif penyelesaian Masalah

3. Pendampingan Nutrisionist:
Fungsi sport nutritionist disini adalah sebagai konselor dan pendamping
yang senantiasa memberikan edukasi, mengadakan konsultasi dan
menyelenggaakan makanan bagi atlet secara baik. Rencana pemberian
pendampingan berupa konseling per individu disesuaikan berdasarkan
permasalahan masing – masing individu
4. Perencanaan Menu:
Perencanaan menu yang dilakukan diharapkan dapat menanggulangi
masalah zat gizi makro, mikro, dan asupan cairan. Makanan yang disususn
untuk atlet sepakbola harus bervariasi untuk memenuhi kebutuhan zat gizi
yang cukup karbohidrat (60-70%), rendah lemak (<25%), cukup protein (1
gram/kg BB/hari) serta cukup akan vitamin, mineral, dan air.
Konsultasi Gizi Atlet
Konseling gizi pada atlet adalah proses komunikasi dimana atlet dibantu untuk
memecahkan masalah gizinya.
Tujuannya yaitu:
1. Menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan perilaku yang berkaitan
dengan gizi atlet, sehingga atlet mampu memilih makanan yang terbaik baginya.
2. Menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan, sikap dan perilaku
pelatih/pembina yang berkaitan dengan gizi atlet sehingga pelatih/pembina mampu
memberi dukungan pada atlet agar memilih makanan yang terbaik baginya.

Biasanya proses konseling gizi dimulai dengan memberikan data-data perorangan tentang
status kesehatan dan informasi asupan makan yang ia konsumsi setiap hari. Setiap
informasi yang diberikan oleh atlet mempermudah konsultan gizi untuk memperkirakan
langkah-langkah yang akan diambil dalam mengembangkan gizi atlet tersebut.
Langkah2 Konsultasi
Gizi Atlet

1. Pengkajian: Data pribadi, data riwayat gizi, jadwal latihan


2. Perencanaan: Menetapkan tujuan yang ingin dicapai dalam bentuk perilaku dan dapat
diukur
3. Implementasi: untuk mencapai tujuan: perubahan perilaku makanan atlet. Beri
petunjuk praktis jumlah dan macam makanan yang diinginkan makanan yang dibatasi
dan dilarang. Berikan contoh-contoh sesuai kebiasaan makanan atlet
4. Evaluasi: Dilakukan terus menerus oleh atlet, konsultan gizi, pelatih/pembina. Lakukan
umpan balik sedini mungkin hasil pemantauan dari efek perubahan pengaturan
makanan yang baik.
Thank You For Attention

Anda mungkin juga menyukai