Riwayat Pekerjaan :
Pendidikan & Pelatihan : Pengajar 18 thn
DIII Keperawatan Depkes RI Medan
1991 WI 17 thn ( Imunisasi, Kestrad, Perkesmas )
S1 Keperawatan UI 1998 TO immunization project MCCI/USAID 2008-2009
S2 Kesmas USU 2004 Pelatih vaksinator UNICEF-PATH Provinsi Aceh 2010
TOT imunisasi 3X MNTE consultant UNICEF Timor Leste 2010
Pelatihan bagi vaksinator C19, 2020 Tim pelatih imunisasi sumut 15 thn
TOT Tatalaksana Vaksinasi C19, 2021
Tim vaksinator Covid Dinkes Prov Sumut 2021
TOT Pengelola program imunisasi, 2021
MODUL PELATIHAN MATERI DASAR 1:
Berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil).
9
PRIORITAS MASALAH
Urgency dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan ?
Seriousness dilihat dari dampak masalah tersebut
terhadap produktifitas kerja, pengaruh terhadap
keberhasilan, dan membahayakan sistem atau
tidak.
?
Seberapa kemungkinannya isu tersebut menjadi
berkembang dikaitkan kemungkinan masalah
penyebab isu akan makin memburuk kalau
dibiarkan
?
Berdasarkan skala likert 1-5 (5=sangat besar, 4 = besar, 3 = sedang, 2 = kecil, 1 = sangat kecil).
10
Penyakit dan U S G Jlh
Karakteristiknya
KASUS DIFTERI
Percikan
ludah
Kolonisasi
Terhirup di tenggorokan
dan memproduksi
toksin
Nekrosis Terbentuk
setempat dan pseudo membran
terkumpul
jaringan mati
Miokarditis,
Toksin diserap dan masuk
neuritis
ke peredaran darah
menyebar ke otot jantung,
ginjal,
Mortimer E.A.and Wharton M., in Vaccines, 1999.
Atkinson W. et al., in Epidemiology and Prevention of Vaccine-preventable Diseases,syaraf
1996d.perifer
Komplikasi berat :
Radang paru, henti napas, kematian mendadak
Pengobatan:
Antibiotika
Pencegahan:
Imunisasi lengkap sesuai usia: DPT-HB-Hib
Penggunaan masker dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)
Pemberian antibiotika pada kontak erat kasus
Masa inkubasi :
sekitar 21 hari dan dapat juga sampai beberapa bulan
tergantung keadaan lukanya.
Gejala:
Badan lemah, berat badan turun, demam dan keringat pada waktu malam.
TB paru: batuk terus menerus terkadang batuk darah disertai rasa nyeri di dada.
Anak-anak: gangguan pertumbuhan.
TB extraparu: TB milier, tulang dan sendi (pembengkakan sendi, nyeri pada sendi
dan gangguan pergerakan pada sendi, disertai rasa sakit misalnya pada sendi
paha, lutut, dan tulang belakang), dapat menyerang pada organ otak (meningitis
TB).
Tuberkulosis dapat muncul dengan berbagai gejala pada stadium awal sulit
untuk menegakkan mendiagnosis.
Pengobatan:
Directly observed treatment short-course (DOTS) pengobatan
yang lengkap dengan obat tuberkulosis dalam 2 fase selama enam
bulan
Pencegahan:
Paling efektif melalui imunisasi BCG
Masa inkubasi:
7 – 18 hari, rata-rata 10 hari
Masa inkubasi :
14–21 hari.
Pengobatan:
Suportif
29
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Manifestasi
KlinisPada anak : ruam, coryza
Gejala prodromal bervariasi sesuai umur,
ringan, diare sebelum timbul ruam.
Gejala:
Cacat Kebanyakan tidak menunjukkan gejala dapat tetap menularkan virus polio kepada
Menetap orang lain.
Sekitar 25% dari mereka akan menunjukkan gejala penyakit ringan (demam, nyeri
kepala, nyeri tenggorokan)
Kelumpuhan terjadi pada 1% dari mereka yang terinfeksi.
Kematian terjadi sekitar 5-10% dari mereka yang lumpuh.
Masa inkubasi:
5 – 35 hari
Pengobatan :
Rojudin,
CampangWay
Tidak ada pengobatan spesifik untuk polio.
Handak, lumpuh
tgl 28-05-05
Foto 03-
Pengobatan yang dilakukan hanya bersifat suportif.
Kesulitan bernafas (dibantu ventilator).
07-’05
Komplikasi berat :
Pada infeksi akut: sebagian kecil penderita dapat mengalami hepatitis fulminan dan
berakhir
dengan kematian.
Pada infeksi kronis: sirosis hati, kanker hati, kegagalan hati dan kematian.
Pengobatan:
Tidak ada terapi spesifik untuk hepatitis B.
Dapat diobati dengan antiviral (interferon) untuk kasus yang memerlukan.
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Pencegahan:
Hepatitis B dapat dicegah dengan imunisasi
Semua bayi harus mendapatkan dosis pertama vaksin Hepatitis B
(uniject Hb) segera setelah lahir (dalam 24 jam) memutuskan
transmisi vertikal dari ibu pengidap ke bayinya.
Setelah dosis pertama diberikan, maka dilanjutkan dengan pemberian
vaksin kombinasi DTPHB-Hib dalam bentuk vaksin pentavalent sesuai
jadwal.
Gejala
• Gejala pneumonia seperti demam, menggigil, batuk, nafas cepat dan dada tertarik ke dalam.
• Gejala meningitis seperti demam, nyeri kepala, sensitif terhadap cahaya, kaku kuduk,
delirium
dan kesadaran menurun.
Gejala
• Demam dan menggigil terjadi hampir pada semua jenis infeksi pneumokokus. Pneumonia
pada anak-anak gejalanya batuk, frekuensi nafas cepat dan tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam (TDDK).
• Pada anak-anak yang lebih tua, ada keluhan nafas pendek dan sakit pada saat bernafas dan
batuk. Penderita dengan meningitis dapat mengeluh nyeri kepala, sensitif terhadap sinar, kaku
kuduk, kejang, delirium atau menurunnya kesadaran. Pada otitis, penderita mengeluh rasa
nyeri dan keluar cairan di daerah infeksi, begitu juga pada sinusitis.
ENCEPHALITIS
Virus JE disebarkan melalui gigitan nyamuk.
Biasanya virus JE menginfeksi burung dan binatang peliharaan lainnya terutama burung dan babi yang bertindak sebagai
reservoir, dan seseorang akan tertular apabila nyamuk telah menggigit binatang yang terinfeksi kemudian menggigit orang
tersebut.
PENCEGAHAN
• Tidak ada pengobatan spesifik untuk JE.
• Imunisasi adalah satu-satunya cara pencegahan JE yang paling efektif.
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
HUMAN PAPILLOMA
VIRUS
Penyebab:
Virus Human Papiloma Virus (HPV). Ada lebih dari 100 jenis HPV, ada jenis tertentu yang hanya menyebabkan
condyloma pada vagina, namun ada 13 jenis yang berbeda yang dapat menimbulkan kanker.
Manifestasi:
• HPV dapat menyebabkan kanker pada anus, alat kelamin bagian luar, kanker mulut pada
laki-laki dan perempuan. Sedangkan pada perempuan 99% kanker serviks disebabkan
oleh HPV.
• Kanker serviks adalah penyebab utama kematian pada perempuan dewasa di negara
berkembang. Merupakan jenis kanker nomor dua pada umumnya pada perempuan di
seluruh dunia. Hampir 85% kematian karena kanker serviks terjadi di negara
berkembang.
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
GEJALA
• Infeksi HPV pada umumnya tanpa gejala sampai beberapa bulan. Hampir
90% baru menunjukkan gejala setelah 2 tahun, namun infeksi terus
berlanjut.
• Infeksi yang berlanjut dapat menyebabkan terjadinya kanker serviks
terutama kalau terinfeksi oleh HPV terutama tipe 16 dan 18.
• Butuh waktu sekitar 20 tahun untuk menjadi kanker serviks, dan baru
timbul gejala saat stadium lanjut.
• Gejala umum kanker serviks adalah terjadi perdarahan abnormal pada
vagina (terutama setelah hubungan seksual atau perdarahan di antara
dua fase menstruasi.
• Rasa sakit pada panggul, pinggang / punggung, tangan, keluar cairan dari
vagina dan berat badan turun. Pada stadium lanjut dapat terjadi anemia,
gagal ginjal, fistula pada vagina
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
PENCEGAHAN
Strategi pencegahan dan pengendalian kanker serviks meliputi:
• a) pencegahan primer dengan pemberian vaksinasi HPV kepada gadis usia 9-13 tahun.
Kepada kelompok gadis dan remaja laki-laki diberikan penyuluhan tentang bahaya rokok,
pendidikan seks dan penggunaan kondom serta bagi anak laki-laki dianjurkan dilakukan
sirkumsisi;
• b) pencegahan sekunder bagi perempuan usia 30-49 tahun dengan pendekatan temukan
secara dini dan obati secara dini, mengingat vaksinasi tidak melindungi terhadap semua
tipe infeksi HPV penyebab kanker;