Anda di halaman 1dari 33

TUMOR MEDIASTINUM

Dr. Finot, Sp.PA


DEFINISI
Mediastinum adalah area di dalam rongga toraks yang
berada di antara kavum pleura, berisi jantung dan
organ toraks lain kecuali paru.
Dibatasi oleh sternum di anterior, pleura dan paru di
lateral, columna vertebralis di posterior, thoracic inlet
di superior dan diafragma di inferior.
DEFINISI
Tumor Mediastinum adalah tumor yang terdapat di
dalam mediastinum, yaitu ronggga di antara paru
kanan dan kiri.
 Rongga Mediastinum Berisi :
Jantung ,Pembuluh darah Arteri dan Vena, Trakea,
Kelenjar Timus , Syaraf, Jaringan Ikat, Kelenjar Getah
Bening dan Salurannya.

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanana Di Indonesia (PDPI)


JRI Vol 2 No 2 Mei 2006
Mediastinum Terbagi 4 bagian:
 Mediastinum Superior
( bagian atas rongga dada sampai VT-5, dan bagian Bawah sternum)
 Mediastinum Anterior
( dari garis batas mediastinum superior ke diafragma di depan Jantung)
 Mediastinum Posterior
(dari garis batas mediastinum superior ke diafragma di belakang
Jantung)
 Mediastinum Medial
(dari garis batas mediastinum superior ke diafragma di antara
mediastinum anterior dan posterior)

Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanana Di Indonesia (PDPI)


Penatalaksanaan Tumor Mediastinum Ganas
Epidemiologi
Dewasa :
65% lesi mediastinum primer berada di mediastinum
anterior
10% di medius-posterior
25% di paravertebra

