Anda di halaman 1dari 37

TUGAS 4 KELOMPOK 1

MATA KULIAH GERIATRI DAN


WELLNESS

TES-TES KHUSUS LANSIA DENGAN


GANGGUAN KESEIMBANGAN
TES-TES KHUSUS LANSIA DENGAN
GANGGUAN KESEIMBANGAN
 1. Time Up and Go Test
 Testskrining sederhana yang mengukur keseimbangan
(duduk, berdiri, dan berjalan) dan risiko jatuh pada orang
dewasa yang lebih tua

Ftr
 Perlengkapan yang dibutuhkan:
 Kursi yang nyaman dan stabil.
 Lintasan tempuh atau jalur yang lurus sejauh 3 meter.
 Stopwatch atau jam tangan dengan fungsi pengukuran waktu.

 Langkah-langkah eksekusi:
 Persiapan:
 Letakkan kursi di ujung lintasan tempuh.
 Pastikan bahwa individu yang diuji mengenakan pakaian dan
alas kaki yang sesuai untuk berjalan.
 Instruksi:
 Jelaskan kepada individu yang diuji bahwa mereka akan diminta
untuk berdiri dari kursi, berjalan sejauh 3 meter ke tanda,
berputar, berjalan kembali ke kursi, dan duduk kembali.
 Berikan instruksi tentang keamanan dan jangan terburu-buru.
 Tes:
 Beri perintah untuk mulai.
 Aktifkan stopwatch atau jam tangan dengan fungsi pengukuran waktu pada saat
individu mulai berdiri dari kursi.
 Individu harus berdiri dengan tenang dan stabil dari kursi.
 Kemudian, mereka harus berjalan sejauh 3 meter ke tanda yang telah ditentukan di
lintasan.
 Di tanda tersebut, individu harus berbalik 180 derajat dengan hati-hati.
 Setelah berputar, mereka harus berjalan kembali ke kursi yang ada di awal lintasan.
 Terakhir, individu harus duduk kembali dengan tenang di kursi.
 Stopwatch harus dihentikan pada saat individu kembali duduk dengan aman di kursi
 Hasil:
 Hasil TUG Test adalah waktu yang diperlukan individu untuk menyelesaikan
seluruh tes, diukur dalam detik.
 Waktu yang lebih lama menunjukkan adanya masalah mobilitas, keseimbangan, atau
risiko jatuh yang lebih tinggi.
 Interpretasi:
 Waktu yang dihasilkan dapat digunakan untuk mengklasifikasikan risiko jatuh.
Biasanya, waktu kurang dari 10 detik dianggap normal, sementara waktu lebih dari
20 detik dapat menunjukkan risiko jatuh yang lebih tinggi.
REFERENSI
 Charita Sinsurin, et al. (2021) Normative values for the Timed
Up and Go test in healthy Thai community-dwelling adults
aged 50 years or older"
 Małgorzata Paprocka-Borowicz, et al. (2021). Psychometric
Properties of the Timed Up and Go Test in Elderly People: A
Systematic Review"
 2. Berg Balance Test
 Test untuk mengukur kemampuan keseimbangan statis dan
dinamis dan sangat cocok untuk dilakukan tindakan evaluasi,
efektivitas, intervensi dan kuantitatif
 Perlengkapan yang dibutuhkan:
 Stool (bangku) yang cukup tinggi untuk individu duduk di
atasnya.
 Kursi tanpa lengan.
 Stopwatch atau jam tangan dengan fungsi pengukuran waktu.
 Alas kaki yang sesuai untuk berjalan dan berdiri.

 Langkah-langkah eksekusi:
 Persiapan:
 Letakkan stool (bangku) di depan kursi yang tidak berlengan.
 Pastikan area sekitarnya aman dan bebas hambatan.

 Instruksi:
 Jelaskan kepada individu yang diuji bahwa mereka akan
melakukan serangkaian aktivitas untuk menguji
keseimbangan mereka.
 Berikan instruksi tentang setiap aktivitas dan pastikan
mereka memahami apa yang harus dilakukan.
 Tes:
 Aktifkan stopwatch atau jam tangan dengan fungsi pengukuran waktu.
 Individu akan diberikan daftar aktivitas yang harus mereka lakukan. Ini
termasuk berdiri dari duduk, berdiri dari kursi tanpa lengan, berdiri dengan
mata tertutup, berjalan dengan satu kaki di depan yang lain, dan lainnya.
 Setiap aktivitas akan dinilai berdasarkan tingkat keseimbangan dan
stabilitas yang ditunjukkan oleh individu saat melakukannya.
 Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan setiap aktivitas dicatat.
 Hasil:
 Hasil akhir adalah skor total yang menggambarkan tingkat keseimbangan
individu berdasarkan hasil dari semua aktivitas yang dilakukan.
 Interpretasi:
 Skor total Berg Balance Test dapat digunakan untuk menilai tingkat risiko
jatuh. Skor lebih rendah mengindikasikan risiko yang lebih tinggi.
REFERENSI

