Anda di halaman 1dari 22

BAB II

SYU’ABUL
IMAN
(CABANG
IMAN)
C R E AT E D B Y : A H M A D
AFIF RAMADHANI (RAMA)
Menganalisis makna syu’abul iman
(cabang-cabang iman), pengertian, dalil,
macam dan manfaatnya.

Mempresentasikan makna syu’abul iman


(cabang-cabang iman).
TUJUAN
PEMBELAJA
RAN Meyakini bahwa dalam iman terdapat
banyak cabang-cabangnya.

Membiasakan sikap disiplin, jujur, dan


bertanggung jawab yang merupakan
cabang iman dalam kehidupan.
Dustur Ilahi

“Dan (ingatlah) Ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah Swt
mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman) “Bukankah Aku ini Tuhanmu?” Mereka menjawab, “Betul
(Engkau Tuhan kami), kami bersaksi” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat tidak mengatakan, “sesungguhnya
ketika itu kami lengah terhadap ini”. (QS. al-A’raf/7 : 172).
Makna: Iman secara etimologis berasal dari kata amana - yu’minu –
imanan, berarti tasdiq yaitu membenarkan mempercayai. Dan menurut
istilah Iman ialah “Membenarkan dengan hati diucapkan dengan lisan
dan dibuktikan dengan amal perbuatan.”

Imam Syafi’I (Al-Umm): iman adalah suatu ucapan, suatu


perbuatan dan suatu niat, di mana tidak sempurna salah satunya
jika tidak bersamaan dengan yang lain.

Tujuan: Tujuan Keimanan adalah penghambaan diri


TENTAN pada Allah SWT semata antar manusia dan
Penciptanya, bukan penghambaan pada manusia lain
G atau golongan lain.
IMAN
Macam-macam Iman: Iman Taqlidi (mengikuti), Iman
Tahqiqi (kemantapan hati), Iman Istidlali (berdasarkan
bukti).

Tahapan keimanan: Dibenarkan di dalam qalbu (keyakinan


mendalam akan Kebenaran yang disampaikan), Diikrarkan
dengan lisan (menyebarkan Kebenaran), Diamalkan
(merealisasikan iman dengan mengikuti contoh Rasul).
TINGKATAN KEIMANAN
Haqqul
Ilmul
Yaqin
Yaqin
'Ainul Yaqin

Haqqul Yaqin adalah


‘Ainul Yaqin adalah keyakinan yang
Dalam pemaknaan keyakinan yang didasarkan kepada yang
bahasa, Ilmul Yaqin didasarkan kepada haq atau kebenaran.
adalah keyakinan yang pengamatan, sesuatu sesuatu yang ada dengan
didasarkan kepada yang ada dengan sifat sifat yang menyertai
ilmu, sesuatu yang ada disertai kejelasan. kenyataan. Haqqul yaqin,
dengan syarat adanya ‘Ainul yaqin hanya bagi orang orang
bukti. diperuntukkan diperuntukkan bagi
bagi mereka yang
yang ma’rifat.
para ilmuwan.
cenderung rasional
PENAMBAH &
PENGURANG IMAN

PENAMBAH PENGURANG
IMAN IMAN

Mengenal Allah Ta’ala melalui nama- Berpaling dari mengenal Allah dan
nama dan sifat-sifat-Nya. Semakin nama-nama serta sifat-sifat-Nya
seseorang mengenal Allah,
keimanannya semkain bertambah.

Tidak mau memperhatikan ayat-ayat


Memperhatikan ayat-ayat Allah baik
kauniyah dan syar’iyah.
ayat-ayat kauniyah maupun ayat
syar’iyah.

Banyak melakukan ketaaatan. Sedikitnya amal shalih.

Meninggalkan kemakisatan dalam Melakukan kemaksiatan kepada


rangka mendekatkan diri kepada Allah. Allah.
Iman Kepada
Allah
Iman Kepada Iman Kepada
Qadha Qadar Malaikat

PILAR IMAN

Iman Kepada Iman Kepada


Hari Akhir Kitab

Iman Kepada
Rasul
KADAR MINIMAL RUKUN IMAN
Masing-masing rukun iman memiliki kadar minimal sehingga dikatakan sah keimanan seseorang
terhadap rukun tersebut

