Anda di halaman 1dari 8

DIMENSI SOSIAL DALAM

FIQIH QURBAN & HAJI

Anisah Nabilah
Bisma Azhar R
Umairsyah
DEFINISI QURBAN
Menurut Etimologi : qariba – yaqrabu – qurban wa qurbanan wa
qirbanan, yang artinya dekat (‫ )قربن‬yang berarti mendekatkan diri.

Menurut istilah : Penyembelihan binatang ternak yang memenuhi


syarat tertentu, dilaksanakan pada waktu tertentu, dengan niat
ibadah guna mendekatkan diri kepada Allah SWT
DALIL:
‫َفَص ِّل ِلَر ِّبَك َو اْنَح ْر‬
"Maka laksanakanlah salat karena Tuhanmu, dan berkurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri
kepada Allah)." (Surat Al-Kautsar Ayat 2)

‫َيا ُّيَهاالَّناُس ِاَّن َع لى ُك ل أْهِل َبْيٍت في كِّل َع اٍم ُأْض ِح َّية‬


"Hai manusia, sesungguhnya atas tiap-tiap ahli rumah pada tiap-tiap tahun disunatkan berkurban,"
(HR Abu Dawud).
Solidaritas dan Kekompakan
1
FIQIH SOSIAL MENGENAI
QURBAN membantu dan berbagi
2 tanggung jawab
Nilai-nilai Sosial dalam Qurban Qurban juga
memiliki dampak sosial yang penting. Ibadah
qurban dalam agama Islam memiliki nilai-nilai
sosial yang penting dalam membangun 3 Kebersamaan dan Persatuan

Mengurangi
4 Kesenjangan Sosial

5 Membangun Jiwa
Sosial
DEFINISI HAJI
Haji dalam menurut Islam merupakan kewajiban bagi umat Islam dan
menjadi salah satu lima rukun Islam

Pengertian haji secara etimologi berasal dari kata "haji" yang berarti
"menyengaja" atau "menuju"

Menurut istilah (terminologi) yaitu menyengaja pergi ke tanah suci (Mekkah)


untuk beribadah, menjalankan tawaf, sa'i, serta wukuf di Arafah maupun
menjalankan seluruh ketentuan-ketentuan ibadah haji di waktu yang telah
ditentukan serta dilakukan dengan tertib
DALIL

‫َو َاِّذ ْن ِفى الَّناِس ِباْلَح ِّج َيْأُتْو َك ِرَج ااًل َّوَع ٰل ى ُك ِّل َض اِم ٍر َّيْأِتْيَن ِم ْن ُك ِّل َفٍّج‬
‫ۙ َع ِم ْيٍق‬
"
"Wahai Ibrahim, serulah manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan
berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh." (QS Al Hajj:27).

‫َم ْن َح َّج َفَلْم َيْر ُفْث َو َلْم َيْفُس ْق َرَجَع ِم ْن ُذ ُنْو ِبِه َك َيْو ِم َو َلَد ْتُه ُأُّم ُه‬

Barangsiapa yang mengerjakan ibadah haji dan dia tidak melakukan jima’ dan tidak pula melakukan
perbuatan dosa, dia akan kembali dari dosa-dosanya seperti pada hari ketika ia dilahirkan ibunya.” ( HR. Al-
Bukhari, Muslim, an-Nasa-i, Ibnu Majah dan at-Tirmidzi )
FIQIH SOSIAL MENGENAI HAJI
• Ibadah haji sebagai solidaritas sosial
• Ibadah haji merupakan persamaan dan kebersamaan tanpa melihat status
sosial yang ada
• Ibadah haji juga mempengaruhi kehidupan masyarakat di Tanah Air,
seperti mengenai Kewajiban Membayar Dam dan Sunnah Menyembelih
Qurban dan Hadyu
AYO PRESENTASIKAN
HASIL PENELITIAN
KALIAN..!

Anda mungkin juga menyukai