 Cai, H., et al. (2020) Validation of the Berg Balance


Scale in a geriatric sub-acute ward: a cohort study
 3. Romberg/sharpened Romberg Test
 Test untuk mengukur kemampuan seseorang untuk menjaga
keseimbangan saat berdiri dengan mata tertutup. Tes ini dapat
membantu dalam menilai integritas sistem keseimbangan
vestibular dan sensorik
 Persiapan:
 Pastikan bahwa area di sekitar individu aman dan bebas dari
hambatan atau bahaya yang dapat menyebabkan cedera jika
individu kehilangan keseimbangan.

 Langkah-langkah eksekusi:
 Instruksi Romberg Test:
 Individu akan diminta untuk berdiri tegak dengan kaki mereka rapat
atau hak mereka satu sama lain.
 Selama tes Romberg standar, mata individu tetap terbuka.
 Individu harus menjaga posisi ini selama beberapa detik, biasanya
sekitar 30 detik.
 Perhatikan jika mereka dapat menjaga keseimbangan dengan baik
atau jika ada getaran, pergeseran, atau bahkan jatuh
 Instruksi Sharpened Romberg Test:
 Untuk Sharpened Romberg Test, individu akan diminta untuk kembali ke
posisi berdiri dengan mata terbuka terlebih dahulu.
 Kemudian, mereka akan diminta untuk menutup mata mereka.
 Ini meningkatkan tantangan pada sistem sensorik dan vestibular, karena
individu tidak dapat mengandalkan input visual untuk menjaga
keseimbangan.
 Hasil:
 Hasil Romberg Test dan Sharpened Romberg Test dicatat berdasarkan
tingkat keseimbangan yang dipertahankan oleh individu selama tes.
 Interpretasi:
 Jika individu dapat menjaga keseimbangan dengan baik selama tes, ini
mengindikasikan kemampuan yang baik dalam menjaga keseimbangan.
 Jika ada getaran, pergeseran, atau masalah dalam menjaga keseimbangan
selama tes, ini dapat mengindikasikan masalah dalam sistem
keseimbangan vestibular atau sensorik.
REFERENSI
 Ribeiro, N. F., et al. (2020). Normative Data for the Sharpened
Romberg Test: A Population-Based Study
 4. Times Sit to Stand
 Tes yang digunakan untuk mengukur kekuatan dan fungsi otot
tungkai bawah, keseimbangan serta kemampuan seseorang untuk
berdiri dari posisi duduk. Tes ini berguna dalam mengevaluasi
mobilitas dan kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas
sehari-hari seperti berdiri dari kursi
 Perlengkapan yang dibutuhkan:
 Kursi yang nyaman dan stabil.
 Stopwatch atau jam tangan dengan fungsi pengukuran waktu.
 Ruang yang aman dan bebas hambatan.

 Langkah-langkah eksekusi:
 Persiapan:
 Letakkan kursi di lokasi yang sesuai, di mana individu dapat duduk dan
berdiri dengan aman.
 Pastikan bahwa area sekitarnya aman dan tidak ada hambatan yang dapat
mengganggu.
 Instruksi:
 Jelaskan kepada individu yang diuji bahwa mereka akan diminta untuk
berdiri dari kursi tanpa menggunakan tangan atau bantuan lainnya sebanyak
mungkin dalam waktu yang ditentukan.
 Berikan instruksi tentang keamanan selama tes.
 Tes:
 Aktifkan stopwatch atau jam tangan dengan fungsi pengukuran
waktu.
 Individu akan diminta untuk duduk di kursi dengan punggung lurus.
 Kemudian, mereka akan diminta untuk berdiri dari kursi sebanyak
mungkin dalam waktu yang telah ditentukan (biasanya 30 detik).
 Hitung berapa kali individu berhasil berdiri dari kursi selama
periode waktu tersebut.
 Hasil:
 Hasil Times Sit to Stand Test adalah jumlah kali individu berhasil
berdiri dari kursi dalam waktu yang ditentukan (misalnya, berapa
kali dalam 30 detik).
 Interpretasi:
 Hasil tes mencerminkan kekuatan, keseimbangan dan kemampuan
seseorang untuk berdiri dari posisi duduk tanpa bantuan tangan.
Jumlah yang lebih tinggi biasanya mengindikasikan kekuatan dan
fungsi otot tungkai bawah yang lebih baik.
REFERENSI
 Maria Cristina Gonzalez, et al. (2021). Assessment of Lower
Limb Function in Older Adults: The Timed Up and Go Test,
Five Times Sit to Stand Test, and Gait Speed
 5. Sit-to-Rise Test
 Tes sederhana dan efektif yang digunakan untuk menilai
kemampuan seseorang untuk duduk di lantai dan kemudian berdiri
kembali ke posisi berdiri. Tes ini mengukur fleksibilitas,
keseimbangan, mobilitas, kekuatan, serta kemampuan untuk
berpindah antara duduk dan berdiri
 Perlengkapan yang dibutuhkan:
 Ruang datar dan bebas hambatan.
 Pakaian yang nyaman.

 Langkah-langkah pelaksanaan:
 Persiapan:
 Pastikan bahwa area di mana tes dilakukan tidak ada hambatan atau
bahaya yang dapat menyebabkan cedera.
 Pastikan individu yang diuji mengenakan pakaian yang sesuai.
 Instruksi:
 Jelaskan kepada individu bahwa mereka akan diminta untuk duduk
di lantai dan kemudian berdiri kembali ke posisi berdiri.
 Instruksikan mereka untuk melakukan tugas ini tanpa menggunakan
dukungan eksternal, seperti tangan atau bantuan dari orang lain.
 Beri tahu individu bahwa mereka akan dinilai berdasarkan seberapa
baik mereka menjalankan tugas ini
 Tes:
 Individu berdiri dengan kaki mereka rata di lantai.
 Instruksikan mereka untuk duduk di lantai, biasanya dalam posisi silang kaki atau sesuai
kenyamanan mereka.
 Setelah duduk di lantai, individu harus berdiri kembali ke posisi berdiri, lagi tanpa
menggunakan tangan atau bantuan eksternal.
 Amati dan catat seberapa baik mereka menjalankan tugas ini.
 Penilaian:
 Tes Sit-to-Rise biasanya dinilai dalam skala dari 0 hingga 10, di mana setiap gerakan
(duduk dan berdiri) dapat bernilai hingga 5 poin.
 Poin akan dikurangi jika individu menggunakan tangan, lutut, atau dukungan eksternal
lainnya selama tes.
 Skor yang lebih tinggi menunjukkan mobilitas fungsional yang lebih baik dan kesehatan
muskuloskeletal yang lebih baik.
 Interpretasi:
 Skor yang tinggi (mendekati 10) menunjukkan mobilitas fungsional yang baik dan
kemampuan untuk menjalankan tugas dengan mudah.
 Skor yang rendah dapat mengindikasikan keterbatasan dalam fleksibilitas, kekuatan, atau
keseimbangan, dan dapat terkait dengan peningkatan risiko jatuh atau kapasitas fungsional
yang berkurang.
REFERENSI

 Miho Takeuchi, et al. (2022) Effects of a Community-Based


Program for Oral Health Promotion on Oral Hygiene in Older
People: A Cluster Randomized Controlled Trial
 6. Dynamic Gait Index (DGI)
 Tes yang digunakan untuk menilai kemampuan seseorang dalam
menjalani aktivitas berjalan yang melibatkan berbagai elemen
gerakan, seperti berbelok, berhenti, dan berjalan di berbagai kondisi.
Tes ini membantu dalam mengevaluasi keseimbangan dan
kemampuan berjalan seseorang dalam situasi sehari-hari yang lebih
dinamis
 Perlengkapan yang dibutuhkan:
 Ruang yang aman dan bebas hambatan.
 Stopwatch atau jam tangan dengan fungsi pengukuran waktu.
 Tape pengukur atau penanda untuk membuat jalur.

