Anda di halaman 1dari 22

DEMAM TIFOID

1. DEFINISI
2. ETIOLOGI
3. FAKTOR RISIKO
4. GEJALA KLINIS
5. DIAGNOSA
6. DIAGNOSA BANDING
7. PATOFISIOLOGI
8. KOMPLIKASI
9. TATALAKSANA
10. EDUKASI DAN PENCEGAHAN
11. PROGNOSIS
12. INDIKASI RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP
DEFINISI DEMAM TIFOID
Demam tifoid merupakan penyakit bakterial sistemik dengan karakteristik utama berupa demam dengan
pola khas "step-ladder" (demam yang naik setiap hari secara bertahap disertai dengan manifestasi
gastrointestinal yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Penularan dapat terjadi melalui
fecal-oral.
ETIOLOGI DEMAM TIFOID
• Infeksi organisme Salmonella enterica serovar Typhi (yang umum dikenal sebagai Salmonella Typhi)
• melalui jalur fekal-oral dari konsumsi makanan atau minuman yang telah terkontaminasi bakteri Salmonella Typhi
• Bakteri ini hanya menyebar dari manusia ke manusia karena hanya manusia yang mampu menjadi inangnya.
FAKTOR RISIKO
• Konsumsi air yang terkontaminasi bakteri salmonella
• Makan makanan yang kurang matang
• Bersentuhan dengan ekskresi pasien demam tifoid
• Faktor lingkungan contohnya daerah padat penduduk dan sanitasi yang buruk
• Penurunan kuantitas flora normal saluran gastrointestinal (contohnya pada kondisimalnutrisi dan konsumsi
antibiotik spektrum luas)
• Kebersihan tangan, terutama selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersihsetelah dari kamar mandi dan
saat akan mengolah makanan
• Kebiasaan memakai jamban
• kebiasaan jajan makanan diluar rumah
GEJALA
• Masa inkubasi 10-14 hari ̈
• Keluhan utama : demam ± 5-7 hari
• demam bertahap makin naik setiap hari (step ladder), terutama sore malam ̈
• Disertai : badan lemah (lesu), malas, nyeri kepala, nyeri otot punggung dan sendi, perut kembung,kadang-kadang
nyeri, obstipasi atau diare, mual, muntah
• Manifestasi klinis : tampak lesu, letih, wajah kosong, kadang-kadang gelisah, delirium atau koma
• Gejala lain : Demam, bradikardia relatif, pendengaran menurun, tifoid tongue (coated tongue), rose spots
(roseolae), bronchitic chest, tidak enak di perut (abdominal tenderness), kembung, hepatomegali, splenomegali
DIAGNOSA
ANAMNESIS
• Pada fase awal umumnya hanya menemukan gejala demam disertai keluhan yang tidak
khas tapi terkadang dijumpai keluhan arthralgia
• Keluhan gastrointestinal baru dirasakan pasien setelah masa inokulasi antara 12 hingga
48 jam.
• Gejala gastrointestinal berupa enterokolitis umumnya diawali dengan keluhan nausea
vomitus yang selanjutnya akan berkembang menjadi keluhan nyeri perut yang bersifat
difus, kembung, anoreksia, konstipasi dan diare yang dapat berkembang menjadi diare
berat dan disentri
• Setelah fase enterocolitis, pasien selanjutnya mengalami fase asimtomatik dengan
keluhan utama berupa demam disertai gejala mirip flu.
• Demam tifoid klasik dengan pola step ladder biasanya muncul sekitar satu minggu
setelah pasien terpapar bakteri salmonella.
Pemeriksaan Fisik

MINGGU HASIL PEMERIKSAAN FISIK

Ke-1 Demam, bradikardi relatif

Ke-2 Lidah tampak kotor, distensi abdomen,


tanda perforasi ileum, pucat, mata cekung,
kulit kering, letargi, splenomegali
Ke-3 Pada tampak umum: pasien tampak toksik,
anoreksik, penurunan BB yang signifikan
Pada komplikasi pneumonia: distensi
abdomen dan peritonitis
Pada komplikasi sistem saraf pusat:
meningitis, ditemukan kaku kuduk
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Darah Tepi


Gambaran leukopenia, limfositosis relatif, monositosis dan trombositopenia ringan. Bila ditemukan gambaran
penurunan hemoglobin pada pemeriksaan darah di minggu ke 3-4, perlu dicurigai adanya komplikasi perdarahan
intraabdomen.