Anak :
38% lesi mediastinum primer berada di mediastinum
anterior
10% di medius-posterior
52%di paravertebra
Gejala Klinis
Pada Fase awal umumnya tidak memberikan gejala,
namun dapat di deteksi pada saat foto toraks
Jinak -> Penekanan pada organ sekitarnya
Ganas -> penekanan dan invasi organ sekitarnya
Gejala Klinis
Saluran napas : sesak napas, stridor, hemoptisis, batuk
Esofagus : disfagia, odinofagia, penurunan berat badan
Nervus laringeus rekurens : suara serak
Ganglion simpatis : Sindrom horner (pupil miosis, ptosis,
anhidrosis)
Dinding dada : nyeri miastenik, massa yang teraba
Gejala miastenik : mudah lelah, ptosis, diplopia, disartria
Gejala konstitusional keganasan : penurunan BB,
keringat malam, Demam
Gejala Klinis
Informasi di dapat sesuai dengan lokasi, ukuran dan
keterbatasan organ lain
Kemungkinan Tumor Mediastinum dapat dikaitkan
bila pada keadaan klinis seperti:
 Miestenia gravis : timoma
 Limfadenopati : limfoma
Prosedur Radiologi
Foto thoraks
CT Scan Thoraks dengan Kontras
Flouroskopi
Ekokardiografi
Angiografi
Esofagografi
USG,MRI, dan Kedokteran Nuklir
PET Scan
Prosedur Endoskopi
Brokoskopi
Mediastinokopi
Esofagoskopi
Torakoskopi Diagnostik
Biopsi
TBNA (EBUS)
TTB guided CT Scan
Mediastinoscopy (Chamberlain Procedure, Cervical
Mediastinoscopy)
VATS
Pemeriksaan Laboratorium
Timoma : Darah lengkap, antibody reseptor asetilkolin
Goiter mediastinum : fungsi tiroid
Adenoma paratiroid : kalsium, fosfat, PTH
Germ cell tumor : alfa fetoprotein, B- HCG
Feokromositoma : metanefrin dan katekolamin urin 24
jam, dan metanefrin bebas plasma
Tumor neurogenic : homovanillic acid dan vanillymandelic
acid urin 24 jam
Keganasan hematologi : LDH, Darah lengkap, Apusan
darah, flow cytometry, serologi HIV, serologi Hep B, Hep C
Klasifikasi
Berdasarkan atas organ/jaringan asal tumor atau jenis histologinya.
Tumor Mediastinum Tersering
Anterior -> the four T’s Posterior
Thymus Neurogenic Tumor
Teratoma (Germ Cell)  Neuroblastoma
 Schwannoma or
Thyroid
Neurofibroma
Terriable Lymphoma
Medial
Foregut duplication cyst
Lymphadenopathy
Tumor Timus Staging berdasarkan
sistem masanoka
Klasifikasi Histologis
- S I : Makroskopik berkapsul,
 Timoma mikroskopik tak tampak
- Tipe medular, Campuran, invasi ke kapsul
Kortikal Pre Dominan, SII : Makroskopik: invasi
Kortikal Ke Jar Lemak dan Pleura,
- Karsinoma timik (Derajat Mikroskopik: invasi Ke kapsul
Rendah dan Tinggi) S III : Makroskopik: Invasi Ke
organ sekitar
 Karsinoma Timik dan S IV a : Penyebaran ke
Oat Sel Carsinoma pleura/pericard
S IVb : Metastasis
limfogen/hematogen
PenatalaksanaanPada
Timoma
Tipe Timoma Medular:
 S I : Extended thymo  SI-II: Pembedahan,
thymectomi (ETT) dilanjutkan Kemoterapi
 SII : ETT dilanjutkan radiasi  SIII : Kemo/radioterapi
 SIII : ETT dan Extended neoadjuvant
resection dilanjutkan  S IVA: Kemoterapi adjuvant 2
kemoterapi dan radioterapi siklus, dilanjutkan radiasi
 SIV A : Debulking 4000 cGy, diikuti debulking
dilanjutkan kemoterapi dan dan kemoterapi berikutnya.
radioterapi  SIV B, Kemo&Radioterapi
 S IV B : Kemoterapi dan Paliatif
radioterapi dilanjutkan
debulking  Tipe Campuran: Disesuaikan
Histologik yang dominan
Tumor Sel Germinal
Klasifikasi Histologi: 3. Teratoma
1. Seminoma - Jinak (benign)
2. Nonseminoma : - Ganas (malignant):
- Karsinoma Embrional * Dgn Unsur
- Koriokarsinoma Germinal
- Yolk Salc Karsinoma * Dgn Unsur Non
germinal
* Imatur
Penatalaksananan
Seminoma: Non Seminoma:
dilakukan radiasi dan Kemoterapi 6 siklus,
kemoterapi, tidak ada evaluasi setelah 3-4
indikasi bedah. siklus dgn petanda
Bila ada kegawatan napas tumor b-HCG dan a-
diberikan radiasi cito fetoprotein dan foto
dilanjutkan kemoterapi toraks PA dan Lat dan
sisplatin based selanjutnya menurut
alogaritma.
Penatalaksananan
Teratoma Jinak Hal yg harus diingat:
Pembedahan tanpa  Teratoma Matur
adjuvant - Pd anak --- pasti jinak
Teratoma Ganas - Pd org tua – tidak selalu
Penatalaksanaan teratoma jinak
ganas dengan unsur  Teratoma imatur
germinal sama dengan -Pd anak – belum pasti
seminoma ganas
-Pd orang tua – pasti ganas
Penatalaksanaan tumor sel germinal nonseminoma mediastinum
Tumor Neurogenik
Berasal dari saraf tepi (peripheral nerves)
 Neurofibroma
 Neurilemoma (Schwannoma)
 Neurosarkoma

Berasal dari ganglion simpatik (symphatetic ganglia)


 Ganglioneuroma
 Ganglioneuroblastoma
 Neuroblastoma

Berasal dari jaringan paraganglionik


 Fakreomasitoma
 Kemodektoma (paraganglioma)
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan untuk semua tumor
neurogenik adalah pembedahan, kecuali
neuroblastoma.
Tumor ini radiosensitif sehingga pemberian
kombinasi radio kemoterapi akan memberikan
hasilyang baik.
Pada neurilemona (Schwannoma), mungkin
perlu diberikan kemoterapi adjuvan, untuk
mencegah rekurensi.
Evaluasi Pengobatan Tumor Mediastinum
Evaluasi respon terapi Jika terjadi Partial
dilakukan setelah respons (PR)atau stabil
pemberian 2 siklus disease(SD) 
kemoterapi pada hari kemoterapi dan
pertama siklus ke-3 atau radioterapi dilanjutkan
setelah radiasi 10 fraksi Jika terjadi progresive
(200 cGy) dengan atau Disease(PR) 
foto toraks. Pengobatan dihentikan.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai