Anda di halaman 1dari 16

Implementasi Penghitungan PPh

Perpajakan 1
Penyusutan dan Amortisasi
Update: Penyusutan dan Amortisasi
Overview: PPh Orang Pribadi

Tidak melakukan kegiatan PPh dihitung


usaha / pekerjaan bebas
(Karyawan) oleh pemberi kerja / PPh 21

WP OP
Mekanisme Umum
Melakukan kegiatan usaha /
pekerjaan bebas Norma Penghitungan
(Non Karyawan) Penghasilan Neto

PPh Final
Overview: PPh Orang Pribadi
-Bukan Karyawan
Peredaran bruto Mekanisme
Wajib Pembukuan
> 4,8 Miliar Umum
WPOP
Melakukan kegiatan
usaha / pekerjaan bebas
Memilih Mekanisme
pembukuan Umum
Peredaran bruto
< 4,8 Miliar
Norma
Penghitungan

Melakukan
pencatatan PP 23/2018 (PPh
Final)
Mekanisme Umum
WP OP yang menggunakan NPPN

Wajib Pajak A (TK/0) mempunyai usaha praktek Dokter di Semarang dengan peredaran
bruto tahun 2022 sebesar Rp.500.000.000.
Jika norma Penghitungan Penghasilan Neto untuk Dokter adalah sebesar 50%, maka.
Hitung PPh terhutang!

Notes: Peredaran Bruto 500,000,000.00


Penghasilan Neto
Penghasilan Neto = (50% x 500,000,000) 250,000,000.00
% Norma x Peredaran Bruto PTKP 54,000,000.00
PKP 196,000,000.00
PPh Terhutang:
5% x 60,000,000 3,000,000
15% x 136,000,000 20,400,000
PPh Terhutang: 23,400,000
PPh Final UMKM (PP 23/2018)
PP 23/2018
 Orang pribadi  Jangka waktu 7 Tahun
 Badan usaha  PT (3 Tahun); CV, Firma, Koperasi
(4 Tahun)
 Objek: Penghasilan dari Usaha
 PPh terhutang: 0,5% bersifat final x Penghasilan Bruto
PPh Final UMKM (PP 23/2018)
Siapa yang Tidak Dapat Memanfaatkan PPh Final 0,5%
 1. Wajib Pajak orang pribadi dengan penghasilan yang diperoleh
dari jasa sehubungan dengan pekerjaan bebas.
 2. Wajib pajak dengan penghasilan yang diperoleh di luar negeri
yang pajaknya terutang atau telah dibayar di luar negeri.
 3. Wajib pajak yang penghasilannya telah dikenai PPh yang
bersifat final dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan tersendiri.
 4. Wajib pajak dengan penghasilan yang dikecualikan sebagai
objek pajak
Overview: PPh Badan

< 4,8 M PPh terhutang = 50% X 22% X PKP

PKP fasilitas = (4,8M / P.Bruto) * PKP


4,8 – 50 M PKP Non-fasilitas = PKP – PKP Fasilitas
WP Badan Pasal
PPh Terhutang:
31E 50% x 22% x PKP Fasilitas
22% x PKP Non-fasilitas

> 50 M PPh Terhutang = 22% * PKP


Overview: PPh BUT
 Disamakan dengan penghitungan WP Badan
 Wajib melakukan pembukuan sehingga menggunakan
cara penghitungan biasa  22%
Studi Kasus
Mawar (TK/0) seorang karyawan di perusahaan asuransi di
PT X memiliki gaji Rp 5 juta per bulan (dengan biaya 3M
berupa biaya jabatan 5%).
Selain sebagai karyawan, dia juga seorang youtuber dan
selebgram dengan penghasilan sekitar Rp 240 juta per tahun
(dengan NPPN 50%).
Tentukan berapa besarnya pajak penghasilan yang
harus disetorkan oleh Mawar!
Studi Kasus
 Penghasilan Neto Sebagai Karyawan
Penghasilan Bruto 60,000,000
Biaya Jabatan 3,000,000
Penghasilan Neto 57,000,000

 Penghasilan Neto Sebagai Selebgram (dari pekerjaan


bebas)  menggunakan norma penghitungan
Peredaran Bruto 240,000,000
Penghasilan Neto (50% x 240,000,000) 120,000,000
Studi Kasus

Penghasilan Neto sebagai Karyawan 57,000,000.00


Penghasilan Neto sebagai Selebgram 120,000,000.00
Penghasilan Neto gabungan 177,000,000.00
PTKP 54,000,000.00
PKP 123,000,000.00
PPh Terhutang:
5% x 60,000,000 3,000,000
15% x 63,000,000 9,450,000
PPh Terhutang: 12,450,000
Studi Kasus
Selain membuka praktek di rumahnya yang berada di daerah
Semarang, Dokter Ipin (K/1) memiliki bisnis perdagangan
handphone.
Diketahui penghasilan brutonya sebagai seorang dokter selama
tahun 2022 adalah sebesar Rp300.000.000 dan dari bisnis
penjualan handphone sebesar Rp45.000.000.
Berapakah pajak penghasilan yang terutang berdasarkan norma
perhitungan jika diketahui prosentase norma untuk dokter 40% dan
penjualan handphone 12%?
Penghasilan Neto:
Kegiatan Dokter 40% x 200,000,000 80,000,000
Penjualan Handphone 12% x 45,000,000 5,400,000
Jumlah Penghasilan Neto 85,400,000
PTKP 63,000,000
PKP 22,400,000
PPh Terhutang (5% x 22,400,000) 1,120,000.00

Anda mungkin juga menyukai