Iman kepada Iman kepada para malaikat Iman kepada kitab-kitab


Allah: Allah: Allah:
 Mengimani bahwa seluruh
 Beriman dengan wujud  Beriman dengan keberadaan para
kitab berasal dari Allah
(keberadaan) Allah malaikat Allah
 Mengimani secara rinci
 Beriman dengan  Mengimani secara rinci nama- nama
nama- nama kitab Allah yang
rububiyah Allah malaikat yang kita ketahui, dan
kita ketahui dan mengimani
 Beriman dengan uluhiyah mengimani secara global yang tidak
secara global yang tidak kita
Allah kita ketahui
 Mengimani secara rinci sifat- sifat ketahui
 Beriman dengan nama-
 Membenarkan berita-berita
nama dan sifat-sifat Allah mereka yang kita ketahui, dan
yang terdapat dalam kitab-
mengimani secara global yang tidak
kitab tersebut
kita ketahui
 Beramal dengan hukum-
 Mengimani secara rinci tugas- tugas
hukum yang ada di dalamnya
mereka yang kita ketahui, dan
selama belum dihapus
mengimani secara global yang tidak
kita ketahui
Iman kepada Hari Iman kepada
Iman kepada para rasul Allah :
Akhir : takdir (Qada dan
Qadar):
 Mengimani bahwa seluruh risalah para rasul  Beriman dengan hari  Beriman bahwa
berasal dari Allah kebangkitan
 Mengimani secara rinci nama para nabi dan
Allah mengetahui
 Beriman dengan hari segala sesuatu yang
rasul Allah yang kita ketahui dan mengimani
perhitungan dan terjadi
secara global yang tidak kita ketahui
 Membenarkan berita yang shahih yang datang pembalasan (al-  Beriman bahwa
dari mereka Hisaab wal Jazaa’) Allah telah
 Beramal dengan syariat Rasul yang diutus  Beriman dengan menetapkan segala
kepada kita (yaitu Muhammad Saw) surga dan neraka sesuatu di Lauh
 Beriman dengan Mahfudz
segala sesuatu yang  Beriman bahwa
terjadi setelah segala sesuatu
kematian terjadi dengan
kehendak Allah
 Beriman bahwa
segala sesuatu yang
terjadi merupakan
makhluk Allah
Dalil Pilar Iman

“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur’an) yang diturunkan kepada Rasul-
Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasulNya, dan hari kemudian,
maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.” (QS. an-Nisa/4: 136).
Syu’abul Iman (Cabang Iman)

Iman yang terdiri dari enam pilar seperti tersebut di


atas, memiliki beberapa bagian (unsur) dan perilaku
yang dapat menambah amal manusia jika dilakukan
semuanya, namun juga dapat mengurangi amal
manusia apabila ditinggalkannya.
Terdapat 77 cabang iman, di mana setiap
cabang merupakan amalan atau perbuatan yang
harus dilakukan oleh seseorang yang mengaku
beriman (mukmin). Tujuh puluh tujuh cabang itulah
yang disebut dengan syu’abul iman.
Bilamana 77 amalan tersebut dilakukan seluruhnya,
maka telah sempurnalah imannya, namun apabila
ada yang ditinggalkan, maka berkuranglah
Syeikh Muhammad Qamiuth-Thughyan ‘ala kesempurnaan imannya.
Nawawi Manzhumati Syu’abu
al-Iman
bin Umar al-Jawi
Dalil Syu’abul Iman

Dari Abu Hurairah ra.berkata, Rasulullah Saw. bersabda: “Iman itu 77 (tujuh puluh tujuh)
lebih cabangnya, yang paling utama adalah mengucapkan laa ilaha illallah, dan yang
paling kurang adalah menyingkirkan apa yang akan menghalangi orang di jalan, dan
malu itu salah satu dari cabang iman.” (HR. Muslim).
Dalil Syu’abul Iman (Ke-2)

“Telah menceritakan kepada kami Muhammad Al-Ju’fiy, dia berkata: Telah menceritakan kepadaku Abu
Amiri al-Aqadi, berkata: Sulaiman bin Bilal dari Abdullah bin Dinar dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Iman itu ada lebih dari enam puluh cabang.
Dan malu itu adalah sebagian dari iman.“ (HR. Bukhari).
Macam-macam Syu’abul Iman
Terdapat beberapa ahli hadis yang menulis risalah mengenai syu’abul iman atau cabang-cabang
iman. Di antara para ahli hadis tersebut adalah:

1.Imam Baihaqi RA yang menuliskan kitab Syu’bul Iman;


2.Abu Abdilah Halimi RA dalam kitab Fawaidul Minhaj;
3.Syeikh Abdul Jalil RA dalam kitab Syua’bul Iman;
4.Imam Abu Hatim RA dalam kitab Washful Iman wa Syu’buhu.Para ahli hadis ini menjelaskan dan
merangkum 77 cabang keimanan tersebut menjadi 3 kategori atau golongan berdasarkan pada hadis
Ibnu Majah berikut ini

