Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Berbicara dengan

Pragmatik

Disusun oleh: Kelompok 3


2310254
2309015 ZAHRA NINDIANTI
2308147

AZ-ZAHRA PUTRI ZILDA CATUR


KHOIRUL QOLBI APRILIYANI
Pengertian Berbicara dan Pragmatik dalam

Topik Pragmatik Pembelajaran Bahasa

Pembahasan Apa itu Berbicara?


Apa itu Pragmatik?
Apa itu Pragmatik dalam
Pembelajaran Bahasa?

Hubungan Berbicara
dengan Pragmatik Faktor Konteks Tuturan
Bagaimana Hubungan Berbicara dalam Berbicara
dengan Pragmatik?
Apa saja Faktor Konteks
Faktor apa yang memengaruhi
Penutur dalam Berbicara?
konteks tuturan dalam berbicara?
Berbicara

Berbicara adalah salah satu kemampuan


berkomunikasi dengan orang lain melalui
media bahasa. Berbicara adalah bentuk
tindak tutur yang berupa bunyi-bunyi Pragmatik
yang dihasilkan oleh alat ucap disertai
dengan gerak-gerik tubuh dan ekspesi pragmatik merupakan kajian
raut muka. tentang hubungan antara bahasa
dengan konteks yang mendasari
penjelasan pengertian atau
pemahaman bahasa.
Tujuan Berbicara

Informatif :
adanya penyampaian ide dari
Rekreatif
penutur kepada pendengar dengan
argumentatif kesan menyenangkan (lawakan)
tujuan mengembangkan
adanya penyampaian pendapat
pengetahuan pendengar
mengenal suatu hal dengan
alasan dan fakta yang aktual

Persuasif
membujuk, memengaruhi
(kampanye)
Hubungan Berbicara dengan Pragmatik

Kompetensi pragmatik berkaitan dengan kemampuan


bagaimana menginterpretasikan
dan menggunakan ujaran kebahasaan dengan memilih
bentuk-bentuk kebahasaan dan menentukan makna yang
dituturkan pembicara berdasarkan situasi atau konteks
yang berlangsung.
Faktor Konteks Tuturan dalam
Berbicara

Pesan atau pokok


Waktu dan tempat pembicaraan (message)
Penutur (addresser)
(setting)

Jalur (channel) Bentuk atau kemasan


Mitra tutur
pesan (message form)
(addressee)

Aspek bahasa (code)


Pembelajaran bahasa berdasarkan

Pragmatik dalam pendekatan komunikatif


membutuhkan kompetensi
Pembelajaran Bahasa pragmatik. Kompetensi pragmatik
dibutuhkan karena kompetensi ini
berkaitan dengan studi tentang
pemakaian bahasa dalam
komunikasi, terutama hubungan
antara ujaran dengan konteks dan
situasi. Kompetensi pragmatik
sangat dibutuhkan untuk pembelajar
agar mampu menerapkan fungsi
komunikatif dalam pembelajaran.
Wittgeinsten menegaskan bahwa kata atau
kalimat yang memiliki kemiripan yang sama
contoh kalimat "di sini panas sekali" misalnya dengan kata atau kalimat lain akan berlainan
pembicara mengatakan ini mengarah pada cuaca maknanya jika digunakan dalam konteks yang
yang panas, namun pragmatik bisa jadi yang memiliki aturan permainan berbeda.

mempertimbangkan tentang adanya kemungkinan


lain, misalnya terkait keinginan pembicara untuk
menyalakan AC di ruangan itu. Penyataan 'panas
sekali' digunakan sebagai kalimat yang terkait
dengan kondisi yang terjadi di tempat si penutur
berada.
pragmatik memahami makna bahasa namun tetap
memperhatikan konteksnya.
Kesimpulan
Kompetensi pragmatik merupakan salah
satu kompetensi kebahasaan yang
dibutuhkan dalam keterampilan berbicara.
Kompetensi ini searah dengan
pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia
yang menekankan pada fungsi dan
pendekatan komunikatif.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai