Anda di halaman 1dari 13

Kerugian yang aktual

(hasil lalai)
Dokumentasi kebidanan
Apa sih yang di sebut
dengan kerugian
actual ?
Kerugian menurut KBBI adalah : menanggung atau menderita rugi.
hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan
Aktual adalah suatu kejadian yang bersifat nyata dan benar-benar terjadi
dan sedang hangat-hangatnya menjadi pembicaraan orang banyak, bersifat
kekinian atau baru.
Kerugian Aktual berarti semua kerugian, biaya, pembayaran, dan
pengeluaran aktual yang timbul dari atau berkaitan dengan pelanggaran
material terhadap pernyataan atau jaminan apa pun atau kegagalan material
untuk melaksanakan kewajiban atau upaya apa pun yang harus dilakukan
berdasarkan Perjanjian ini .
Kerugian
Kerugian yang
yang aktual
aktual (hasil
(hasil lalai).
lalai).

Bidan dalam menjalankan perannya selalu


berusaha memberikan kenyamanan dan rasa
aman pada pasien. Namun, sangat mungkin
tindakannya tersebut dapat mengakibatkan
kerugian secara nyata pada pasien. Dengan
demikian, tindakan tersebut menunjukkan
kecerobohan yang memungkinkan tuduhan dan
dijatuhkan dalam tuntutan.
Bidan dalam melaksanakan kewajiban pelayanan kesehatan
harus berdasarkan pada standar profesi. Jika dalam
melaksanakan kewajibannya bidan melakukan kesalahan,
maka ia dapat dimintai pertanggungjawaban.
Pasien sebagai pihak yang dirugikan dapat mengajukan
pertanggungjawaban bidan melalui gugat berdasarkan
wanprestasi atau perbuatan melawan hukum.

Oleh karena itu, dalam melaksanakan profesinya,


seorang bidan harus memenuhi ketentuan standar
profesi, standar prosedur operasional dan kode etik
yang telah diatur.
Kode etik bidan
Kewajiban Bidan Terhadap Diri
01 Kewajiban Bidan Terhadap 04 Sendiri.
Klien dan Masyarakat.

Kewajiban Bidan Terhadap Kewajiban Bidan Terhadap


02 Tugasnya. 05 Pemerintah, Nusa, Bangsa, dan
Tanah Air.

Kewajiban Bidan Terhadap


Kewajiban Bidan Terhadap
03 Sejawat dan Tenaga Kesehatan 06 Profesinya
Lainnya
hukum tenaga kesehatan
dimaksudkan sebagai keterikatan
tenaga kesehatan terhadap
ketentuan-ketentuan hukum dalam
menjalankan profesinya.

Pasal 58 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap orang berhak


menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan
dan/atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan
kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan
kesehatan yang diterimanya. Berdasarkan ketentuan
tersebut maka seorang bidan sebagai salah satu tenaga
kesehatan yang telah melakukan kesalahan wajib
bertanggung jawab terhadap pasien yang menderita kerugian
karena kesalahannya.
Kesalahan itu sendiri dapat berupa:
(1) Kesengajaan, yaitu perbuatan yang menyebabkan tidak
terpenuhinya kewajiban itu memang dikehendaki/diketahui
oleh si debitur; dan
(2) Kelalaian, yaitu orang yang melakukan perbuatan itu hanya
mengetahui adanya kemungkinan bahwa akibat yang
merugikan itu akan timbul.

Akibat dari adanya gugatan berdasarkan wanprestasi


itu adalah timbulnya kewajiban untuk memberikan ganti
rugi sebagaimana diatur di dalam Buku III KUHP
hukum kesehatan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 58 Undang-Undang No. 36
Tahun 2009 tentang Kesehatan yang menentukan sebagai berikut:

02 Tuntutan ganti rugi


01 sebagaimana dimaksudkan
pada ayat (1) tidak berlaku
Setiap orang berhak
bagi tenaga kesehatan yang
menuntut ganti rugi
melakukan tindakan
terhadap seseorang, tenaga
penyelamatan nyawa atau
kesehatan yang
pencegahan kecacatan
menimbulkan kerugian
seseorang dalam keadaan
akibat kesalahan atau
darurat.
kelalaian dalam pelayanan
kesehatan yang diterimanya;
Kerugian itu sendiri dapat dibedakan menjadi kerugian materiil dan
kerugian immaterial. Kerugian materiil sebagai mana yang ditentukan
dalam Pasal 1243 KUHPerdata berupa:

1. biaya (kosten) yaitu segala pengeluaran atau perongkosan yang nyata-


nyata sudah dikeluarkan;
2. rugi (scaden) yaitu berkurangnya harta kekayaan kreditur akibat
wanprestasi;
3. bunga (interessen) yaitu keuntungan yang diharapkan tidak diperoleh
karena adanya wanprestasi.
Dalam gugatan berdasarkan perbuatan me-
lawan hukum, yang dimaksud dengan kerugian
juga meliputi kerugian materiil dan kerugian
immaterial sebagaimana yang berlaku dalam
gugatan berdasarkan wanprestasi. :

Gugatan berdasarkan wanprestasi dasarnya


adalah perjanjian, yang dalam hal ini adalah
transaksi penyembuhan (terapeutik) antara
tenaga kesehatan atau rumah sakit dengan
pasien.
Seorang Ibu Primigravida dibantu oleh seorang bidan untuk bersalin.
Proses persalinannya telah lama karena lebih 24 jam bayi belum juga
keluar dan keadaan ibu nya sudah mulai lemas dan kelelahan karena
sudah terlalu lama mengejan. Bidan tersebut tetap bersikukuh untuk
menolong persalinan Ibu tersebut karena takut kehilangan komisi,
walaupun asisten bidan itu mengingatkan untuk segera di rujuk saja.
Setelah bayi keluar, terjadilah perdarahan pada ibu, baru kemudian
bidan merujuk ibu ke RS. Ketika di jalan, ibu tersebut sudah
meninggal. Keluarganya menuntut bidan tersebut.

CONTOH
KASUS
Contoh kasus
Analisa : 1
Ibu tersebut sudah mengalami partus yang lama karena lebih dari 24
jam, seharusnya bidan bisa mengetahui penyebab partus lama,
apakah ada malpresentasi pada janin, emosi yang tidak stabil pada
ibu atau panggul yang kecil sehingga bidan bisa bertindak secepatnya
untuk menyelamatkan nyawa ibu dan bayi, bukan mementingkan
komisi yang membahayakan nyawa ibu dan bayi. Perdarahan itu
disebabkan karena atonia uteri akibat partus yang terlalu lama.
Atonia uteri hanya bisa bertahan dalam waktu 2 jam setela Post
Partum.Dalam kasus tertentu justru Bidan dengan sengaja
melakukanya demi uang, dan satu sisi pasien juga tidak mengetahui
tentang hak-hak apa yang dapat diperoleh pasien tentang kondisi
kesehatannya atau pasien sengaja tidak dikasih tahu informasi yang
jelas tentang resiko, tindakan serta prosedur persalinan yang yang
seharusnya. Bidan tersebut telah melanggar wewenangan bidan dan
melakukan malpraktek.Criminal malpractice yang bersifat negligence
(lalai) misalnya kurang hati-hati melakukan1.proses kelahiran.
Dalam melaksanakan kewajiban
pelayanan kesehatan, bidan harus
mengikuti standar profesi. Jika dalam
melaksanakan kewajibannya bidan
melakukan kesalahan, maka ia dapat
dimintai pertanggungjawaban. Yang
dirugikan dapat mengajukan
pertanggungjawaban bidan melalui
gugat berdasarkan wanprestasi atau
perbuatan melawan hukum.

Anda mungkin juga menyukai