"Dari Ali bin Abi Thalib r.a. berkata, Rasulullah Saw. bersabda: iman adalah tambatan
hati, ucapan lisan dan perwujudan perbuatan" (HR. Ibnu Majah)
DIMENSI
KEIMANAN

Ma'rifatun bil ‘Amalun bil arkan


qalbi yaitu yaitu
meyakini dengan Iqrarun bil lisan mengamalkannya
hati yaitu diucapkan dengan perbuatan.
dengan lisan
MA'RIFATUN BIL QALBI YAITU MEYAKINI DENGAN HATI.
16.Selalu mengharapkan rahmat Allah Swt.
1. Iman kepada Allah Swt.
2. Iman kepada malaikat Allah Swt. 17.Tidak berputus asa dari rahmat Allah Swt.
3. Iman kepada kitab-kitab Allah Swt. 18.Syukur nikmat
4. Iman kepada rasul-rasul Allah Swt.
5. Iman kepada takdir baik dan takdir buruk Allah Swt. 19.Menunaikan amanah
6. Iman kepada hari akhir 20.Sabar
7. Iman kepada kebangkitan setelah kematian
8. Iman bahwa manusia akan dikumpulkan di Yaumul Mahsyar 21.Tawadlu dan menghormati yang lebih tua
setelah hari kebangkitan 22.Kasih sayang termasuk mencintai anak-anak kecil
9. Iman bahwa orang mukmin akan tinggal di surga, dan orang
kafir akan tinggal di neraka 23.Rida dengan takdir Allah Swt.
10.Mencintai Allah Swt.
24.Tawakkal
11.Mencintai dan membenci karena Allah Swt.
12.Mencintai Rasulullah Saw. dan yang memuliakannya 25.Meninggalkan sifat takabur dan menyombongkan diri
13.Ikhlas, tidak riya dan menjauhi sifat munafiq
26.Tidak dengki dan iri hati
14.Bertaubat, menyesal dan janji tidak akan mengulang suatu
27.Rasa Malu
perbuatan dosa
Dan Masih lainnya lagi
15.Takut kepada Allah Swt.
Iqrarun bil lisan yaitu diucapkan dengan lisan

1. Membaca kalimat thayyibah (kalimat- Rasulullah Saw Bersabda: “Lisan orang yang
kalimat yang baik berakal, muncul dari balik hati nuraninya,
2. Membaca kitab suci Al-Qur`an. sehingga ketika ia hendak berbicara, terlebih
3. Belajar dan menuntut ilmu. dahulu ia akan kembali ke hati nuraninya.
4. Mengajarkan ilmu kepada orang lain. Apabila (pembicaraannya) bermanfaat baginya,
5. Berdoa maka ia berbicara, dan apabila dapat berbahaya,
6. Dzikir kepada Allah Swt. termasuk maka ia menahan diri. Sementara hati orang
istighfar bodoh terletak pada mulutnya dan ia berbicara
7. Menghindari bacaan yang sia-sia apa saja sesuai yang ia kehendaki” (HR. Bukhari-
Muslim).
‘Amalun bil arkan yaitu mengamalkannya dengan perbuatan.
1. Bersuci atau thaharah termasuk di dalamnya kesucian badan, pakaian 11.Menutup aurat ketika sedang salat maupun ketika tidak
dan tempat tinggal salat
2. Menegakkan shalat baik salat fardu, salat sunah maupun mengqadla
salat 12.Melaksanakan kurban
3. Bersedekah kepada fakir miskin dan anak yatim, membayar zakat
fitrah dan zakat mal, memuliakan tamu serta membebaskan budak. 13.Mengurus perawatan jenazah
4. Menjalankan puasa wajib dan sunah 14.Menunaikan dan membayar hutang
5. Melaksanakan haji bagi yang mampu
6. Beri’tikaf di dalam masjid, termasuk di antaranya adalah mencari 15.Meluruskan muamalah dan menghindari riba
lailatul qadar
7. Menjaga agama dan bersedia meninggalkan rumah untuk berhijrah 16.Menjadi saksi yang adil dan tidak menutupi kebenaran
beberapa waktu tertentu
17.Menikah untuk menghindarkan diri dari perbuatan keji
8. Menyempurnakan dan menunaikan nazar
dan haram
9. Menyempurnakan dan menunaikan sumpah
10.Menyempurnakan dan menunaikan kafarat
‫‪ -‬الَح مُد هللا ‪-‬‬

Anda mungkin juga menyukai