Tes Serologis Widal


mendeteksi antibodi terhadap antigen O (permukaan) dan H (flagellar) salmonella. Penegakan diagnosis demam tifoid
dapat dilakukan bila terjadi peningkatan titer hingga empat kali lipat dengan jeda pengambilan spesimen sekitar 5-7 hari.
Pemeriksaan widal saat ini dianggap tidak definitif sebagai alat diagnostik demam tifoid karena angka negatif palsu dan
positif palsu yang tinggi
Kultur darah
Sekitar 30%-50% dari hasil kultur negatif adalah negatif palsu. Faktor-faktor yang berperan antara lain adalah teknik
pemeriksaan dan waktu pemeriksaan. Selain itu kelemahan dari pemeriksaan kultur adalah waktu pemeriksaan yang
membutuhkan waktu yang lama (sekitar 24-48 jam) sehingga tidak dapat dilakukan penegakkan diagnosis demam tifoid
dihari yang sama.

Kultur Feses
kultur feses lebih bermanfaaat pada diagnosis demam tifoid pada minggu kedua dan ketiga, selain itu kultur feses positif
pada pasien demam tifoid hanya ditemukan pada 37% kasus yang telah menerima terapi antibiotik.Derajat sensitivitas
kultur feses bergantung pada jumlah sampel feses dan durasi penyakit saat sampel diambil. Namun, kultur feses sangat
bermanfaat dalam mendeteksi karier kronik Salmonella typhi.
Rapid Diagnostic Test (RDT)
Pemeriksaan rapid diagnostic test seperti pemeriksaan TUBEX, Typhidot, Typhidot-M, Test-it Typhoid dan jenis
pemeriksaan RDT lebih cepat untuk menegakkan diagnosa dan pembuatan keputusan dalam skenario sehari-hari tanpa
perlu hasil kultur.
DIAGNOSA BANDING
• MALARIA
• TBC
• PNEMONIA LOBARIS
• LEUKEMIA
• LIMFOMA
• DEMAM REMATIK
• ISK
• ENDOKARDITIS
• HODGKIN
KOMPLIKASI
Intestinal
• Perdarahan usus
• perforasi usus
• Ileus paralitik
• Pakreatitis
Ekstraintestinal
• Kardiovaskuler : gagal sirkulasi perifer, miokarditis,tromboflebitis
• darah : anemia hemolitik, trombositopenia, KID, trombosis
• Paru : pneumonia, empiema, pleuritis

• Hepatobilier : hepatitis, kolesistitis


• Ginjal : glomerulonefritis, pielonefritis, perinefritis
• Tulang : osteomielitis, periostitis, spondilitis, artritis
• Neuropsikiatrik/tifoid toksik
TATALAKSANA
Pencegahan
• Identifikasi dan eradikasi S.typhi baik penderita maupun karier
• Pencegahan tranmisi langsung pasien terinfeksi S typhi akut maupun karier
• proteksi pada orang yang berisikoà vaksinasi

EDUKASI DAN PROMKES


vaksinasi tifoidEdukasi perbaikan sanitasi dan tingkat higiene masyarakat.
PROGNOSIS
Prognosis demam tifoid saat ini telah jauh lebih baik setelah pengenalan terapi antibiotik.Angka mortalitas telah jauh
menurun.Bila tidak menerima terapi yang adekuat, dapat terjadi berbagai komplikasi berat pada pasien demam tifoid,
seperti perforasi saluran cerna, pneumonia dan ensefalitis.
INDIKASI RAWAT JALAN DAN RAWAT INAP

INDIKASI RAWAT INAP


• Demam tifoid dengan komplikasi/penyulit atau bila dipertimbangkan perawatan dirumah oleh keluarga tidak adekuat.
Komplikasi yang bisa terjadi: dehidrasi, perdarahan saluran cerna, perforasi usus, hepatisis tifosa, meningitis,
pneumonia, pyelonephritis, endokarditis, dll.
• Demam tifoid dengan kedaturatan
• Demam tifoid dengan konfirmasi (telah ada hasil biakan).
indikasi rawat jalan pasien adalah
1.Gejala klinis ringan, tidak ada tanda komplikasi
2.Kesadaran baik dan dapat makan minum dengan baik.
3.Keluarga dan pasien mengerti tentang cara-cara merawat serta cukup paham tentang petanda bahaya yang akan timbul
dari tifoid.
4.Rumah tangga pasien memiliki atau dapat melaksanakan sistem pembuangan ekskreta (feses, urin, muntahan) yang
mememenuhi syarat kesehatan.
5.Dokter bertanggung jawab penuh terhadap pengobatan dan perawatan pasien.
6.Dokter dapat memprediksi pasien tidak akan menghadapi bahaya-bahaya yang serius.
7.Dokter dapat mengunjungi pasien setiap hari. Bila tidak bisa harus diwakili oleh seorang perawat yang mampu
merawat demam tifoid.
8.Dokter mempunyai hubungan komunikasi yang lancar dengan keluarga pasien.

Anda mungkin juga menyukai