Anda di halaman 1dari 19

KOROSI

Jurusan Kimia
Semester Ganjil 2023/2024
Metode Penanganan Korosi

Rancangan dan
pemilihan bahan
TEKNIK Coating
PENGENDALIAN Proteksi katodik/
KOROSI anodik
Penambahan
Inhibitor
Senyawa kimia dalam jumlah sedikit ditambahkan
dalam medium korosif  menurun laju korosi
Metode Penanganan Korosi

Rancangan dan
pemilihan bahan
TEKNIK
PENGENDALIAN
KOROSI
Pemakaian alloy/paduan
logam

“Cara:
Pembentukan lapisan
pelindung. Misalnya besi
dicampur dengan logam Ni
dan Cr menjadi baja
stainless
Komposisi : 72% Fe, 19%
baja stainless Cr, 9%Ni”
Metode Penanganan Korosi

TEKNIK Coating
PENGENDALIAN
KOROSI

Coating, Pemberian lapisan pelindung, mencegah kontaklangsung dengan oksigen, karbondioksida


dan air.
Metode Penanganan Korosi
TEKNIK
PENGENDALIAN
KOROSI Proteksi katodik

Melapisi dengan logam yang mudah terkorosi (pengorbanan


anoda)

E° Fe = - 0,44 V
E° Mg = - 2,37 V

“Magnesium adalah logam


yang jauh lebih aktif (lebih
mudah berkarat) daripada
besi. Jika magnesium
dikontakkan dengan besi,
maka magnesium akan
berkarat tetapi besi tidak ”
Metode Penanganan Korosi

TEKNIK
PENGENDALIAN
KOROSI Proteksi anodik

Melapisi dengan logam yang sulit teroksidasi(tahan karat)

E° Fe = - 0,44 V
E° Sn = - 0,14 V

“Potensial reduksi besi lebih negatif dari


timah, sehingga besi lebih mudah
teroksidasi”
Metode Penanganan Korosi

Rancangan dan
pemilihan bahan
TEKNIK Coating
PENGENDALIAN Proteksi katodik/
KOROSI anodik
Penambahan
Inhibitor
Senyawa kimia dalam jumlah sedikit ditambahkan
dalam medium korosif  menurun laju korosi
INHIBITOR KOROSI

EFEKTIF LAPISAN PELINDUNG

CO2 LAPISAN INHIBITOR


CO2 CO2
CO2

CO2
CO2 CO2

LOGAM TANPA INHIBITOR LOGAM DENGAN INHIBITOR

ORGANIK (IMIDAZOLIN, AMINA,AMIDA)

INHIBITOR
ANORGANIK (NITRIT, FOSPAT,
KROMAT)
8
Inhibitor Korosi
 Senyawa kimia dalam jmlh sedikit di +kan dlm
medium korosif  menurun laju korosi
 Inhibitor korosi  merubah sifat permukaan logam
dengan dua mekanisme dasar;
1. Adsorpsi inhibitor oleh permukaan logam atau
2. Pembentukan film permukaan yang tidak larut
(lapisan film yang terbentuk lebih tipis dari
lapisan pelindung).
 Penggunaan inhibitor korosi merupakan salah
satu metoda yang paling efektif untuk
melindungi logam dari serangan korosi, ditinjau
dari segi biaya dan kemudahan aplikasinya.
9
Inhibitor Korosi
 Inhibitor korosi dikelompokkan berdasarkan;
 zat kimia penyusunnya  >inhibitor anorganik
>inhibitor organik
 Aksi mekanismenya 
+ Inhibitor anodik
+ inhibitor katodik
+ inhibitor campuran anodik-katodik
 Inhibitor anorganik mempunyai aksi sebagai anodik
atau katodik
 Inhibitor organik mempunyai aksi keduanya (anodik
dan katodik) dan memproteksi dengan suatu film
adsorpsi.
10
Inhibitor Korosi
 Inhibitor anodik ~ inhibitor pasivasi bekerja
dengan mereduksi reaksi anodik
(menghalangi reaksi pada anoda) dan
mendorong pasivasi permukaan logam dan
juga membentuk suatu lapisan yang
teradsorpsi pada logam.
 Inhibitor anodik bereaksi dengan produk
korosi yang sudah terbentuk sebelumnya
menghasilkan suatu lapisan kohesif dan
tidak larut pada permukaan logam.
11
Inhibitor Korosi
• Inhibitor katodik menghambat terjadinya reaksi
katodik pada logam (ada ion-ion logam) 
senyawa tidak larut yang mengendap secara
selektif pada katoda.

12
Inhibitor Korosi
 Inhibitor anorganik  senyawa yang mengandung gugus
fosfat, kromat, dikromat, silikat, borat, molibdat, dan
arsenat.
 Senyawa inhibitor anorganik memiliki kelemahan yaitu
bersifat toksik dan tidak ramah lingkungan (Ameer dkk.
2000).
 Adanya kelemahan inhibitor anorganik  inhibitor organik
mendapat perhatian lebih besar, ~ inhibitor organik 
beraksi melalui proses adsorpsi permukaan 
membentuk lapisan.
 Molekul-molekul dengan afinitas > terhadap permukaan
logam  efisiensi inhibisi yang baik dan resiko lingkungan
yang rendah (Dariva dan Galio, 2014).
13
Inhibitor Korosi
 Inhibitor organik unggulan ><inhibitor anorganik.
 Senyawa organik yang berfungsi sebagai inhibitor korosi
adalah senyawa yang mengandung atom nitrogen,
oksigen, fosfor, atau sulfur, serta senyawa heterosiklik
yang memiliki elektron π (Ahamad dkk. 2010), misalnya
benzotriazol, triazol, imidazol, thiazol (Wu dkk. 1988),
indol dan turunannya (Scendo dkk. 2003).
 Senyawa organik hetereatom yang mengandung gugus N,
S, P, atau O mampu berfungsi efektif sebagai inhibitor
korosi dalam medium asam telah disampaikan oleh
banyak peneliti antara lain; Fareles dkk. (2010); Sasri,
(2011); Tourabe dkk. (2014); dan Mazumder dkk. (2014).

14
Inhibitor Korosi
 Inhibitor organik bisa berupa;
- polimer penghantar listrik (organic conducting polymer)
- ligan, atau
- senyawa quartener (quartenary compound).
 Ligan organik yang berperan sebagai inhibitor korosi terdiri dari;
- gugus kepala (head grup)
- penghubung (linker)
- gugus ekor (tail grup)

15
Inhibitor Korosi
 Headgroup berikatan dengan permukaan logam/logam
oksida (Kemisorpsi /fisisorpsi)
 Pemilihan atom ligan sangat tergantung dengan substat
yang digunakan, contoh permukaan yang mengandung
ion logam kuat seperti besi(III) lebih baik dengan atom
ligand kuat seperti oksigen atau nitrogen.
 Kestabilan (viability) gugus dari ligan juga menentukan
keefektifannya sebagai inhibitor korosi.
 Linker group menghubungkan antar headgroup dan
tailgroup penempelan (packing) ligand dan permukaan
efisien kestabilan kompleks (kestabilan kinetik dengan
menurunkan interaksi antermolekul ligan-ligan melalui
ikatan hidrogen atau bentuk lain dari ikatan sekunder.
16
Inhibitor Korosi
 Struktur linker penting untuk menjaga kekakuan dan bisa
sebagai gugus ikatan permukaan tambahan.
 Tailgroup berfungsi mengubah sifat-sifat permukaan
(adhesi, friksi, dan pasivasi)  hidrofobik sehingga mampu
menjaga permukaan terhadap serangan air dan lingkungan
yang mengandung air.
 Senyawa quartener (khususnya amin quaterner)  popular
dan efektif menghambat korosi besi dan baja dalam larutan
asam (interaksi elektrostatik dari ion-ion positif dengan
logam yang bermuatan negatif).
 Sifat inhibisi > jika gugus organik (pasangan elektron atau
ikatan rangkap atau cincin aromatik) yang berikatan pada
permukaan logam dengan cara transfer elektron ke logam.
17
Inhibitor Korosi
 Dalam prakteknya, senyawa organik yang diisolasi dari
tanaman maupun senyawa organik sintesis telah banyak
diteliti. Namun demikian, inhibitor organik sintesis lebih
umum digunakan, terutama karena dapat diproduksi secara
massal dalam waktu singkat dan strukturnya dapat
dimodifikasi untuk meningkatkan kinerjanya.
 Karena keunggulan tersebut, berbagai senyawa organik
polimerik yang memiliki aktivitas sebagai inhibitor korosi
telah dikembangkan, antara lain adalah inhibitor berbasis
polivinilpiridin (Annand dkk. 1965; Abed dkk. 2001a,b, Ilim
dkk. 2016, 2017), polivinilpirolidon dan polietilenamin
(Tianguo dkk. 1995; Schweinsberg dkk. 1996) dan
polivinilimidazol (El Khair dkk. 1987).
18
Contoh Inhibitor Korosi

Gambar Struktur monomer, (a) 4-vinilpiridin, (b) 2-vinilpiridin, dan


(c) 6-metil-2-vinilpiridin

Poli(4-vinilpiridin)

19

Anda mungkin juga menyukai