 Langkah-langkah pelaksanaan:
 Persiapan:
 Pastikan bahwa area di mana tes dilakukan aman dan bebas hambatan.
 Tentukan jalur berjalan dengan tape pengukur atau penanda. Jalur ini
akan mencakup berbagai elemen gerakan, seperti berbelok, berhenti,
dan berjalan di kondisi yang berbeda.
 Instruksi:
 Jelaskan kepada individu bahwa mereka akan diminta untuk menjalani
jalur berjalan yang mencakup berbagai gerakan dan situasi berjalan.
 Beri instruksi tentang apa yang diharapkan dari mereka selama tes.
 Tes:
 Aktifkan stopwatch atau jam tangan dengan fungsi pengukuran waktu.
 Individu akan diminta untuk menjalani jalur berjalan sesuai dengan
instruksi yang diberikan.
 Amati mereka saat melalui berbagai elemen gerakan dalam tes, seperti
berbelok 180 derajat, berhenti tiba-tiba, dan berjalan di atas garis
bergelombang.
 Catat waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tes.
 Penilaian:
 Hasil DGI adalah waktu yang diperlukan individu untuk
menyelesaikan tes, serta bagaimana mereka menjalani setiap elemen
gerakan dalam tes.
 Interpretasi:
 Hasil tes digunakan untuk menilai kemampuan seseorang dalam
menjalani aktivitas berjalan yang dinamis.
 Tes DGI dapat memberikan informasi tentang tingkat keseimbangan,
koordinasi, dan kemampuan berjalan dalam situasi sehari-hari yang
lebih dinamis.
REFERENSI

 Gabrielle Tonussi Lobato, et al. (2021) A 3-Month


Physiotherapeutic Exercise Program Improves Balance,
Physical Function, and Postural Control in Older Women With
Osteoporosis: A Controlled Clinical Trial
 7. Clinical Test of Sensory Interaction of Balance (CTSIB)
 Pengukuran terhadap kemampuan mempertahankan posisi berdiri
dengan keseimbangan pada keadaan berkurang atau berselisihnya-
nya petunjuk sensorik.
 Alat yang dibutuhkan :
 stop watch, foam padat, dome
 Waktu tes:
 jenis tes, masing-masing 30 detik
 Prosedur tes:
 Berdiri tegak tanpa alas kaki dengan kedua kaki terpisah 10 cm
atau rapat. Berikan penjelasan atau contoh kepada pasien tentang
tes yang akan dilakukan.
 Subyek berdiri tegak dan mempertahankan posisi tersebut dengan
kedua tangan di samping tubuh.
 Fisioterapis memberikan aba-aba “mulai” bersamaan dengan
menghidupkan stopwatch dan “stop” bersamaan dengan
mematikan stopwatch setelah 30 detik atau saat pasien kehilangan
keseimbangannya.
 Ukuran Normal
 Umur 25-44 : mampu melakukan semua tes sesuai dengan waktu
(30 detik)
 Umur 45-64 : mampu melakukan semua tes sesuai dengan waktu
(30 detik) dengan sedikit penurunan pada jenis tes nomor 6
 Umur 65-84 : mampu melakukan/mempertahankan 30 detik untuk 3
tes pertama, 29 detik untuk tes nomor 4, 17 detik untuk tes nomor
5, 19 detik untuk tes nomor 6
 Jenis tes :
 Mata terbuka; berdiri di permukaan yang keras
 Mata tertutup; berdiri di permukaan yang keras
 Konflik visual (memakai dome); berdiri di permukaan yang keras
 Mata terbuka; berdiri di atas foam
 Mata tertutup; berdiri di atas foam
 Konflik visual (memakai dome); berdiri di atas foam
REFERENSI
 Sari, M. E., Komalasari, D. R., & Naufal, A. F. (2022).
Hubungan kekuatan otot ekstremitas bawah, fungsi kognitif
dan keseimbangan tubuh pada lanjut usia di daerah rural,
surakarta. Physio Journal, 2(2), 61-74.
 8. Tinetti Performance Oriented Mobility Assessment
(POMA)
 Testsederhana untuk mengukur mengukur kemampuan berjalan
dan keseimbangan
 Peralatan yang dibutuhkan :
 Sebuah kursi
 Stopwatch
 15 ft walkway

 Pelaksanaan :
 Waktu : 10-15 menit
 Skor : Tiga poin dengan scala ordinal, jarak 0-2.

 Skor “0” indikasi adanya gangguan pada level tertinggi pada


system saraf dan ”2” menujukkan skor kemandirian individu.
 Total skor keseimbangan = 16
 Total skor berjalan = 12
 Total skor pengukuran = 28

 Interpretasi :
 25 – 28 = Resiko terjatuh rendah
 19 – 24 = Resiko terjatuh sedang
 <19 = Resiko terjatuh tinggi
REFERENSI
 Nuraeni, A. & Hartini, S (2019). PENURUNAN RISIKO
JATUH MELALUI PENILAIAN TINETTI
PERFORMANCE ORIENTED MOBILITY
ASSESSMENT (POMA) DENGAN LATIHAN
KESEIMBANGAN FISIK PADA LANSIAJurnal Ilmiah
Permas Jurnal Ilmiah STIKES Kendal 9(1):56-61
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai